Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Ende -> Gal 4:28-31
Ende: Gal 4:28-31 - -- Paulus sampai pada kesimpulan fasal ini, jang akan lebih landjut diuraikannja
dalam bab berikut. Kesimpulan ini ialah: Insjafilah, bahwa kamu putera b...
Paulus sampai pada kesimpulan fasal ini, jang akan lebih landjut diuraikannja dalam bab berikut. Kesimpulan ini ialah: Insjafilah, bahwa kamu putera bebas. Djangan mau memperbudakkan diri kembali. Sementara itu Paulus teringat pula akan suatu segi lain dari pelambang Hagar dan Sara itu, ialah: seperti Ismael, budak itu, tidak dapat hidup berdamai dengan adiknja Isaak jang bebas, demikian penganut hukum taurat tidak dapat hidup berdamai dengan mereka jang nampaknja bebas dalam Kristus.
Ref. Silang FULL -> Gal 4:28
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Gal 4:21-31
Matthew Henry: Gal 4:21-31 - Teguran yang Penuh Kasih Sayang Teguran yang Penuh Kasih Sayang (4:21-31)
Dalam ayat-ayat di atas Rasul Paulus menggambarkan perbedaan antara orang-orang percaya yang bersandar ha...
Teguran yang Penuh Kasih Sayang (4:21-31)
- Dalam ayat-ayat di atas Rasul Paulus menggambarkan perbedaan antara orang-orang percaya yang bersandar hanya pada Kristus dengan penganut agama Yahudi yang mengandalkan hukum Taurat, melalui perbandingan yang diambil dari kisah Ishak dan Ismael. Dia mengetengahkan perbandingan ini dengan cara yang sedemikian rupa supaya bisa ampuh menyayat dan menggetarkan pikiran mereka, dan supaya bisa menginsafkan mereka akan kelemahan mereka karena telah menyimpang dari kebenaran dan mau saja meninggalkan kemerdekaan di dalam Injil. Katakanlah kepadaku, katanya, hai kamu yang mau hidup di bawah hukum Taurat, tidakkah kamu mendengarkan hukum Taurat? Dia menganggap mereka benar-benar mendengarkan hukum Taurat, sebab sudah menjadi kebiasaan kaum Yahudi untuk membacakannya di tengah-tengah kumpulan mereka setiap hari Sabat. Dan, oleh karena mereka begitu gemar berada di bawah hukum Taurat itu, dia pun ingin mereka benar-benar mempertimbangkan apa yang tertulis di dalamnya (mengacu kepada apa yang tertulis dalam Kejadian 16 dan 21). Sebab, jika mereka mau melakukannya, mereka pastinya segera mendapati betapa tidak ada alasan bagi mereka untuk mengandalkan hukum Taurat itu. Di sini,
- 1. Dia mengetengahkan kisah itu ke hadapan mereka (ay. 22-23): Bukankah ada tertulis, bahwa Abraham mempunyai dua anak, dst. Di sini dia mengungkapkan kedudukan dan keadaan yang berbeda dari kedua anak Abraham itu, yaitu bahwa yang satu, Ismael, adalah anak hamba perempuan, sedangkan yang satunya lagi, Ishak, ialah anak perempuan merdeka. Anak yang pertama diperanakkan menurut daging, atau oleh proses alam biasa, sedangkan yang satunya lagi oleh karena janji, ketika secara hukum alam Sarai tidak mungkin bisa mengandung seorang anak.
- 2. Dia menjabarkan kepada mereka makna dan rancangan kisah itu, atau maksudnya dalam menceritakan kisah itu (ay. 24-27): Ini, ujarnya, adalah suatu kiasan, yang bisa dipakai Roh Allah untuk menyatakan makna yang lebih mendalam kepada kita, selain dari maknanya secara harfiah dan kenyataan peristiwanya. Di sini dinyatakan bahwa kedua perempuan itu, yakni Hagar and Sarai, adalah dua ketentuan Allah, atau dimaksudkan untuk melambangkan dua masa penyelenggaraan yang berbeda dari ketentuan Allah itu. Yang disebut pertama, yaitu Hagar, melambangkan apa yang diberikan dari gunung Sinai, dan yang melahirkan anak-anak perhambaan, yang sekalipun merupakan penyelenggaraan kasih karunia, akan tetapi, dibandingkan dengan keadaan di bawah Injil, hal itu merupakan penyelenggaraan perhambaan, dan terlebih lagi menjadi demikian bagi kaum Yahudi, yang tampak pada kekeliruan mereka dalam memahami rencana itu dan pada pengharapan mereka untuk dibenarkan dengan jalan melakukan apa yang diberikan dari gunung Sinai itu. Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab (pada waktu itu gunung Sinai dinamakan Hagar oleh orang-orang Arab), dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya. Keadaan itu benar-benar mencerminkan keadaan masa kini bangsa Yahudi, yang terus saja hidup dalam ketidakpercayaan mereka dan melekat kepada ketentuan itu, sehingga mereka masih ada dalam perhambaan dengan anak-anak mereka. Akan tetapi, perempuan yang satunya lagi, Sara, dimaksudkan untuk melambangkan Yerusalem yang di atas, atau keadaan orang-orang Kristen di bawah penyelenggaraan yang baru dan lebih baik dari ketentuan itu, yang bebas dari kutuk moral dan perhambaan hukum tata upacara, dan dia ialah ibu kita. Keadaan tersebut adalah keadaan di mana baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi diizinkan masuk ketika mereka percaya kepada Kristus. Inilah kemerdekaan yang lebih besar dan perluasan jemaat di bawah penyelenggaraan Injil, yang dilambangkan oleh Sara sang ibu dari keturunan yang dijanjikan itu, dan inilah yang dirujuk oleh Rasul Paulus dengan mengambil nubuat sang nabi (Yes. 54:1), di mana tertulis, Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembiralah dengan sorak-sorai dan memekiklah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami.
- 3. Dia menerangkan sejarah dan menerapkannya pada keadaan waktu itu (ay. 28). Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji. Kita, orang-orang Kristen, yang telah menerima Kristus dan mengandalkan-Nya, serta mencari pembenaran dan keselamatan hanya di dalam Dia saja, demikianlah kita menjadi keturunan Abraham secara rohani, walaupun tidak secara jasmani, sehingga kita pun berhak mendapatkan keuntungan dan bagian warisan dalam berkat yang telah dijanjikan itu. Akan tetapi, supaya orang-orang Kristen ini tidak tersandung oleh karena perlawanan dari orang-orang Yahudi, yang begitu lekatnya pada hukum mereka sampai-sampai siap menganiaya orang-orang yang tidak mau tunduk kepada hukum itu, maka Paulus memberitahukan kepada mereka bahwa hal ini sungguh persis seperti apa yang telah dikatakan dalam perlambangan itu, bahwa seperti dahulu, dia, yang diperanakkan menurut daging, menganiaya yang diperanakkan menurut Roh, maka mereka pun harus bersiap-siap menghadapi keadaan yang demikian juga sekarang ini. Namun, sebagai penghiburan bagi mereka dalam hal ini, dia ingin supaya mereka mempertimbangkan apa yang dikatakan Kitab Suci (Kej. 21:10), Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku perempuan merdeka. Meskipun para penganut agama Yahudi akan menganiaya dan membenci mereka, tetapi intinya adalah bahwa agama Yahudi itu akan tenggelam, layu, dan binasa. Dan sebaliknya, Kekristenan sejati akan berkembang dan berlangsung selamanya. Kemudian, sebagai kesimpulan umum dari semua yang telah ia paparkan, Paulus menutupnya dengan kalimat (ay. 31), Karena itu, saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka.
SH: Gal 4:21-31 - Hamba atau orangmerdeka? (Selasa, 14 Juni 2005) Hamba atau orangmerdeka?
Tak seorang pun yang bangga menjadi hamba karena seorang hamba
tidak memiliki hak apa pun untuk hidupnya sendiri. Semua...
Hamba atau orangmerdeka?
Tak seorang pun yang bangga menjadi hamba karena seorang hamba
tidak memiliki hak apa pun untuk hidupnya sendiri. Semua orang
ingin merdeka. Orang Yahudi membanggakan kemerdekaan mereka
sebagai keturunan lahiriah Abraham. Namun, Paulus justru
menunjukkan bahwa tidak semua anak-anak lahiriah Abraham adalah
orang-orang merdeka sejati!
Paulus memakai ilustrasi Hagar dan Sara untuk menunjukkan dua macam kehidupan (ayat 22-26). Keduanya memang melahirkan anak-anak bagi Abraham, namun status mereka berbeda. Hagar melambangkan hidup perhambaan. Memang ia melahirkan anak pertama bagi Abraham menurut urutan waktu. Namun, Hagar tetap seorang hamba yang statusnya tidak pernah diubah menjadi istri. Jadi, keturunannya pun tidak akan mewarisi janji Allah bagi Abraham. Hagar melambangkan gunung Sinai, yaitu orang-orang yang hidup di luar anugerah keselamatan, yaitu mereka yang hidupnya menggantungkan diri pada usaha sendiri (=melakukan Taurat). Hagar melambangkan Yerusalem duniawi (ayat 25). Sara melambangkan hidup oleh kasih karunia. Ia mandul, namun oleh anugerah Allah ia menjadi ibu bagi anak-anak perjanjian. Sara melambangkan Yerusalem surgawi, yaitu tempat anugerah Allah dicurahkan (ayat 26-27). Jadi, anak-anak yang lahir dari Sara adalah ahli waris janji-janji Allah semata-mata oleh karena anugerah-Nya (ayat 28). Tidak mengherankan kalau anak-anak Tuhan akan selalu mendapat aniaya dan dengki dari anak-anak hamba yang tidak mendapat hak (ayat 29-30).
Mengandalkan apa pun yang disejajar dengan karya penyelamatan Kristus berakibat pada perhambaan. Orang Kristen menjalankan perintah-perintah Allah bukan sebagai hamba, melainkan sebagai orang merdeka. Ketaatan hamba terpaksa, ketaatan orang merdeka adalah ucapan syukur.
Renungkan: Orang yang sudah dimerdekakan dalam Kristus, namun berpaling lagi kepada perhambaan dosa, menginjak-injak dan menghina Kristus yang telah menebusnya.
SH: Gal 4:21-31 - Anak merdeka atau anak hamba? (Selasa, 30 Agustus 2011) Anak merdeka atau anak hamba?
Dalam upaya menjelaskan kepada jemaat Galatia bahwa keselamatan itu ada karena iman kepada Yesus, Paulus memakai banyak...
Anak merdeka atau anak hamba?
Dalam upaya menjelaskan kepada jemaat Galatia bahwa keselamatan itu ada karena iman kepada Yesus, Paulus memakai banyak ilustrasi dari Perjanjian Lama. Kali ini perbandingan antara Sara dan Hagar. Dua-duanya adalah istri Abraham dan dua-duanya melahirkan putra-putra bagi Abraham. Namun keduanya berbeda secara status.
Hagar adalah hamba Sara, yang diberikan Sara kepada Abraham agar melahirkan putra bagi Abraham. Namun walau Hagar melahirkan Ismael bagi Abraham, status Hagar tetaplah hamba, bukan istri resmi.Sebaliknya Sara adalah istri resmi Abraham dan yang pada akhirnya akan melahirkan Ishak, putra tunggal Abraham dari Sara (Kej. 22:2a).
Paulus memakai kedua wanita yang ada dalam sejarah Israel itu untuk menunjukkan ironi dalam pandangan orang Yahudi yang menuntut Taurat sebagai syarat keselamatan. Orang Yahudi adalah keturunan Abraham lewat Sara, tetapi mereka lupa bahwa Ishak ada karena pilihan dan anugerah Allah, bukan karena tindakan Abraham melakukan Taurat. Ishak adalah anak karena janji. Bila orang Yahudi memaksa untuk melakukan Taurat sebagai cara untuk menjadi umat pilihan, itu berarti mereka diperbudak oleh dosa. Mereka jadi seperti putra seorang hamba yang tidak menerima anugerah Allah karena memilih hidup di luar anugerah tersebut. Sebaliknya, Ismael adalah anak menurut daging. Artinya Ismael lahir karena keinginan manusia mendapatkan "berkat." Dan setiap usaha manusia untuk mendapatkan sesuatu di luar anugerah Allah sesungguhnya merupakan perhambaan dosa! Maka hanya ada satu cara untuk merdeka dari dosa, yaitu percaya kepada Tuhan Yesus!
Paulus berkata kepada jemaat Galatia bahwa mereka adalah anak-anak merdeka, bukan anak-anak hamba wanita. Oleh karena itu jangan mau diperhamba dengan membebani diri dengan tuntutan Taurat. Anak-anak merdeka akan melakukan Taurat bukan sebagai tuntutan, tetapi sebagai cara hidup yang sesuai dengan kemerdekaan yang mereka peroleh dari Kristus! Bagaimana menurut Anda, apakah Anda putra Sara atau putra Hagar?
SH: Gal 4:21-31 - Anak karena Janji (Senin, 16 September 2019) Anak karena Janji
Hidup berdasarkan keinginan sendiri hasilnya akan berbeda dibandingkan mendasarkan hidup pada kehendak Tuhan. Kehendak sendiri bias...
Anak karena Janji
Hidup berdasarkan keinginan sendiri hasilnya akan berbeda dibandingkan mendasarkan hidup pada kehendak Tuhan. Kehendak sendiri biasanya mementingkan hasrat sesaat dan kepentingan pribadi. Sebaliknya, kehendak Tuhan memandu kita pada hal untuk memuliakan nama-Nya.
Rasul Paulus menggunakan kisah Hagar dan Sara sebagai perumpamaan. Anak dari Hagar diperoleh dalam kedagingan karena keinginan manusia untuk memiliki keturunan. Sementara anak dari Sara didapatkan semata-mata karena janji, karena semula Sara mandul (23).
Dengan perumpamaan itu, Rasul Paulus membandingkan antara orang-orang yang memperhambakan diri di bawah hukum dengan orang yang merdeka karena iman kepada Tuhan. Rasul Paulus mengingatkan bahwa orang percaya adalah anak-anak perjanjian, bukan lagi anak-anak kedagingan. Karena itu, orang-orang percaya tidak sepantasnya bertindak seperti seorang hamba yang tidak merdeka.
Kehidupan orang Kristen seharusnya dijalani seperti halnya anak karena janji. Kita hadir di dunia ini bukan karena keinginan manusia atau kedagingan, melainkan kehendak Tuhan. Karena itu, kehidupan orang Kristen pun harus mencerminkan kehendak Tuhan, bukan malah membelenggu diri pada berbagai perhambaan, seperti tunduk pada aturan yang kaku, menghamba pada uang, takut pada kekuasaan, atau hal lain. Orang Kristen harus siap hidup merdeka seturut kehendak Tuhan sehingga bisa seperti Ishak yang menjadi alat Tuhan untuk memberkati banyak orang.
Segala sesuatu yang dilakukan dan segala pengalaman yang dijumpai harus kita hayati sebagai cara Tuhan menunjukkan karya-Nya dalam dunia. Sebagai anak-anak yang lahir karena janji, marilah kita hidup sebagai orang-orang merdeka yang tidak dikuasai oleh berbagai nafsu duniawi!
Doa: Tuhan, tolonglah kami agar menyadari predikat sebagai anak-anak perjanjian, sehingga bisa menghidupinya dalam kehendak-Mu. [THIE]
Utley -> Gal 4:21--5:1
Utley: Gal 4:21--5:1 - --NASKAH NASB (UPDATED): Gal 4:21-5:121 Katakanlah kepadaku, hai kamu yang mau hidup di bawah hukum Taurat, tidakkah kamu mendengarkan hukum Taurat? 22 ...
NASKAH NASB (UPDATED): Gal 4:21-5:1
21 Katakanlah kepadaku, hai kamu yang mau hidup di bawah hukum Taurat, tidakkah kamu mendengarkan hukum Taurat? 22 Bukankah ada tertulis, bahwa Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka? 23 Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging dan anak dari perempuan yang merdeka itu oleh karena janji. 24 Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar — 25 Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab — dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya. 26 Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita. 27 Karena ada tertulis: "BERSUKACITALAH, HAI SI MANDUL YANG TIDAK PERNAH MELAHIRKAN! BERGEMBIRA DAN BERSORAK-SORAILAH, HAI ENGKAU YANG TIDAK PERNAH MENDERITA SAKIT BERSALIN! SEBAB YANG DITINGGALKAN SUAMINYA AKAN MEMPUNYAI LEBIH BANYAK ANAK DARI PADA YANG BERSUAMI." 28 Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji. 29 Tetapi seperti dahulu, dia, yang diperanakkan menurut daging, menganiaya yang diperanakkan menurut Roh, demikian juga sekarang ini. 30 Tetapi apa kata nas Kitab Suci? "USIRLAH HAMBA PEREMPUAN ITU BESERTA ANAKNYA, SEBAB ANAK HAMBA PEREMPUAN ITU TIDAK AKAN MENJADI AHLI WARIS BERSAMA-SAMA DENGAN ANAK PEREMPUAN MERDEKA ITU." 31 Karena itu, saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka. Gal 5:1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
Gal 4:21 "Katakanlah kepadaku, hai kamu yang mau hidup di bawah hukum Taurat, tidakkah kamu mendengarkan hukum Taurat?" Paulus menggunakan penulisan Musa untuk memerangi kesalahan yang berdasarkan atas Musa. Ayat ini menyimpulkan pemikiran dari ayat Gal 4:7. Ayat Gal 4:8-20 adalah satu lagi seruan pribadi dan emosional oleh Paulus. Konsep "keanakan" dan "ahli waris" dalam Gal 4:7 dan "benih" dalam Gal 3:15-18 adalah pendahulu untuk tipologi ini.
Gal 4:22 "Abraham mempunyai dua anak" Abraham memiliki lebih dari dua anak laki-laki, tapi yang dibicarakan di sini dikontraskan: anak pertamanya, Ismael, yang dicatat dalam Kej 16, dan anak keduanya, Ishak, yang dicatat dalam Kej 21. Inti dari tipologi ini adalah bahwa yang satu dilahirkan secara alami oleh seorang gadis budak dan yang lainnya dilahirkan dengan cara adi kodrati sesuai dengan janji Allah oleh seorang wanita merdeka, istrinya. Penekanan diseluruh konteks ini adalah, seperti dalam ay. Gal 4:23, pada janji Allah dibandingkan dengan usaha manusia.
Gal 4:23-24 Orang-orang Yahudi akan setuju dengan tipologi Paulus sampai ayat Gal 4:23, di mana ia mengatakan bahwa dalam pengertian usaha manusia, orang-orang Yahudi benar-benar merupakan keturunan Ismael, sementara Gereja adalah keturunan Sarah yang sejati dari "janji."
Gal 4:24 "suatu kiasan" Ini bukan "kiasan (alegori)" seperti yang digunakan oleh Philo, Klemens atau Origenes, melainkan tipologi. Paulus melihat situasi saat ini sebagai beranalogi dengan dua anak-anak Abraham; yang satu oleh adat social, yang satu lagi oleh janji Illahi. Yang satu sesuai dengan kebenaran karya (Ismail), yang lain dengan kasih karunia yang gratis (Ishak)! Bagi Paulus, Taurat tidak bisa menyelamatkan, tetapi telah menjadi pidana mati pada manusia yang berdosa (lih. Kol 2:14). Hanya di dalam Kristuslah keselamatan sejati bisa ditemukan. Inti iman PL tidak ditemukan dalam Hukum Musa tetapi iman Abraham.
Gal 4:25 "Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab" Ada dua cara menafsirkan "adalah" di sini: (1) "itu mewakili" atau (2) ada beberapa jenis hubungan etimologis populer antara Hagar dan Gunung Sinai. Nama "Hagar" sangat mirip bunyi ucapannya seperti istilah Ibrani untuk "batu" (metonymy untuk gunung). Kebanyakan komentator memilih opsi # 1. Hagar mewakili Hukum Musa yang diberikan di Gunung Sinai dan, dengan demikian, Yudaisme.
Arabia adalah sebutan geografis yang jauh lebih luas di zaman Paulus dari zaman sekarang ini.
□ "ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak- anaknya" Metafora ini di sini adalah antara sistem Yudaisme saat ini yang berpusat di Yerusalem dan kota eskatologis, yang akan datang, Yerusalem Baru. Kota ini, tidak dibuat dengan tangan, ada secara abadi di surga (lih. Ibr 11:10; 12:22; 13:14 dan Wahy 21:2,10).
Perhatikan bahwa Paulus membuat Yerusalem di atas berlaku untuk Gereja. Tulisan-tulisan apostolik NT mengubah fokus dari PL (Yahudi vs Yunani) kepada orang percaya vs tidak percaya. PB mengorientasikan ulang janji-janji geografis PL dari Palestina ke surga (Yerusalem duniawi vs Yerusalem surgawi). Perubahan mendasar dari fokus inilah yang memungkinkan kitab Wahyu merujuk pada (1) orang percaya, bukan orang Yahudi atau (2) sebuah kerajaan yang universal, bukan kerajaan Yahudi.
Gal 4:26 "merdeka" Kemerdekaan di sini menunjuk pada orang percaya sebagai dilepaskan dari kewajiban baik Yudaisme (yaitu, bebas dari kutuk, lih. Gal 3:13) dan kekafiran (stoicheia). Kemerdekaan tidak berhubungan dengan orang percaya menjadi memimpin-diri sendiri, namun
- 1. kita bebas untuk melayani Allah (lih. Rom 6)
- 2. kita bebas dari tirani yang mengerikan dari diri yang jatuh
Dengan kata lain, orang percaya bebas "untuk melayani" dan bebas dari "diri." Ini adalah kebebasan ganda! Kita secara sukarela bersedia melayani Bapa dan keluarga sebagai putra dan putri, bukan budak dan pelayan!
Gal 4:27 Ini adalah sebuah kutipan dari Yes 54:1. Dalam konteks ini merujuk pada pemulihan kota Yerusalem setelah pembuangan Babel. Yerusalem Baru disebutkan secara khusus dalam pasal Yes 65; 66. Paulus memproyeksikan pemahaman eskatologis ini ke dalam tipologi nya.
Gal 4:28 Orang percaya dalam gereja-gereja Galatia adalah keturunan sejati Abraham oleh iman (lih. Rom 2:28-29).
Gal 4:29 Paulus mengaitkan semua pengikut sejati Yesus dengan keturunan sejati Ishak melalui janji Allah. Meskipun PL tidak secara khusus menyebutkan penganiayaan (yaitu, tradisi Yahudi), namun PL menyebutkan sikap angkuh Hagar terhadap Sarah yang tak punya anak (lih. Kej 16:4-5), serta juga penganiayaan Sarah atas Hagar (lih. Kej 16:6). Para rabi menafsirkan Kej 21:9 sebagai Ismael yang mengejek Sarah dan anaknya. Naskah Ibraninya sendiri berbunyi "bermain" atau "tertawa" (BDB 850, KB 1019). Kemungkinan Paulus sedang merujuk pada permusuhan di kemudian hari antara orang Yahudi dan bukan Yahudi.
Frasa terakhir dari ay. Gal 4:29, "demikian juga sekarang ini," menyiratkan bahwa keturunan fisik (yaitu, anak-anak dari Perjanjian Musa) dari Abraham masih menganiaya anak-anak rohani (yaitu, anak-anak iman) dari Abraham. Ada konflik di antara ke dua gunung ini!
Gal 4:30 "Tetapi apa kata nas Kitab Suci? "USIRLAH HAMBA PEREMPUAN ITU BESERTA ANAKNYA," Ini adalah sebuah kutipan dari Kej 21:10 (mengutip Sarah, Peil IMPERATIVE, BDB 176, KB 204). KATA KERJA Yunaninya
adalah AORIST ACTIVE IMPERATIVE yang berarti untuk "mengusir gadis budak" dan dalam konteks Galatia berarti "menendang keluar Yudais!"
Kitab Suci dipersonifikasikan (lih. Yoh 7:42; Rom 9:17; Gal 3:8;\\, Yak 2:23; 4:5). Ini mungkin merupakan suatu cara metaforis untuk merujuk pada Bapa atau Roh yang berbicara, yang akan menjadi cara untuk menunjuk pada "inspirasi" (lih. Mat 5:17-19).
Gal 4:31 "Karena itu, saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka" Ini adalah ringkasan dari argument tersebut. Kita yang percaya pada Yesus Kristus adalah ahli waris penuh dari janji Abraham dan bukan hanya mereka yang berasal dari ras Israel, atau Israel alami. Kebenaran yang sama ini diungkapkan dalam Rom 9; 10; 11.
Galilah -> Gal 4:21-31
Galilah: Gal 4:21-31 - Contoh dari Hagar dan Sarai Galatia 4:21-31 Sub Tema: Contoh dari Hagar dan Sarai
Katakan kepada saya, hai orang-orang yang mau hidup di bawah Hukum Taurat: Tidakkah kalian men...
Galatia 4:21-31 Sub Tema: Contoh dari Hagar dan Sarai
Katakan kepada saya, hai orang-orang yang mau hidup di bawah Hukum Taurat: Tidakkah kalian mengerti Hukum Taurat? Karena ada tertulis bahwa Abraham mempunyai dua anak laki-laki, yang satu dari perempuan yang adalah budak dan yang satu dari perempuan yang merdeka. Tetapi anak dari budak perempuan, lahir menurut daging, sedangkan anak dari yang merdeka, lahir menurut janji. Hal-hal ini merupakan pembicaraan simbolis, karena kedua perempuan ini merupakan dua perjanjian:
Yang satu berasal dari Gunung Sinai, yang melahirkan anak-anak perbudakan, itulah Hagar. Nah, si Hagar merupakan Gunung Sinai di tanah Arab, dia boleh disamakan dengan Yerusalem di masa kini, karena dia, serta anak-anaknya, diperbudak. Tetapi Yerusalem yang ada di Atas adalah merdeka, dan dia adalah ibu kita Karena ada tertulis “Bersukacitalah hai si mandul, yang tidak melahirkan. Berserulah keras dan bersorak-soraklah hai yang tidak sakit bersalin, karena yang mandul mempunyai lebih banyak anak daripada yang bersuami.” Nah, kalian, saudara-saudara, adalah anak-anak dari janji, sama seperti Ishak, tetapi sama seperti anak yang lahir dari daging menganiaya yang lahir menurut Roh pada waktu itu, begitu juga sekarang. Tetapi apa yang dikatakan Tulisan Suci? “Usirlah budak perempuan dan anak laki-lakinya, Karena anak dari budak perempuan tidak akan menerima warisan bersama anak dari perempuan yang merdeka.” Oleh karena itu saudara-saudara, kita bukan anak-anak dari budak perempuan, melainkan anak-anak dari perempuan yang merdeka.
Bagian Firman Tuhan ini mengakibatkan banyak debat antara ahli-ahli Alkitab, karena kelihatannya Paulus menggunakan cara penafsiran yang biasanya dianggap tidak sah dalam bidang hermenetik (Ilmu Penafsiran), yaitu penafsiran Alegoris, di mana detil-detil dari suatu cerita atau perumpamaan diberi arti simbolis yang berbeda daripada maksud alaminya.
Cara penafsiran alegoris/simbolis tidak mulai dalam kekristenan ataupun dalam ajaran Yahudi, melainkan dalam filsafat orang Yunani pada abad yang keenam sebelum Masehi. Pada waktu itu para filsuf Yunani dan secara khusus Theogenes, menganggap bahwa dongeng-dongeng mengenai dewa dan dewi Yunani sangat tidak layak sebagai dasar budaya mereka, karena moralnya bobrok. Masalahnya adalah rakyat sangat senang dengan dongeng-dongeng tersebut. Jadi Theogenes dan teman-temannya mulai menafsirkan cerita-cerita itu secara tidak literal, sehingga historisnya diabaikan dan peristiwa-peristiwa diberi arti simbolis sesuai ajaran filsafat yang ingin disampaikan.
Cara penafsiran ini mulai dipakai dengan Perjanjian Lama oleh Aristobulus pada tahun 160 sebelum Masehi, dan secara khusus oleh Philo yang mungkin 20 tahun lebih tua daripada Paulus. Philo menjadi terkenal karena dia berusaha untuk memadukan ajaran Perjanjian Lama dengan filsafat Yahudi dan dalam proses tersebut, sama seperti filsuf Yunani ratusan tahun sebelumnya, dia menganggap banyak dari Perjanjian Lama tidak layak, atau tidak masuk akal, sehingga dia mengubahkannya dengan penafsiran alegoris/simbolis.225
Jadi kita harus bertanya, apakah tujuan Paulus dengan menggunakan semacam alegori di sini, untuk menyangkal historisnya kisah mengenai Ishak dan Ismael, atau mengubahkan cerita supaya sesuai dengan pendapatnya? Tentu tidak. Sebenarnya dia hanya menggunakan ‘alegori’ ini sebagai ilustrasi.226 Cara ini sering digunakan oleh para Rabi pada masa Paulus dan menurut beberapa ahli Alkitab, ada kemungkinan cara ini dipakai oleh kalangan sunat, yang, tentu menganggap orang Galatia identik dengan Ismael (Orang non-Yahudi).
Memang tidak ada bukti bahwa hal ini pasti terjadi, tetapi mungkin penjelasan tersebut membantu kita mengerti mengapa sampai Paulus menggunakan cara alegoris di sini, sedangkan sangat jarang digunakannya di surat lain. Lihat juga 1 Kor 9:8-12, 10:4, 11.227
Ada cukup banyak pengkhotbah yang menganggap bahwa bagian Firman Tuhan ini memberi izin untuk orang siapa saja menggunakan cara ini terhadap bagian apa saja yang mereka mau. Hal ini tidak benar. Paulus menggunakan cara ini dalam konteks tertentu, dibimbing oleh Roh Kudus sehingga tidak mungkin dia salah dalam penafsirannya. (2 Pet 1:20-21) Kalau orang yang bukan rasul menggunakan dengan bebas cara seperti ini, sering kali mereka membuat tujuan dari penulis kabur, menciptakan arti baru, menetapkan falsafah bahwa ayat-ayat boleh mempunyai lebih dari satu arti dan juga mengutamakan kreativitas atas keakuratan. Itu sebabnya cara ini dianggap tidak sah dan ilustrasi yang Paulus pakai di sini bukan alasan untuk orang lain menggunakannya.
ay. 21 Katakan kepada saya – Perintah ini bersifat terus menerus,228 dan merupakan perubahan tiba-tiba, di mana Paulus mengakhiri ungkapan prihatin tadi dan mulai menantang mereka lagi.
Hai orang-orang yang mau hidup di bawah Hukum Taurat – Kata mau (thelo) adalah penting di sini, karena seperti beberapa kali kita perhatikan, mereka belum seratus persen di bawah Hukum Taurat, tetapi sudah masuk di proses itu. Kata ini bersifat terus menerus,229 menunjukkan sikap hati. Di bawah Hukum Taurat sudah beberapa kali muncul di Pasal 3 dan 4, (3:23, 4:4-5)230 menyangkut usaha mereka untuk mencari pembenaran melaluinya. Paulus kembali kepada pikiran itu dan menggunakan cara lain lagi untuk mendesak supaya mereka tidak terus menempatkan diri di bawahnya.
Tidakkah kalian mengerti Hukum Taurat? – Pertanyaan ini menjadi semacam pendahuluan untuk penjelasan Paulus di bawah. Kata akouo boleh berarti mendengarkan atau juga mengerti.231 Mungkin kata mengerti lebih sesuai penjelasan di ayat-ayat berikutnya.
ay. 22 Karena ada tertulis – Penggunaan kata gegraptai (Ada tertulis – grafo (menulis) dalam bentuk perfek, pasif) adalah menarik di sini, karena biasanya dipakai mengenai kutipan langsung dari Perjanjian Lama, tetapi di bagian ini menyangkut ringkasan dari cerita yang berlangsung dari Kejadian 16-21. Memang masih menyangkut Firman Tuhan, tetapi penggunaannya menarik.
Bahwa Abraham mempunyai dua anak laki-laki– Perhatikan bahwa Paulus tidak banyak menggunakan nama tokoh-tokoh ini. Hanya Hagar yang disebut dua kali dan Ishak satu kali. Tetapi jelas bahwa bagian ini menyangkut Sarah dan Hagar, Ishak dan Ismael.
Yang satu dari perempuan yang adalah budak – Kedua perempuan ini disebut dengan penggunaan artikel (menandai orang tertentu, seperti kata ini atau itu) dalam bahasa asli, jadi mereka ini dianggap terkenal. Kata paidiske dahulu berarti gadis, tetapi lama kelamaan mulai membawa arti budak perempuan yang muda.
Dan yang satu dari perempuan yang merdeka – Tentu Sarah yang dimaksudkan
ay. 24 Tetapi anak dari budak perempuan, lahir menurut daging – Ismael bukanlah anak yang dijanjikan, melainkan anak dari kebijakan manusia, di mana Sarah memberi budaknya kepada Abraham karena dia kurang percaya bahwa Allah bisa menepati janjiNya. (Kej 16:1-16)
Sedangkan anak dari yang merdeka, lahir menurut janji – Janji mengenai Ishak mulai di Kejadian 12:2 di mana Allah berjanji membuat Abram menjadi bangsa yang besar. Janji ini dikembangkan di 15:1-6, lalu ditegaskan di 17:5, 15-21, 18:9-15 dan akhirnya digenapi di pasal 21. Ishak ini bukan hanya anak dari janji, tetapi juga keajaiban dari Allah sendiri, karena lahir dari orang tua yang sudah jauh melewati masa mudanya.
ay. 24 Hal-hal ini merupakan pembicaraan simbolis – Kata hostis (hal-hal ini) bersifat netral jadi menyangkut peristiwa (proses di mana semuanya itu terjadi), bukan orang. Kata allegoreo (simbolis) adalah kata sumber dari alegori. Paulus menggunakan kebiasaan para Rabi pada abad pertama itu, untuk membuat ilustrasi. Dia tetap percaya historisnya kisah kelahiran Ishak. Lihat pembahasan di atas.
Karena kedua perempuan ini merupakan dua perjanjian – Dia mengilustrasikan kedua perjanjian (Lama dan Baru) dengan kisah nyata di Kejadian 16-21.
Yang satu berasal dari Gunung Sinai, yang melahirkan anak-anak perbudakan, itulah Hagar – Gunung Sinai adalah tempat di mana Hukum Taurat diberikan, dan seperti kita lihat di atas, Hukum Taurat memenjarakan dan memperbudak orang. Hagar, sebagai ibu menurut daging, kemungkinan disamakan dengan prinsip-prinsip dasar dunia di atas.
ay. 25 Nah, si Hagar merupakan Gunung Sinai di tanah Arab – Ada pengulangan di sini yang menambahkan beberapa detil. Di klausa ini adalah negara di mana Gunung Sinai terletak, yaitu tanah Arab.
Dia boleh disamakan dengan Yerusalem di masa kini – Lalu kita melihat penambahan lagi di klausa ini yang menyamakan Perjanjian Lama dengan Yerusalem pada masa itu, yang tentu merupakan pusat dari orang yang hidup di bawah Hukum Taurat. Kata Ierousalem yang dipakai di sini bersifat tunggal dan mirip dengan bahasa Ibraninya, sedangkan di Gal 1:17 dan 2:1 dia menggunakan Ierosolyma yang bersifat jamak dan ucapannya dibahasayunanikan. Apabila Paulus mau bicara secara umum mengenai Yerusalem, dia menggunakan versi bahasa Yunani dan kalau bicara secara rohani, dia menggunakan ucapan Ibrani. Lihat contoh di Rom 15:25, 26, 31.232
Karena dia serta anak-anaknya diperbudak – Tambahan di sini menunjukkan bahwa Hagar juga, bukan hanya anak-anaknya, diperbudak. Ingat bahwa pengajaran ini simbolis, jadi tidak menyangkut Hagar sendiri dan perbudakan dia tidak perlu terlalu ditekankan, karena dalam alegori dan juga perumpamaan, maksud utamalah yang harus dimengerti, dan detil-detilnya tidak boleh terlalu dititikberatkan.
ay. 26 Tetapi Yerusalem yang ada di Atas adalah merdeka – Kata Ierousalem lagi, seperti di ayat tadi. Di Atas adalah pelembut untuk Surgawi dalam budaya Yahudi, jadi TB akurat dalam terjemahannya. Lihat juga Yoh 8:23, Fili 3:14, Kol 3:1-2. Yerusalem yang ada di atas digambarkan di Ib 11:10, 14-16, 12:22-24 dan juga di Wah 3:12, 21:2, di mana kota tersebut bicara mengenai keadaan orang percaya di masa depan dan juga menekankan bahwa kewarganegaraan kita di sana sudah menjadi milik kita sekarang. Kata eleutheros (merdeka) menggambarkan kebalikan dari perbudakan tadi. Lihat juga Gal 5:5.
Dan dia adalah ibu kita – Kata eimi(adalah) bersifat terus menerus,233 menunjukkan keadaan yang sedang mereka nikmati. Ibu kita menyangkut Sarah/Yerusalem di Atas, yang menjadi kebalikan dari Hagar/Yerusalem di masa itu.
ay. 27 Karena ada tertulis – Gegraptai lagi, tetapi kali ini menyangkut kutipan langsung dari Yes 54:1 (LXX – PL dalam bahasa Yunani). Kutipan ini menarik karena diambil dari bagian Firman Tuhan (Yes 40-66) yang banyak mencampuri pikiran mengenai pembaharuan Yerusalem/Israel dengan nubuatan-nubuatan tentang kedatangan Sang Mesias. Menarik juga bahwa di dalam bagian tersebut Abraham dan Sarah terikat dengan pembaharuan Yerusalem/Sion. (51:1-3) Jelas bahwa Yerusalem yang dimaksudkan di Yesaya adalah yang diruntuhkan oleh pasukan Babel, dibanding dengan yang akan dibangun baru secara fisik. Tetapi, sesuai caranya di bagian ini, Paulus bicara mengenai Yerusalem pada abad pertama, yang sudah hancur secara moral dan membandingkannya dengan Yerusalem Baru yang ada di Surga.234 Sangat menarik.
“Bersukacitalah hai si mandul, yang tidak melahirkan – Bersukacitalah bersifat tegas235 dan melahirkanbersifat masa kini.236
Berserulah keras dan bersorak-soraklah hai yang tidak sakit bersalin – Kedua perintah ini bersifat tegas.237 Kata hresso berarti bersorak tiba-tiba, menggambarkan perasaan yang tidak bisa ditahan.
Karena yang mandul mempunyai lebih banyak anak daripada yang bersuami.” – Kata eremos berarti tandus,mandul,kosong,atauditinggalkan.238 Pertanyaan yang muncul adalah, yang mana yang dimaksudkan di sini. Apakah menyangkut Yerusalem yang runtuh dan kosong? Tidak cocok. Apakah menyangkut seorang ibu yang ditinggalkan suami? Tentu hal itu tidak terjadi pada Sarah dan konteks menyangkut keturunan yang tidak terduga. Mungkin lebih baik kita simpulkan bahwa tandus ini menyangkut kemandulan Sarah, yang sudah disebut di atas dengan menggunakan kata steira (steril). Kalau begitu Paulus boleh bersyukur karena makin banyak dia menyampaikan Injil, makin banyak dia terlibat dalam penggenapan dari janji Allah mengenai banyaknya anak-anak Abraham.
ay. 28 Nah,kalian, saudara-saudara, adalah anak-anak dari janji, sama seperti Ishak – Kata umeis (kalian) ada tekanan karena posisi di kalimat. Jadi Paulus menegaskan status mereka di bagian ini, yang merupakan kesimpulan dan penerapan dari alegorinya. Dia menggunakan panggilan adelfoi(saudara-saudara) lagi di sini, yang tentu berhubungan dengan ikatan mereka dengan dia di dalam Kristus. Nama Ishak baru disebut di ayat ini. Jadi sama seperti dia lahir karena janji yang Allah tepati, mereka pun, melalui iman, lahir baru sebagai anak-anak Allah menurut janjiNya kepada Abraham. Menarik dan menantang kalau membaca penjelasan Paulus ini – Orang non-Yahudi dijadikan orang Yahudi sejati, karena mempunyai iman yang sama dengan imannya Abraham. Coba perhatikan kesamaan dalam penerapan-penerapannya di sini dan juga di 3:25-29, 4:4-7.
ay. 29 Tetapi sama seperti anak yang lahir dari daging menganiaya yang lahir menurut Roh pada waktu itu, begitu juga sekarang – Kata alla (tetapi) biasanya menunjukkan pikiran yang berlawanan, jadi di sini Paulus tegaskan bahwa walaupun mereka adalah anak-anak Allah, jangan mereka berharap bahwa kehidupan akan mulus-mulus.239 Sama seperti anak menurut janji dianiaya oleh anak menurut daging, orang percaya tidak usah heran kalau status mereka mengakibatkan penganiayaan. Penganiayaan dari Ismael dicatat di Kej 21:9. TB dengan akurat menerjemahkannya main dengan Ishak, tetapi dalam LXX terjemahan membawa arti mengejek,240 bahkan ada tradisi Yahudi yang menganggap bahwa Ismael memanahIshak.241 Begitu juga sekarang menyatakan bahwa sifat dan dorongan dari penganiayaan sekarang, sama saja dengan apa yang dialami Ishak. Menarik memperhatikan bahwa banyak dari penganiayaan masa awal dalam sejarah gereja, dilakukan oleh bangsa Yahudi. Lihat 13-16.
ay. 30 Tetapi apa yang dikatakan Tulisan Suci? – Tetapi adalah kata alla lagi menunjukkan pikiran yang berlawanan.
“Usirlah budak perempuan dan anak laki-lakinya, karena anak dari budak perempuan tidak akan menerima warisan bersama anak dari perempuan yang merdeka.” – Kutipan ini adalah reaksi Sarah di Kej 21:10 melihat Ishak diejek. Yang menarik di sini adalah soal warisan, yang sudah beberapa kali muncul dalam pengajaran Paulus di sini, dan yang paling menonjol. Tidak kelihatan soal penganiayaan lagi, melainkan apakah anak dari daging akan menerima warisan bersama anak dari janji. Maksudnya ini adalah orang yang terwakili oleh Ismael tidak akan menerima warisan keselamatan bersama anak-anak dari janji, yang sudah menjadi ahli-ahli waris di dalam Kristus.242 Paulus cukup tegas melawan kalangan sunat, karena perintah ekballo (usirlah – Lemparkan ke luar) berbentuk tegas243 dan kalau kita memperhatikan bahwa bagian ini ditempatkan langsung di bawah bagian yang bicara mengenai orang-orang yang membujuk mereka mencari keselamatan melalui Hukum Taurat, jelas maksudnya Paulus – Usirlah mereka! Walaupun Paulus menunjukkan anugerah kepada orang yang masih belajar atau bergumul, dia tidak begitu dengan orang yang menyampaikan ajaran sesat atau memberi teladan buruk pada jemaat. Lihat 1 Tim 1:3-11, 20, 5:20-21, 6:3-5. Lihat juga Mat 18:15-20.
ay. 31 Oleh karena itu saudara-saudara – Klause ini menyangkut seluruh alegorinya, bukan hanya ay. 30 saja. Sama seperti penerapan-penerapan yang diperhatikan tadi di ay. 28, yang ini menyimpulkan bahwa mereka benar-benar selamat melalui iman.
Kita bukan anak-anak dari budak perempuan – Perhatikan bahwa Paulus, dengan menggunakan kata ganti kita, berdiri di samping mereka sebagai sesama anak dari perempuan yang merdeka.
Melainkan anak-anak dari perempuan yang merdeka – Kata alla (melainkan) lagi di sini, digunakan 3 kali dalam 3 ayat, menunjukkan pembicaraan bersemangat.
- Apakah ada rasa syukur bahwa saudara adalah anak dari janji?
- Apakah Anda giat dan sukacita dalam menambahkan pada anak-anak Abraham melalui penginjilan?
- Apakah ada yang mengejek?
- Apakah ada yang memutarbalikkan Injil?
- Apa yang harus dilakukan dengan pengajar yang menyesatkan?
Topik Teologia -> Gal 4:28
Topik Teologia: Gal 4:28 - -- Pengudusan
Nama dan Kiasan untuk Umat yang Dikuduskan
Nama-nama Untuk Orang Kristen
Orang Kristen Disebut Anak-anak Perjanjian
Rom...
TFTWMS -> Gal 4:21-31
TFTWMS: Gal 4:21-31 - Kiasan Tentang Hagar Dan Sara KIASAN TENTANG HAGAR DAN SARA (Galatia 4:21-31)
21 Katakanlah kepadaku, hai kamu yang mau hidup di bawah hukum Taurat, tidakkah kamu mendengarkan huk...
KIASAN TENTANG HAGAR DAN SARA (Galatia 4:21-31)
21 Katakanlah kepadaku, hai kamu yang mau hidup di bawah hukum Taurat, tidakkah kamu mendengarkan hukum Taurat? 22 Bukankah ada tertulis, bahwa Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka? 23 Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging dan anak dari perempuan yang merdeka itu oleh karena janji. 24 Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar—25 Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab—dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya. 26 Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita. 27 Karena ada tertulis: "Bersukacitalah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembira dan bersorak-sorailah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami." 28 Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji. 29 Tetapi seperti dahulu, ia, yang diperanakkan menurut daging, menganiaya yang diperanakkan menurut Roh, demikian juga sekarang ini. 30 Tetapi apa kata nas Kitab Suci? "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba perempuan itu tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anak perempuan merdeka itu." 31 Karena itu, saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka.
Ayat 21. Paulus memulai dengan mengatakan, Katakanlah kepadaku, hai kamu yang mau hidup di bawah hukum Taurat, tidakkah kamu mendengarkan hukum Taurat? Karena orang-orang Galatia itu telah disesatkan oleh guru-guru Yudaisme dan mendasarkan iman mereka pada hukum Taurat Musa, maka Paulus berpaling kepada saksi utamanya untuk menunjukkan kesalahan jalan mereka. Saksi ini adalah "hukum Taurat" itu sendiri. Ia tidak mengarahkan kata-katanya kepada guru-guru Yudaisme itu, tetapi kepada orang-orang Galatia. Secara khusus, yang ia maksudkan adalah para anggota bukan Yahudi dari gereja-gereja ini yang sudah jatuh di bawah pengaruh guru-guru Yudaisme. Harus jangan diasumsikan bahwa saudara-saudara ini tersesat disebabkan oleh kecacatan karakter tertentu yang mereka miliki. Mungkin pendirian mereka mudah digoyahkan; beberapa orang bahkan telah menyifatkan mereka sebagai plin-plan. Namun begitu, pengaruh persuasif dari guru-guru Yudaisme, mentor mereka yang terbaru, harus jangan diremehkan. Mereka mengaku mengabarkan Firman Allah yang asli, hukum Taurat. Orang-orang Galatia itu ingin "berada di bawah hukum Taurat" hanya karena mereka sudah yakin bahwa alur perbaikan ini memang perlu dilakukan untuk menyukakan Allah.
Tidak diragukan lagi, Paulus sendiri setidaknya telah mendasarkan beberapa pemberitaannya pada hukum Taurat. Saat guru-guru Yudaisme itu datang dan menunjukkan bahwa ada banyak hal di dalam hukum Taurat yang Paulus tidak beritakan, kepercayaan umat Kristen Galatia terhadap Paulus (yang tidak lagi berada di tengah-tengah mereka) telah diguncang sedemikian rupa sehingga menciptakan krisis iman sungguhan. Lagi pula, bukankah Yesus sendiri mengatakan bahwa "keselamatan datang dari orang Yahudi" (Yoh. 4:22)? Ini tidak menyiratkan bahwa Paulus akan sudah mengutip persis kata-kata Yesus ini kepada orang-orang Galatia itu. Namun begitu, sebagai rasul yang terilham, ia sudah dapat mengetahui kutipan tersebut melalui pengilhaman (lihat Kisah 20:35; 1 Kor. 11:23-25; 15:3-8; Gal. 1:11, 12).
Kata Yunani untuk "mendengarkan" (ajkou÷w, akouō) dapat juga diterjemahkan "menangkap suara" (KJV; NKJV). Dalam banyak contoh, Kitab Suci digambarkan sebagai sedang bicara, seperti dalam ungkapan "Kitab suci digenapi yang mengatakan" (Yak. 2:23; NASB) dan "Bukankah Kitab Suci mengatakan …?" (Yoh. 7:42; NASB). Suara Kitab Suci didengar sama pastinya dengan suara saksi hidup, mungkin karena pada zaman kuno Kitab Suci biasanya dibacakan dengan suara keras. Dengan menyebutkan hukum Taurat, Paulus sedang menantang, "Bawalah saksi utamamu. Marilah kita dengarkan apa yang ia harus katakan untuk membela kamu. Kamu akan segera mengetahui bahwa ia, pada kenyataannya, adalah saksi utama kami." Kita harus ingat bahwa "hukum Taurat" adalah lebih daripada sekedar perintah biasa atau kumpulan peraturan dan ketetapan hukum, yang pelanggaran terhadapnya mengakibatkan denda atau hukuman yang sepadan.
"Hukum Taurat" (no÷moß, nomos) disebutkan dua kali: "Katakanlah kepadaku, hai kamu yang mau hidup di bawah hukum Taurat, tidakkah kamu mendengarkan hukum Taurat?" (huruf miring ditambahkan). Dalam kemunculan pertamanya dalam bahasa Inggris, seperti juga dalam bahasa Yunani, kata sandang pasti "the" tidak ada. Dari sini, beberapa orang menyimpulkan bahwa Paulus sedang bicara tentang hukum pada umumnya sebagai sistem hukum atau pembenaran berdasarkan jasa. Namun begitu, dalam bahasa Yunani sebuah kata benda yang langsung didahului oleh sebuah preposisi biasanya dianggap sebagai hal yang pasti meski tidak ada kata sandangnya. Oleh karena itu, meski teks asli tertulis "di bawah hukum," itu tidak harus berarti bahwa Paulus sedang bicara tentang hukum pada umumnya atau pembenaran oleh hukum.
Selanjutnya, jelas terlihat bahwa kemunculan kedua kata "hukum" dalam ayat 21 mengacu kepada Kitab Suci dalam Kejadian yang menceritakan Abraham, kedua anaknya (Ishak dan Ismael), dan ibu mereka masing-masing (Sara dan Hagar). Konteksnya tidak akan mengizinkan penafsiran lain selain hanya bahwa "hukum" ini adalah Taurat. Karena kemunculan kedua kata "hukum" itu secara jelas mengacu kepada Kitab Suci, tampaknya logis bahwa contoh pertama akan mengacu kepada hal yang sama. Tentu saja, tidak ada aturan tata bahasa yang dapat mencegah hal ini.
Sebenarnya, "hukum" yang Paulus ingin orang-orang Galatia itu dengarkan adalah bukan hukum sama sekali, meski penggunaannya atas istilah itu tidak berbeda dari penggunaan populer zaman kini atau dari para penulis Perjanjian Baru lainnya yang terilham dan bahkan dari Yesus sendiri. Kita bicara, sebagaima mereka, tentang "hukum Taurat dan kitab para nabi"; dan kita mengacukan Perjanjian Lama sebagai "hukum Taurat" dan Perjanjian Baru sebagai "injil." Dalam bagian teks kita ini, penekanannya secara khusus ada pada bagian narasi Pentateukh dalam Kejadian 16-21. Kata Ibrani hr`oT (torah) diterjemahkan "hukum" hampir dua ratus kali dalam Alkitab NASB, tetapi arti tepatnya kata itu adalah "instruksi"40atau "pengajaran,"41bukan "hukum," seperti dalam hukum Musa.
Penggunaan hukum Taurat yang Paulus lakukan dalam 4:21-31 pada mulanya mungkin membingungkan orang-orang yang tidak terbiasa dengan pola pikir oriental dari rabi Yudaisme. Harus diingat bahwa Paulus pernah berguru di kaki Gamaliel (Kisah 22:3) dan bahwa, meski argumentasi semacam ini mungkin tampak aneh bagi kita, tapi itu sudah umum di antara para rabi di zamannya.
Ayat 22. Paulus memperkenalkan ajaran kiasannya dari Kitab Suci dengan menyatakan, Bukankah ada tertulis, bahwa Abraham mempunyai dua anak, seorang dari perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka? Pernyataan ini juga didasarkan pada bagian cerita dari Kejadian 16-21, yang menceritakan kisah "perempuan hamba," Hagar, yang melahirkan Ismael anaknya. Kisah itu juga mengungkapkan bahwa "perempuan merdeka," Sara, melahirkan Ishak anaknya. Ishak adalah anak perjanjian yang telah lama dinantikan, yang lahir baginya di masa tuanya.
Ayat 23. Rasul Paulus membedakan kedua anak itu: Tetapi anak dari perempuan yang menjadi hambanya itu diperanakkan menurut daging dan anak dari perempuan yang merdeka itu oleh karena janji. Ismael lahir dengan cara yang sepenuhnya normal dari prokreasi manusia, melalui hubungan seksual Abraham dan Hagar, hamba yang Sara berikan kepada Abraham untuk tujuan ini. Secara teknis, tampaknya Ishak dilahirkan oleh Sara dengan cara yang persis sama. Namun begitu, perbedaan yang menentukan terdapat pada lompatan besar iman Abraham, yang percaya kepada harapan di mana, menurut pertimbangan manusia, tidak ada lagi harapan (Rom. 4:18). Ia mempertimbangkan fakta bahwa . . . tubuhnya sudah sangat lemah karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan (Roma 4:19-21).
Penulis Ibrani menjelaskan, Oleh iman Abraham, walaupun usianya sudah lewat—dan Sara sendiri mandul— dimampukan untuk menjadi seorang bapak karena ia menganggap setia Dia yang telah memberikan janji itu. Jadi dari satu orang ini, dan ia adalah orang yang telah mati pucuk, keluarlah keturunan sebanyak bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya (Ibr. 11:11, 12; NIV1984).42
Beberapa kebenaran tertentu menjadi jelas ketika kita mempertimbangkan konteks masing-masing dari Galatia 4:23, Roma 4:18-21, dan Ibrani 11:11, 12. (1) Berbeda dengan kelahiran Ismael "yang menurut daging," Ishak lahir "oleh karena janji" (Gal. 4:23). (2) Di mana tidak ada harapan, Abraham tetap berharap dan "percaya, sehingga ia dapat menjadi bapak bagi banyak bangsa" (Rom. 4:18). (3) Oleh karena iman Abraham kepada Allah dan janji-Nya, maka ia "dimampukan untuk menjadi seorang bapak" dan memiliki "keturunan sebanyak bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya" (Ibrani 11: 11, 12; NIV1984).
Apakah ada unsur "mujizat" yang terlibat dalam kelahiran Ishak yang sebanding dengan kelahiran Yesus? Kita tidak dapat memberanikan diri untuk menjelaskan "mujizat" itu; tapi Galatia 4:29 mengatakan bahwa Ishak lahir "menurut Roh" (to«n kata pneuvma, ton kata pneuma), sedangkan Ismael lahir "menurut daging" (o kata sa/rka, ho kata sarka).
Yang terutama menarik dalam hubungan ini adalah bahasa yang Yesus gunakan dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus untuk mengungkapkan perbedaan antara kelahiran fisik alami dan kelahiran baru orang Kristen: "Apa yang dilahirkan dari daging" [ejk thvß sarko«ß, ek tēs sarkos] adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh [ejk tou◊ pneu/matoß, ek tou pneumatos] adalah roh"(Yoh. 3:6). Para penerjemah, dalam frasa terakhir, telah memberikan huruf besar pada kemunculan pertama kata "Roh" tapi tidak pada yang kedua. Ini benar, karena Yesus sedang menjelaskan bahwa, dalam tatanan penciptaan dan prokreasi yang alami, kehidupan menghasilkan sesuai jenisnya (Kej. 1:21-25). Jelas terlihat bahwa Nikodemus hanya sedang memikirkan kelahiran fisik (Yoh. 3:4). Yesus sedang dalam proses mengajar dia tentang kelahiran baru, kelahiran "dari air dan Roh" (ejx u¢datoß kai« pneu/matoß, ex hudatos kai pneumatos) (Yoh. 3:5; huruf miring ditambahkan). "Ciptaan baru" ini (Galatia 6:15; KJV) sekarang, dengan iman, adalah anak Allah (3:26-29). Ia telah menerima Roh Anak Allah (4:5, 6; Kisah 2:38; Rom. 8:9, 10), dan ia diharapkan untuk berperilaku sesuai dengan sifat barunya yang baru lahir (Gal. 5:16, 17).
Roh tidak diragukan lagi ikut bekerja dalam menghasilkan kelahiran Ishak. Selanjutnya, siapa saja yang menganggap serius apa yang Perjanjian Baru katakan tentang kelahiran orang Kristen "dari air dan Roh" akan menyadari bahwa perubahan yang terjadi di dalam hati seorang anak adalah disebabkan oleh karya Roh Kudus. Pada kenyataannya, Roh Allah adalah agen penghasil yang nyata yang mendatangkan perubahan dalam sifat dan pengaruhnya bahkan kepindahannya "dari dalam maut ke dalam hidup" (Yoh. 5:24). Kita tentu akan sangat ragu, bagaimanapun, untuk mengatakan bahwa karena Roh Kudus ikut bekerja dalam kelahiran Ishak maka Ia juga ikut bekerja dalam mempengaruhi kelahiran baru orang Kristen—dan juga merupakan agen yang menyebabkan kelahiran Yesus (Luk. 1:34, 35)—bahwa ketiga hal itu dapat dianggap berlangsung pada taraf yang sama atau dengan hasil yang sama.
Tentu saja, baik kelahiran Ishak maupun kelahiran baru orang Kristen tidak dapat dibandingkan dengan kelahiran Yesus, yang, bagaimanapun, adalah monogenh/ß touv qeouv (monogenēs tou Theou), "diperanakkan hanya dari Allah." Dalam satu nas, Ia bahkan disebut monogenh/ß qeo÷ß (monogenēs Theos), "satu-satunya yang diperanakaan hanya dari Allah" (Yoh. 1:18). Kita tidak dapat memahami sifat sebenarnya ke-Allahan, tapi kita tahu bahwa kelahiran Yesus adalah sesuatu yang unik. Bahkan, kamus Walter Bauer mendefinisikan monogenes sebagai "satu-satunya" atau "unik (dalam jenis)." Kata itu menunjukkan "satu-satunya dari jenisnya atau kelasnya."43Tidak pernah ada kelahiran lain seperti kelahiran Yesus, dan juga tidak akan pernah terjadi.
Atas dasar nas-nas yang dikutip itu, tidak dapat diragukan lagi bahwa Ishak lahir dari benih Abraham, dikandung dalam rahim Sara. Dalam pengertian ini, kelahirannya—meski luar biasa oleh karena usia orang tuanya dan kemandulan Sara sebelumnya—adalah kelahiran fisik yang normal. Namun begitu, kelahiran ini dikaitkan dengan iman bapaknya kepada janji Allah. Di mana iman bekerja untuk merespons firman Allah, apakah ada sesuatu yang tidak mungkin? Lagi pula, bukankah Yesus sendiri mengatakan bahwa "bagi Allah segala sesuatu mungkin" (Mat. 19:26)?
Ayat 24-26. Paulus memberi kunci untuk menafsirkan bagian ini ketika ia menulis, Ini adalah suatu kiasan. Kata kerja majemuk yang digunakan di sini adalah ajllhgore/w (allēgoreō), yang terdiri dari a¡lloß (allos, "lain") dan ajgoreu÷w (agoreuō, "berbicara secara terbuka" atau "berbicara dalam agora"). Itu murni kata Yunani; asal-usulnya kembali ke zaman klasik ketika orang-orang bicara dalam perhimpunan umum, mungkin di agora/pasar. Kata itu telah mempertahankan sebagian besar makna aslinya mengenai "cara bicara yang lain" atau "cara mengatakan sesuatu yang berbeda," yaitu, "berbicara secara kiasan." Sebuah alegori adalah semacam perumpamaan, suatu pelajaran yang disampaikan secara kiasan.
Setelah menetapkan sejarah keluarga Abraham dalam 4:22, 23, Paulus melanjutkan dengan membuat penerapan alegori/kiasan:
Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar— Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab—dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya. Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita.
Sekilas, penerapan figuratif oleh Paulus atas peristiwa sejarah itu sepertinya mengejutkan. Tidak diragukan lagi, guru-guru Yudaisme itu pasti akan sudah terkejut karenanya!44Kita mungkin bertanya, "Bagaimana Paulus dapat mengatakan bahwa Hagar (hamba perempuan dari Mesir milik Sara) melambangkan 'Yerusalem yang sekarang' (ibu kota orang Yahudi) yang 'hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya' (orang Yahudi)? Bagaimana bisa orang-orang Yahudi dilambangkan dengan Ismael (leluhur bangsa Arab)?" Untuk memahami kiasan Paulus itu, kita harus menerima penerapan yang ia buat.
Paulus sedang menggunakan para anggota keluarga Abraham ini secara simbolis untuk melambangkan dua perjanjian. (1) Ia berkata Hagar melambangkan perjanjian hukum Taurat, yang diberikan di Gunung Sinai. (2) Sara melambangkan perjanjian janji. Janji ini dibuat kepada Abraham tentang benih atau keturunannya; janji itu oleh kasih karunia, terlepas dari hukum Taurat. (3) Ia menggunakan anak Hagar, Ismael, untuk melambangkan umat perjanjian lama Allah, Israel. (4) Ishak sesuai dengan umat perjanjian baru Allah, Israel-Nya yang baru yang beriman, orang Kristen (3:26-29).
Hagar adalah hamba perempuan Sara, seorang budak. Karena itu, sesuai dengan kebiasaan kuno, anak yang lahir dari seorang ibu budak ini, Ismael, juga menjadi seorang budak. Mengapa Hagar dan Ismael digunakan untuk melambangkan Gunung Sinai, Yerusalem, dan orang Yahudi? Gunung Sinai adalah tempat di mana hukum Taurat pernah diberikan kepada bangsa Israel melalui Musa. Yerusalem adalah kota suci orang Yahudi, banyak di antaranya masih menganjurkan kepatuhan kepada hukum Taurat. Mereka yang berada di bawah hukum Taurat, Perjanjian dari Sinai, berada dalam perbudakan dosa. Perbudakan adalah kaitan yang umum dalam hubungan ini.
Meski Sara, istri Abraham, pernah mandul selama bertahun-tahun, namun akhirnya ia melahirkan Ishak. Kedatangan Ishak terjadi sebagai hasil dari janji yang Allah telah janjikan kepada Abraham. Sebagai anak laki-laki yang lahir merdeka, Ishak adalah ahli waris Abraham. Oleh karena itu, Paulus menggunakan Sara dan Ishak sebagai simbol perjanjian baru, orang Kristen, dan Yerusalem sorgawi. Melalui iman yang patuh kepada Yesus, orang Kristen telah dimerdekakan dari dosa-dosa mereka dan sekarang menjadi anak dan ahli waris Allah (4:6, 7). Kemerdekaan, status anak, dan warisan adalah kaitan yang umum dalam hubungan ini.
Kata kerja yang diterjemahkan "sama dengan" (sustoice/w, sustoicheō) dalam 4:25 berarti "milik kolom yang sama."45Lightfoot memberikan alat bantu peraga untuk alegori ini dengan menempatkan bagian-bagiannya yang sesuai dalam dua kolom. Kolom yang pertama memberikan arti harfiah atau duniawi; yang kedua, memberikan arti yang metaforis atau rohani.
Arti Duniawi Hagar, perempuan hamba Ismael, anak menurut daging Perjanjian lama Yerusalem duniawi dll.
Arti Rohani Sara, perempuan merdeka Ishak, anak janji Perjanjian baru Yerusalem surgawi dll.46
Dengan memperluas gagasan ini, James Burton Coffman memvisualisasikan alegori itu dengan cara ini:
Yudaisme Perempuan hamba, Hagar Ismael, anak perempuan hamba Kelahiran alami Gunung Sinai, Yerusalem duniawi Perbudakan Banyak pada awalnya, tapi kemudian: Keturunannya relatif sedikit Penganiaya Diusir dari janji Yahudi, Israel jasmani, diperbudak Agama Kristen Perempuan merdeka, Sara Ishak, anak perempuan merdeka Kelahiran supernatural oleh janji Gunung Sion, perjanjian sorgawi Yerusalem sorgawi Merdeka Awalnya mandul, tapi kemudian: Keturunannya tak terhitung Dianiaya Ahli waris dari janji Orang Kristen, Israel rohani, merdeka47
Ayat 27. Paulus selanjutnya mengacu kepada Yesaya 54:1 untuk memajukan kasusnya: Karena ada tertulis: "Bersukacitalah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembira dan bersorak-sorailah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami."
Dalam catatan Kejadian, Hagar dengan segera melahirkan seorang anak bagi Abraham. Ketika perjanjian ditetapkan di Sinai, itu segera melahirkan ribuan anak dari perjanjian itu: seluruh bangsa Israel. Sebaliknya, Sara mandul dan harus menunggu sampai usianya sembilan puluh tahun untuk melahirkan Ishak. Dengan cara yang sama, perjanjian janji membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang.
Janji yang diberikan kepada Abraham bahwa semua bangsa akan diberkati melalui "benih"nya harus menunggu. Menurut Paulus, 430 tahun berlalu antara janji itu dan pemberian hukum Taurat di Sinai; dan masih akan ada 1.440 tahun sebelum datangnya "benih" itu, yang adalah "Kristus" (3:16). Secara keseluruhan, ada masa tunggu sekitar dua ribu tahun. Seperti Sara, umat Allah telah menunggu sangat lama sekali sampai datangnya zaman injil dengan pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta pertama setelah kenaikan Kristus. Saat itulah keturunan rohaninya yang pertama lahir; "Sekitar tiga ribu jiwa" lahir dari air dan Roh pada hari itu (Kisah 2:38, 41).
Ini baru permulaan. Meski orang-orang Yahudi tersebar di sekitar Kekaisaran Romawi pada waktu itu, jumlah orang Kristen Yahudi dengan cepat meningkat menjadi ribuan orang, seperti yang tercatat dalam Kisah Para Rasul (Kisah 21:20). Para penguasa Yahudi, khususnya saat melihat banyak orang bukan Yahudi yang percaya ditambahkan kepada iman yang baru itu, mulai ketakutan dan merasa iri hati sehingga mereka memelopori penganiayaan. Ini juga telah diramalkan. Paulus mengutip dari Yesaya, "Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami" (4:27; lihat Yes. 54:1). Pada akhirnya, anak-anak perjanjian baru—anak-anak rohani Abraham (Gal. 3:26-29), "Israel milik Allah" (6:16)—akan jauh lebih banyak daripada anak-anak dari perjanjian Sinai yang lama, seperti yang telah dibuktikan oleh sejarah selanjutnya yang berawal dari Pentakosta pertama zaman injil.
Ayat 28. Paulus mulai menerapkan alegori itu kepada situasi Galatia—dan kepada semua orang Kristen pada tahun-tahun mendatang. Ia mengatakan, Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji. Kelahiran Ishak dihasilkan dari janji Allah kepada Abraham bahwa ia dan Sara akan memiliki seorang putra. Demikian pula, "saudara-saudara" Galatia itu telah mengalami kelahiran baru sebagai hasil dari "janji" Allah kepada Abraham bahwa, melalui "benih"nya (Kristus), semua bangsa akan diberkati. Janji tersebut menunjuk kepada perjanjian yang dilambangkan oleh Sara, "Yerusalem sorgawi" (4:26). Orang-orang Kristen adalah anak-anak dari perjanjian baru dan warga negara dari "Yerusalem sorgawi" yang rohani dan kekal, "Gunung Sion," "kota Allah yang hidup" (Ibr. 12:22, 23).
Ishak adalah anak merdeka dari Abraham dan Sara. Sebagai anak-anak dari perempuan merdeka, orang Kristen juga merdeka dalam banyak hal. Kita merdeka dari … peraturan apa saja tentang keturunan jasmani (Mat. 3:9); kewajiban apa saja untuk menjaga tradisi manusia yang sebenarnya adalah "doktrin [dan] ajaran manusia" (Mat. 15:1-3, 8, 9; NASB); pelbagai konsekuensi, rasa bersalah, dan tirani dosa (Rom. 6:7, 18; 7:23); perbudakan manusia secara universal berupa rasa takut terhadap kematian (Ibr. 2:14, 15); kuk hukum Taurat yang tidak dapat dipikul oleh siapa saja (Gal. 5:1; Kisah 15:10); kutuk hukum Taurat melalui penebusan yang dapat dilakukan hanya oleh Yesus dengan menjadi kutuk bagi kita (Gal. 3:13).
Tuhan sendiri berkata, "Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka" (Yoh. 8:36).
Satu aspek penebusan menjadi milik kita hanya dalam bentuk harapan. Kesamaan dengan bumi yang belum diselamatkan, kita yang memiliki "karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembe-basan tubuh kita," menurut Roma 8:23 (see Rom. 8:18-25). Meski kita telah menerima "pengangkatan sebagai anak" dan akibatnya juga "Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: 'ya Abba, ya Bapa!'" (Gal. 4:5, 6), kita masih mengalami penderitaan fisik dan penderitaan seperti yang dialami bumi yang belum diselamatkan. Paulus menyurati umat Kristen di Efesus, "Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya" (Efe. 1:7). Namun demikian, dalam surat yang sama, ia menasihati saudara-saudara ini, "Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan" (Efe. 4:30). "Hari penyelamatan" ini jelas merupakan "hari Tuhan," hari penghakiman. Pada hari ini, "semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya dan keluar—mereka yang telah berbuat apa yang baik bangkit untuk hidup, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum" (Yoh. 5:28, 29; NIV). Pada waktu itu, ketika Tuhan datang lagi, Ia "akan mengubah tubuh kita yang hina ini sehingga dapat sesuai dengan tubuh-Nya yang mulia" (Flp. 3:21; NKJV). Dalam kebangkitanlah "penebusan tubuh kita" yang terakhir (Rom. 8:23) akan berlangsung dan kita akan dibawa "masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah" (Rom. 8:21; NIV1984).
Galatia 4:28 berfungsi sebagai uraian baru yang singkat dari apa yang Paulus telah katakan: "Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.… Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah" (3:26-29). Janji Allah kepada Abraham menghasilkan perjanjian baru berupa kasih karunia yang diundangkan oleh darah Kristus (Luk. 22:20; Ibr. 8:10-12). Perjanjian itu terlihat sangat beda dengan perjanjian hukum Taurat yang memperbudak yang diberikan di Gunung Sinai, yang harus diakhiri (Ibr. 8:13; 10:9, 10).
Ayat 29. Di sini peranan yang berbeda dari dua anak di dalam alegori itu dikembangkan lebih lanjut. Ismael, anak Hagar ("perempuan hamba"), diperanakkan menurut daging. Sebaliknya, Ishak, putra Sara ("perempuan merdeka"), diperanakkan menurut Roh. Pada zaman itu, Ismael menganiaya (diw÷kw, diōkō) Ishak. Kata-kata ini tidak muncul dalam Perjanjian Lama, namun acuan itu tampaknya berkaitan dengan pelbagai peristiwa pada pesta perayaan penyapihan Ishak.48Pada kesempatan itu, "Sara melihat anak Hagar perempuan Mesir, yang ia lahirkan bagi Abraham, mengejek" (Kej. 21:9; NASB). Kata Ibrani untuk "mengejek" (qt^x*, tsachaq) dapat memiliki berbagai makna, tergantung pada konteksnya. Itu dapat berarti "tertawa" atau "bermain";49tapi terkadang kata itu memiliki konotasi negatif dan jahat "mengolok-olok" atau "mengejek" (lihat Kej. 39:14; 2 Taw. 30:10).50Ismael akan sudah berusia enam belas atau tujuh belas tahun saat Ishak disapih sebagai balita.51Dibutuhkan sedikit imajinasi untuk melihat bagaimana ejekan itu memuncak hingga ke titik kejengkelan yang menyakitkan atau "penganiayaan." Bagaimanapun, "dianiaya" adalah kata yang rasul terilham itu pilih untuk digunakan dalam mengacukan situasi itu.
Sama seperti Ismael telah menganiaya Ishak, Paulus mengatakan, Demikian juga sekarang ini. Kata-kata ini mungkin secara khusus telah berlaku bagi situasinya sendiri saat ia menulis surat Galatia. Jika suratnya itu ditulis pada awal 48-49 M., tepat setelah perjalanan misi yang pertama, selagi Paulus dan Barnabas sedang menghabiskan beberapa waktu bersama gereja di Antiokhia Siria (Kisah 14:26-28), luka-luka yang Paulus derita dari perajaman di Listra mungkin masih dalam proses penyembuhan. Menjelang awal perjalanan itu, para misionaris itu telah ditentang di Pafos, di pantai barat Siprus, oleh seorang "Yahudi bernama Baryesus. Ia seorang tukang sihir dan nabi palsu" (Kisah 13:6-12).
Di Antiokhia Pisidia, sebuah pola mulai berkembang di antara orang-orang Yahudi yang tidak percaya. Setelah melihat kerumunan orang berkumpul untuk mendengar Paulus dan Barnabas berkhotbah, mereka yang digerakkan oleh perasaan iri hati "menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah, dan pembesar-pembesar di kota itu, dan mereka menimbulkan penganiayaan atas Paulus dan Barnabas dan mengusir mereka dari daerah itu" (Kisah 13:42-50). Di Ikonium, kedua misionaris tersebut baru saja lolos dari pelemparan batu (Kisah 14:1-6). Sementara di Listra, Paulus tidak begitu beruntung; karena di sana "datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati" (Kisah 14:19).
Penganiayaan Ismael terhadap Ishak sejajar dengan penganiayaan tanpa ampun dari orang-orang Yahudi yang tidak percaya terhadap Paulus. Meski Paulus sendiri secara etnis adalah orang Yahudi dan dalam usaha giatnya yang salah arah pernah menganiaya umat Kristen, ia kemudian mengalami kelahiran baru. Ia sekarang termasuk di antara orang-orang Kristen, orang-orang "yang diperanakkan menurut Roh" (Gal. 4:29). Ia berada di dalam Kristus, di mana perbedaan antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi telah dilenyapkan. Sebagai hasil perubahan hidupnya, mantan penganiaya itu telah menjadi orang yang dianiaya. Ia mendapatkan dirinya dalam posisi Ishak, korban ejekan dari abangnya "menurut daging." Seperti Paulus (5:11), orang-orang Kristen Galatia telah dianiaya oleh karena iman mereka kepada Yesus (3:4) .
Ayat 30. Ayat ini memiliki pertanyaan Tetapi apa kata nas Kitab Suci? Jawabannya dikutip, secara agak lepas, dari Kejadian 21:10: " Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba perempuan itu tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anak perempuan merdeka itu." Dalam konteks aslinya, kata-kata ini diucapkan oleh Sara, yang merasa kesal melihat Ismael, anak dari Hagar saingannya, memprovokasi Ishak. Yang memperburuk keadaan, penganiayaan itu terjadi pada waktu perayaan untuk menghormati penyapihan Ishak.
Secara manusiawi, apa yang Sara minta itu tampaknya merupakan hukuman yang kejam dan tidak adil, jauh tidak seimbang dengan perilaku remaja itu. Dari reaksi Abraham, kita dapat melihat bahwa perasaannya itu mirip dengan perasaan kita sendiri, meski jauh lebih personal. Kita baca, "Hal ini sangat menyebalkan Abraham oleh karena anaknya itu" (Kej. 21:11).
Meski respons Abraham itu tampaknya tepat, namun Allah yang mahatahu memiliki tujuan dan rencana-Nya sendiri—tidak hanya untuk Ishak dan keturunannya, tetapi juga untuk Ismael dan keturunannya. Abraham ditakdirkan tidak hanya menjadi ayah dari bangsa Israel, tetapi juga untuk menjadi "bapak dari banyak bangsa" (Kej 17:5). Atas dasar janji inilah nama Abraham diubah dari "Abram" ("bapak yang agung") menjadi "Abraham" ("bapak sejumlah besar bangsa").
Perubahan nama ini terjadi ketika Abraham berusia sembilan puluh sembilan tahun. Pada kesempatan ini, ia dikunjungi oleh Allah dan memberitahu dia bahwa, pada saat yang sama pada tahun depan, Sara, yang usianya saat itu delapan puluh sembilan tahun, akan melahirkan seorang anak laki-laki. Luar biasa, "Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa," serta berkata, "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!" (Kej. 17:17, 18). Allah juga memperhatikan Ismael, karena Ia telah berkata, "Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar" (Kej. 17:20).
Pada waktu ini, Allah menginstruksikan Abraham, "Janganlah sebal hatimu karena hal anak [Ismael] dan budakmu [Hagar] itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak" (Kej. 21:12). Abraham taat kepada Allah dan mengusir Hagar dan Ismael (Kej. 21:14). Tindakan ini meyakinkan Sara akan keselamatan Ishak dan menetapkan Ishak sebagai satu-satunya "ahli waris" kekayaan Abraham (Kej. 24:36; 25:5, 6). Ismael tidak akan menjadi peserta ahli waris bersama Ishak.
Kebenaran rohani apakah yang terkandung dalam contoh ini bagi orang-orang Kristen di Galatia? Paulus sedang menekankan bahwa orang-orang Yahudi menurut daging (yang dilambangkan oleh Ismael) tidak memiliki warisan di dalam kerajaan Allah. Sebaliknya, satu-satunya warisan di bawah perjanjian baru adalah untuk orang-orang Kristen yang telah lahir dari Roh (diwakili oleh Ishak). Menurut Robert L. Johnson, "Maksud Paulus adalah bahwa warisan ini hanya milik benih rohani Abraham. Tidak akan ada kompromi antara daging dan roh, perbudakan [dan] kemerdekaan. Hukum Taurat dan Injil tidak dapat hidup berdampingan."52
Ayat 31. Paulus menyimpulkan, Karena itu, saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka. Ia sedang menekankan bahwa orang Kristen bukan anak-anak perjanjian dari Sinai, yaitu hukum Taurat. Ini bukan pertama kali ia mengatakan hal ini, juga bukan yang terakhir kali. Ia membuat banyak pernyataan lain di Galatia yang menunjukkan konsekuensi buruk yang melekat pada hukum Taurat:
Apa yang diajarkan oleh guru-guru Yudaisme adalah "injil yang lain" (1: 6), sebuah injil yang menyimpang (1: 7).
Paulus memberitahu Petrus di hadapan saudara-saudara itu, "Sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat," anugerah Allah telah dibatalkan dan "Kristus mati sia-sia" (2:21).
Semua orang yang hidup "dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk" (3:10).
"Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, … Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, … Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun" (3:23-25).
"Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia. Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, … untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat" (4:3-5).
"Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah" (4:7).
"Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu … jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan" (5:1).
"Siapa saja yang berusaha untuk "dibenarkan oleh hukum [Taurat]" adalah "lepas dari Kristus" dan sudah "hidup di luar kasih karunia" (5:4).
"Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat" (5:18).
Paulus menyatakan bahwa "kita bukan anak-anak dari seorang perempuan hamba, tetapi dari sang perempuan merdeka" (huruf miring ditambahkan). Seperti dalam teks Yunani, Alkitab NASB tidak memiliki kata sandang pasti ("the") sebelum "perempuan hamba"; tapi kata itu terdapat sebelum "perempuan merdeka." Gagasan tentang jenis atau kualitas terkandung di dalam contoh yang pertama, sedangkan identitas diungkapkan dalam contoh yang kedua. Dengan kata lain, orang-orang Kristen "bukanlah anak-anak dari perempuan semacam itu seperti seorang hamba, melainkan dari dia (Sara) yang merdeka." Ungkapan Paulus itu menurunkan Hagar sebagai lebih rendah dan meninggikan Sara dalam martabat dan status.53
Makna alegori itu terletak pada perbedaan antara dua perjanjian. Sebagai orang Kristen, kita tidak berutang asal kita maupun pengangakatan kita sebagai anak-anak Allah kepada hukum Taurat. Di dalam Kristus, tidak ada lagi perbedaan seperti orang Yahudi atau bukan Yahudi, sunat atau tidak disunat, budak atau orang merdeka.54
Mereka yang di dalam Kristus bebas dari kuk hukum Taurat yang tak tertahankan (5:1), bebas dari penghukuman (Rom. 8:1, 2), dan bebas dari kutuk hukum Taurat (Gal. 3:13). Semua orang yang telah dibeli oleh darah Anak Domba sekarang adalah orang-orang yang ditebus oleh Allah dan tempat Roh Allah menetap.
Yesus memberitahu perempuan Samaria bahwa "keselamatan datang dari orang Yahudi" (Yoh. 4:22). Namun begitu, pernyataan ini tidak berarti bahwa kuasa apa saja yang menyelamatkan datang dari orang Yahudi, Yudaisme, atau hukum Taurat. Sebaliknya, Allah memilih Israel sebagai alat-Nya untuk mengantarkan Juruselamat ke dalam dunia. Keselamatan harus ditemukan secara eksklusif di dalam Yesus. Hukum Taurat bersaksi tentang hidup yang kekal, namun tidak dapat memberikan hidup itu; karena hidup itu dapat diperoleh hanya di dalam Kristus.55
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Galatia (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang
Paulus menu...
Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang
Paulus menulis surat ini (Gal 1:1; Gal 5:2; Gal 6:11) "kepada jemaat-jemaat di Galatia" (Gal 1:2). Beberapa orang berpendapat bahwa orang Galatia ini adalah suku Gaul di bagian utara Galatia. Kemungkinannya jauh lebih besar bahwa Paulus menulis surat ini kepada kota-kota di bagian selatan (Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra, Derbe) di mana ia dan Barnabas menginjil dan memulaikan gereja-gereja dalam perjalanan pemberitaan Injil yang pertama (Kis 13:1--14:28). Tanggal penulisan yang paling sesuai adalah tidak lama sesudah Paulus kembali ke gereja Antiokhia Siria yang mengutusnya dan sebelum sidang di Yerusalem (Kis 15:1-41).
Persoalan utama dalam surat ini adalah persoalan yang sama yang dibahas dan dipecahkan dalam sidang di Yerusalem (sekitar 49 TM; bd. Kis 15:1-41). Persoalan utama itu meliputi dua pertanyaan:
- (1) Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu satu-satunya syarat untuk selamat?
- (2) Ataukah ketaatan kepada upacara dan peraturan Yahudi tertentu dari P.L. diperlukan untuk memperoleh keselamatan dalam Kristus?
Rupanya Paulus menulis surat Galatia ini sebelum perselisihan mengenai masalah hukum PL secara formal diperdebatkan dalam sidang di Yerusalem dan pendirian gereja resmi diberikan. Ini berarti bahwa kitab Galatia ini merupakan surat pertama rasul Paulus.
Tujuan
Paulus mendengar bahwa beberapa guru Yahudi mengacaukan orang yang baru dimenangkan olehnya di Galatia dengan memaksa mereka disunatkan dan menerima kuk Taurat Musa sebagai syarat-syarat yang perlu untuk diselamatkan dan diterima dalam gereja. Setelah mendengar hal ini, Paulus menulis surat ini
- (1) untuk menegaskan bahwa syarat-syarat yang dituntut hukum, seperti sunat di bawah perjanjian lama, tidak ada hubungan dengan pekerjaan kasih karunia Allah dalam Kristus untuk keselamatan di bawah perjanjian yang baru; dan
- (2) menegaskan lagi dengan jelas bahwa kita menerima Roh Kudus dan hidup rohani oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan bukan oleh ikatan kepada hukum Taurat PL.
Survai
Dari isi surat ini, tampaknya para pemimpin Yahudi yang melawan Paulus di Galatia menyerangnya secara pribadi supaya melemahkan pengaruhnya dalam gereja-gereja. Mereka menuduh bahwa
- (1) Paulus tidak termasuk kelompok rasul-rasul yang asli, dan karena itu tidak memiliki wibawa rasuli (bd. Gal 1:1,7,12; Gal 2:8-9);
- (2) berita yang disampaikannya menyimpang dari Injil yang diberitakan di Yerusalem (bd. Gal 1:9; Gal 2:2-10); dan
- (3) beritanya mengenai kasih karunia akan mengakibatkan ketidakpatuhan kepada hukum (bd. Gal 5:1,13,16,19-21).
Paulus langsung menanggapi ketiga tuduhan itu.
- (1) Dengan penuh semangat ia membela kekuasaannya sebagai rasul Yesus Kristus, wibawa yang diterimanya langsung dari Allah dan disahkan oleh Yakobus, Petrus, dan Yohanes (pasal 1-2; Gal 1:1--2:21).
- (2) Dia dengan penuh gairah mempertahankan Injil keselamatan yang terjadi karena kasih karunia oleh iman kepada Kristus (pasal 3-4; Gal 3:1--4:31).
- (3) Akhirnya, Paulus dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa Injil Yesus Kristus yang sejati meliputi kebebasan dari perhambaan legalisme Yahudi pada satu sisi dan kebebasan dari dosa dan tindakan tabiat berdosa pada sisi yang lain. Kebebasan Kristen yang sejati meliputi hidup oleh Roh dan menggenapi hukum Kristus (pasal 5-6; Gal 5:1--6:18).
Surat ini berisi suatu sketsa watak orang-orang percaya Yahudi yang menentang Paulus di Galatia, Antiokhia, dan Yerusalem (Kis 15:1-2,5), dan di semua wilayah yang dilayaninya. Paulus melukiskan mereka sebagai pengacau dan pemutar balik (Gal 1:7), penghalang (Gal 5:7), dan orang yang suka menonjolkan diri secara lahiriah dan berusaha untuk mengelak penganiayaan karena penghinaan salib Kristus (Gal 6:12). Secara tidak langsung Paulus menggambarkan mereka sebagai orang yang ingin menyenangkan manusia (Gal 1:10), saudara-saudara palsu (Gal 2:4), saudara-saudara yang bersunat (Gal 2:12), dan manipulator (Gal 3:1).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri unik menandai surat ini:
- (1) Surat ini merupakan pembelaan yang paling bersemangat dalam PB tentang sifat hakiki Injil. Nadanya tajam, berapi-api dan mendesak ketika Paulus menghadapi pelawan-pelawan yang salah (mis. Gal 1:8-9; Gal 5:12) dan menegur anggota jemaat Galatia karena mudahnya mereka tertipu (Gal 1:6; Gal 3:1; Gal 4:19-20).
- (2) Surat ini hanya diungguli oleh surat 2 Korintus dalam jumlah petunjuk mengenai kehidupan Paulus.
- (3) Surat ini adalah satu-satunya surat yang dialamatkan secara tegas kepada beberapa jemaat (akan tetapi Lihat "PENDAHULUAN SURAT EFESUS" 08197).
- (4) Surat ini berisi daftar buah Roh (Gal 5:22-23) dan daftar yang paling lengkap mengenai perbuatan-perbuatan tabiat berdosa (Gal 5:19-21).
Full Life: Galatia (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Gal 1:1-10)
A. Salam
(Gal 1:1-5)
B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan I...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Gal 1:1-10) - A. Salam
(Gal 1:1-5) - B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan Injil Kasih Karunia
(Gal 1:6-10) - I. Paulus Membela Kekuasaan Injil dan Panggilannya (Pribadi)
(Gal 1:11-2:21) - A. Injil itu Dinyatakan Kepadanya oleh Kristus
(Gal 1:11-24) - B. Injil itu Diakui dan Disahkan Yakobus, Petrus, dan Yohanes
(Gal 2:1-10) - C. Injil itu Dipertahankan Dalam Sengketa dengan Petrus
(Gal 2:11-21) - II. Paulus Membela Berita Injilnya (Ajaran)
(Gal 3:1-4:31) - A. Roh dan Hidup Baru Diterima oleh Iman dan Bukan oleh Perbuatan Baik
(Gal 3:1-14) - B. Keselamatan Tersedia Karena Janji dan Bukan Hukum Taurat
(Gal 3:15-24) - C. Mereka yang Percaya Kristus Adalah Anak dan Bukan Hamba
(Gal 3:25-4:7) - D. Himbauan untuk Memikirkan Kembali Tindakan Mereka
(Gal 4:8-20) - E. Mereka yang Percaya Hukum Adalah Hamba dan Bukan Anak
(Gal 4:21-31) - III.Paulus Membela Kebebasan Injilnya (Praktis)
(Gal 5:1-6:10) - A. Kebebasan Kristen Berkaitan dengan Keselamatan oleh Kasih Karunia
(Gal 5:1-12) - 1. Memelihara Kebebasan Kristen
(Gal 5:1) - 2. Akibat Menyerah Kepada Sunat di Bawah Hukum Taurat
(Gal 5:2-12) - B. Kebebasan Kristen Jangan Dijadikan Alasan untuk Memperturutkan
Tabiat Berdosa
(Gal 5:13-26) - 1. Perintah Kasih
(Gal 5:13-15) - 2. Hidup oleh Roh, Bukan oleh Tabiat Berdosa
(Gal 5:16-26) - C. Kebebasan Kristen Harus Diungkapkan Melalui Hukum Kristus
(Gal 6:1-10) - 1. Saling Menanggung Beban
(Gal 6:1-5) - 2. Menolong Pelayan Firman Allah
(Gal 6:6) - 3. Jangan Jemu-Jemu Berbuat Baik
(Gal 6:7-10) - Penutup
(Gal 6:11-18)
Matthew Henry: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Surat Paulus ini tidak ditujukan kepada satu atau banyak jemaat di suatu kota, seperti beberapa surat lain, melainkan kepada jemaat-jemaat di sua...
- Surat Paulus ini tidak ditujukan kepada satu atau banyak jemaat di suatu kota, seperti beberapa surat lain, melainkan kepada jemaat-jemaat di suatu negeri atau provinsi, karena Galatia itu sebuah provinsi. Besar kemungkinan bahwa jemaat-jemaat di Galatia ini pertama kali bertobat dan memeluk iman Kristen melalui pelayanan Paulus. Atau, kalau bukan dia yang menanam jemaat, paling tidak ia sudah terlibat menyirami jemaat-jemaat ini, seperti yang tampak jelas dari surat ini sendiri, dan juga dari Kisah Para Rasul 18:23. Dalam Kisah Para Rasul itu, kita mendapati Paulus menjelajahi seluruh negeri Galatia dan kemudian Frigia, untuk meneguhkan hati semua murid. Selama ia berada bersama mereka, mereka menunjukkan penghormatan dan kasih sayang mereka yang teramat besar baik terhadap dia pribadi maupun pelayanannya. Akan tetapi, tidak lama setelah ia tidak lagi bersama mereka, beberapa pengajar yang masih berpegang pada agama Yahudi menyusup di antara mereka. Dengan kepintaran dan hasutan mereka, jemaat-jemaat di Galatia segera saja merendahkan pribadi Paulus dan pelayanannya. Yang menjadi tujuan utama dari para pengajar palsu ini adalah menjauhkan mereka dari kebenaran di dalam Yesus, terutama yang berkenaan dengan ajaran agung tentang pembenaran, yang jelas-jelas mereka selewengkan. Mereka menegaskan pentingnya paduan antara pelaksanaan hukum Musa dan iman di dalam Kristus untuk mendapat pembenaran. Dan, untuk mencapai tujuan ini dengan lebih baik, mereka berbuat semampu mereka untuk merendahkan tabiat dan nama baik Rasul Paulus, dan meninggikan nama baik mereka sendiri di atas kehancuran namanya. Mereka menggambarkan dia sebagai orang yang, kalaupun diakui sebagai rasul, jauh lebih rendah daripada rasul-rasul lain, dan khususnya sebagai orang yang tidak layak mendapat penghormatan seperti Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Ada kemungkinan mereka sendiri mengaku-ngaku sebagai para pengikut rasul-rasul yang disebut terakhir ini. Dan dalam kedua usaha tersebut, mereka luar biasa berhasil. Inilah latar belakang Paulus menulis surat ini. Di dalamnya ia mengungkapkan keprihatinannya yang besar bahwa mereka sudah begitu cepat membiarkan diri dilencengkan dari iman Injil. Di situ juga ia membela tabiat dan wewenangnya sendiri sebagai rasul melawan tuduhan-tuduhan para musuhnya. Ia menunjukkan bahwa baik mandat maupun ajarannya bersifat ilahi, dan bahwa sedikit pun dia, dilihat dari segi mana saja, tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu (2Kor. 11:5). Kemudian ia menegaskan dan mempertahankan ajaran Injil yang agung tentang pembenaran oleh iman tanpa menjalankan hukum Taurat, dan mengatasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul dalam pikiran jemaat mengenai ajaran itu. Dan, setelah mengokohkan ajaran yang penting ini, ia menasihati mereka untuk berdiri teguh di dalam kemerdekaan yang dengannya Kristus sudah membebaskan mereka, memperingatkan mereka agar berhati-hati terhadap penyalahgunaan kemerdekaan ini, dan memberi mereka sejumlah nasihat dan petunjuk yang sangat perlu. Lalu ia menutup surat ini dengan memberi mereka penjelasan yang adil tentang para pengajar palsu yang sudah menjerat mereka, dan pada sisi lain, tentang tabiat dan perilakunya sendiri. Dalam kesemuanya ini, yang menjadi maksud dan tujuannya yang utama adalah mengembalikan mereka yang sudah disesatkan, memantapkan mereka yang mungkin goyah, dan meneguhkan siapa saja di antara mereka yang tetap mempertahankan kesetiaan dan kelurusan hati mereka.
Galilah: Galatia (Garis Besar)
Bibliografi
Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976.
Bruce, F....
Bibliografi
Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976.
Bruce, F.F. The Epistle to the Galatians: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans Pub. Co. 1982.
De Witt Burton, Ernest. The International Critical Commentary Series, Galatians, T & T Clarke, Edinburgh. 1971.
Carr, G. L. Song of Solomon: an introduction and commentary, Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1984.
Cole, R. Alan. Galatians, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester, 1983.
Dana H.E. & Mantey J.R. A Manual Grammar of the Greek New Testament, Prentice Hall, New Jersey, 1957.
Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology: Revised and Expanded. Literatur SAAT. Malang. 2008, 2014.
Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000.
Gathercole, Simon, J. Galatians, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008.
George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994.
Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985.
MacArthur, John. F. Galatians, Moody, Grand Rapids, 1987.
MacArthur, John. The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997.
Metzger, Bruce M. A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994.
Moo, Douglas. Galatians, Baker, Grand Rapids. 2013.
Newman Jr. Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012.
Robertson, A. T. Word Pictures in the New Testament. Nashville, TN: Broadman Press. 1933.
Shelley, Bruce. Church History in Plain Language, Thomas Nelson Publishers. 2008.
Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.
Wallace, Daniel, B. Greek Grammar Beyond the Basics, Zondervan, Grand Rapids, 1996.
Wenham, J W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1993
Zodhiates, Spiros. Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, © By AMG International, Inc. Revised edition, 1993.
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang ingin menangani Firman Tuhan dengan baik. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Diusulkan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah-Istilah Tata Bahasa
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.395 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tense
Tense menyangkut waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aorist = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi. Mis: Kemarin dia belajar.
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Mis: Kemarin, sementara dia sedang belajar…
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga menyangkut apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Mis.: Dia sudah belajar (yaitu, sudah punya kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Mis: Dia sedang belajar.
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Mis: Dia akan/mau belajar.
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Mis: Saya mengasihi Yesus.
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Mis: Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku. Mis: Saya yang selalu mencuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Mis: Saya akan makan.
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Mis: Makan!
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina(supaya) menyatakan tujuan. Mis: Saya memasak supaya kamu bisamakan.
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Mis: Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Mis: Makan, itu baik.
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan case (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti yang tertentu (perjamuan kudus) dan yang di ayat 46, tanpa artikel, bicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tense, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Mis: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Mis: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Mis: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Mis: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif
Mis: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat. (Menyangkut harapan)
Aorist Aktif Indikatif
Mis: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Mis: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Mis: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aorist Pasif Indikatif
Mis: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Mis: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Mis: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aorist Aktif Imperatif
Mis: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994. Jilid. 30, Hal. 77–78
2 Douglas Moo, Galatians, Baker, Grand Rapids. 2013. Pendahuluan.
3 Moo. Kindle Lokasi 517-521.
4 Moo. Kindle Lokasi 1072-1076.
5 R. Alan Cole, Galatians, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester, 1983. Hal. 29.
6 Cole, Hal. 29.
7 George, Hal. 80.
8 Aorist Aktif Partisip.
9 A. T. Robertson, Word Pictures of the New Testament, ESword. Gal 1:1.
10 Spiros Zodhiates, Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, © By AMG International, Inc. Revised edition, 1993. Lihat kata nekros.
11 George. Hal. 85.
12 Nubuatan-nubuatan tersebut sangat mirip dengan istilah-istilah yang Paulus gunakan di sini, kalau LXX, PL terjemahan Bahasa Yunani, dilihat.
13 Lihat penjelasan di apendiks.
14 Aorist Medium Subjunktif.
15 Mounce, Lokasi Kindle 2019.
16 Bruce, Hal. 80.
17 Present Aktif Indikatif.
18 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000. Lihat kata metatithemi.
19 Present Medium Indikatif.
20 Moo, Kindle lokasi. 2209.
21 Aorist Aktif Partisip.
22 George. Hal. 94-95.
23 Present Aktif.
24 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata tarasso.
25 Ibid. Lihat kata metastrefo.
26 George. Penjelasan pada Gal 1:7
27 H.E. Dana & J.R. Mantey. A Manual Grammar of the Greek New Testament, Prentice Hall, New Jersey, 1957. Lihat kata alla di halaman 240.
28 Present Medium Subjunktif.
29 Present Aktif Imperatif.
30 Present Medium Indikatif.
31 Cole. Hal. 44.
32 Present Aktif Indikatif.
33 Imperfek Aktif Indikatif dan Imperfek Medium Indikatif.
34 Wallace, Daniel, B. Greek Grammar Beyond the Basics, Zondervan, Grand Rapids, 1996. Hal 695.
35 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata gnorizo.
36 Present Aktif Indikatif.
37 Present Aktif Indikatif.
38 Ibid. Lihat kata apokalypsis.
39 Aorist Aktif Indikatif.
40 Ibid, N. F. Lihat kata anastrofe.
41 Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976. Hal. 19.
42 Imperfek Aktif Indikatif.
43 Imperfek Aktif Indikatif.
44 Imperfek Aktif Indikatif.
45 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Hal. 185–186.
46 Ibid, N. F. Lihat kata perissoteros.
47 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata aforizo.
48 Aorist Aktif Partisip.
49 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. kata eudokeo
50 Moo. Kindle Lokasi 2934-2935.
51 Present Medium Subjunktif.
52 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata euthos.
53 Ibid. Lihat kata prosanatithemi.
54 MacArthur, Hal 1651
55 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata historeo.
56 Yohanes 5:2, 19:13, 19:17, 19:20, dan 20:16
57 Present Aktif Indikatif
58 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata idou.
59 Bruce, Hal. 102.
60 Imperfek Aktif Indikatif.
61 Imperfek Aktif Indikatif.
62 Imperfek Aktif Indikatif.
63 Gathercole, Simon, J. ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008. P2246.
64 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata anatithemi.
65 Ibid. Lihat kata dokeo.
66 Present Aktif Subjunktif.
67 Aorist Aktif Indikatif.
68 Aorist Pasif Infinitif.
69 Robertson, lihat penjelasan di Gal 2:4.
70 Aorist Aktif Indikatif.
71 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata diameno
72 Perfek Pasif Indikatif.
73 Lihat penjelasan di Apendiks.
74 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata apostole.
75 Ibid. Kata stylos.
76 Gathercole. P2247.
77 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata anthistemi.
78 Ibid. Kata kataginosko.
79 Lihat di Apendiks
80 Bruce, Hal. 129.
81 Perfek Pasif Partisip
82 Imperfek Aktif Indikatif
83 Imperfek Aktif Indikatif
84 Moo. Kindle Lokasi 3920.
85 Imperfek Aktif Indikatif
86 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata orthopodeo.
87 Moo, Kindle lokasi,4117.
88 Present Aktif
89 Di versi NIV (Bahasa Inggris) bagian ini ada dalam tanda kutip.
90 Moo. Kindle Lokasi 4266.
91 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata oida.
92 Perfek Aktif Partisip
93 George. Jil. 30, hal. 190.
94 Moo. Kindle Lokasi 4532.
95 Perfek Pasif Indikatif
96 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata atheteo.
97 Ibid. Lihat kata dorean.
98 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata anoetos.
99 Ibid. Lihat kata baskaino.
100 Perfek Pasif Partisip
101 Ibid. Lihat kata prografo.
102 Robertson. Lihat penjelasan di 3:1.
103 Aorist Aktif Indikatif
104 Moo, Kindle lokasi 4953
105 Lihat instrumental use of the Dative Case di The Elements of New Testament Greek, J. W. Wenham, Cambridge University Press, Cambridge. 1993, Hal. 46.
106 Present Medium Indikatif
107 George. Jil. 30, Hal. 213.
108 Moo. Kindle Lokasi 5011.
109 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata epikhoregio.
110 Present, Aktif Partisip
111 1 Makabe 2: 45-64 – Diterjemahkan oleh penulis
112 Lihat: Moo. Kindle Lokasi 5110. George. Jil. 30, Hal. 217–218.
113 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata logizomai.
114 Present Aktif Imperatif
115 Bruce, Hal. 155.
116 Moo. Kindle Lokasi 5212.
117 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata proeidon.
118 Present Aktif Indikatif
119 Moo, Kindle lokasi 5374.
120 Bruce Shelley, Church History in Plain Language, Thomas Nelson Publishers. 2008. Hal. 32.
121 Present Pasif Indikatif
122 George. Hal. 230.
123 Ibid. Hal. 235.
124 Present Aktif Indikatif
125 Present Aktif Indikatif
126 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata emmeno.
127 Present Aktif Indikatif
128 Present Pasif Indikatif
129 Datif
130 George, Hal. 234.
131 George. Hal. 238
132 Cole. Hal. 99.
133 Cole. Hal. 99.
134 Lihat penjelasan di Apendiks.
135 George. Hal. 244.
136 Moo. Kindle Lokasi 6176.
137 George. Hal. 244.
138 Bruce. Hal. 170
139 Moo. Kindle Lokasi 6198.
140 George. Hal. 248.
141 Perfek Pasif Partisip
142 Terdapat di MacArthur, John. F. Galatians, Moody, Grand Rapids, 1987. Halaman 85. Ada yang mengatakan bahwa Paulus hanya mengutip dari LXX yang agak keliru di ayat ini, tetapi tidak usah kita menyimpulkan begitu, karena penjelasan dari pengulangan perjanjian cukup masuk akal.
143 Lihat di situs: creation.com Maaf, ada dalam bahasa Inggris saja.
144 Present Aktif Indikatif
145 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata akuroo dan katargeo.
146 Aoris Aktif Infinitif
147 Ibid. Lihat kata kleronomia.
148 Perfek Medium Indikatif
149 Lihat penjelasan di Apendiks
150 Moo. Kindle Lokasi 6221.
151 Moo. Kindle Lokasi 6372.
152 Cole. Hal. 105.
153 Dari Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal. 76.
154 Moo. Kindle Lokasi 6551.
155 Bruce, F. F. Hal. 180
156 Cole. Hal. 106.
157 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata sugkleio.
158 Aoris Pasif Subjunktif.
159 Ibid. Lihat kata froreo.
160 Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985. Hal. 754.
161 Moo. Kindle Lokasi 6590.
162 NKJV, NAS, NIV
163 Penjelasan ini terdapat dari Pdt. Mike Riccardi MDiv, Th.M, dari Grace Community Church, C.A. Sangat membantu!
164 George. Hal. 267.
165 Hina + Subjunktif.
166 Cole. Hal. 108.
167 Bruce, F. F. Hal. 183–184.
168 Ibid. Hal. 183–184
169 Aoris Medium Indikatif
170 Bruce, F. F. Hal. 187.
171 Present Aktif Indikatif
172 Terjemahan PL dalam bahasa Yunani
173 Bruce, F. F. Hal. 189.
174 Present Aktif Indikatif
175 Bruce, F. F. Hal. 192.
176 Moo. Kindle Lokasi 7004.
177 Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.Edisi 2, Jil. 3, hal. 383)
178 Bruce, F. F. Hal. 192.
179 Bruce, F. F. Hal. 192.
180 Ibid. Hal. 192.
181 Moo. Kindle Lokasi 7113.
182 Perifrastik Pluperfek – Menyangkut cara tidak langsung bicara mengenai sesuatu yang sudah berlalu.
183 Ayat ini disebut protoevangelium oleh para ahli Alkitab, yang berarti ‘Injil Pertama’.
184 George. Hal. 302.
185 Bruce, F. F. Hal. 197
186 Moo. Kindle Lokasi 7275.
187 https://en.wikipedia.org/wiki/Augustus
188 Present Aktif Indikatif
189 Moo. Kindle Lokasi 7313.
190 Bruce, F. F. Hal. 199.
191 Ernest De Witt Burton, The International Critical Commentary Series, Galatians, T & T Clarke, Edinburgh. 1971. Hal. 224.
192 Moo. Kindle Lokasi 7356.
193 Perfek Pasif Partisip
194 Aoris Aktif Indikatif
195 Moo. Kindle Lokasi 7456.
196 Bruce, F. F. Hal. 202.
197 George. Hal. 313.
198 Aoris Aktif Partisip
199 Aoris Pasif Partisip
200 Present Aktif Indikatif
201 Present Aktif Infinitif dan Present Aktif Indikatif
202 Mounce, Kindle Lokasi 7552-7553.
203 Present Medium Indikatif
204 Present Pasif Indikatif
205 Moo. Kindle Lokasi 7560.
206 Ibid. Kindle Lokasi 7560.
207 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata deomai.
208 Present Medium Imperatif
209 Gathercole. Hal. 2252.
210 Perfek Aktif Indikatif
211 Bruce, F. F. Hal. 209.
212 George. Hal. 324.
213 Moo. Kindle Lokasi 7679.
214 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata makarismos.
215 Ernest De Witt Burton. Hal. 245.
216 Perfek Aktif Indikatif
217 Bruce, F. F. Hal. 211.
218 Ibid. Hal. 211.
219 Bruce, Moo dan Burton, antara lain, semua rasa begitu maknanya.
220 Ada naskah-naskah yang menggunakan kata teknia, yang berarti anak kecil, tetapi tekna dianggap asli karena dipakai secara lebih luas dan juga karena lebih sesuai dengan kebiasaan Paulus.
221 Ernest De Witt Burton, Hal. 248.
222 Moo. Kindle Lokasi 7804.
223 Imperfek Aktif Indikatif
224 Moo. Kindle Lokasi 7822.
225 Carr, G. L. Song of Solomon: an introduction and commentary, Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1984. Jil. 19, Hal. 23.
226 Robertson. Lihat penjelasan di 4:24.
227 Ernest De Witt Burton, Hal. 256.
228 Present Aktif Imperatif
229 Present Aktif Partisip
230 Moo. Kindle Lokasi 7976.
231 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata akouo.
232 Bruce, F. F. Hal. 220.
233 Present Aktif Indikatif
234 Moo. Kindle Lokasi 8264.
235 Aoris Pasif Imperatif
236 Present Aktif Partisip
237 Aoris Aktif Imperatif
238 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata eremos.
239 Moo. Kindle Lokasi 8264.
240 Moo. Kindle Lokasi 8344.
241 Robertson. Lihat penjelasan di 4:29.
242 Cole, Hal. 185.
243 Aoris Aktif Imperatif
244 Moo. Kindle Lokasi 8594.
245 Present Aktif Imperatif
246 Present Pasif Imperatif
247 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata enekho.
248 Bruce, F. F. Hal. 226.
249 Moo. Kindle Lokasi 8594.
250 Ean (Kalau) + Subjunktif (disunat). Lihat: Black, D. A. It’s still Greek To Me, Baker, Grand Rapids, 1998. Hal. 145.
251 Future Aktif Indikatif
252 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata martyromai.
253 Present Pasif Partisip
254 Wallace, Hal. 344.
255 Ibid, Hal. 535.
256 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata katargeo.
257 Aoris Pasif Indikatif
258 Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology: Revised and Expanded. Buku 1. Literatur SAAT. 2008, 2014. Malang. “Jaminan Kekal," Hal. 385-386.
259 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata apekdekhomai.
260 Moo. Kindle Lokasi 8771.
261 Cole, Hal. 193.
262 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata iskhyo.
263 Ibid. Lihat kata energeo.
264 Ibid. Lihat kata trekho.
265 Imperfek Aktif Indikatif
266 Bruce, Hal. 234.
267 Aoris Aktif Indikatif
268 Moo. Kindle Lokasi 8925.
269 Present Pasif Infinitif
270 Present Aktif Partisip
271 Perfek Aktif Indikatif
272 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata tarasso.
273 Future Aktif Indikatif
274 Moo. Kindle Lokasi 9036.
275 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata anastatoo.
276 Ibid. Lihat kata apokopto.
277 Moo. Kindle Lokasi 9048.
278 Moo. Kindle Lokasi 9144.
279 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata aforme.
280 Present Aktif Imperatif
281 Silva, Hal. 790.
282 Bruce, F. F. Hal. 241.
283 Future Aktif Indikatif
284 Present Aktif Indikatif
285 Bruce, F. F. Hal. 242.
286 Present Aktif Imperatif
287 Kata ini bersifat Aoris Pasif Subjunktif, tetapi supaya lebih mudah dimengerti, bentuk aktif dipakai. Lihat juga TB, yang memakai bentuk aktif.
288 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata analoo.
289 Moo. Kindle Lokasi 9435.
290 Kasus Datif menyangkut obyek tidak langsung dan biasanya membawa arti kepada/oleh/melalui. Lihat Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge Press, Cambridge, 1965. Hal. 9.
291 Wallace. Hal. 162, 165-166.
292 Aoris Aktif Subjunktif
293 Wallace. 1996. Hal. 468-469.
294 Present Aktif Indikatif
295 Present Medium Indikatif
296 Present Aktif Subjunktif
297 Present Pasif Indikatif
298 Moo. Kindle Lokasi 9564.
299 Ibid. Kindle Lokasi 9574.
300 Dikutip langsung dari Moo, hal. 9555.
301 Bruce, F. F. Hal. 247.
302 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 137.
303 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata aselgeia.
304 Ibid. Lihat kata farmakeia.
305 Moo. Kindle Lokasi 9625.
306 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 137.
307 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata hairesis.
308 Moo. Kindle Lokasi 9637.
309 Bruce, F. F. Hal. 250.
310 Present Aktif Indikatif
311 Aoris Aktif Indikatif
312 Present Aktif Partisip
313 Future Aktif Indikatif
314 Moo. Kindle Lokasi 9707.
315 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 139.
316 Moo. Kindle Lokasi 9707.
317 Moo. Kindle Lokasi 9740.
318 Silva, Hal. 210.
319 Moo. Kindle Lokasi 9740.
320 Silva, Hal. 210.
321 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 140.
322 Ibid. Hal 140.
323 Bruce, F. F. Hal. 254.
324 Ibid. Hal. 254.
325 Moo. Kindle Lokasi 9792.
326 Aoris Aktif Indikatif
327 Cole, Hal. 223.
328 Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994. Hal. 529.
329 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata pathema.
330 Cole, Hal. 223.
331 Moo. Kindle Lokasi 9908.
332 Present Aktif Subjunktif – Bentuk ini sering digunakan sebagai perintah, secara khusus dimana orang mau berkata marilah kita. Lihat penjelasan Hortatory Subjunctive di Wallace, Hal. 464-465.
333 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata kenodoksos.
334 Ibid. Lihat kata prokaleo.
335 Moo. Kindle Lokasi 9964.
336 Artinya begitu kalau artikel tidak dipakai. Lihat penjelasan di Apendiks.
337 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata prolambano.
338 Ibid. Lihat kata katartizo.
339 Present Aktif Imperatif
340 Moo. Kindle Lokasi 10005.
341 Present Aktif Partisip
342 Moo. Kindle Lokasi 10014.
343 Present Aktif Imperatif
344 Future Aktif Indikatif
345 MacArthur, Hal. 1799
346 Present Aktif Indikatif
347 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 148.
348 Present Aktif Indikatif
349 Present Aktif Imperatif
350 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata eis.
351 Moo. Kindle Lokasi 10164.
352 Ibid. Kindle Lokasi 10164.
353 Bruce, F. F. Hal. 263.
354 Present Pasif Partisip
355 Present Aktif Partisip
356 Present Pasif Imperatif
357 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 151.
358 Moo. Kindle Lokasi 10252.
359 George, Hal. 423.
360 Future Aktif Indikatif
361 Present Aktif Subjunktif
362 Moo. Kindle Lokasi 10262.
363 Present Aktif Partisip
364 Future Aktif Indikatif
365 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata egkakeo.
366 Present Aktif Subjunktif
367 Wallace. Hal. 632-633.
368 Cole, Hal. 231.
369 Present Medium Subjunktif – Seperti kita lihat di atas, tetapi suara medium, yang menekankan peran pelaku.
370 Aoris Aktif Imperatif
371 Bruce, F. F. Hal. 268.
372 Moo. Kindle Lokasi 10458.
373 Ibid, Kindle Lokasi 10407.
374 Bruce, Hal. 261
375 Moo, Kindle Lokasi 10476.
376 Bruce, Hal. 268.
377 Moo, Kindle Lokasi 10494.
378 Present Pasif Subjunktif
379 Present Pasif Partisip
380 Ibid, Kindle lokasi 10528.
381 Present Aktif Indikatif
382 Bruce, Hal. 270.
383 Present Medium Infinitif
384 Ibid, Hal. 271.
385 Gathercole. Hal. 2256.
386 Perfek Pasif Indikatif
387 Kata eimi (adalah) yang sifatnya Present Aktif Indikatif, tetapi sulit diterjemahkan.
388 Kata canon dalam bahasa Inggris, dipakai untuk menjelaskan prinsip-prinsip/cara-cara di mana kitab-kitab suci dikumpulkan di dalam Alkitab.
389 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 158.
390 Future Aktif Indikatif
391 Bruce, Hal. 275.
392 Moo, Kindle Lokasi 10769.
393 Ibid, Kindle Lokasi 10788.
394 Ibid, Kindle Lokasi 10796. Lihat juga Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal
395 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.
Galilah: Galatia (Pendahuluan Kitab)
GALILAH
Surat Galatia
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran Galatia
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbit...
GALILAH
Surat Galatia
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran Galatia
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbitkan oleh:
Nulisbuku
www.nulisbuku.com
Penyunting: Michael J. Wewengkang S.Th; MAPC
Desain Sampul: Nulisbuku
Soli Deo Gloria!
Pendahuluan Umum
Bahan ini dimaksudkan untuk membantu orang dalam mempersiapkan pelajaran/khotbah ataupun dalam usaha penerjemahan Firman Tuhan. Tidak dimaksudkan untuk dibacakan saja kepada jemaat, karena bahan ini adalah bahan penelitian, bukan sebuah pelajaran/khotbah.
Terjemahan Alkitab yang dipakai dalam seri Galilah ini, adalah terjemahan literal yang dibuat langsung dari versi bahasa Yunani Nestle Aland. Tujuannya bukan untuk mengganti versi-versi Bahasa Indonesia, ataupun untuk mengutamakan terjemahan literal. Terjemahan literal ini dimaksudkan untuk membantu orang melihat ciri-ciri khas bahasa Yunani, supaya lebih mudah diteliti.
Kalau kita ingin menangani ayat apa saja dari Firman Tuhan dengan baik, harus ada lima macam sudut pandang yang dipikirkan:
- Konteks di dalam Alkitab
- Konteks Sejarah
- Konteks di dalam Penulisan
- Pengertian Arti kata dan Tata Bahasa
- Penerapan Praktis
Konteks dalam Alkitab menyangkut peran ayat yang diteliti di dalam keseluruhan dari wahyu Allah. Jadi sebelum orang menyimpulkan sesuatu, penafsirannya harus dicek dengan bagian-bagian lain di Alkitab yang terkait dengan topik itu. Di buku pedoman ini akan sering dibaca referensi silang, supaya saudara dapat mengerti dan menerapkan dengan baik setiap bagian yang diteliti. Harap saudara mencari lebih banyak referensi.
Kalau kita ingin mengerti dengan benar apa yang dimaksudkan penulis, kita harus mengerti Konteks Sejarah. Langkah ini adalah melakukan penelitian pada budaya setempat, penanggalan kitab, dan peristiwa sejarah yang mungkin berdampak, juga apa yang diketahui mengenai penulis dan tokoh-tokoh di dalam kitab tersebut. Di buku pedoman ini, sering akan ada referensi pada sejarah dan budaya.
Sering kali, salah paham terjadi apabila orang hanya mendengar sebagian dari perkataan orang dan tidak mendengar keseluruhan dari wacananya. Hal ini bukan hanya mengakibatkan banyak salah paham, tetapi bahkan doktrin yang keliru.
Dalam hal penafsiran Firman Tuhan. Setiap ayat di Alkitab harus dimengerti menurut Konteks di dalam Penulisan. Sebelum bagian Firman Tuhan diteliti di buku ini, selalu akan ada garis besar, tema dan sub tema, hal ini untuk menjaga supaya tidak mungkin lari dari konteks.
Pengertian Arti Kata dan Tata Bahasa juga sangat penting. Setiap bahasa mempunyai tata bahasa, muatan kata dan kiasan-kiasan yang cukup unik dan indah. Jadi kalau kita ingin menerjemahkan ataupun mengerti suatu ayat, kita perlu mengerti struktur dan maksud dari bahasa sumber itu. Oleh karena itu, bahan ini menjelaskan muatan kata, arti kiasan dan juga secara sederhana menjelaskan tata bahasa. Kalau orang mau belajar lebih dalam mengenai tata bahasa Yunani, ada bagian Apendiks di belakang yang menyediakan penjelasan.
Allah tidak hanya menghendaki gerejanya mengerti Firmannya, Dia ingin supaya Firman itu mengubahkan kita. Oleh karena itu pengajaran Firman Tuhan harus ada Penerapan Praktis yang mengalir dengan alami dan tepat dari bagian yang dipelajari. Penerapan-penerapan di pedoman ini ditandai dengan lambang panah. Ini tidak dimaksudkan menjadi keharusan, melainkan usulan saja dan dorongan untuk saudara memikirkan penerapannya bagi jemaat.
Galilah!
Galilah: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Pendahuluan Galatia
Sangat jelas bahwa penulis dari surat Galatia ini adalah Paulus sendiri. Kita tidak perlu kembali melihat siapkah dia dari Fi...
Pendahuluan Galatia
Sangat jelas bahwa penulis dari surat Galatia ini adalah Paulus sendiri. Kita tidak perlu kembali melihat siapkah dia dari Firman Tuhan karena dia sangat terkenal. Ada satu penulis dari abad yang kedua yang menulis apa yang pernah dia dengar mengenai rasul ini:
Dia adalah orang yang cukup kecil badanya, yang kepalanya botak dan kakinya bengkok. Dia kuat secara fisik, alis matanya bertemu di tengah dan hidungnya bengkok. Dia penuh keramahan, yaitu, satu saat dia kelihatan seperti manusia, tetapi saat lain tampil seperti malaikat.1
Kata Galatia mempunyai dua arti pada waktu Paulus menulis suratnya, yaitu provinsi Galatia dan etnis Galatia. Kemungkinan besar yang dimaksudkan Paulus di surat ini adalah Provinsi Galatia, yang dia kunjungi dua kali dalam Perjalanan Misi pertamanya. Gereja-gereja yang ditanam di sana termasuk Antiokhia di Pisidia (Kis 13:14-50), Ikonium (Kis 13:51-14:7), Listra (Kis 14:8-19) dan Derbe (Kis 14:20-21). Memang masuk akal melihat beberapa gereja ini karena surat Galatia adalah surat satu-satunya di mana Paulus berkata bahwa dia menulis kepada beberapa gereja di satu provinsi.(Gal 1:2)2 Tidak ada bukti sedikitpun bahwa Paulus menanam gereja di bagian Galatia etnis yang terletak agak ke utara.
Kemungkinan besar Paulus menulis surat ini sebelum Sidang Besar yang diadakan di Yerusalem (Kis 15), karena kalau orang Galatia mengalami tekanan dari partai sunat dan Paulus ditugaskan membawa surat hasil Sidang, mengapa surat itu tidak dikutip sedikitpun dalam surat ini? Itu sebabnya lebih baik kita simpulkan bahwa Paulus menulis sesudah dia pulang dari Perjalanan Misi yang pertama sebelum dia diutus ke Yerusalem. (48 Masehi)3 Kalau begitu, sangat masuk akal juga mengapa dia katakan bahwa mereka “begitu lekas berbalik” karena pengaruh dari partai sunat – Memang cepat!
Tema dari surat Galatia adalah keselamatan yang diperoleh hanya melalui iman saja, bukan hasil perbuatan baik. Kita harus mengingat bahwa penjangkauan di antara orang non-Yahudi masih cukup baru bagi gereja mula-mula ini. Jadi tentu saja ada proses di mana gereja yang dari mulanya mengalir dari agama Yahudi, harus membahas peranan Hukum Taurat dalam kehidupan mereka sebagai orang percaya. Oleh ilham Allah, kesimpulan yang Paulus tulis adalah, Hukum Taurat tidak menyelamatkan, atau tidak membenarkan. Fungsinya Hukum Taurat adalah untuk menyoroti dosa. Sebenarnya fungsinya sama di Perjanjian Lama, tetapi orang yang berdosa pada masa tersebut, boleh membawa korban ke bait Allah untuk dipersembahkan menebus dosa mereka. Jadi pada masa Perjanjian Lama pun, terlihat bahwa iman yang menyelamatkan. Masalanya adalah dengan Kristus memberi diri menjadi Korban Penebusan satu kali untuk selama-lamanya, sistem pengorbanan di Bait Allah menjadi usang, sehingga Allah tidak lagi menerima korban tebusan. Jadi kalau orang berusaha kembali kepada ketetapan-ketetapan Perjanjian Lama sebagai dasar pembenaran, maka mereka hanya menemukan Hukum Taurat tanpa sistem pengorbanan, sehingga hanya menjadi nyata bahwa mereka orang berdosa dan tidak ada jalan keselamatan.4 (Ibr 8:6-13) Sebagai penerapan dari tema besar ini, dari Gal 5 Paulus mulai bicara mengenai kebebasan kita di dalam Kristus dan pelayanan Roh Kudus di dalam orang percaya, menurut pengertian yang terdapat di nubuatan-nubuatan yang sangat jelas mengenai Perjanjian Baru, yaitu Yeremia 31:31-34 dan Yehezkiel 36:25-27, yang menyatakan bahwa Roh Kuduslah yang menjadi kekuatan dan dorongan di dalam diri orang percaya, sehingga dia hidup berkenan kepada Allah. Dari segi gaya, surat ini sering disebut sebagai draf daripada surat Roma, karena begitu mirip isinya.5
Ada yang menganggap bahwa Paulus bertentangan dengan Yakobus di surat ini, tetapi kalau menggali lebih dalam mengenai hubungan mereka dan maksud penulisan, ternyata mereka teman, yang sangat setuju mengenai jalan keselamatan. Di Gal 1:19 kita lihat bahwa Paulus mengenal Yakobus, lalu di Gal 2:9-10 Paulus memberi kesempatan untuk para sokoguru jemaat memberi masukan pada Injil yang dia sampaikan. Tentu kalau Yakobus tidak setuju mengenai keselamatan oleh iman saja, dia pasti protes. Tetapi yang kita lihat di sana adalah persetujuan, persekutuan, bahkan pengutusan dan tambahan yang mereka usulkan hanya menyangkut pelayanan kepada orang miskin saja. Ada salah paham mengenai Gal 2:12, seolah-olah Yakobus mengutus orang untuk memata-matai kebebasan orang percaya di Antiokhia, tetapi bukan itu yang dicatat di sana. Petrus hanya mengantisipasi apa yang akan terjadi ketika kabar ini sampai di telinga partai sunat di Yerusalem, yang juga berselisih pendapat dengan Petrus waktu dia kembali dari pelayanannya kepada Kornelius. (Kis 11:2-3) Kita juga lihat di surat hasil Sidang Yerusalem, yang menurut ahli-ahli bahasa, ditulis oleh Yakobus, berbunyi begini:
Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami,yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. (Kis 15:24)
Kita juga perlu memperhatikan bahwa maksud Paulus dengan menggunakan kata dibenarkan (dikaioo), berbeda daripada Yakobus, yang menulis sebelumnya. Pada waktu itu, kata tersebut paling sering membawa pengertian dibukti benar, tetapi Paulus menggunakannya menurut pengertian yang lain, di mana itu boleh berarti dibuat benar. Jadi ketika Paulus menggunakan kata ini di surat Galatia, maksudnya adalah orang berdosa dibuat benar dengan cara percaya saja dalam Kristus. Tetapi Yakobus berkata bahwa Abraham, 30 tahun sesudah dia dibuat benar,(Kej 15:6, Rom 4:1-5) dibukti sebagai orang benar ketika dia siap mengorbankan Ishak. (Kej 22, Yak 2:21-23) Jadi sebenarnya tidak ada pertentangan sedikitpun antara mereka, dalam hal pembenaran. Sama juga kalau kita meneliti pikiran mereka mengenai peran dari Hukum Taurat. Kalau Paulus bicara mengenai peran Hukum, itu berkaitan dengan keselamatan, di mana Hukum tersebut tidak menjadi jalan keselamatan, melainkan menyatakan dosa sehingga orang berseru kepada Sang Penebus. Kalau Yakobus bicara mengenai Hukum Taurat, itu menyangkut orang yang sudah percaya, di mana Hukum tersebut menyatakan dosa yang masih ada pada mereka supaya mereka bisa mengaku dan mengalami perubahan, dan dengan demikian itu boleh disebut sebagai “Hukum yang Memerdekakan”. (Yak 1:25, 2:12) Kalau kita memperhatikan perkataan Paulus di 2 Tim 3:16, ternyata dia setuju juga. Yang sangat indah di surat ini adalah kita melihat hati dan pengalaman Paulus, dicatat langsung oleh dia dalam Gal 1 dan 2, yang memperkaya wawasan kita mengenai rasul ini.
Jerusalem: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT-UMAT GALATIA
KATA PENGANTAR
Pada perdjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas
mendjeladjah Siprus, la...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT-UMAT GALATIA
KATA PENGANTAR
Pada perdjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas mendjeladjah Siprus, lalu menjeberang ke Asia-Ketjil, mendarat di Perge, di Pamfilia, lalu mula-mula pergi keutara sampai ke Antiochia di Pisidia, kemudian ketimur dan mendirikan umat-umat di Ikonium, Listra dan Derbe, tiga kota besar didaerah Likaonia. Likaonia dewasa ini merupakan bagian selatan dari propinsi Romawi, jang disebut "Propimi Galatia".
Pada perdjalanan kedua, (Kis.Ras. 15:36-18:22) Paulus dan Silas memilih djalan darat, dan melalui Siria dan Silisia mereka datang ke Likaonia pula, lalu mengundjungi umat-umat disitu jang berkembang pesat dan "meneguhkan iman" umat- umat itu.
Dari Likaonia Paulus bermaksud berdjalan ke Barat, tetapi Lukas mentjatat: mereka "ditjegah oleh Roh Kudus, lalu pergi keutara dan melintasi Frigia dan daerah Galatia". Demikian tjatatan Lukas jang sangat pendek. Tetapi Paulus tidak "melintasi" begitu sadja, tanpa mengadjar dan mendirikan umat-umat. Bdl. Kis. Ras. 18:23. Tentu pada kundjungan itu terdjadi apa jang kita batja dalam surat "kepada umat-umat Galatia" ini 4:13-15.
Jang dimaksudkan Lukas dengan "daerah Galatia", tentu bagian utara dari propinsi Galatia asli, jang sebelum didjadjah oleh orang Romawi merupakan satu keradjaan berdaulat. Penduduknja adalah imigran dari Eropah-Barat, Daerah Galia, jang sekarang masuk negeri Perantjis. Sesampai di Asia-Ketjil mereka masuk tentara seorang radja disitu, dan sesudah perang, karena djasanja jang istimewa, mereka diberi sebagian dari wilajah radja itu, untuk didjadikan keradjaan berdaulat bagi mereka sendiri.
Ada buktinja tjukup bahwa dengan "umat-umat Galatia" dalam djudul surat ini dimaksudkan Galatia jang asli itu, jaitu bagian utara dari propinsi Romawi jang disebut Galatia.
Umat-umat itu dikundjungi Paulus djuga pada perdjalanannja jang ketiga (Kis. Ras. 18:23). Setelah "diteguhkannja iman" umat-umat disitu ia pergi kearah barat, lalu menetap dua tiga tahun lamanja di Efesus, pusat penting untuk pemakluman Indjil dan pemimpinan segala umat di Asia-Ketjil, Achaja dan Masedonia.
Rupanja di Efesus Paulus mendapat kabar, bahwa umat-umat di Galatia didatangi pengadjar-pengadjar dari Palestina, jang mengadjarkan bahwa orang-orang bukan Jahudi jang bertobat wadjib disunat dan mengikuti hukum dan adat-istiadat Jahudi, kalau mau diselamatkan. Paulus djengkel dan gelisah dan segera menulis surat ini. Pada kundjungan jang pertama dari Paulus, umat-umat disitu menjambut Indjil dengan gembira dan belum ada kesulitan-kesulitan. Tetapi pada kundjungannja jang kedua, Paulus sudah terpaksa memperingatkan mereka, supaja waspada terhadap pengadjar-pengadjar palsu. Lih. 1:9. Dan jang dichawatirkan pada kundjungan jang kedua mendjadi kenjataan. Saudara-saudara palsu itu bukan sadja mengandjurkan persunatan dan penganutan hukum taurat, melainkan djuga mempersalahkan adjaran Paulus dan menandaskan bahwa ia bukan rasul sedjati dan "Indjil" nja tidak benar. Dan dari isi dan suasana tulisan Paulus kini kita mendapat kesan, bahwa sudah ada anggota-anggota jang pertjaja akan adjaran- adjaran dan pefitnahan pengadjar-pengadjar Jahudi tersebut,serta menganut mereka. Kita mengerti bahwa harena kabar itu Paulus sangat tjemas malah gelisah, kalau-kalau umat-umat tertjinta itu tersesat dari kebenaran Indjil dan didjauhkan dari Paulus dan Kristus. Lagi pula beban orang jang telah bertobat terlalu diberatkan, tanpa faedah sedikitpun, kalau mereka mengikuti andjuran- andjuran orang-orang Jahudi itu, dan tentu pertobatan orang-orang jang belum masuk umat sangat disukarkan. Ketjemasan dan kegelisahan Paulus tampak sekali dalam surat. Tak ada suratnja jang lain, jang begitu hebat gajanja. Tetapi jang tampak njata sekali pula ialah, bahwa kegelisahan dan kedjengkelan Rasul, djuga kalau ia membela diri, bukan karena ia merasa tersinggung kehormatannja, melainkan semata-mata berpokok pada tjinta kerasulan jang mesra kepada umat Kristus jang tertjinta, jang terantjam kesetiaannja dan kemurnian imannja. pembelaan kewibawaan untuk mempertahankan pengaruh kerasulannja memang menondjol dalam seluruh surat, tetapi, terdapat didalamnja djuga adjaran-adjaran pokok dan pengertian-pengertian keagamaan jang penting sekali, mengenai hakekat dan sjarat-sjarat keselamatan, dalam Kristus. Adjaran-adjaran itu didalam surat ini tegas dan tepat, tetapi ringkas, jang kemudian diuraikan dengan pandjang lebar sebagai atjara pokok dalam surat kepada umat Roma.
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) PASAL 4
PENGALAMAN DAN PEMBELAAN ALKITABIAH INJIL KRISTUS OLEH PAULUS (BAGIAN 2)
Paulus melanjutkan alasannya mengenai keunggulan iman kepada Krist...
PASAL 4
PENGALAMAN DAN PEMBELAAN ALKITABIAH INJIL KRISTUS OLEH PAULUS (BAGIAN 2)
Paulus melanjutkan alasannya mengenai keunggulan iman kepada Kristus dibandingkan menaati hukum Taurat (4:1-7). Dengan membangun gambaran sebelumnya dalam 3:23-25 tentang seorang penuntun atau pengawas atas seorang anak laki-laki yang merupakan ahli waris, ia menekankan lagi sifat sementara hukum Taurat. Ia berpendapat bahwa kembali kepada perbudakan rohani hukum Taurat setelah merasakan berkat yang terdapat di dalam Kristus sama artinya dengan mengorbankan sukacita dan pengharapan dari Kristus (4:8-20). Paulus menutup bagian ini dengan menyajikan sebuah kiasan tentang Sara dan Hagar, yang menggambarkan bahwa kebebasan di dalam Kristus lebih tinggi daripada perhambaan kepada hukum Musa (4:21-31).
SIFAT SEMENTARA HUKUM TAURAT:
TFTWMS: Galatia (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Kata Yunani ini sering diterjemahkan "tuan" atau "Tuhan." Itu adalah istilah yang sering diterapkan pada Tuhan...
Catatan Akhir:
- 1 Kata Yunani ini sering diterjemahkan "tuan" atau "Tuhan." Itu adalah istilah yang sering diterapkan pada Tuhan Yesus.
- 2 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 385. Istilah "prokurator" adalah gelar yang digunakan untuk penguasa utama dari suatu provinsi; istilah itu mengganti istilah "prefek" dalam pertengahan abad pertama.
- 3 Ibid.
- 4 Benda langit sering disembah, suatu bentuk penyembahan berhala yang bahkan Israel juga tidak kebal terhadapnya (2 Raja 21:3; 23:4, 5).
- 5 Bauer, 946; Henry George Liddell and Robert Scott, A Greek-English Lexicon, 9th ed., rev. and aug. with supplement, rev. Henry Stuart Jones and Roderick McKenzie (Oxford: Clarendon Press, 1968), 1647.
- 6 Stoicheia juga digunakan dalam Ibrani 5:12 (NASB) untuk "asas-asas pokok" agama Kristen.
- 7 Meski frasa ini sering dikutip sebagai berasal dari Kredo Nicea (325 M.), tapi hanya "sungguh Allah yang [sejati] dari sungguh Allah yang [sejati]" yang termasuk dalam pernyataan itu. Kata-kata "sungguh manusia" berasal dari proposisi Katolik dalam "Tiga Puluh Sembilan Artikel Agama" oleh Gereja. Artikel II (3) mengatakan bahwa "Ke-Allahan dan kemanusiaan digabung dalam satu pribadi,… Kristus, sungguh Allah, dan sungguh manusia" (Thomas Rogers, The Catholic Doctrine of the Church of England, ed. J. J. S. Perowne [Cambridge: University Press, 1854], 46).
- 8 F.F. Bruce, The Epistle to the Galatians, The New International Greek Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 196.
- 9 Lihat Maz. 22:1-22; 69:21; Yes. 53:1-12; Zak. 12:10; Luk. 24:25-27, 44-47.
- 10 10Bauer, 475.
- 11 Ben Witherington III, Grace in Galatia: A Commentary on St Paul's Letter to the Galatians (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1998), 288.
- 12 Lihat Kisah 1:5-8; 2:16, 17, 32, 33; 10:44, 45; 11:15-17.
- 13 OrangKristen adalah anak Allah dan telah menerima penebusan ( ajpolu/trwsiß, apolutrōsis) melalui pengampunan dosa (Efe. 1:7). Namun begitu, ia masih menunggu penebusan tubuhnya (Rom. 8:23); ia tetap rentan terhadap rasa sakit, penyakit, kelemahan, dan kematian. Ia mengantisipasi tubuh yang mulia, kekal, rohani yang Allah telah siapkan bagi anak-anak-Nya. Tubuh ini tidak akan terkena pelbagai penyakit seperti itu, tapi akan dengan sempurna cocok bagi kehidupan kebangkitan (1 Kor. 15:42-54; Fil. 3:20, 21; 1 Yoh. 3:2).
- 14 F. F. Bruce, Romans,The Tyndale New Testament Commentaries (Downer's Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1985), 164. Tulisan puitisnya, oleh John Berridge (1716-1793), muncul dalam bentuk ini dalam Richard Whittingham, The Works of the Rev. John Berridge (London: Simpkin, Marshall, and Co., 1838), 43.
- 15 Allah bertindak dalam batas-batas sejarah Israel untuk memperkenalkan zaman Roh. Yesus memberitahu perempuan Samaria di sumur itu, "Keselamatan datang dari bangsa Yahudi" (Yoh. 4:22). Seluruh drama kedatangan Kristus dan injil difokuskan terutama pada Israel sebagai alat Allah untuk melayani di dalamnya (lihat Rom. 9:1-5).
- 16 Kasusnya tidak selalu seperti ini. Pada zaman Israel kuno, ketentuan dibuat sehingga seorang budak dapat memilih untuk tetap menjadi budak bahkan ketika ia memiliki hak prerogatif untuk dibebaskan (Kel. 21:1-6).
- 17 "Manumisi" berarti "bebas dari perbudakan." Dalam jenis upacara ini, seorang budak dikatakan dijual atau ditahbiskan untuk sebuah dewa sehingga ia kemudian dianggap bebas dari tuannya atau menjadi budak dari dewa itu.
- 18 Ada kaitan dengan penggunaan "membuang undi" oleh Perjanjian Baru. Kata Yunan untuk "membuang undi," klhvroß (klēros), berkaitan dengan kata Yunani klhrono/moß (klēronomos), yang diterjemahkan "ahli waris" dalam 4:7.
- 19 Kita tidak perlu terlalu merepotkan diri kita sendiri tentang pelbagai varian bacaan semacam itu, karena varian tersebut sangat umum dalam dokumen yang telah disalin oleh ribuan ahli kitab selama ratusan tahun. Sebenarnya, keberadaan dokumen-dokumen ini dalam jumlah yang demikian banyak (sekitar tiga ribu naskah untuk bahasa Yunani saja, belum lagi ribuan naskah dalam bahasa lain) adalah apa yang membuat para pakar dapat mengembangkan dan menyempurnakan ilmu pengetahuan tentang kritik teks Perjanjian Baru kepada tingkat yang sedemikian tinggi itu dan menentukan umur dan kemurnian relatif bacaan-bacaan itu yang paling dekat dengan naskah aslinya. (Suatu kesamaan yang menarik dengan upaya para ahli kitab kuno untuk memperjelas arti nas khusus ini dapat dilihat dalam catatan pinggir tahunan di beberapa cetakan Alkitab NASB yang menafsirkan "melalui Allah" sebagai "melalui perbuatan kasih karunia Allah." Meski ini bukan terjemahan harfiah, itu tampaknya menangkap gagasan tentang apa yang Paulus sedang katakan.)
- 20 Dalam konteks tertentu, "mengenal" (ginōskō ) berfungsi as a eufemisme untuk hubungan seks (Mat. 1:25; Luk. 1:34; lihat KJV).
- 21 Lihat Kisah 11:1-3, 17, 18; 1 Pet. 2:10.
- 22 Robert Lowry, "Nothing But the Blood," Songs of Faith and Praise , comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 23 Bauer, 558.
- 24 Lihat 3:4; 1 Kor. 15:2, 58; Fil. 2:16; 1 Tes. 2:1; 3:5.
- 25 Lihat 1 Kor. 4:16, 17; 11:1, 2; Fil. 1:29, 30; 3:17, 18; Ibr. 13:7.
- 26 R. Alan Cole, The Epistle of Paulus to the Galatians , The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1965), 120.
- 27 Bruce, Galatians , 208.
- 28 JB Lightfoot, The Epistle of St. Paulus to the Galatians , Classic Commentary Library (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1957), 174.
- 29 William M. Ramsay, St. Paulus the Traveller and the Roman Citizen , new ed. (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1982), 92-97.
- 30 Kenneth L. Boles, Galatians & Ephesians , The College Press NIV Commentary (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1993), 110.
- 31 Bentuk kata kerja ( peira/zw, peirazō) dikunakan untuk Tuhan yang sedang dituntun ke dalam padang gurun "untuk dicobai iblis" (Mat. 4:1).
- 32 Bauer, 309.
- 33 Lucian Friendship 40-41.
- 34 Robert L. Johnson, The Letter of Paulus to the Galatians , The Living Word Commentary (Austin, Tex.: RB Sweet Co., 1969), 120. Concerning 4:17, Lightfoot menulis, "Keinginan mereka adalah untuk mengucilkan kamu dari Kristus. Dengan demikian kamu akan tunduk kepada mereka" (Lightfoot, 176; huruf miring ditambahkan). Meski gagasan "tunduk" atau "takluk kepada" tidak diragukan lagi hadir, namun interpretasi Lightfoot tampaknya salah. Tujuan guru-guru Yudaisme itu bukan untuk membuat orang Galatia menolak Kristus dan menjadi murid non-Kristen mereka. Meski orang-orang Kristen Galatia itu mungkin mudah tertipu, namun mereka tidak akan menolak Tuhan itu sendiri. Lagipula, mereka pernah mengalami kelahiran baru. Juga, guru-guru Yudaisme itu sendiri adalah orang Kristen. Kemungkinan besar adalah bahwa bahasa tersebut mencerminkan sikap yang umum di antara banyak orang Kristen Yahudi mula-mula (Kisah 15:1-6; 2 Kor. 11:13-15, 22, 23; Gal. 6:12, 13).
- 35 Dalam penggunaan Yunaninya, kata zēloō berarti "tergerak" dan dapat mengacu kepada kekaguman pribadi yang orang rasakan untuk orang lain. Hal ini akan sering mengarah kepada peniruan yang entusiastik dari orang itu sendiri.
- 36 Orang-orang Kristen Galatia itu diacukan sebagai "saudara-saudara" dalam 1:11; 3:15; 4:12, 28, 31; 5:11, 13; 6:1, 18.
- 37 Paulus menggunakan istilah "anak-anakl" (tekna) dalam suratnya, yang memberikan bobot kepada bacaan dalam 4"19. Namun begitu, kiasan tentang melahirkan anak dalam konteks ini mungkin mendukung bacaan "anak-anak kecil" (teknia). (Witherington, 315; Bauer, 994.)
- 38 Lihat Kisah 23:6; 24:15; 26:6; 28:20; Gal. 5:5; Efe. 1:18; Kol. 1:5, 6, 23; 1 Tes. 4:13 -18; Tit. 1:1-3.
- 39 Meskn banyak versi (seperti NASB) menulis "melihat seperti di cermin," ada alasan yang bagus untuk menerjemahkan, seperti juga NRSV, "tercermin dalam sebuah cermin." Apa yang dikatakan tentang para rasul adalah analogi terhadap wajah muka yang berselubung, yang mencerminkan kemuliaan Tuhan. Tidak seperti Musa, para rasul tidak menahan apapun sebagai pelayan perjanjian baru (2 Kor. 3:6); mereka telah membawa pesan mereka "dengan wajah yang tidak berselubung," yang mencerminkan kemuliaan Tuhan. Kata kerja, dari katoptri/zw (katoptrizō), berbentuk middle voice dan dapat dengan benar diterjemahkan "mencerminkan." (Bauer, 535.)
- 40 J. D. Douglas and Merrill C. Tenney, eds., The New International Dictionary of the Bible, pictorial ed. (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1987), 1025.
- 41 John E. Hartley, "hr`oT," in Theological Wordbook of the Old Testament, ed. R. Laird Harris, Gleason L. Archer, Jr., and Bruce K. Waltke (Chicago: Moody Press, 1980), 1:403.
- 42 NIV1984 paling dekat dalam memberikan terjemahan yang akurat atas ayat-ayat ini. Beberapa versi, termasuk NASB, menerjemahkan Ibrani 11:11 sedemikian rupa sehingga Sara menerima kuasa untuk mengandung. Sejumlah kritik teks mempertanyakan bacaan asli ayat ini dalam bahasa Yunani. Ini berhubungan dengan penghilangan subskrip iota dan dimasukkannya kata kunci steivra (steira, "mandul"). Namun demikian, apa yang tampaknya merupakan faktor yang paling penting dan menentukan adalah frasa eijß katabolh«n spe÷rmatoß (eis katabolēn spermatos), yang secara harfiah berarti "untuk pembentukan benih." Ini adalah istilah teknis yang digunakan untuk peranan pria dalam menghasilkan anak atau membentuk keturunan. Oleh karena itu, dalam teks ini, masalahnya bukan Sara sedang dimampukan untuk mengandung, melainkan tentang Abraham yang dimampukan, oleh iman, untuk memperanakkan. Abraham adalah subjek dari keseluruhan konteks itu (Ibr. 11:8-12). Untuk informasi lebih lanjut, lihat F. F. Bruce, The Epistle to the Hebrews, The New International Commentary on the New Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1964), 299-302.
- 43 Bauer, 658.
- 44 F. F. Bruce menunjukkan bahwa, jika Paulus telah melakukan latihan ini dalam sekolah rabi sebelum pertobatannya, kesejajaran yang ia buat ini justru menjadi sebaliknya: "Ishak adalah nenek moyang umat pilihan; bani Ismael adalah orang bukan Yahudi. Orang Yahudi adalah anak-anak dari perempuan merdeka [Sara]; Orang bukan Yahudi adalah anak-anak dari perempuan hamba [Hagar]. Orang-orang Yahudi telah menerima pengetahuan tentang hukum Taurat yang memerdekakan; Orang-orang bukan Yahudi dalam perhambaan terhadap ketidaktahuan dan dosa" (F. F. Bruce, The Epistle to the Galatians, The New International Greek Testament Commentary [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982], 218-19).
- 45 Liddell and Scott, 1735.
- 46 Diadaptasi dari Lightfoot, 181.
- 47 Diadaptasi dari James Burton Coffman, Commentary on Galatians, Ephesians, Philippians, Colossians (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1977), 83.
- 48 Lihat 4:30, yang dikutip dari Kej. 21:10.
- 49 Alkitab LXX menerjemahkan tsachaq dengan pai÷zw (paizō, "bermain").
- 50 J. Barton Payne, " qt^x," in Theological Wordbook of the Old Testament, ed. R. Laird Harris, Gleason L. Archer, Jr., and Bruce K. Waltke (Chicago: Moody Press, 1980), 2:763.
- 51 Ismael berusia sekitar empat belas tahun saat Ishak lahir (Kej. 16:16; 21:5; lihat 17:24, 25). Apalagi, Ishak baru berusia tiga tahun saat disapih. Ini akan membuat Ismael berusia enam belas atau tujuh belas tahun pada hari raya itu dalam Kejadian 21:8.
- 52 Johnson, 131.
- 53 Namun begitu, kita harus tidak perlu menyimpulkan bahwa Hagar ditampilkan sebagai orang yang rendah. Dalam Kejadian 21:14-21, Allah mendengar dosa Hagar dan menghibur dia dalam kesusahannya ketika ia dan Ismael diusir.
- 54 Lihat 3:28; 5:6; 1 Kor. 7:19; 12:13; Efe. 6:8.
- 55 Lihat Yoh. 3:14-17, 36; 5:24, 39, 40; 11:25, 26; 14:6.
- 56 Lihat Mat. 26:24, 54; Luk. 24:26, 27, 45, 46.
- 57 Lihat Pelajaran 1: Penyebaran Helenisme.
- 58 Setidaknya delapan belas kota lain yang juga dinamai Alexander.
- 59 Plato Phaedo 109B.
- 60 Perpaduan kekuatan Romawi yang dominan dengan bahasa dan budaya Yunani menghasilkan apa yang disebut "Helenisme Romawi."
- 61 Francis Foulkes, The Letter of Paul to the Ephesians, rev. ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1989), 111.
- 62 Lihat Bil. 16:22; 27:16; Ibr. 12:9; Why. 22:6.
- 63 Kata Yunani untuk "planet" ( pla÷nhteß, planētes) berarti "pengembara."
- 64 Istilah ini secara harfiah berarti "keinginan untuk memiliki lebih."
- 65 F. Blass and A. Debrunner, A Greek Grammar of the New Testament and Other Early Christian Literature, trans. and rev. Robert W. Funk (Chicago: University of Chicago Press, 1961), 134 (no. 258).
- 66 William Cowper, "O for a Closer Walk with God," Songs of Faith and Praise, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishing Co., 1994).
- 67 Salah satu contoh adalah kasus Paulus dengan Felix, yang "menjadi takut" ketika Paulus bertukar pikiran dengan dia tentang "kebenaran, pengendalian diri dan penghakiman yang akan datang" (Kisah 24:25).
- 68 Bauer, 4.
- 69 D. A. Carson, The Gospel According to John (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1991), 415-16.
- 70 Bauer, 211.
- 71 Kita harus ingat bahwa "kasih" ( ajga/ph, agapē) is jauh lebih daripada emosi.
Pengarang: Jack McKinney
Hak Cipta © 2017 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT-JEMAAT DI GALATIA
PENGANTAR
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang
bukan Y
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT-JEMAAT DI GALATIA
PENGANTAR
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu -- bahwa sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah provinsi Roma di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Allah, orang harus melaksanakan hukum agama Yahudi.
Surat Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak disebut rasul Yesus Kristus. Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari Allah, bukan dari manusia. Juga bahwa tugasnya ditujukan terutama sekali kepada orang bukan Yahudi (pasal 1-2 Gal 1:1-2:21). Setelah itu Paulus membentangkan pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali hanya melalui percaya kepada Allah (pasal 3-4 Gal 3:1-4:31). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini (pasal 5-6 Gal 5:1-6:18), Paulus menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang Kristen karena ia percaya kepada Kristus, akan dengan sendirinya menyebabkan orang itu melakukan perbuatan-perbuatan Kristen.
Isi
- Pendahuluan
Gal 1:1-10 - Hak Paulus sebagai rasul
Gal 1:11-2:21 - Kabar Baik tentang rahmat Allah
Gal 3:1-4:31 - Kebebasan dan kewajiban orang Kristen
Gal 5:1-6:10 - Penutup
Gal 6:11-18
Ajaran: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah
hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Pendahuluan
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 49 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Galatia. (Dan juga setiap orang Kristen/jemaat Kristen di seluruh dunia). Keadaan mereka sedang dibingungkan oleh orang-orang yang menjelek-jelekkan dan memfitnah Rasul Paulus; mereka juga mengajarkan Injil lain (ajaran sesat).
Isi Kitab: Kitab Galatia terbagi atas 6 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas uraian Rasul Paulus, bahwa orang-orang Kristen hidup oleh iman, bukan oleh hukum, serta buah kehidupan Kristen timbul dari Roh, bukan dari daging.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Galatia
Pasal 1 (Gal 1:1-10).
Pengajaran tentang Injil yang benar
Dalam nats ini Rasul Paulus mengatakan bahwa hanya ada satu Injil di dunia ini, yaitu Injil Yesus Kristus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 1:8-9. _Tanyakan_: Apa akibatnya bagi orang yang memberitakan Injil yang tidak benar?
Pasal 1-2 (Gal 1:11-2:21).
Pengajaran tentang riwayat hidup Rasul Paulus dan kerasulannya Dalam bagian ini, Rasul Paulus menceritakan siapa dirinya sebelum menjadi Rasul dan sesudah menjadi Rasul.
Pasal 3-4 (Gal 3:1-4:31).
Pengajaran tentang arti Injil Kristus yang benar
Dalam pasal-pasal ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa Yesus Kristus adalah penggenapan atas janji Allah kepada Abraham sebagai Bapa orang beriman dalam arti menjadi anak-anak Allah karena penebusan Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 3:6. _Tanyakan_: Mengapa Abraham dibenarkan Allah?
- Bacalah pasal Gal 3:26-27. _Tanyakan_: Apakah yang menjadikan orang-orang Kristen anak-anak Allah?
Pasal 5-6 (Gal 5:1-6:18).
Pengajaran tentang orang-orang Kristen hidup dalam kemerdekaan dari hukum Taurat
Dalam bagian ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa bila Yesus Kristus sudah membebaskan orang percaya dari Hukum Taurat, mengapa harus memberikan diri hidup di dalam perhambaan Hukum Taurat lagi.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 5:1-6,13-26. _Tanyakan_: Apakah yang terpenting bagi seorang Kristen? (lihat ayat 6; Gal 5:6). Bagaimanakah orang Kristen mempergunakan kemerdekaannya? (ayat 13-15; Gal 5:13-15). Apakah yang dikatakan tentang buah-buah daging? (Gal 5:19-21). Apakah yang dikatakan tentang buah-buah Roh? (Gal 5:22).
- Bacalah pasal Gal 6:11. _Tanyakan_: Apakah yang dihasilkan perbuatan manusia? Bagaimanakah perintah Allah tentang sikap orang Kriste terhadap sesamanya?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Galatia ini, jelaslah kita lihat bahwa orang Kristen tidak berada di bawah Hukum Taurat lagi. Orang Kristen sudah merdeka dari perhambaan Hukum Taurat, sebab Injil Yesus Kristus lebih berkuasa daripada Hukum Taurat. Tetapi walaupun demikian orang Kristen tidaklah boleh mempergunakan kemerdekaannya itu dengan sembarangan.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab Galatia?
- Apakah isi pengajaran Kitab Galatia?
- Apakah arti kemerdekaan bagi orang Kristen?
- Mengapakah orang Kristen tidak berada di bawah perhambaan hukum Taurat?
Intisari: Galatia (Pendahuluan Kitab) Sepucuk surat tentang Injil yang sejati
MENGAPA SURAT INI DITULIS.Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia
Sepucuk surat tentang Injil yang sejati
MENGAPA SURAT INI DITULIS.
Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia telah menyimpang dari pengertian yang benar tentang iman Kristen (Gal 1:6). Mereka dibingungkan oleh orang Kristen keturunan Yahudi yang ingin membebani mereka dengan kebiasaan sunat dan dengan menaati hukum-hukum Yahudi lainnya (Gal 3:1) yang mengatakan bahwa hanya dengan jalan ini mereka dapat menikmati hubungan istimewa dengan Allah. Paulus sangat yakin jika mereka bersandar pada hukum Yahudi dalam hubungan mereka dengan Allah, berarti mereka menyangkal inti Injil, yaitu bahwa hubungan Allah dengan manusia bergantung pada iman, bukan pada perbuatan. Dalam surat ini Paulus menjelaskan hubungannya dengan gereja di Yerusalem. Ia juga menerangkan tentang sifat kebebasan Kristen yang timbul apabila orang Kristen beriman terhadap Kristus dan bukan mencoba untuk menyenangkan Allah melalui ketaatan kepada hukum Taurat.
PENULIS DAN PEMBACANYA.
1. Penulis: Surat Galatia ditulis oleh Rasul Paulus (Gal 1:1), berisi inti ajaran tentang iman. Argumentasinya yang kuat mengungkapkan kepribadiannya dan menunjukkan bahwa ia adalah seorang pengkhotbah dan orang yang tidak takut untuk berpendirian. Surat ini memberikan kepada kita gambaran rinci mengenai kehidupannya yang tidak disebut dalam tulisannya yang lain.
2. Pembacanya: Paulus telah berkhotbah kepada pembacanya (Gal 1:8, 9; 4:13) dan mereka menikmati hubungan yang akrab (Gal 4:15). Beberapa orang mengatakan bahwa ia menulis kepada orang Kristen di Galatia Utara (Asia Kecil) yang berbangsa Gaul, yang dikunjungi oleh Paulus dalam perjalanan misionarisnya yang kedua. Tetapi, ada juga yang mengatakan bahwa ia menulis untuk orang di propinsi Galatia Selatan yang dikuasai orang Romawi (termasuk Antiokhia, Ikonum, Derbe dan Listra) yang telah dikunjungi oleh Paulus pada perjalanan misionarisnya yang pertama.
WAKTU PENULISAN.
Kapan surat ini ditulis tergantung pada kepada siapa surat ini ditulis. Kebanyakan orang percaya bahwa surat ini ditulis untuk Galatia Selatan dan ini berarti bahwa surat ini ditulis pada sekitar tahun 48 M. Jika surat ini untuk Galatia Utara maka ditulis lebih belakang, tetapi ini masih termasuk dalam surat-surat yang paling awal dalam Perjanjian Baru.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Surat ini merupakan surat perjuangan. Paulus menolak untuk berkompromi, ia menulis dalam bahasa yang keras untuk mendukung tema utamanya dengan memakai berbagai argumentasi yang berbeda.
2. Surat ini merupakan surat kasih, karena ditulis dengan penuh perhatian dan kekuatiran dari seorang gembala yang besar.
3. Surat ini singkat, dianggap 'sebuah garis besar' dari surat Roma yang pesannya sama, namun dikembangkan lebih luas dan ditujukan bagi situasi yang tidak terlalu buruk.
4. Surat ini merupakan surat yang memberi kesan yang dalam dan berisi ajaran-ajaran yang mudah diingat, misalnya Gal 2:20; 5:1, 5:22, 23; 6:14.
Pesan
1. Hukum Taurat merupakan jalan buntu.Keprihatinan utama Paulus ialah untuk menunjukkan bahwa manusia tidak mungkin
dibenarkan di hadapan Allah melalui perbuatan baik atau menaati hukum Taurat.
Hukum Taurat:
o Tidak membenarkan manusia di hadapan Allah. Gal 2:16
o Bertentangan dengan cara Kristus. Gal 2:19;5:4
o Tidak dapat memberikan Roh Kudus. Gal 3:2, 5; 5:18
o Hanya menghasilkan kutuk. Gal 3:10-14
o Merupakan interupsi sementara dalam rencana jangka panjang Allah. Gal 3:17
o Mempunyai suatu maksud. Gal 3:21-29
o Membebankan tuntutan kepada manusia. Gal 5:3
o Mudah diringkas. Gal 5:14
2. Iman merupakan jalan satu-satunya kepada Allah.
Tujuan utama Kristus adalah untuk membuat supaya iman merupakan jalan satu-satunya kepada Allah.
o Iman membenarkan manusia di hadapan Allah. Gal 2:16; 3:11
o Kristen harus terus melatih iman. Gal 2:20;3:3
o Roh Kudus datang melalui iman. Gal 3:2, 5,14
o Sejarah panjang dari iman. Gal 3:6-9
o Akibat kedatangan iman. Gal 3:22-26
o Cara iman memperlihatkan dirinya. Gal 5:6
o Kristen membentuk'kekeluargaan dalam iman'. Gal 6:10
3. Yesus berarti kemerdekaan.
o Yesus membawa kemerdekaan dari penindasan hukum Taurat. Gal 3:1-4:7
o Tradisi besar kemerdekaan. Gal 4:21-31
o Kemerdekaan perlu dijaga. Gal 5:1
o Cara yang benar dan salah untuk menyatakan kemerdekaan. Gal 5:13-6:10
Penerapan
Masalah sunat bukan lagi menjadi bahan perdebatan yang hangat dewasa ini, tetapi pesan Paulus masih relevan:
1. Bagi orang Kristen legalls.
Banyak orang masih berpendapat bahwa kemampuan seseorang untuk dapat dibenarkan di hadapan Allah bergantung kepada berapa banyak peraturan yang ditaatinya dan seberapa terhormatnya dia. Paulus menunjukkan bahwa yang penting adalah iman, bukan perbuatan.
2. Bagi orang Kristen yang prinsip hidupnya kendur.
Kemerdekaan yang dibawa oleh Kristus tidak berarti bahwa seorang Kristen boleh bertindak semaunya. Hidupnya tidak boleh didasari oleh keinginan untuk memuaskan diri sendiri dan hawa nafsunya. Ia mempunyai tanggung jawab baru untuk menyatakan buah Roh di dalam sifat, tingkah laku dan hubungan-hubungannya dengan orang lain.
Surat ini juga mengajar kepada kita tentang dua masalah penting lainnya:
1. Tentang doktrin Kristen.
Gereja tidak mempunyai wewenang untuk mempercayai apa saja yang disukainya atau secara bebas menentukan doktrinnya sendiri. Kebenaran Kristen sudah diungkapkan oleh Allah dan tidak dapat diganggu gugat. Paulus menekankan bahwa mempercayai sesuatu yang berbeda dengan apa yang telah Allah ungkapkan itu berbahaya, karena hal itu bukan saja tidak benar tetapi juga akan membawa kepada penghukuman. Kebenaran itu sudah diatur oleh para rasul dan juga dalam Galatia, Paulus menekankan mengenai wewenang kerasulannya.
2. Tentang kesatuan Alkitab.
Banyak orang percaya bahwa hanya terdapat sedikit hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan mereka berbicara tentang dua Allah dengan dua tuntutan berbeda terhadap manusia. Paulus menunjukkan bahwa Allah hanya satu dan terdapat suatu kesatuan dalam seluruh isi Alkitab.
Tema-tema Kunci
Selain satu pesan utama Paulus, terdapat pemikiran-pemikiran lainnya.
1. Daging.
Paulus menggunakan kata ini dalam beberapa cara yang berbeda. Sebutkan! Gal 1:16; 2:20; 3:3; 4:23, 29; 5:13, 16, 17, 19, 24; 6:8, 12, 13.
2. Perhambaan.
Demikianlah Paulus menggambarkan keadaan manusia sebelum mereka menjadi Kristen. Apa masalahnya sekarang? Gal 4:8; 2:4.
3. Salib.
Untuk kebanyakan orang salib merupakan gangguan (Gal 5:11; 6:12) tetapi untuk Paulus salib merupakan alasan untuk bermegah (Gal 6:14). Apalagi hal lainnya yang ditulisnya tentang kematian Yesus?
4. Anak Allah.
Ini merupakan gambaran dari seorang Kristen yang paling disukainya. Panggilan itu merupakan kebalikan dari menjadi seorang hamba. Bagaimana Paulus menggambarkan hak-hak istimewa menjadi seorang anak Allah? Gal 3:7, 26; 4:5, 6, 22.
5. Roh Kudus.
Galatia penuh dengan referensi tentang Roh Kudus. Carilah dalam ayat-ayat di bawah ini dan kelompokkan ayat-ayat itu di bawah tema-tema pokok dalam ajaran Paulus mengenai Roh Kudus.
Tema-tema itu adalah: menerima Roh; menghasilkan buah-buah Roh; berjalan dan hidup dalam Roh. Gal 3:2, 3, 5, 14; 4:6; 5:16, 17, 18, 22, 25; 6:1, 8, 18.
Garis Besar Intisari: Galatia (Pendahuluan Kitab) [1] PAULUS MEMBERI SALAM KEPADA PARA PEMBACANYA Gal 1:1-5
Gal 1:1-2Rasul dan para pembacanya
Gal 1:3-5Salam Paulus
[2] PAULUS MENYATAKAN TUJ
[1] PAULUS MEMBERI SALAM KEPADA PARA PEMBACANYA Gal 1:1-5
Gal 1:1-2 | Rasul dan para pembacanya |
Gal 1:3-5 | Salam Paulus |
[2] PAULUS MENYATAKAN TUJUANNYA Gal 1:6-10
Gal 1:6 | Keprihatinannya |
Gal 1:7-9 | Keyakinannya |
Gal 1:10 | Motivasinya |
[3] PAULUS MENERANGKAN KESAKSIANNYA DENGAN SINGKAT Gal 1:11-2:21
Gal 1:11-12 | Sumber ajarannya |
Gal 1:13-17 | Kisah panggilannya |
Gal 1:18-2:10 | Hubungannya dengan Yerusalem |
Gal 2:11-14 | Perdebatannya dengan Petrus |
Gal 2:15-21 | Pengertiannya tentang Injil |
[4] PAULUS MENGEMBANGKAN ARGUMENTASINYA Gal 3:1-4:31
Gal 3:1-5 | Pengalaman orang Galatia |
Gal 3:6-9 | Contoh dari Abraham |
Gal 3:10-14 | Kutuk hukum Taurat |
Gal 3:15-18 | Keuntungan dari janji hukum Taurat |
Gal 3:19-29 | Maksud hukum Taurat |
Gal 4:1-11 | Sifat Keanakan |
Gal 4:12-20 | Imbauan pribadi |
Gal 4:21-31 | Dua macam 'anak' |
[5] PAULUS MENJELASKAN TENTANG KEMERDEKAAN KRISTEN Gal 5:1-6:10
Gal 5:1 | Jangan mau lagi diperhamba |
Gal 5:2-6 | Bebas dari sunat |
Gal 5:7-12 | Imbauan pribadi lainnya Bagaimana menggunakan kemerdekaan: kasih |
Gal 5:16-21 | Apa yang bukan kemerdekaan |
Gal 5:22-24 | Apa kemerdekaan itu |
Gal 5:25-6:10 | Kemerdekaan dan hubungan hubungan kita |
[6] PAULUS MENANDATANGANI SURATNYA
Gal 6:11-15 | Paulus menggarisbawahi pokok ajarannya |
Gal 6:16-18 | Salam penutup |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi