Esther: Suatu Pemeliharaan Ilahi

Translated from English by Stevy.

Series ID: 
212
/assets/foreign/esther-in.zip

Pendahuluan (Esther)

Banyak orang Kristen menderita apa yang saya sebut “prasangka baik” Sederhananya “prasangka baik” merupakan anggapan bahwa semua orang yang kita lihat dalam Alkitab adalah “alim.” Kita segan melihat Yunus seperti orang yang tidak baik: keras kepala, sombong, pemberontak, dan (yang paling buruk) membenarkan diri. Inilah orang yang menunggu diluar kota Niniwe agar dia bisa melihat seluruh kota (termasuk anak kecil dan ternak) terbakar api, walau dia tahu Tuhan memiliki maksud menyelamatkan mereka. Kita segan melihat kalau Yunus merupakan nabi yang berbeda dengan seruan singkatnya diNiniweh. Yunus, sebagai manusia, melambangkan Israel, sebagai bangsa. Pembenaran dirinya, kurang belas kasih, dan memandang rendah anugrah sama seperti bangsa yang dilambangkannya.

Banyak orang mencoba untuk “mensalehkan” Ester, membuat dia seorang wanita yang luar biasa iman dan kesalehannya. Saya bingung terhadap pandangan mereka. Inilah wanita yang mau tinggal diPersia dan tidur dengan raja kafir daripada kembali ke Israel dan menjadi istri orang Israel yang ada dalam Tuhan. Ester tidak pernah berdoa, dan nama Tuhan tidak pernah disebutkan diseluruh kitab. Tapi sebagian orang tetap berharap menjadikan di suri teladan. Itu suatu harapan yang begitu besar.

Saya tidak ingin berusaha membuat wanita ini kelihatan baik. Dia seorang Yahudi, seperti Yunus, dan seperti pamannya Mordekai. Wanita ini seorang yang merencanakan kejahatan dan penipu. Dia belajar banyak dari pamannya Mordekai. Mordekai menolak menghormati mereka yang berkuasa. Pertengkarannya tidak didasarkan atas kesalehan, tapi kesombongan dan keras kepala. Kitab Ester merupakan pelengkap yang baik bersama dengan kitab Ezra dan Nehemiah. Kedua kitab itu menggambarkan Yahudi yang didalam Tuhan kembali ketanah perjanjian, dibawa pemimpin yang ditunjuk ilahi. Kitab Ester menyumbangkan pengertian unik dari periode sejarah Israel. Ini menggambarkan kehidupan orang Yahudi yang tetap di Persia selama kurun waktu yang sama. Fokus kitab ini adalah tentang orang Yahudi yang sudah diperintahkan Tuhan untuk kembali ke Tanah Perjanjian tapi tidak mau kembali. Kitab ini tentang orang Yahudi yang tidak setia. Penyelamatan orang Yahudi dalam Kitab Ester tidak atas dasar kesalehan mereka, tapi hanya anugrah Tuhan, disamping dosa Israel.

Saya berdoa agar Tuhan memberi kita pikiran dan hati yang terbuka untuk melihat kitab ini dengan terang yang berbeda, mengertinya lebih baik, dan melihat aplikasinya dalam hidup kita.

Passage: 
Taxonomy upgrade extras: 

1. Miss Persia (Esther 1:1-2:18)

Pendahuluan

Sebagian dari anda mungkin ingat program televise beberapa tahun lalu yang disebut “Queen for a Day.” Beberapa wanita dipilih sebagai peserta dan diberikan pertanyaan, yang memberikan setiap wanita kesempatan menunjukan kenapa di harus menjadi “ratu.” Diakhir setiap program, satu wanita dipilih sebagai “Queen for a Day.” Diantara beberapa hadiah, rambutnya ditata oleh piñata rias artis Hollywood yang terkenal, dan dia makan direstoran yang terkenal didunia.

Sekarang kita melihat “queen for a year,” pemilihan Miss America. Peserta dipilih untuk mewakili Negara bagiannya, dan setiap wanita muda ini mendapat kesempatan menunjukan talenta, kepintaran, dan kecantikannya. Peserta disempitkan terus sampai seorang wanita beruntung dipilih oleh juri sebagai Miss America tahun ini. Dia memulai pemerintahannya, setelah MC Bert Parks menyanyikan “Miss America” saat dia dipertunjukan kepada orang banyak.

Saat saya membaca 2 pasal pertama kitab Ester, saya bertanya, “Dimana Bert Parks?” Dia satu-satunya orang yang hilang dalam pasal ini. Bagian pertama Kitab Ester dibuka dengan serangkaian pesta besar dan diakhiri dengan sebuah pesta besar. Itu dimulai dengan seorang Ratu Persia bernama Vasti dan diakhiri dengan seorang Yahudi yang menjadi ratu. Kelihatannya peristiwa yang membahagiakan. Itu kelihatannya seluruh kitab berjalan sebaik pembukaannya, akan menjadi bacaan yang menyenangkan. Tidak heran kitab ini merupakan favorit dari seluruh kitab PL diantara orang Yahudi.1 Tapi apakah ini masalahnya? Pembacaan yang seksama akan sangat menolong.

Vasti Disingkirkan
(1:1-22)

1 Pada zaman Ahasyweros--dialah Ahasyweros yang merajai seratus dua puluh tujuh daerah mulai dari India sampai ke Etiopia--, 2 pada zaman itu, ketika raja Ahasyweros bersemayam di atas takhta kerajaannya di dalam benteng Susan, 3 pada tahun yang ketiga dalam pemerintahannya, diadakanlah oleh baginda perjamuan bagi semua pembesar dan pegawainya; tentara Persia dan Media, kaum bangsawan dan pembesar daerah hadir di hadapan baginda. 4 Di samping itu baginda memamerkan kekayaan kemuliaan kerajaannya dan keindahan kebesarannya yang bersemarak, berhari-hari lamanya, sampai seratus delapan puluh hari. 5 Setelah genap hari-hari itu, maka raja mengadakan perjamuan lagi tujuh hari lamanya bagi seluruh rakyatnya yang terdapat di dalam benteng Susan, dari pada orang besar sampai kepada orang kecil, bertempat di pelataran yang ada di taman istana kerajaan. 6 Di situ tirai-mirai dari pada kain lenan, mori halus dan kain ungu tua, yang terikat dengan tali lenan halus dan ungu muda bergantung pada tombol-tombol perak di tiang-tiang marmar putih, sedang katil emas dan perak ditempatkan di atas lantai pualam, marmar putih, gewang dan pelinggam. 7 Minuman dihidangkan dalam piala emas yang beraneka warna, dan anggurnya ialah anggur minuman raja yang berlimpah-limpah, sebagaimana layak bagi raja. 8 Adapun aturan minum ialah: tiada dengan paksa; karena beginilah disyaratkan raja kepada semua bentara dalam, supaya mereka berbuat menurut keinginan tiap-tiap orang. 9 Juga Wasti, sang ratu, mengadakan perjamuan bagi semua perempuan di dalam istana raja Ahasyweros.

10 Pada hari yang ketujuh, ketika raja riang gembira hatinya karena minum anggur, bertitahlah baginda kepada Mehuman, Bizta, Harbona, Bigta, Abagta, Zetar dan Karkas, yakni ketujuh sida-sida yang bertugas di hadapan raja Ahasyweros, 11 supaya mereka membawa Wasti, sang ratu, dengan memakai mahkota kerajaan, menghadap raja untuk memperlihatkan kecantikannya kepada sekalian rakyat dan pembesar-pembesar, karena sang ratu sangat elok rupanya. 12 Tetapi ratu Wasti menolak untuk menghadap menurut titah raja yang disampaikan oleh sida-sida itu, sehingga sangat geramlah raja dan berapi-apilah murkanya. 13 Maka bertanyalah raja kepada orang-orang arif bijaksana, orang-orang yang mengetahui kebiasaan zaman--karena demikianlah biasanya masalah-masalah raja dikemukakan kepada para ahli undang-undang dan hukum; 14 adapun yang terdekat kepada baginda ialah Karsena, Setar, Admata, Tarsis, Meres, Marsena dan Memukan, ketujuh pembesar Persia dan Media, yang boleh memandang wajah raja dan yang mempunyai kedudukan yang tinggi di dalam kerajaan--,tanya raja: 15 Apakah yang harus diperbuat atas ratu Wasti menurut undang-undang, karena tidak dilakukannya titah raja Ahasyweros yang disampaikan oleh sida-sida? 16 Maka sembah Memukan di hadapan raja dan para pembesar itu: Wasti, sang ratu, bukan bersalah kepada raja saja, melainkan juga kepada semua pembesar dan segala bangsa yang di dalam segala daerah raja Ahasyweros. 17 Karena kelakuan sang ratu itu akan merata kepada semua perempuan, sehingga mereka tidak menghiraukan suaminya, apabila diceritakan orang: Raja Ahasyweros menitahkan, supaya Wasti, sang ratu, dibawa menghadap kepadanya, tetapi ia tidak mau datang. 18 Pada hari ini juga isteri para pembesar raja di Persia dan Media yang mendengar tentang kelakuan sang ratu akan berbicara tentang hal itu kepada suaminya, sehingga berlarut-larutlah penghinaan dan kegusaran. 19 Jikalau baik pada pemandangan raja, hendaklah dikeluarkan suatu titah kerajaan dari hadapan baginda dan dituliskan di dalam undang-undang Persia dan Media, sehingga tidak dapat dicabut kembali, bahwa Wasti dilarang menghadap raja Ahasyweros, dan bahwa raja akan mengaruniakan kedudukannya sebagai ratu kepada orang lain yang lebih baik dari padanya. 20 Bila keputusan yang diambil raja kedengaran di seluruh kerajaannya--alangkah besarnya kerajaan itu! --,maka semua perempuan akan memberi hormat kepada suami mereka, dari pada orang besar sampai kepada orang kecil. 21 Usul itu dipandang baik oleh raja serta para pembesar, jadi bertindaklah raja sesuai dengan usul Memukan itu. 22 Dikirimkanlah oleh baginda surat-surat ke segenap daerah kerajaan, tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan tiap-tiap bangsa menurut bahasanya, bunyinya: Setiap laki-laki harus menjadi kepala dalam rumah tangganya dan berbicara menurut bahasa bangsanya.

Raja Ahasuerus, dikenal oleh sejarawan sekuler sebagai Xerxes,2 memerintah selama 3 tahun. Kelihatannya selama itu dibutuhkan untuk mengkonsolidasi kerajaannya dari pemberontakan dibagian Mesir dan Babilon.3 Dia tinggal di Susa,4 pusat Elam kuno, tempat musim dingin yang ayahnya, Darius I, bangun kembali sebagai ibukota musim dingin. Ahaswerus adalah raja besar Persia, yang dinubuatkan Daniel:

2 “Oleh sebab itu, aku akan memberitahukan kepadamu hal yang benar. Sesungguhnya, tiga raja lagi akan muncul di negeri Persia, dan yang keempat akan mendapat kekayaan yang lebih besar dari mereka semua, dan apabila ia telah menjadi kuat karena kekayaannya, ia akan berusaha sekuat-kuatnya untuk melawan kerajaan Yunani ” (Daniel 11:2).

Kerajaan ini dikenal dengan nama Media dan Persia (Daniel 5:28; 6:8, 12, 15); sekarang kerjaan Persia dan Media (Esther 1:3, 14, 18-19), karena sekarang Persia menjadi bangsa yang dominan.

Dalam tahun ketiga pemerintahannya (1:3), raja mengadakan pesta besar selama 6 bulan. Teks ini tidak secara spesifik mengatakan pada kita kenapa raja mengadakan penyelenggaraan seperti itu, tapi maksudnya jelas ingin menunjukan kuasa dan kemuliaan kerajaannya (1:4). Sejarah secular menekankan pemborosan ini. Tahun berikutnya Ahasuerus harus membayar perang melawan Yunani. Perayaan mungkin merupakan suatu kekuatan pendorong. Bangsawan dari berbagai privinsi (127) kerajaan ini hadir untuk melihat kuasa raja dan untuk melihat apakah dia mampu melakukan tugas besar ini (mengadakan perayaan selama 6 bulan). Ada pendapat bahwa perayaan 6 bulan ini diadakan untuk merencanakan operasi militer melawan Yunani. Raja ingin meyakinkan tamunya bahwa mereka akan tunduk dan mendukung kepemimpinannya saat dia masuk kedalam peperangan.5

Saat 6 bulan hampir berakhir, ada pseta besar lagi yang digambarkan. Pesta besar ini lebih singkat—hanya 7 hari—dan untuk semua orang yang berdiam di Susa, baik kaya maupun miskin (1:5). Pesta yang lebih lama untuk kaum bangsawan (1:3-4). Kemakmuran merupakan bukti dari perayaan singkat dengan berlimpahnya makanan dan anggur. Walau raja menyediakan anggur dengan berlimpah, dia memberi kebebasan mereka meminum apapun yang diinginkan (1:8).

Para wanita terutama sangat terkesan dengan istana dan taman.6 Saya bahkan tidak yakin apa yang dimaksud penulis dengan semua istilah gambaran itu, tapi kita yakin bahwa “kekayaan kemuliaan kerajaannya” (1:4) sedang ditunjukan. Ini termasuk tirai mahal, terikat dengan tali lenan halus dan ungu muda bergantung pada tombol-tombol perak di tiang-tiang marmar putih (1:6). Dalam pandangan saya, itu seperti tenda yang sangat mahal, menyediakan hiburan diluar dimana makanan dihidangkan dan tamu dihibur. Bantal disediakan bagi tamu yang ingin berbaring saat makan—bukan tempat istirahat dari toko furniture—ini terbuat dari emas dan perak. Dibawahnya ada trotoar yang diukir yang membuat pembaca Better Homes and Garden menangis. Diatas semuanya, anggur dihidangkan dari wadah yang merupakan karya seni yang tinggi sekali nilainya. Saya tahu kalau istri saya akan memperhatikan hal ini. Inilah maksud pesta besar ini; raja membiarkan setiap orang tahu dia lebih kaya dan lebih berkuasa dari yang lainnya.

Sementara pria dihibur oleh raja, para wanita memiliki pestanya sendiri dengan ratu Vasti sebagai tuan mereka (1:9). Akhir dari 7 hati, pesta hampir berakhir. Banyak minuman diberikan diminggu sebelumnya, dan teks ini menyatakan pada kita bahwa raja juga ikut serta (1:10). Kita tidak diberitakan bahwa raja “mabuk” tapi hatinya “riang gembira. Alkitab tidak melarang pria untuk riang gembira, tapi tidak karena mabuk (lihat Deuteronomy 14:24-26). Kita harus waspada untuk membaca terlalu banyak dari teks ini. Tapi, saat hati raja sedang “riang gembira” dia memerintahkan Vasti untuk muncul dihadapan pria yang bersama dengan dia (1:10-11). Hal yang bisa saya katakan, dia telah merencanakan ini sebagai puncaknya. Dari apa yang dikatakan pada kita, dia harus memakai pakaian kebesarannya. Dia diperintahkan untuk menunjukan kecantikannya, bukan menghibur dengan suatu pertunjukan. Ingat, tujuan perayaan ini bagi raja adalah untuk “memamerkan kekayaan kemuliaan kerajaannya dan keindahan kebesarannya yang bersemarak” (1:4). Raja tidak meminta, dia memerintahkan ratunya. Ratu tidak diminta untuk merendahkan martabatnya. Dia harus muncul dalam kebesaran kemuliaan untuk membawa kebesaran raja.

Banyak penafsir dan sebagian besar orang Kristen kelihatannya membaca terlalu banyak hal ini. Mereka mengartikan raja memerintahkan ratu untuk merendahkan dirinya dengan tindakan yang tidak baik dihadapan kerumunan yang mabuk (I wonder how much more sober the women were). Sebagai contoh, , J. Sidlow Baxter menulis,

Raja memerintahkan agar Vasti (Vashti artinya ‘wanita cantik’) harus datang dan menunjukan dirinya dengan cara yang tidak sopan dihadapan banyak tamu, merupakan pelanggaran dan penghinaan hidup seseorang yang seharusnya dilindungi raja. Penolakan Vashti suatu keberanian dan bisa dibenarkan : walau kita bisa mengerti penolakan terhadap monarki seperti itu sangat memalukan.7

Posisi yang sama diambil oleh Jamieson, Fausset, dan Brown:

“Penolakan Vasti terhadap perintah untuk menunjukan dirinya dengan tidak terhormat dihadapan undangan yang mabuk berdampak pada kesopanan seks dan kedudukannya sebagai ratu; menurut kebiasaan Persia, ratu, lebih dari istri seorang pria, diasingkan dari pandangan umum: dan jika bukan karena raja sudah dikuasai oleh anggur dan kesombongannya, dia akan melihat hal ini dan merundingkan oleh tindakannya yang mulia.”8

John C. Whitcomb cenderung pada arah yang sama tapi lebih memperhatikan kesimpulan yang tidak jelas dinyatakan oleh penulis:

Pada hari terakhir pesta, raja yang sudah mabuk mengirim 7 kasim, . . . yang menjalankan maksudnya untuk menjemput Vasti. Ratu Persia biasanya makan dimeja raja, tapi tidak pada pesta besar. Mungkin takut kehormatannya ditengah kelompok pemabuk (cf. Herodotus 5. 18), dia menolak mentaati perintah itu.9

Kita tidak tahu apa yang menyebabkan ratu berespon seperti itu. Menurut pandangan saya wanita ini mungkin dari darah bangsawan. Sejarah sekuler tidak banyak bicara tentang wanita ini.10 Hampir semua berasumsi bahwa sementara para pria mabuk, wanita dalam keadaan sadar dan terkontrol. Saya kerja dikatering selama masa kuliah, dan pengalaman saya wanita lebih bisa menguasai diri dari pria.

Dalam teks kita, Vasti jelas tidak dipandang baik. Dia dengan dingin menolak perintah suaminya dan rajanya untuk muncul dalam kebesarannya. Penasihat raja semuanya menganggap dia bersalah dan merekomendasikan agar dia diganti dengan yang “lebih baik.” (1:19) daripadanya. Tindakannya bisa menjadi contoh buruk yang bisa merusak prilaku dan tindakan wanita dikerajaan (1:17-18). Tidak ada yang tahu kenapa ratu bertindak seperti itu dan itu tidak penting. Hasilnya ratu disingkirkan dari kekuasaan, dan suatu cara dipersiapkan untuk yahudi muda bertahta disamping raja yang paling berkuasa dibumi.

Raja mungkin “riang gembira” karena anggur, tapi sekarang dia jelas marah. Bayangkan betapa memalukan hal ini bagi Ahasuerus. Tujuannya menyelenggarakan pesta ini untuk mengesankan tamunya dengan kemakmuran dan kuasa. Dia menginginkan pendukung setia saat dia mulai perang dengan Yunani. Dan sekarang, selama pesta berakhir, istrinya sendiri menolaknya, menolak untuk menghormati dan mentaati dia dan mempermalukan dia dihadapan semua tamunya.

Raja marah terhadap Vasti, tapi tidak kehilangan kendali. Dia tidak menuntut ratu dihukum mati atau memutuskan nasibnya saat itu. Dia memanggil penasihatnya, apa yang harus dilakukan. Saat saran diberikan, raja menerima, dan melaksanakannya.

Penasihat raja adalah orang bijak, orang yang dihormati dan yang mau didengarnya. Ketujuh orang bijak ditanyakan apa yang harus dilakukan raja, karena mereka orang yang mengetahui kebiasaan zaman dan juga mengerti “undang-undang dan hukum” (1:13). Mereka tidak hanya mengerti kesalahan Vasti, mereka juga punya rasa adil dan mengerti hukuman yang tepat bagi pemberontakannya. Mereka juga mengetahui berbagai bahasa, dan budaya dikerajaan Ahasuerus dan bagaimana dampak keputusan raja bagi orang-orang.

Selain apa yang dilakukan raja diwaku-waktu lainnya,11 kita tidak mau mengaburkan penilaian kita dan melihat tindakan raja sebagai ocehan pemabuk. Penulis kitab bermaksud agar kita menilai Ahasuerus atas dasar data yang ada. Mari kita hati-hati dalam menilainya atas data sejarawan sekuler, yang tidak menghargai Alkitab atau pesan kitab ini. Teks kita berkata Ahasuerus memerintahkan istrinya, Ratu Vasti, untuk muncul dalam kemegahannya sebagai bagian dari pernyataan kuasanya. Ratu menolak untuk alasan yang tidak dikemukakan. Raja marah tapi memanggil penasihatnya yang bijak dan paling dipercayanya. Mereka mempertimbangkan hal ini menurut hukum dan dampak keputusan raja atas seluruh kerajaan. Dari apa yang dinyatakan, siapa bisa menangani hal ini lebih baik?

Salah satu penasihat, Memucan, memberikan pendapatnya; setuju dengan yang lainnya dan dijalankan oleh raja. Memucan menyimpulkan ratu telah melakukan kesalahan, tidak hanya kepada raja tetapi terhadap kerajaan. Dia merupakan wanita yang paling penting dan dipandang dalam kerajaan Persia, maka dari itu, tindakannya menjadi contoh yang berdampak pada setiap wanita dalam kerajaan. Vasti telah memandang rendah otoritas suaminya. Dia tidak hanya suaminya; dia juga rajanya! Jika raja tidak memperlakukan hal ini dengan tegas, akan ada pemberontakan didalam setiap keluarga. Istri memiliki keberanian melawan suami seperti Vasti lakukan terhadap Ahasuerus. Dan sampai sekarang kita mengira women’s liberation movement merupakan hal baru!

Kita harus melihat bahwa raja dan penasihatnya tidak mengatasi masalah secara Alkitabiah. Mereka mendekati situasi ini dari sudut pandang ketimuran mereka, budaya chauvinistic, tidak dari prinsip Firman Tuhan. Tidak diragukan mereka melihat wanita lebih rendah dari pria dan bisa digunakan pria untuk kesenangan mereka. Sebagai hasilnya, saran penasehat raja diarahkan untuk menjaga status quo itu, dan bukan dalam ketaatan pada perintah ilahi.

Nasihat yang diberikan Memucan kepada raja sederhana. Ratu harus disingkirkan dari kedudukannya dan kemuliaannya. Dia harus dilarang untuk tampil bersama raja sebagai ratu dan digantikan oleh ratu baru yang dipilih raja, seorang wanita yang “lebih baik” (1:19) dari Vasti. Keputusan raja harus tidak bisa ditarik kembali, dan harus menjadi hukum Persia dan Media yang tidak bisa dicabut. Keputusan raja harus disampaikan keseluruh kerajaan,12 suatu tanda bagi para suami untuk tetap berkuasa dan para istri untuk tetap tunduk.13

Ester Naik Mendapat Kedudukan dan Kuasa
(2:1-18)

1 Sesudah peristiwa-peristiwa ini, setelah kepanasan murka raja Ahasyweros surut, terkenanglah baginda kepada Wasti dan yang dilakukannya, dan kepada apa yang diputuskan atasnya. 2 Maka sembah para biduanda raja yang bertugas pada baginda: Hendaklah orang mencari bagi raja gadis-gadis, yaitu anak-anak dara yang elok rupanya; 3 hendaklah raja menempatkan kuasa-kuasa di segenap daerah kerajaannya, supaya mereka mengumpulkan semua gadis, anak-anak dara yang elok rupanya, di dalam benteng Susan, di balai perempuan, di bawah pengawasan Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan; hendaklah diberikan wangi-wangian kepada mereka. 4 Dan gadis yang terbaik pada pemandangan raja, baiklah dia menjadi ratu ganti Wasti. Hal itu dipandang baik oleh raja, dan dilakukanlah demikian.

5 Pada waktu itu ada di dalam benteng Susan seorang Yahudi, yang bernama Mordekhai bin Yair bin Simei bin Kish, seorang Benyamin 6 yang diangkut dari Yerusalem sebagai salah seorang buangan yang turut dengan Yekhonya, raja Yehuda, ketika ia diangkut ke dalam pembuangan oleh raja Nebukadnezar, raja Babel. 7 Mordekhai itu pengasuh Hadasa, yakni Ester, anak saudara ayahnya, sebab anak itu tidak beribu bapa lagi; gadis itu elok perawakannya dan cantik parasnya. Ketika ibu bapanya mati, ia diangkat sebagai anak oleh Mordekhai.

8 Setelah titah dan undang-undang raja tersiar dan banyak gadis dikumpulkan di dalam benteng Susan, di bawah pengawasan Hegai, maka Esterpun dibawa masuk ke dalam istana raja, di bawah pengawasan Hegai, penjaga para perempuan. 9 Maka gadis itu sangat baik pada pemandangannya dan menimbulkan kasih sayangnya, sehingga Hegai segera memberikan wangi-wangian dan pelabur kepadanya, dan juga tujuh orang dayang-dayang yang terpilih dari isi istana raja, kemudian memindahkan dia dengan dayang-dayangnya ke bagian yang terbaik di dalam balai perempuan. 10 Ester tidak memberitahukan kebangsaan dan asal usulnya, karena dilarang oleh Mordekhai. 11 Tiap-tiap hari berjalan-jalanlah Mordekhai di depan pelataran balai perempuan itu untuk mengetahui bagaimana keadaan Ester dan apa yang akan berlaku atasnya.

12 Tiap-tiap kali seorang gadis mendapat giliran untuk masuk menghadap raja Ahasyweros, dan sebelumnya ia dirawat menurut peraturan bagi para perempuan selama dua belas bulan, sebab seluruh waktu itu digunakan untuk pemakaian wangi-wangian: enam bulan untuk memakai minyak mur dan enam bulan lagi untuk memakai minyak kasai serta lain-lain wangi-wangian perempuan. 13 Lalu gadis itu masuk menghadap raja, dan segala apa yang dimintanya harus diberikan kepadanya untuk dibawa masuk dari balai perempuan ke dalam istana raja. 14 Pada waktu petang ia masuk dan pada waktu pagi ia kembali, tetapi sekali ini ke dalam balai perempuan yang kedua, di bawah pengawasan Saasgas, sida-sida raja, penjaga para gundik. Ia tidak diperkenankan masuk lagi menghadap raja, kecuali jikalau raja berkenan kepadanya dan ia dipanggil dengan disebutkan namanya. 15 Ketika Ester--anak Abihail, yakni saudara ayah Mordekhai yang mengangkat Ester sebagai anak--mendapat giliran untuk masuk menghadap raja, maka ia tidak menghendaki sesuatu apapun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan. Maka Ester dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia.

16 Demikianlah Ester dibawa masuk menghadap raja Ahasyweros ke dalam istananya pada bulan yang kesepuluh--yakni bulan Tebet--pada tahun yang ketujuh dalam pemerintahan baginda. 17 Maka Ester dikasihi oleh baginda lebih dari pada semua perempuan lain, dan ia beroleh sayang dan kasih baginda lebih dari pada semua anak dara lain, sehingga baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu ganti Wasti. 18 Kemudian diadakanlah oleh baginda suatu perjamuan bagi semua pembesar dan pegawainya, yakni perjamuan karena Ester, dan baginda menitahkan kebebasan pajak bagi daerah-daerah serta mengaruniakan anugerah, sebagaimana layak bagi raja.

Kelihatannya beberapa tahun telah lewat sejak peristiwa pasal 1.14 Kita tahu ini karena pesta diadakan raja dalam tahun ketiga pemerintahannya (1:3), dan Ester belum dibawa kehadapan raja sampai tahun ketujuh pemerintahannya (2:16). Kemarahan raja sudah surut terhadap Vasti, dan perasaannya sudah pulih. Ratu ada dalam pikirannya, dan sepertinya dia memikirkan kembali tindakan yang telah diambilnya terhadapnya. Tidak heran penasihat raja menasihati agar hal itu dibuat tidak bisa ditarik kembali. Kalau tidak, tidak ada yang bisa menghalanginya menarik keputusan itu.

Orang yang mengunjungi raja mengetahui apa yang terjadi dan mengusulkan agar raja melakukan pemilihan ratu baru. Dorongan ini sangat dibutuhkan, karena Ahazuerus seorang yang gila perempuan. Dia butuh sedikit dorongan untuk melaksanakan kontes kecantikan, terutama dia sendiri penilainya. Perawan tercantik diseluruh kerajaan menjadi peserta, dan rencananya dia akan mencoba mereka semua. Siapa yang tidak terpilih tetap menjadi selirnya. Malam yang diberikan para perawan dengan raja tidak hanya satu kali makan malam dan dansa. Para wanita dibawa keistana selir dan dibawah pengawasan Hegai (2:3, 8). Mereka menjalani masa persiapa yang lama (2:12). Setelah semalam dengan raja, wanita itu ditempatkan diruang berbeda dalam istana selir dibawah pengawasan Shaashgaz, sida-sida yang bertanggung jawab atas selir raja (2:14). Menurut saya aman untuk berasumsi bahwa setelah semalam dengan raja, wanita itu tidak lagi perawan.

Diantara peserta ada seorang wanita yahudi muda yang cantik, yang nama Yahudinya adalah Hadassah dan nama Persianya Esther.15 Satu-satunya kualitas Ester yang dinyatakan dalam Alkitab hanyalah kualitas fisik. Dia cantik, perawakan dan wajahnya. Perkataan Proverbs 31:30 seharusnya menjadi rujukan dan peringatan. Ester juga seorang yatim piatu. Saat kedua orangtuanya meninggal, pamannya Mordekai mengambil dan membesarkannya sebagai anaknya (2:5-7). Naik Ester dan Mordekai dari keturunan Benyamin, keturunan Kish (diasingkan dari Yerusalemn dengan Jeconiah dalam tahun 597) dan anaknya Shimei (2:5-6).

“Saat perintah raja” dinyatakan, banyak perempuan muda dipilih sebagai peserta dan dibawa ke Susa, dimana mereka ditempatkan dibawah pengawasan Hegai. Diantara mereka ada Ester. Wanita muda ini mendapat tempat khusus dihati Hegai, yang menjadikannya sebagai favorit. Beberapa orang berpendapat bahwa dia diistimewakan karena karakternya yang saleh. Pasti, jika ini benar penulis akan menyatakannya dengan cara yang mirip dengan cerita Yusuf dan Daniel. Shirley Temple juga menarik banyak orang, tapi bukan karena kesalehannya. Kita harus hati-hati agar tidak membaca teks sesuai keinginan kita.

Disini juga tidak ada pujian bagi Mordekai. Kita tahu Ester tidak menyatakan kebangsaannya karena dia disuruh oleh Mordekai untuk melakukannya (2:10). Seseorang pasti bingung apakah dia bisa menjadi peserta jika mereka mengetahui kalau dia seorang Yahudi. Kenapa Mordekai mau menyatakan diri sebagai Yahudi tapi tidak Ester? Mordekai tidak mencoba untuk jadi ratu berikutnya, tapi Ester.16

Apapun alasannya Ester disukai Hegai (dan kita harus memperhatikan bahwa penulis kitab tidak memberikan alasannya), disukai oleh orang ini memberikan Ester kesempatan besar diatas peserta lainnya. Hegai bahkan memberikan Ester 7 pelayan, dan menyediakan Ester dan pelayannya tempat terbaik diistana selir (2:9). Dia juga disediakan kosmetik dan hal lainnya, yang memberikan awal yang baik bagi proses mempercantik diri. Akhirnya, setelah beberapa wanita menghabiskan malam dengan raja, Hegai memberikan informasi tentang apa yang disukai raja. Lebih baik jangan berlebihan dihadapan raja, demikian informasi Hegai bagi Ester (2:15).

Mordekai tidak tenang tentang nasib anak angkatnya, Ester. Saat dia dibawa keistana selir, dia tidak diperbolehkan untuk berhubungan dengan pria lain selain sida-sida raja yang bertanggung jawab disitu. Karena dia tidak jujur akan kebangsaan atau hubungannya dengan Mordekai, dia tidak bisa mengunjunginya. Dan dia menempatkan diri diluar istana selir sedekat mungkin dengan Ester berharap bisa mengetahui apa yang terjadi dengannya (2:11). Saya pikir dia khawatir dan beralasan. Dia seperti situasi Abraham dimana Sarah ada diistana selir Firaun (lihat Genesis 12:10-20). Mengetahui reputasi raja dengan wanita, ketakutan Mordekai bisa dibenarkan.

Esther menghabiskan setahun persiapan, 6 bulan dengan minyak myrrh dan 6 lagi dengan rempah dan kosmetik (2:12).17 Akhirnya, hari Ester untuk “dicoba” tiba. Dia melakukan saran Hegai dan tidak minta macam-macam (2:15).18 Rutinitasnya adalah setiap perawan menghabiskan malam dengan raja dan paginya ditempatkan ditempat berbeda diistana selir (2:13-14). Jika wanita itu disenangi raja, dia akan memanggilnya lagi. Jika tidak, wanita itu akan mendapat hidup yang sepi (sepanjang pemikiran pria) dalam istana selir. Wanita yang terus disukai raja hampir pasti akan menjadi ratu yang baru.

Menurut ayat 15, Esther disukai semua yang melihatnya. Menurut saya ini tidak sama dengan pernyataan Ester disukai oleh semua yang mengenalnya. Saya takut Ester merupakan wanita yang sangat cantik, dan rasa suka yang didapatnya merupakan hasil dari penampilannya daripada karakternya. Ini kesimpulan saya, tapi saya harus mengatakan bahwa dalam kitab ini tidak ada satupun menyebut tentang karakter Ester. Ini tidak biasa bagi seorang Yahudi. Alkitab mengajar kita agar melihat seseorang dari karakternya, bukan dari penampilan:

7 Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” (1 Samuel 16:7).

10 Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. . . 30 Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.(Proverbs 31:10, 30).

15 Lalu Ia berkata kepada mereka: Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah” (Luke 16:15).

Esther memenangkan hati raja Ahazuerus. Raja menyukainya lebih daripada mereka semua (2:17). Demikianlah dia dipilih menjadi ratu yang baru menggantikan Vasti (2:17). Untuk menghormatinya, raja mengadakan pesta besar, yang keempat dari 2 pasal kitab Ester. Inilah masa Ester, saat keagungannya. Dia mengumumkan hari libur, dan hadiah diberikan raja kepada orang-orang dalam kerajaannya (2:18).

Kesimpulan

Betapa suatu cerita yang menghangatkan. Itu bisa dimulai dengan, “Pada suatu masa . . .” dan diakhiri “. . . bahagia selamanya.” Tapi sebelum kita merasa enak dengan apa yang kita baca, kita harus memberi beberapa pemikiran. Disini ada beberapa pertanyaan untuk memulainya:

(1) Kenapa nama Tuhan tidak pernah disebutkan dalam Kitab Ester?

(2) Kenapa doa tidak pernah secara spesifik dinyatakan dalam kitab ini?

(3) Kenapa PB tidak pernah menyebut atau menunjuk apapun mengenai kitab Ester?

(4) Kitab Ester memberi dasar sejarah bagi pesta Purim. Kenapa pesta ini tidak pernah disebutkan dalam PB?

(5) Kenapa baik Calvin atau Luther tidak ingin menulis tafsiran atas Kitab Ester, dan kenapa Luther ingin kitab ini tidak ada?19

(6) Kenapa Kitab Ester merupakan kitab PL yang paling digemari diantara Yahudi?

(7) Kenapa terjemahan Yunani menambahkan begitu banyak ayat (107) bagi teks Ibrani (157) dan sangat ingin mengubah pengertian kita terhadap teks asli?

(8) Karena kitab ini mengenai orang Yahudi yang hidup diluar tanah perjanjian, kenapa tidak pernah menyebutkan tentang hukum Tuhan, Tanah Suci, atau Yerusalem dan bait ?

(9) Kenapa sangat mudah cenderung melihat Raja Ahasuerus jahat dan Mordekai dan Ester saleh?

(10) Kenapa kita senang melihat Ester bertahta, walau dia berbohong atas kebangsaan dan saudaranya, tinggal diluar tanah perjanjian, dan menikah dengan raja kafir, pemenang lomba yang didalamnya tidur dengan raja?

Sesuatu yang sangat salah dengan umat Tuhan dalam Kitab Ester. Kita tidak boleh senang dengan “keberhasilan” Ester menjadi ratu; kita harus sedih. Lihatlah kitab Ester dalam terang penyelidikan ini, yang datang dari seluruh PL.

(1) Sejak permulaan Tuhan memperlakukan leluhur dan Israel, Tuhan berjanji diam diantara umatNya dalam tanah perjanjian Israel, dan terutama dibait dalam Yerusalem:

10 Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran. 11 Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu. 12 Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. 13 Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. 14 Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. 15 Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu. 16 Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya. 17 Ia takut dan berkata: Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga. 18 Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya. 19 Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus (Genesis 28:10-19; see also Genesis 50:22-26).

17 Engkau membawa mereka dan Kaucangkokkan mereka di atas gunung milik-Mu sendiri; di tempat yang telah Kaubuat kediaman-Mu, ya TUHAN; di tempat kudus, yang didirikan tangan-Mu, ya TUHAN.” (Exodus 15:17).

34 Maka janganlah najiskan negeri tempat kedudukanmu, yang di tengah-tengahnya Aku diam, sebab Aku, TUHAN, diam di tengah-tengah orang Israel “ (Numbers 35:34).

5 Tetapi tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, dari segala sukumu sebagai kediaman-Nya untuk menegakkan nama-Nya di sana, tempat itulah harus kamu cari dan ke sanalah harus kamu pergi.” (Deuteronomy 12:5).

11 maka ke tempat yang dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana, haruslah kamu bawa semuanya yang kuperintahkan kepadamu, yakni korban bakaran dan korban sembelihanmu, persembahan persepuluhanmu dan persembahan khususmu dan segala korban nazarmu yang terpilih, yang kamu nazarkan kepada TUHAN.” (Deuteronomy 12:11).

(2) Saat orang Israel berdosa dan dikeluarkan dari tanah mereka, mereka mendambakan Yerusalem dan baik serta berdoa pada Tuhan (lihat 1 Kings 8:33-53).

(3) Walau Tuhan menunjukan bahwa bangsa Israel akan berdosa dan dibuang dari tanah perjanjian ketanah asing, Dia berjanji akan membawa mereka kembali ketanah perjanjian:

1 Maka apabila segala hal ini berlaku atasmu, yakni berkat dan kutuk yang telah kuperhadapkan kepadamu itu, dan engkau menjadi sadar dalam hatimu di tengah-tengah segala bangsa, ke mana TUHAN, Allahmu, menghalau engkau, 2 dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dan mendengarkan suara-Nya sesuai dengan segala yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, baik engkau maupun anak-anakmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, 3 maka TUHAN, Allahmu, akan memulihkan keadaanmu dan akan menyayangi engkau. Ia akan mengumpulkan engkau kembali dari segala bangsa, ke mana TUHAN, Allahmu, telah menyerakkan engkau. 4 Sekalipun orang-orang yang terhalau dari padamu ada di ujung langit, dari sanapun TUHAN, Allahmu, akan mengumpulkan engkau kembali dan dari sanapun Ia akan mengambil engkau. 5 TUHAN, Allahmu, akan membawa engkau masuk ke negeri yang sudah dimiliki nenek moyangmu, dan engkaupun akan memilikinya pula. Ia akan berbuat baik kepadamu dan membuat engkau banyak melebihi nenek moyangmu.” (Deuteronomy 30:1-5).

(4) Nabi Yesaya menyatakan Israel tinggal di Babilon selama 70 tahun, tapi kemudian akan kembali ketanah perjanjian.

3 Surat itu dikirim dengan perantaraan Elasa bin Safan dan Gemarya bin Hilkia yang diutus oleh Zedekia, raja Yehuda, ke Babel, kepada Nebukadnezar, raja Babel. Bunyinya: 4 Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel, kepada semua orang buangan yang diangkut ke dalam pembuangan dari Yerusalem ke Babel: 5 Dirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya; 6 ambillah isteri untuk memperanakkan anak laki-laki dan perempuan; ambilkanlah isteri bagi anakmu laki-laki dan carikanlah suami bagi anakmu perempuan, supaya mereka melahirkan anak laki-laki dan perempuan, agar di sana kamu bertambah banyak dan jangan berkurang! 7 Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu . . . 10 Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini. 11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. 12 Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; 13 apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, 14 Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu.’ (Jeremiah 29:1-7, 10-14).

(5) Dalam pembuangan, orang benar tidak akan lupa akan tanah atau bait mereka melainkan mendambakannya:

1 Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion. 2 Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita. 3 Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion! 4 Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian TUHAN di negeri asing? 5 Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku! 6 Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak jadikan Yerusalem puncak sukacitaku! 7 Ingatlah, ya TUHAN, kepada bani Edom, yang pada hari pemusnahan Yerusalem mengatakan: Runtuhkan, runtuhkan sampai ke dasarnya! 8 Hai puteri Babel, yang suka melakukan kekerasan, berbahagialah orang yang membalas kepadamu perbuatan-perbuatan yang kaulakukan kepada kami! 9 Berbahagialah orang yang menangkap dan memecahkan anak-anakmu pada bukit batu! (Psalm 137:1-9).

(6) Walau dalam pembuangan, mereka yang saleh tidak ingin menajiskan diri tapi hidup sesuai dengan iman dan Firman Tuhan:

8 Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.(Daniel 1:8).

Pasal pertama (dan lebih) dari Daniel memberikan peristiwa Daniel tetap setia pada Tuhannya. Peristiwa Daniel 1 sangat berbeda dengan Esther 1 dan 2 dimana Ester berbohong akan identitas dan hidup seperti orang Persia.

(7) Akhir dari 70 tahun, Tuhan menggerakan hati Cyrus untuk memutuskan bahwa semua orang Yahudi bisa kembali ketanah mereka, seperti yang dinubuatkan Yeremia:

1 Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya: 2 Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tuliskanlah segala perkataan yang telah Kufirmankan kepadamu itu dalam suatu kitab. 3 Sebab, sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan memulihkan keadaan umat-Ku Israel dan Yehuda--firman TUHAN--dan Aku akan mengembalikan mereka ke negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyang mereka, dan mereka akan memilikinya. 4 Inilah perkataan-perkataan yang telah difirmankan TUHAN tentang Israel dan tentang Yehuda (Jeremiah 30:1-4).

22 Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini: 23 Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, TUHAN, Allahnya, menyertainya, dan biarlah ia berangkat pulang! (2 Chronicles 36:21-23).

(8) Ezra dan Nehemiah menunjukan pentingnya Yahudi yang saleh kembali ketanah perjanjian dan membangun Yerusalem serta baitnya ditengah kesulitan dan musuh yang besar. Ester, sebaliknya, diantara yang terlalu terikat dengan tanah pengasingan dan tidak mentaati Tuhan untuk kembali yang tidak hanya diijinkan tapi diperintahkan.

Dalam terang seluruh PL kita bisa melihat kitab Ester untuk menghargai pesan dan kontribusinya yang unik. Walau Ezra dan Nehemia berfokus pada kembalinya ketanah bersama orang saleh yang tersisa, Ester menggambarkan nasib mereka yang tetap dipembuangan. Kita seharusnya tidak mengharapkan Mordekai dan Ester adalah seorang Yahudi yang saleh, karena mereka hidup dalam ketidaktaatan. Tidak heran Tuhan tidak disebutkan, dan tidak heran nama Persia Ester merupakan nama dewa kafir, Ishtar.

Kenapa Tuhan mengilhami dan menyelamatkan kitab ini sebagai bagian dari kanon PL? Apa yang dikatakan kitab ini bagi kita? Pertama, ini peringatan bagi setiap kita yang hidup bukan sebagai “orang asing dan peziarah,” tapi sebagai warga duniawi, seperti dunia (lihat 1 Peter 1:1ff.). Kedua, ini memperingatkan kita agar tidak melupakan “rumah” kita dan hidup dengan cara yang membuat kita ingin pergi kerumah. Ini memperingatkan kita untuk tidak terperangkap dalam apa yang dilihat dunia sebagai keberhasilan, sehingga kita bisa senang dengan naiknya Ester menjadi berkuasa. Ketiga, ini mengajarkan kita bahwa walau kita tidak setia, Tuhan tetap setia pada FirmanNya dan perjanjianNya.

Kitab Ester mengenai keberdosaan orang Yahudi yang tidak kembali ketanah perjanjian dan tentang pemeliharaan Tuhan pada umatNya. Sayangnya, Tuhan tidak disebutkan dalam kitab Ester, karena Tuhan tidak dipikirkan dalam Ester. Mereka “umat Tuhan” hidup seperti tidak ada Tuhan. Mereka sebenarnya ateis, melakukan cara mereka yang licik, daripada hidup oleh Firman Tuhan dan percaya padaNya untuk menyelamatkan mereka dengan kuasaNya. Kitab ini tidak memuji orang Yahudi diPersia, memang seharusnya. Tapi itu sering menggambarkan kita dan kondisi hati kita. Perhatikan pelajaran dari Kitab Ester agar menolong kita melupakan dunia dan bergantung padaNya yang telah menyiapkan jalan selanjutnya.


1 “Pembalikan yang dramatis dari bahaya pembersihan seluruh ras Yahudi sangat mengesankan bagi penulis sehingga dia berusaha dengan seluruh kemampuan artistiknya untuk menyatakannya dalam tulisan, dan tulisannya sangat mengesankan bagi pembaca Yahudi sehingga kitab ini menjadi best seller dan diterjemahkan kedalam banyak bahasa dan berbagai editor. Ini terus menjadi buku favorit dalam komunitas Yahudi, dan dibacakan dikeluarga setiap tahun Purim, seperti sudah menjadi kebiasaan selama berabad-abad.” Joyce, G. Baldwin, Esther: An Introduction and Commentary (Downers Grove: Inter-Varsity Press, 1984, p. 13.)

2 J. Sidlow Baxter menulis,

“Diluar Alkitab dia dikenal sebagai Xerxes, merupakan nama Yunaninya. Xerxes memerintah kerajan Persia dari 485 sampai 465 B.C. . . . Nama anak Darius ditafsirkan sebagai Khshayarsha, yang diterjemahkan dalam Yunani sebagai Xerxes, dan dalam Ibrani dari huruf ke huruf, Akhashverosh, dan dalam Inggrisnya, Ahas-uerus. . . .” J. Sidlow Baxter, Explore the Book (Grand Rapids: Zondervan Publishing House [reprint], six volumes in one, 1960), Vol. 2, pp. 262.

3 “Anak Darius dan Ratu Atossa, merupakan prutri Cyrus dan saudara Cambyses, Xerxes dilahirkan, dan selamat 12 tahun pemerintahan ayahnya memerintah koloni Babilon. Setelah dia naik tahta, Mesir dan Babilon memberontak. Dia memadamkan pemberontakan dengan cepat dan menghukum keras pemberontak. . . . dengan latar belakang ini, dia diperlengkapi dengan baik untuk melaksanakan 2 tugas Darius yang belum terlaksana: penaklukan Yunani dan penyelesaian istana di Persepolis. Seperti diketahui, Xerxes gagal total terhadap tugas pertama. . . . Tapi jarang diketahui pembaca kalau, Xerxes sangat berhasil dalam tugas kedua: pembangunan Persepolis.” John C. Whitcomb, Esther: Triumph of God’s Sovereignty, p. 31, citing Carey A. Moore, Esther, The Anchor Bible (Garden City, N.Y.: Doubleday, 1971), p. xxxviii.

4 “Susa (nama Yunani), atau Shushan (nama Ibrani), merupakan ibukota Elam kuno yang dibangun kembali oleh Darius sebagai ibukota musim dingin dari kerajaan Persia. Itu sangat panas dimusim panas, jadi ibukota musim panas dibangun di Ecbatana (Hamadan modern) didalam pegunungan 200 mil keutara (cf. Ezra 6:1-2). . . . Sangat luar biasa melihat kota Susa, yang terjadi dikitab Ester, pernah dikunjungi oleh Daniel di tahun 551 B.C. dalam suatu visi (Dan. 8:1-8) yang dilihatnya sebagai kebangkitan dari kerajaan Medo-persian Empire (yang dimulai setahun setelah kemenangan besar Cyrus atas Astyages the Mede yang korup). Daniel juga melihat kemenangan Alexander Agung atas kerajaan Persian (332-323 B.C.). Satu lagi tambahan menarik adalah dalam tahun 446-445 B.C., satu generasi setelah peristiwa kitab Ester, kita melihat Nehemia melayani di Susa sebagai juru minum Artaxerxes selama bulan musim dingin dari December sampai March (cf. Neh. 1:1—2:1)” (Whitcomb, p. 33). Susa sekarang adalah Iran.

5 Whitcomb (p. 34) mengutip kata-kata ini dari sejarawan Yunani Kuno, Herodotus:

“Xerxes, ingin sekali melawan Atena, memanggil petinggi Persia, mempelajari pendapat mereka, dan membentangkan rencananya. Jadi saat mereka bertemu, raja bicara demikian: . . . Keinginanku adalah menaruh jembatan atas Hellespont dan berbaris melalui Europe melawan Yunani, dari situ saya bisa membalaskan dendam atas kesalahan Atena kepada Persia dan ayahku [7.8]. [dikutip dari George Rawlinson’s translation in Francis R. B. Godolphin, ed., The Greek Historians, 2 vols. (New York: Random House, 1942).]

6 “Penggalian awal di Susa oleh M. A. Dieulafoy kekurangan ketepatan ilmiah yang dicapai sekarang, dan harus dibingungkan dengan reruntuhan, telah dijarah oleh Alexander the Great dan penerusnya. Tapi bentuk utama istana telah diidentifikasi. Ini termasuk ruang tahta, tempat selir dan letak taman, diairi dekat sungai (cf. Est. 1:5; 7:7). Jika penulis Ester tidak tahu Susa maka dia memiliki informasi yang baik tentang istana, juga karakter raja.” Joyce C. Baldwin, Esther: An Introduction and Commentary (Downers Grove: Inter-Varsity Press, 1984), p. 20.

7 J. Sidlow Baxter, Explore the Book, Vol. 2, p. 269.

8 Jamieson, Fausset, and Brown, A Commentary, Critical, Experimental and Practical on the Old and New Testaments (Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing Co. [reprint], 1967), Vol. II, p. 635.

9 John C. Whitcomb, Esther: Triumph of God’s Sovereignty, p. 38.

10 John C. Whitcomb memberikan kita informasi tentang Vasti, yang ditujukan sebagai Amestris:

“diakhir musim gugur tahun 479 B.C., kembali ke Susa, Xerxes sekali lagi ‘mudah terjerat dalam perselingkuhan, kali ini dengan Masistes’ anak perempuan Artaynte daripada Masistes’ wife. menurut Herodotus, Xerxes lebih berhasil dengan wanita muda ini (yang telah menjadi daughter-in-lawnya saat itu) kemudian dia bersama dengan ibunya (Herodotus IX, 108-11). Persoalannya jadi nyata, saat dia menjanjikan keinginan Artaynte. Dia memilih mantel bebagai warna Xerxes’, yang dianyam dari tangannya sendiri (suatu kegiatan yang sangat tidak umum bagi seorang ratu—untuk menjilatnya sekali lagi?). Xerxes enggan memberikan mantel itu, tapi Amestris berhasil balas dendam saat merayakan ulang tahun raja. Saat itu dia meminta Xerxes, seperti Salome, untuk memberikannya Masistes’ wife, dan menurut kebiasaan saat itu dia harus memenuhi permintaannya. Amestris langsung memotong-motong perempuan itu. Akibatnya, Masistes berusaha kabut ke Bactria untuk memberontak melawan Xerxes, tapi orang raja menangkap dan membunuhnya sebelum tiba ditujuan.’” William H. Shea, “Esther and History,” Andrews University Seminary Studies 14, no. 1 (Spring 1976): 227-46, as cited by John C. Whitcomb, Esther: Triumph of God’s Sovereignty (Chicago: Moody Press, 1979), pp. 55-56.

11 Kemudian bagaimana dengan Xerxes? Ini adalah seorang raja yang memerintahkan membangun jembatan atas Hellespont, dan yang kemudian belajar kalau jembatan itu telah dihancurkan oleh badai, tepat saat selesai, sehingga dia begitu marah dan mencambuk 300 kali dan memotong kepala para pekerja jembatan. Inilah raja yang ditawari sejumlah uang setara dengan 5 setengah sterling oleh Pythius, orang Lydian, untuk perjalanan militer, begitu terpesona dengan kesetiaannya dia mengembalikan uang itu bersama dengan hadiah yang besar; dan kemudian diminta oleh Phthius yang sama, langsung membebaskan salah satu anaknya—yang tertua—dari kemiliteran, tapi saat dukungannya menurun, dengan marah dia memerintahkan memotong anak itu menjadi dua, dan pasukan berbaris diantarannya. Inilah raja yang mempermalukan pahlawan Spartan yang masih ada, Leonidas. Inilah raja yang mengubur rasa malu atas kekalahannya dengan terlibat dalam seksualitas dengan menawarkan hadiah kepada umum untuk penemuan kesenangan baru. Inilah raja yang memotong kanal melalui Isthmus of Athos untuk armadanya—pengambil alihan yang luar biasa. Inilah raja yang kekayaan yang besar, dan pikirannya yang besar membuat nama Persia dikaguni didunia kuno. Herodotus menceritakan bahwa diantara jumlah tak terhitung melawan Yunani, Ahasuerus merupakan yang tercantik dan tergagah. Tapi secara moral sangat berlawanan. Dia menurunkan Vasti karena menolak menunjukan dirinya dihadapan para tamunya. Dialah yang memerintahkan Yahudi dibantai, dan kemudian melawan hal itu. J. Sidlow Baxter, Explore the Book (Grand Rapids: Zondervan Publishing House [reprint], six volumes in one, 1960), Vol. 2, pp. 262-263.

12 Kerajaan Persia memiliki apa yang disebut “pony express.” Gambaran sistem komunikasi yang sangat mirip dengan yang sedikit saya tahu tentang pony express. Ini dibuat untuk komunikasi cepat, setidaknya untuk masa itu.

13 Pernyataan terakhir dari ayat 22 sangat membingungkan. Apakah “berbicara menurut bahasa bangsanya” berkaitan dengan kepemimpinan? Kita tahu bahwa perbedaan bahasa dibabel menyulitkan pembangunan menara babel. Saya pikir kepemimpinan dan bahasa sangat berhubungan dalam pikiran penulis kita. Adakah pria yang ketinggalan dari istrinya dalam bahasa mereka? Apakah istri bicara bahasa bangsanya sementara suaminya tidak? Kemampuan bicara bahasa asli merupakan kuasa. Jika istri bicara bahasa asli dan suami tidak, istri punya kuasa; dia memiliki lebih banyak kontrol dari suaminya. Pernyataan ini jelas merangsang pemikiran yang penulis ingin kita mengerti.

14 Selama masa ini Ahasuerus (Xerxes) menderita kekalahan dari Yunani:

“Dalam perang besar melawan Yunani dari 481 sampai 479 B.C., dengan pasukan sekitar 200.000 orang dan angkatan laut ratusan kapal, Xerxes ingin sekali membalaskan dendam kekalahan ayahnya, Darius I (522-486 B.C.), dipeperangan Marathon (490 B.C.). Tapi disamping perencanaan dan strategi yang ahli, pasukannya hampir dihalangi oleh Spartans di Thermopylae dan dikalahkan diPlataea, sebelah utara Athens (479 B.C.), Setelah angkatan lautnya dihancurkan di Salamis, dibarat Athens (480 B.C.). John C. Whitcomb, Esther: Triumph of God’s Sovereignty, p. 30.

15 “nama asli Ester diperdebatkan. Ibraninya Hadassah (2:7), artinya ‘myrtle’, jelas berbunyi seperti nama Persia dari dewi Babilon, Ishtar, atau bentuk Persia dari sitar, ‘star’. Nama Persia membuat Ester bisa menyimpan rahasia identitasnya.” Baldwin, p. 21.

16 Terjemahan Ester dalam bahasa Yunani merupakan teks yang dimodifikasi. Selain 167 ayat dari teks Ibrani, 107 ayat lagi ditambahkan. Disalah satu tambahan, diceritakan kalau Mordekai mencoba menghalangi Ester menjadi peserta ratu kecantikan ini. Saya curiga kalau kebalikannya yang benar, inilah kenapa orang Yahudi mencoba memperbaiki image Mordekai.

17 Terlihat dari ayat 9 kalau Hegai telah memberikan hal ini lebih dulu dari yang lain. Penulis mengatakan dalam ayat 12 jadwal yang sebenarnya, tapi dikatakan kalau dia pengecualian dari aturan itu.

18 Sangat sedih melihat kenyataan bahwa Ester mengikuti nasihat Hegai sebagai tanda kerohanian:

“LUTHER: ‘Whatever heart is thus minded, will bear ornamentation without danger to itself; for it bears and yet does not bear, dances and yet dances not, lives well and yet not well. These are the heavenly souls, the sacred brides of Christ; but they are scarce. For it is difficult not to have a lust for great ornamentation and display.’”

“STOLBERG: ‘Undazzled by splendour and royalty, the tender virgin rejected all these things. With noble simplicity she took the ornaments, neither selecting nor demanding anything, which the chief chamberlain brought to her. Even after she became queen above all the wives of the king, her heart still clung not only with gratitude, but with childlike obedience, to her pious uncle and foster-father, as in the time when he trained her as a little girl.’” Fr. W. Schultz, “The Book of Esther,” Commentary on the Holy Scriptures, by John Peter Lange, Vol. 4, p. 46.

19 Walau begitu banyak yang ingin mengeluarkannya dari kanon. Orang yang paling terkenal adalah Martin Luter, yang dalam bukunya Table Talk berkata bahwa 2 Maccabees dan Esther, ‘Saya berharap keduanya tidak ada sama sekali; karena mereka terlalu keYahudian dan terlalu banyak kebusukan kafir.’ (Martin Luther, Table Talk, xxii., cited by Baldwin, pp. 51-52.).

Passage: 
Taxonomy upgrade extras: 

2. Menunggu Di Pintu Gerbang (Esther 2:19-3:15)

Pendahuluan

Beberapa waktu lalu saya membeli mobil dari seorang Kanada muda yang datang ke Dallas mengunjungi teman wanitanya. Tidak terbiasa dengan panas, mobilnya mati. Setelah membangitkannya kembali, perlu didaftarkan ke Auditor Negara. Saya datang jauh-jauh dari kantor bea cukai dengan kertas rangkap 3 (atau lebih) dan melanjutkannya ke kantor pajak untuk dapat nomor Texas.

Saat berdiri diantrian yang cukup panjang, setiap orang pasti memperhatikan beberapa anak kecil berlari tanpa diawasi. Seorang wanita dewasa kelihatannya sangat peduli terhadap anak-anak mencoba memindahkan satu bangku gereja tua yang sudah rusak diujungnya. Keluar dari antrian, saya bertanya apakah bisa menolong. Dia dengan senang menerima tawaran saya, menjelaskan dia mau memindahkan bangku karena takut anak atau seseorang bisa terluka duduk disitu. Dia memindahkan bangku itu dan kembali kekantor karyawan.

Sesudah bangku diamankan, saya kembali keantrian. Saya biasa dengan kantor ini, saya tahu wanita itu dimeja informasi, yang sangat bersahabat dan menolong. Tapi saat dia melihat kertas saya, kerutan muncul diwajahnya. Setelah memeriksa kertas, dia mengatakan pada saya kalau saya tidak diberi “kertas yang benar” saat dikantor bea cukai. Melihat wajah kecewa saya, dia minta saya menunggu sebentar. Keluar dari mejanya, dia mendekati wanita yang saya tolong sebelumnya dan kembali dengan senyum diwajahnya. “Kertas anda tidak sepenuhnya benar,” katanya, “tapi saya mengecek ke pengawas, dan dia katakan itu tidak apa-apa.”

Suatu kejadian yang melegakan. Beberapa saat sebelumnya saya menolong wanita yang kesulitan tanpa mengenal siapa dia atau apa pekerjaannya. Tapi dalam situasi yang membutuhkan pertolongan, wanita ini membantu saya. Kadang kita melakukan hal tanpa motif apapun dan kemudian menemukan tindakan kita sangat mempengaruhi masa depan. Seperti kasus Mordekai. Dalam teks kita, Mordekai bertindak untuk menyelamatkan raja dari rencana pembunuhan. Dia tidak tahu tindakannya akan sangat mempengaruhi masa depan. Dan tindakannya bukanlah suatu perhatian dia terhadap raja. Tapi tunggu! Itu bisa jadi buruk. Jika tindakan Mordekai yang tidak sengaja mengubah sejarah, tindakan sengajanya tidak hanya meletakan dirinya tapi seluruh orang Yahudi dalam bahaya. Kita harus memperhatikan teks ini dalam mempelajari Kitab Ester.

Suatu Persekongkolan yang Gagal
(2:19-23)

19 Selama anak-anak dara dikumpulkan untuk kedua kalinya, Mordekhai duduk di pintu gerbang istana raja. 20 Adapun Ester tidak memberitahukan asal usul dan kebangsaannya seperti diperintahkan kepadanya oleh Mordekhai, sebab Ester tetap berbuat menurut perkataan Mordekhai seperti pada waktu ia masih dalam asuhannya. 21 Pada waktu itu, ketika Mordekhai duduk di pintu gerbang istana raja, sakit hatilah Bigtan dan Teresh, dua orang sida-sida raja yang termasuk golongan penjaga pintu, lalu berikhtiarlah mereka untuk membunuh raja Ahasyweros. 22 Tetapi perkara itu dapat diketahui oleh Mordekhai, lalu diberitahukannyala kepada Ester, sang ratu, dan Ester mempersembahkannya kepada raja atas nama Mordekhai. 23 Perkara itu diperiksa dan ternyata benar, maka kedua orang itu disulakan pada tiang. Dan peristiwa itu dituliskan di dalam kitab sejarah, di hadapan raja.

Ayat penutup pasal 2 bukan kebetulan dari cerita Ester. Ayat 19 memberitahukan situasi nasib bangsa Yahudi, yang kelihatannya akan mengalami ancaman. Walau Ahasuerus mencintai Esther dan dia dipilih menjadi ratu menggantikan Vasti, suatu kelompok perawan mengambil tempat. Ini bisa saja kelompok pertama perawan yang diberi kesempatan kedua atau kelompok yang baru selesai masa persiapan (lihat 2:12). Siapa mereka sebenarnya tidak penting. Apa yang penting adalah raja kelihatannya disibukan dengan mereka dan bukan dengan Ester (lihat 4:11). Jika Ester ingin menemui raja, ini bukan saat yang tepat.

Masalah kedua adalah Ester belum menyatakan identitasnya pada raja, walau bertahun-tahun telah lewat sejak dia menjadi ratu.20 Mengetahui Ester seorang Yahudi bisa mengeluarkan dia dari peserta kontes. Tapi jika raja tahu identitasnya dan menerimannya, dia jelas tidak mematikan semua orang Yahudi. Kenapa Ester tetap melakukan perintah Mordekai masih membingungkan, karena sekarang dia seorang istri Raja Ahasuerus dan Ratu (lihat ayat 20). Kelihatannya dia masih seperti anak kecil yang tumbuh dirumah Mordekai.

Perhatian yang kelihatannya kita kesampingkan adalah laporan yang diberikan dalam ayat 21-23. Mordecai secara rutin berada digerbang terdekat tempat tinggal Ester. Dia tetap dekat untuk mengetahui keberadaan Ester. Dan karena Ester tidak hanya merahasiakan keyahudiannya, tapi juga hubungannya dengan Mordekai, dia tidak memiliki akses langsung keratu, yang pasti ditempatkan tersendiri diistana.21 Dua pejabat istana, Bigthan and Teresh, yang kelihatannya punya tugas disana, menjadi pahit terhadap raja dan bersekongkol untuk membunuhnya. Dalam kedudukan mereka, mereka punya akses dan kesempatan melakukannya. Tidak tahu bagaimana, Mordekai tahu rencana ini dan melaporkannya ke Ester, yang memberitahu raja atas nama Mordekai. Jangan kira ancaman ini selesai, beberapa waktu kemudian raja dibunuh setelah bertahta beberapa tahun.22

Seorangpun tidak tahu motif Mordekai dalam melaporkan rencana ini ke Ester, tapi fakta dia melaporkannya ke Ester menunjukan Mordekai lebih memperhatikan Ester daripada raja. Jika Ester sedang bersama raja saat itu terjadi, dia akan dalam bahaya.23 Dan jika raja terbunuh, dia akan turun jadi ratu.24 Walau Ester memberi Mordekai nama karena memberitahukan rencana ini, dia tidak membuka hubungannya dengan Mordekai atau identitasnya sebagai orang Yahudi.

Kesombongan (Mordecai) dan Kecurigaan (Haman)
(3:1-15)

1 Sesudah peristiwa-peristiwa ini maka Haman bin Hamedata, orang Agag, dikaruniailah kebesaran oleh raja Ahasyweros, dan pangkatnya dinaikkan serta kedudukannya ditetapkan di atas semua pembesar yang ada di hadapan baginda. 2 Dan semua pegawai raja yang di pintu gerbang istana raja berlutut dan sujud kepada Haman, sebab demikianlah diperintahkan raja tentang dia, tetapi Mordekhai tidak berlutut dan tidak sujud. 3 Maka para pegawai raja yang di pintu gerbang istana raja berkata kepada Mordekhai: Mengapa engkau melanggar perintah raja? 4 Setelah mereka menegor dia berhari-hari dengan tidak didengarkannya juga, maka hal itu diberitahukan merekalah kepada Haman untuk melihat, apakah sikap Mordekhai itu dapat tetap, sebab ia telah menceritakan kepada mereka, bahwa ia orang Yahudi. 5 Ketika Haman melihat, bahwa Mordekhai tidak berlutut dan sujud kepadanya, maka sangat panaslah hati Haman, 6 tetapi ia menganggap dirinya terlalu hina untuk membunuh hanya Mordekhai saja, karena orang telah memberitahukan kepadanya kebangsaan Mordekhai itu. Jadi Haman mencari ikhtiar memunahkan semua orang Yahudi, yakni bangsa Mordekhai itu, di seluruh kerajaan Ahasyweros.

7 Dalam bulan pertama, yakni bulan Nisan, dalam tahun yang kedua belas zaman raja Ahasyweros, orang membuang pur--yakni undi--di depan Haman, hari demi hari dan bulan demi bulan sampai jatuh pada bulan yang kedua belas, yakni bulan Adar. 8 Maka sembah Haman kepada raja Ahasyweros: Ada suatu bangsa yang hidup tercerai-berai dan terasing di antara bangsa-bangsa di dalam seluruh daerah kerajaan tuanku, dan hukum mereka berlainan dengan hukum segala bangsa, dan hukum raja tidak dilakukan mereka, sehingga tidak patut bagi raja membiarkan mereka leluasa. 9 Jikalau baik pada pemandangan raja, hendaklah dikeluarkan surat titah untuk membinasakan mereka; maka hamba akan menimbang perak sepuluh ribu talenta dan menyerahkannya kepada tangan para pejabat yang bersangkutan, supaya mereka memasukkannya ke dalam perbendaharaan raja. 10 Maka raja mencabut cincin meterainya dari jarinya, lalu diserahkannya kepada Haman bin Hamedata, orang Agag, seteru orang Yahudi itu, 11 kemudian titah raja kepada Haman: Perak itu terserah kepadamu, juga bangsa itu untuk kauperlakukan seperti yang kaupandang baik. 12 Maka dalam bulan yang pertama pada hari yang ketiga belas dipanggillah para panitera raja, lalu, sesuai dengan segala yang diperintahkan Haman, ditulislah surat kepada wakil-wakil raja, kepada setiap bupati yang menguasai daerah dan kepada setiap pembesar bangsa, yakni kepada tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan kepada tiap-tiap bangsa menurut bahasanya; surat itu ditulis atas nama raja Ahasyweros dan dimeterai dengan cincin meterai raja. 13 Surat-surat itu dikirimkan dengan perantaraan pesuruh-pesuruh cepat ke segala daerah kerajaan, supaya dipunahkan, dibunuh dan dibinasakan semua orang Yahudi dari pada yang muda sampai kepada yang tua, bahkan anak-anak dan perempuan-perempuan, pada satu hari juga, pada tanggal tiga belas bulan yang kedua belas--yakni bulan Adar--,dan supaya dirampas harta milik mereka. 14 Salinan surat itu harus diundangkan di dalam tiap-tiap daerah, lalu diumumkan kepada segala bangsa, supaya mereka bersiap-siap untuk hari itu. 15 Maka dengan tergesa-gesa berangkatlah pesuruh-pesuruh cepat itu, atas titah raja, dan undang-undang itu dikeluarkan di dalam benteng Susan. Sementara itu raja serta Haman duduk minum-minum, tetapi kota Susan menjadi gempar.

Keanehan lain terjadi dalam cerita Ester. Kita berharap “kesetiaan” Mordekai terhadap raja dihargai. Insiden ini dicatat dalam sejarah raja, tapi langsung dilupakan walau raja sangat menghargai kesetiaan.25 Daripada memberikan Mordekai promosi, seseorang bernama Haman tiba-tiba munculdan menjadi orang kedua paling berkuasa dikerajaan Persia. Kita tidak diberikan informasi bagaimana orang ini bisa muncul dalam kekuasaan. Perlu diketahui bahwa setelah Haman naik, kita tidak melihat lagi para penasihat disebutkan dimana sebelumnya Ahasuerus meminta nasihat. Orang ini kelihatannya memiliki telinga raja.

Satu-satunya hal tentang Haman adalah dia anak Hammedatha the Agagite (3:1). Mordecai seorang Benyamin, keturunan raja Saul. Saul seharusnya membunuh raja Agag, raja Amalek, tapi gagal melakukannya. Sebaliknya Samuel yang membantainya (lihat 1 Samuel 15). Dalam nubuat Balaam, Mesias yang dijanjikan dikatakan “lebih tinggi dari Agag” (Numbers 24:7). Melalui kejadian sebelumnya kedua orang ini menjadi musuh dan Haman tidak akan menang.26

Sebelumnya, konflik bukan antara Haman dan Mordekai tapi antara Mordekai dan pelayan raja dipintu gerbang raja. Mordekai menolak “tidak berlutut atau sujud” pada Haman (3:2). Pelayan raja hanya bisa menegur Mordekai karena menolak taat pada perintah raja. Ini tidak mengubah tindakan Mordekai; dia membela tindakannya dengan berkata dia adalah seorang Yahudi. Bagi dia, seorang Yahudi tidak bisa melakukan hal seperti itu. Ini membuat kesal pelayan raja dan memberitahu Haman. Sekarang mereka bisa melihat apakah alasan Mordekai bisa tahan terhadap pemeriksaan Haman sendiri (3:4).

Haman murka. Bagaimana orang ini bisa menentang dia dan raja! Haman menganggap serius perkataan Mordekai. Apakahan Mordekai menolak berlutut karena dia seorang Yahudi? Maka semua Yahudi bertindak sama. Jika ini benar, Haman tidak puas hanya berurusan dengan Mordekai; dia ingin berurusan dengan seluruh orang Yahudi. Dia menunggu waktu yang tepat. Bulan pertama dia dilihat orang Persia sebagai waktu yang tepat untuk melihat tindakan kedepan.27 Ini tidak diputuskan atas dasar posisi planet atau bintang tapi melalui pelemparan dadu.28 Undian jatuh pada akhir bulan, Adar. Khususnya, keputusan yang dilaksanakan, harinya ditentukan pada hari ke 13 bulan 12 (verse 13).29 Ini waktu bagi Haman menjalankan rencananya. Ini baik untuk ditunggu, karena keberuntungan bersama dia. Dalam pemeliharaan Allah, penundaan ini memberikan waktu yang cukup untuk membalikan keputusan raja dan orang Yahudi untuk membela diri menghadapi musuh mereka.30

Setelah menentukan waktu yang tepa memusnahkan orang Yahudi, Haman mendekati raja. Dia dengan cerdik menghindari penyebutan Yahudi dan mengamankan ijin raja menghancurkan mereka semua.31 Haman meletakan 2 dorongan dihadapan raja: (1) ini akan menyingkirkan semua pemberontak yang tidak tunduk pada otoritasnya dan yang bisa menjadi sumber pemberontakan dimasa depan, dan (2) melalui perampasan asset Yahudi, raja bisa makmur secara keuangan.

Ada sedikit perdebatan tentang menariknya tawaran keuangan ini.32 Walau raja menolak penawaran pembayaran dari Haman, banyak yang melihat hal ini sebagai cara timur menawar (lihat Genesis 23:1-16). Raja sangat diuntungkan dari pembayaran Haman dan dari bagian yang dirampas.

Hal pertama lebih menarik bagi kita. Banyak yang melihat pernyataan Haman sebagai kebohongan. Mereka melihat Mordekai benar untuk tidak tunduk pada Haman:

“Saat pelayan raja menanyai Mordekai: ‘Kenapa engkau melanggar perintah raja?’ dia mengatakan kalau dia Yahudi’ (iii. 4); jadi penolakannya jelas karena iman Yahudinya. Dia tidak tunduk pada manusia hanya pada Allah saja; bahkan sisa orang Yahudi pada masa pergolakan akhir tidak akan tunduk pada binatan atau menerima tanda atas mereka.”33

“Raja sudah memerintahkan agar setiap lutut menyembahnya. Tapi walau yang lain menyembah ada satu yang menolak, ‘Mordecai orang Yahudi.’ Tidak seperti Persia, yang menurut Plutarch, menganggap raja mereka seperti Allah, Mordekai tidak mau tunduk pada manusia manapun hanya pada Allah yang dia percaya, seperti Daniel dalam menghormati raja Darius. Kemurkaan Haman menghasilkan keputusan membantai semua Yahudi dalam kerajaan Persia, dihari ke 13 bulan 12.”34

“Jika penghormatan itu hanyalah rasa hormat sipil, Mordekai tidak akan menolaknya; tapi raja Persia menuntut pemujaan, yang bahkan Yunani melihat itu sebagai penurunan; dan saat Xerxes, memerintahkan penghormatan itu diberikan pada mentrinya seperti dirinya, ini dasar penolakan Mordekai.”35

“Haman . . . menemukan hal itu sangat inti dalam salah mengartikan Yahudi sebagai pemberontak dan berbahaya dalam kerajaan. Tuduhan serupa diberikan pada Kristus sendiri (cf. Luke 23:2) dan orang Kristen permulaan (Acts 16:20-21; 24:5). Dalam mengantisipasi bahaya ini Tuhan menuntun Yeremia untuk menasihati orang Yahudi dipembuangan: ‘Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu’ (Jer. 29:7). Benar bahwa orang Yahudi menolak memuja mahluk (cf. Dan. 3:12; 6:10), tapi mengatakan mereka tidak menaati ‘hukum raja’ merupakan pembalikan yang jahat dari fakta untuk keuntungan pribadi.”36

Ini pertanyaan yang paling penting: “Apakah penolakan Mordekai untuk berlutut pada Haman suatu pemberontakan, tindakan yang merupakan ciri Yahudi?” Mengaggetkan sekali banyak sarjana menemukan tuduhan Haman itu salah:

Haman menggunakan campuran kebenaran, kesalahan, dan membesar-besarkan untuk meyakinkan raja. C. Moore menggambarkan dengan jelas: “Tuduhan Haman terhadap Yahudi (v. 8) sangat pintar tapi jahat dalam konstruksinya, dimulai dari kebenaran (‘tersebar dan terberai’) kepada setengah benar (‘kebiasaan berbeda’) sampai kepada kebohongan nyata (‘tidak mentaati hukum raja’).” Mereka yang melawan pekerjaan Tuhan menggunakan argument yang kelihatannya logis untuk mempengaruhi pendapat pejabat (dan masyarakat). Metode yang mirip ditemukan dalam Matt. 4:1-11 (dan Luke 4:1-13).37

Saya berbeda. Saya tidak menyukai Haman atau mencoba membelanya. Dia bersalah, dalam pendapat saya, lebih kepada apa yang tidak dikatakan (menyebut Yahudi secara spesifik) dan dalam manipulasinya terhadap raja. Tapi tuduhannya pada Mordekai dan Yahudi itu benar. Untuk hal ini pertimbangkan hal berikut:

(1) Alkitab menunjukan orang Yahudi terus menerus memberontak terhadap Allah. Ini sangat baik disimpulkan oleh Stefanus dalam tuduhan yang membawa kematiannya:

51 Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. 52 Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. 53 Kamu telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu tidak menurutinya.” (Acts 7:50-53).

(2) PL menunjukan Haman benar berkata bahwa orang Yahudi dimasanya merupakan pembuat onar. Penawanan dan kehancuran Yerusalem merupakan hasil pemberontakan mereka. Untuk menghalangi pembangunan kembali bait, orang Samaria mengirim surat pada Ahasuerus dipermulaan pemerintahannya, menuduh orang Yahudi yang tinggal diYudea dan Yerusalem (Ezra 4:6).38 Kita tidak tahu nasib surat ini, tapi kita memiliki catatan Ezra tentang surat yang dikirim pada Artaxerxes, anak Ahasuerus. Dalam surat ini, orang Yahudi dituduh sebagai ras yang terus menerus memberontak dan pembuat masalah. Saat Artaxerxes menyelidiki dengan melihat catatan, dia menemukan tuduhan itu benar:

8 Rehum, bupati, dan Simsai, panitera, telah menulis surat terhadap Yerusalem kepada raja Artahsasta, yang isinya sebagai berikut. 9 --Pada waktu itu ditulislah surat itu oleh Rehum, bupati, dan Simsai, panitera, serta rekan-rekan mereka yang lain, para hakim dan punggawa dan pegawai-pegawai, orang Persia, orang-orang dari Erekh, dari Babel serta orang-orang dari Susan, yaitu orang-orang Elam, 10 dan bangsa-bangsa lain, yang oleh Asnapar yang agung dan mulia itu dipindahkan dan disuruh menetap di kota Samaria dan di daerah yang lain sebelah barat sungai Efrat. 11 Inilah salinan surat yang dikirim mereka kepadanya: Ke hadapan raja Artahsasta dari hamba-hamba tuanku, orang-orang di daerah sebelah barat sungai Efrat. Maka 12 kiranya raja maklum, bahwa orang-orang Yahudi, yang berangkat dari tuanku ke tempat kami, telah tiba di Yerusalem. Mereka sedang membangun kembali kota yang durhaka dan jahat itu; mereka menyelesaikan pembangunan tembok-tembok dan memperbaiki dasarnya. 13 Kiranya raja maklum, bahwa jikalau kota itu sudah dibangun dan tembok-temboknya sudah selesai, orang tidak lagi membayar pajak, upeti atau bea, sehingga kota itu akhirnya mendatangkan kerugian kepada raja-raja. 14 Sekarang, oleh karena kami mempunyai hubungan dengan raja dan tidak patut bagi kami melihat raja kena cela, maka oleh sebab itu kami menyuruh orang memberitahukan hal itu kepada raja, 15 supaya diadakan penyelidikan dalam kitab riwayat nenek moyang tuanku. Di dalam kitab riwayat itu tuanku akan mendapati dan mengetahui, bahwa kota itu kota durhaka, yang selalu mendatangkan kerugian kepada raja-raja dan daerah-daerah, dan bahwa orang selalu mengadakan pemberontakan di dalamnya sejak zaman dahulu. Itulah sebabnya maka kota itu dibinasakan. 16 Kami ini memberitahukan kepada raja, bahwa jikalau kota itu sudah dibangun kembali dan tembok-temboknya sudah selesai, maka bagi tuanku kelak tidak ada lagi milik di daerah sebelah barat sungai Efrat. 17 Maka raja mengirim surat jawaban ini: Kepada Rehum, bupati, dan Simsai, panitera, serta rekan-rekan mereka yang lain, yang tinggal di Samaria dan di daerah yang lain seberang sungai Efrat. Salam! Maka sekarang, 18 surat yang kamu kirim kepada kami, telah dibacakan kepadaku dengan jelas. 19 Lalu atas perintahku telah diadakan penyelidikan, dan didapati, bahwa kota itu sejak zaman dahulu selalu bangkit melawan raja-raja dan bahwa penduduknya selalu mendurhaka dan memberontak. 20 Lagipula dahulu ada raja-raja yang berkuasa atas Yerusalem, yang memerintah seluruh daerah seberang sungai Efrat, dan kepada mereka dibayarlah pajak, upeti dan bea (Ezra 4:8-20, penekanan dari saya).

Inilah cara musuh Yahudi, orang Samaria menghentikan pembangunan bait. Mereka menuduh orang Yahudi keras kepala dan pemberontak. Mereka mendorong raja Persia untuk melihat catatan kerajaan. Dan dia menemukan mereka benar; orang Yahudi pembuat masalah. Kelihatan dari sejarah bahwa mengijinkan mereka membangun kembali Yerusalem dan Bait hanya akan memperlengkapi mereka untuk pemberontakan yang lain. Dalam hal ini, tindakan Mordekai sama dengan Yahudi sebagai bangsa.

(3) Dalam teks kita tidak ditemukan maksud berlutut pada Haman merupakan pujian atau pengakuan akan dewa. Dalam pasal 3 Kitab Daniel, sangat jelas berlutut didepan patung suatu yang salah. Tapi kasusnya lain disini. Dalam pasal 5 ayat 9, Haman kembali marah terhadap Mordekai, karena Mordekai tidak mau berdiri atau bergerak saat dia lewat. Ini bukan memuja; ini hanyalah menunjukan rasa hormat pada orang yang diposisi lebih tinggi.

(4) Apa yang tidak mau dilakukan Mordekai terhadap Haman, dilakukan oleh orang Yahudi yang saleh dalam menghargai atasan mereka (lihat 1 Samuel 24:8; 2 Samuel 1:2; 9:6, 8; 14:4, 22, 33; 18:28; 1 Kings 1:16, 23, 31, 53; 1 Chronicles 21:21). Itu dilakukan untuk menghormati pemerintah kafir:

14 Kemudian Firaun menyuruh memanggil Yusuf. Segeralah ia dikeluarkan dari tutupan; ia bercukur dan berganti pakaian, lalu pergi menghadap Firaun. (Genesis 41:14).

Seorang Yahudi memakai janggut saat orang Mesir tercukur bersih. Sangat mudah mengerti kenapa Yusuf, seorang tahanan, memiliki janggut, tapi juga merupakan bagian dari identitas Yahudinya. Bagaimanapun, Yusuf mencukur janggutnya sebelum menghadap Firaun. Dia tidak memuja Firaun; dia menunjukan hormat yang tepat. Tapi Mordekai kelihatannya menggunakan keyahudiannya sebagai tameng. Dia tidak menghormati Haman, walau raja memerintahkan hal itu.

Mentaati raja Persia bukan hanya suatu keharusan—lakukan atau mati. Itu perintah dari Tuhan. Saat nabi palsu mendorong umat Tuhan untuk tidak melayani raja yang menawan mereka, Tuhan yang memerintahkan orang Yahudi untuk melayaniNya:

6 Dan sekarang, Aku menyerahkan segala negeri ini ke dalam tangan hamba-Ku, yakni Nebukadnezar, raja Babel; juga binatang di padang telah Kuserahkan supaya tunduk kepadanya. 7 Segala bangsa akan takluk kepadanya dan kepada anaknya dan kepada cucunya, sampai saatnya juga tiba bagi negerinya sendiri, maka banyak bangsa dan raja-raja yang besar akan menaklukkannya. 8 Tetapi bangsa dan kerajaan yang tidak mau takluk kepada Nebukadnezar, raja Babel, dan yang tidak mau menyerahkan tengkuknya ke bawah kuk raja Babel, maka bangsa itu akan Kuhukum dengan pedang, kelaparan dan penyakit sampar, demikianlah firman TUHAN, sampai mereka Kuserahkan ke dalam tangannya. 9 Mengenai kamu, janganlah kamu mendengarkan nabi-nabimu, juru-juru tenungmu, juru-juru mimpimu, tukang-tukang ramalmu dan tukang-tukang sihirmu yang berkata kepadamu: Janganlah kamu mau takluk kepada raja Babel! 10 Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu dengan maksud menjauhkan kamu dari atas tanahmu, sehingga kamu Kuceraiberaikan dan menjadi binasa. 11 Tetapi bangsa yang mau menaruh tengkuknya ke bawah kuk raja Babel dan yang takluk kepadanya, maka mereka akan Kubiarkan di atas tanahnya, demikianlah firman TUHAN, dan mereka akan mengolahnya dan diam di sana. 12 Kepada Zedekia, raja Yehuda, aku telah berbicara dengan cara yang sama, kataku: Taruhlah tengkukmu ke bawah kuk raja negeri Babel, takluklah kepadanya dan kepada rakyatnya, maka kamu akan hidup.13 Mengapa engkau beserta rakyatmu harus mati oleh pedang, kelaparan dan penyakit sampar seperti yang difirmankan TUHAN tentang bangsa yang tidak mau takluk kepada raja Babel itu? 14 Janganlah dengarkan perkataan nabi-nabi yang berkata kepadamu: Janganlah kamu mau takluk kepada raja Babel! Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu. 15 Sebab Aku tidak mengutus mereka, demikianlah firman TUHAN, tetapi mereka bernubuat palsu demi nama-Ku, sehingga kamu Kuceraiberaikan dan menjadi binasa bersama-sama dengan nabi-nabi yang bernubuat kepadamu itu.” (Jeremiah 27:6-15).

Apakah orang Yahudi memuja raja? Jelas tidak. Tapi mereka tidak diminta untuk memujanya; mereka hanya diperintahkan untuk menunjukan rasa hormat pada pejabat yang ditunjuk. Dan Mordekai tidak melakukannya. Haman benar; Mordekai seorang pemberontak, dan dalam hal ini dia tidak berbeda dari saudara Yahudi yang lain.

(5) Tambahan terakhir dari teks kita mengkhianati fakta bahwa Mordekai keras kepala dan pemberontak. Yahudi Alexandrian, tidak nyaman dengan sikap dan tindakan Mordekai seperti yang dinyatakan dalam teks Ibrani, mencoba memperbaiki imagenya dengan tambahan:

“Sekitar 100 B.C., Alexandrian Yahudi, mencoba membuktikan kerohanian Mordekai . . . menyatakan doa ini: ‘Engkau tahu semua hal; engkau tahu, Tuhan, bahwa bukan karena kurang ajar atau kesombongan atau keangkuhan saya melakukan ini, bahwa saya tidak menunduk dihadapan Haman yang sombong; karena saya bisa mencium kakinya untuk keselamatan Israel. Tapi saya melakukannya untuk menempatkan kemuliaan Tuhan diatas manusia.’“39

Jika tidak sangat jelas Mordekai seorang yang sombong, keras kepala, orang Yahudi tidak akan berusaha mengubah teks asli.

(6) Penolakan Mordekai untuk menghargai dan menghormati Haman merupakan kemunafikan Mordekai hidup dalam standar ganda. Jika tunduk pada raja (atau salah satu pejabat) merupakan pemujaan yang salah, tapi dia mendorong Ester untuk menjadi pemuja berhala dengan menutupi keyahudiannya. Mordekai setidaknya bisa menggunakan keyahudiannya untuk tidak taat pada raja. Tapi Ester tidak bisa, karena dia menyembunyikan identitas itu. Maka itu, Ester pasti menyembah raja dan pejabat lain. Jika melakukan hal ini salah, kenapa Mordekai mengijinkan—Ester melakukan itu?

Hal ini jadi lebih buruk. Mordekai menerima apa yang tidak ingin dia berikan. Mordekai tidak mau menghormati orang yang diperintahkan raja agar dihormati. Tapi dalam pasal 6, saat raja memerintahkan Haman untuk memuliakan Mordekai, Haman (dengan segan) taat, dan Mordekai dengan senang menerima penghormatan ini:

10 Maka titah raja kepada Haman: Segera ambillah pakaian dan kuda itu, seperti yang kaukatakan itu, dan lakukanlah demikian kepada Mordekhai, orang Yahudi, yang duduk di pintu gerbang istana. Sepatah katapun janganlah kaulalaikan dari pada segala yang kaukatakan itu. 11 Lalu Haman mengambil pakaian dan kuda itu, dan dikenakannya pakaian itu kepada Mordekhai, kemudian diaraknya Mordekhai melalui lapangan kota itu, sedang ia menyerukan di depannya: Beginilah dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya” (Esther 6:10-11).

Jika salah manusia dihormati seperti Tuhan, sebagaimana banyak sarjana membela pemberontakan Mordekai, kenapa tiba-tiba manusia dibenarkan melakukan hal itu terhadap Mordekai dan dia menerima hal itu? Kemudian, Mordekai diberikan posisi dan kekuasaan Haman. Saya tidak ragu kalau Mordekai mengharapkan dan menerima penghormatan dimana dia seorang Yahudi, tidak mau berikan pada manusia diposisi yang sama. Mordekai seorang munafik!

Saya tidak sendiri dalam hal ini. Whitcomb juga sangat dekat mengatakan Mordekai seorang yang keras kepala, pemberontak, yang menolak menghormati Haman dan melihatnya sebagai dosa:

Walau penulis kemudian menyatakan bahwa ‘raja Persia mendapat kehormatan dewa . . . tidak ada klaim seperti itu terhadap raja dalam monument Persia.’ (Paton, p. 196) Daniel tidak masalah berkata pada Darius the Mede: ‘Ya raja, kekallah hidupmu!’ (Dan. 6:21; cf. Neh. 2:3 penghormatan Nehemian kepada Artaxerxes). Lebih tepat menyimpulkan bahwa tindakan Mordekai dilihat sebagai ‘ekspresi bangsa Yahudi dan kesombongannya daripada mendukung Exod. 20:5.’40

Saya percaya inilah maksud dari penulis. Tidak ada yang saleh dalam sikap dan tindakan Mordekai. Dia dan Ester bukan teladan kesalehan. Mereka seperti seperti Yunus daripada Daniel. Tuhan tidak membebaskan umatNya karena iman atau kesetiaan Mordekai atau Ester. Dia melakukannya walau ada dosa. Mencoba menguduskan atau membenarkan tindakan Mordekai dan Ester, kita harus membelokan teks ini seperti yang dilakukan orang Yahudi diabad pertama dengan menambahkan ayat yang mengaburkan dosa kedua orang ini, yang tidak mau kembali ketanah perjanjian tapi tetap dalam pembuangan.

Haman pulled it off. Sangat sulit menjelaskan apa yang terjadi dengan penasihat raja yang baik sekali menyarankan tentang Vasti. Sangat sulit menangkap kenapa raja memberikan ijin untuk membinasakan suatu bangsa yang tidak diketahuinya dengan jelas. Tapi itu terjadi. Raja memberikan Haman persetujuan atas rencananya dan membiarkan dia mengurus selanjutnya. Dia memberikan Haman cincin agar bisa mencap atura tanpa raja membacanya. Haman tahu apa yang harus dilakukan, dan dia melakukannya. Hukum telah ditulis, diterjemahkan dalam berbagai bahasa dalam kerajaan, dan diedarkan oleh kurir keseluruh provinsi.

Pada hari ke13 bulan 12 semua warga kerajaan diberi ijin membunuh seluruh ras Yahudi, pria, wanita, dan anak, dan mengambil harta sebagai rampasan (3:12). Hukum itu dinyatakan seluruh provinsi agar semua melihat dan mentaatinya.

Implikasi dari hukum ini luar biasa. Tidak hanya Mordekai, Ester dan penghuni Susa dihukum mati, tapi semua Yahudi diseluruh kerajaan Persia. Ini termasuk Yahudi yang kembali ketanah perjanjian! Bisakah anda bayangkan sorak kegirangan orang samaria saat membaca Yahudi tidak hanya boleh dimatikan, tapi harta mereka juga bisa diambil? Ini mimpi yang jadi kenyataan bagi musuh Israel.

Kesimpulan

Musim panas ini serentetan kebakaran hutan terjadi diutara. Tragisnya, salah satu kebakaran terbesar terjadi di Colorado, lebih dari puluhan pemadam kebakaran mati saat terperangkap dalam api, bergerak oleh angina dan didorong oleh hutan yang kering. Baru-baru ini, hasil penyelidikan dari kematian ini dinyatakan dengan kesimpulan yang menyedihkan. Pejabat memutuskan insiden ini hasil dari kesalahan manusia. Jika aturan dan prosedur diikuti, tidak ada kematian dalam kebakaran ini.

Bagian kita berakhir dengan malapetaka. Walau raja dan teman mabuknya, Haman, duduk dibalkon istana menghisap minum mereka, seluruh kota bergolak. Bagaimana ini bisa terjadi? Jawabannya, ada dalam kesalahan manusia. Teks kita merupakan ilustrasi kebenaran Romans 3:10, menggemakan kembali Psalm 14:1-3 dan 51:1-4: “Tidak ada yang benar, tidak seorangpun.”

Seharusnya tidak heran hal buruk akan menimpa orang Yahudi yang menolak kembali keYerusalem dan Yudea. Bagaimanapun, Tuhan telah sejak dulu memperingatkan bahwa mereka yang memberontak terhadap hukumNya akan terus hidup dalam bahaya:

62 Dari pada kamu hanya sedikit orang yang tertinggal, padahal kamu dahulu seperti bintang-bintang di langit banyaknya--karena engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu. 63 Seperti TUHAN bergirang karena kamu untuk berbuat baik kepadamu dan membuat kamu banyak, demikianlah TUHAN akan bergirang karena kamu untuk membinasakan dan memunahkan kamu, dan kamu akan dicabut dari tanah, ke mana engkau pergi untuk mendudukinya. 64 TUHAN akan menyerakkan engkau ke antara segala bangsa dari ujung bumi ke ujung bumi; di sanalah engkau akan beribadah kepada allah lain yang tidak dikenal olehmu ataupun oleh nenek moyangmu, yakni kepada kayu dan batu. 65 Engkau tidak akan mendapat ketenteraman di antara bangsa-bangsa itu dan tidak akan ada tempat berjejak bagi telapak kakimu; TUHAN akan memberikan di sana kepadamu hati yang gelisah, mata yang penuh rindu dan jiwa yang merana. 66 Hidupmu akan terkatung-katung, siang dan malam engkau akan terkejut dan kuatir akan hidupmu. 67 Pada waktu pagi engkau akan berkata: Ah, kalau malam sekarang! dan pada waktu malam engkau akan berkata: Ah, kalau pagi sekarang! karena kejut memenuhi hatimu, dan karena apa yang dilihat matamu. 68 TUHAN akan membawa engkau kembali ke Mesir dengan kapal, melalui jalan yang telah Kukatakan kepadamu: Engkau tidak akan melihatnya lagi, dan di sana kamu akan menawarkan diri kepada musuhmu sebagai budak lelaki dan budak perempuan, tetapi tidak ada pembeli.” (Deuteronomy 28:62-68).

Serentetan kegagalan terjadi sampai pasal 3. Pertama, raja gagal menunjukan hikmat dan kearifan seperti yang ditemukan dalam pasal 1. Dalam pasal 1, raja mendengarkan nasihat orang bijaknya. Dalam pasal 2, dia bertindak atas saran kacungnya. Sekaran pasal 3, dia bertindak hanya atas saran Haman. Dia memberikan orang ini otoritas penuh sehingga dia bisa meluluskan hukum tanpa raja membacanya(dia memiliki cincin raja). Raja kemudian akan terkejut dengan hukum yang dilakukan Haman, dengan ijinnya. Dampaknya, raja mengumumkan kematian seluruh ras, ras yang samara. Raja gagal menghargai orang yang menyelamatkan nyawa dan kerajaannya, dan dia menyerahkan kerajaan pada Haman, yang bermaksud membunuh Mordekai dan seluruh rasnya. Seseorang melihat kebodohan raja hasil dari gangguan dengan wanita (2:19) dan anggur (3:15). Hanya dari pandangan manusia saja, raja membuat kesalahan yang sangat bodoh dalam teks ini.

Ketaatan Ester pada ayah angkatnya, diatas suami dan rajanya, juga sangat menjelekan dia. Dia menjadi ratu Persia karena kebohongan. Saya tidak berpikir dia berbohong; dia kelihatannya mengambil posisi, “tidak bertanya, saya tidak katakan kebohongan apapun.” Raja tidak bertanya, seperti yang seharusnya (setiap suami harus mengenal siapa saudara istri), dan Ester tidak mengatakannya. Jika raja mengetahui dia Yahudi, dan tindakan Haman melawan semua Yahudi pasti dia akan melakukan hal sebaliknya.

Jelas, Haman seorang yang licik. Tidak sulit melihat kesombongan dan keangkuhannya dan kebenciannya kepada Mordekai dan seluruh orang Yahudi. Dia menipu rajanya dan memanipulasinya, menyalahgunakan kuasanya. Dia berusaha menghancurkan seluruh ras. Siapa yang bisa mengatakan hal yang baik tentang orang ini? Dia jelas berkontribusi terhadap kekacauan ini.

Tapi focus saya ada pada Mordekai. Saya tertarik padanya karena dia figure central dari seluruh kitab Ester. Kitab ini bisa disebut Kitab Mordekai: dia yang menyuruh Ester masuk kekontes ratu; dia memerintahkannya untuk menyembunyikan identitasnya; dia tetap berotoritas atasnya daripada suaminya, raja. Tapi lebih dari itu, Mordekai membawa seluruh bangsa Yahudi dalam bahaya karena kesombongan dan pemberontakannya—bukan karena kebenarannya. Haman bahkan tidak mengenal Mordekai sampai pelayan raja membuat dia memperhatikanhal ini. Bahkan saat ditegur, Mordekai tidak mau tunduk atau menunjukan rasa hormat. Bahkan satu hal baik yang dilakukannya (memberitahu raja akan rencana pembunuhan) merupakan tindakan mementingkan diri sendiri; dia melindungi Ester dan kemauannya dengan menyelamatkan jiwa raja.

Belum cukup Mordekai licik dan membahayakan seluruh bangsanya. Tapi kemunafikannya lebih buruk lagi. Ditengah keberdosaannya, dia menyucikan seperti tidak bersalah. Dan itu berhasil! Tetap berhasil sampai saat ini, karena orang Kristen tetap membelanya, menjadikan dia sebagai teladan yang harus diikuti seperti yang kita lihat dalam komentar ini:

“Dalam karakter Ester dan Mordekai kita menemukan contoh bagaimana hidup taat. Seperti Yusuf dan Daniel ditempat asing, demikian juga Ester dan Mordekai taat pada arahan dan rencana Tuhan. Esther merupakan model dari murid Tuhan yang harus ditiru. Dia terus melakukan hal yang benar, membuat keputusan yang benar, dan berkata benar. Ester mencerminkan kebenaran.”41

Ini merupakan peringatan bagi kita. Mari kita waspada agar tidak seperti Mordekai, melakukan dosa atas nama Kekristenan. Banyak dari kita atas nama Kristus membuat orang lain marah karena kita tidak berlaku seperti orang Kristen. Tapi saat kita membela tindakan kita, dunia melihat kemunafikan kita dan menyimpulkan semua orang Kristen seperti kita. Kita tidak hanya membawa penyesalan bagi diri sendiri, tapi bagi nama Kristus.

Inilah maksud Petrus berabad-abad lalu:

11 Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa. 12 Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.

13 Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, 14 maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik. 15 Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh. 16 Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah. 17 Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja! (1 Peter 2:11-17).

Inilah yang tidak ingin dilakukan Mordekai. Dia hidup di Persia, tapi tindakannya tidak baik diantara mereka, tidak seperti Yusuf dan Daniel serta orang lain. Prilakunya tidak menunjukan rasa hormat pada yang berkuasa. Dia menggunakan keyahudiannya sebagai “selubung bagi kejahatan.” Saat kita menderita karena dosa dan kebodohan, kita mencoba menghibur diri dengan mengatakan bahwa kita menderita untuk kebenaran. Petrus punya perkataan tentang hal ini:

18 Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis. 19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. 20 Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.(1 Peter 2:18-20).

Kita juga harus sadar bagaimana kita mirip dengan Mordekai menutupi dosa dengan label kebenaran. Kita terus hidup dengan karakter kedagingan yang sama seperti saat kita belum percaya, tapi mengubah label terhadap apa yang kita lakukan. Kita terus mementingkan diri, melabelkan itu sebagai “kegiatan untuk Tuhan.” Kita mengejar keegoisan, dan kegiatan, dan menamakan itu “menjalankan karunia rohani.” Kita memberi seseorang “sedikit pikiran kita” dan menyebutnya nasehat. Kita ingin membalas dengan meminta disiplin gereja. Kita menarik perhatian kepada diri kita dengan bertindak sepertinya kita pejuang salib, ingin mempertahankan kebenaran murni. Kita menyebut dominasi sebagai “kepemimpinan rohani,” dan kita menyebut kepasifan sebagai “kepatuhan” Untuk tidak kehilangan muka atau persahabatan, kita tidak menegur mereka yang berdosa tapi menyombongkan diri telah menunjukan “kasih tak bersyarat” Kita menutupi permusuhan kita dengan label “kemarahan kebenaran.”

Kita menasihati orang lain, bukan karena kita sangat memperhatikan mereka, tapi karena ingin memenuhi keingintahuan kita. Kita mengatakan orang lain apa yang harus dilakukan, bukan karena Tuhan telah memerintahkan itu dan kita menasihati agar mereka taat, tapi kita senang memberikan pendapat dan mengatur hidup orang lain.

Kita berkhotbah dengan cara mengkritik orang lain dan menentang kepemimpinan mereka serta kontribusi iman untuk menarik perhatian pada diri kita sendiri. Kita bicara tentang kepemimpinan, tapi kenyataannya, kita hanya membujuk orang untuk mengikuti kita dan bukan Tuhan. Kita bicara tentang permohonan doa, yang kadang menjadi label untuk gossip. Kita berkata akan menjaga kemurnian dengan dengan memisahkan orang, tapi sebenarnya kita membuat perpecahan, yang dicela dan dilarang Tuhan dan rasulNya.

Kristen harus berbeda dari orang yang tidak percaya. Kita harus saleh dan berbeda dari gaya hidup mereka yang diluar kita. Saat anda melihat buah Roh dan karunia Roh, anda akan menemukan kita berbeda tidak hanya dengan menyerang dunia tapi hidup dalam dunia dengan kasih karunia dan kebaikan serta kebenaran. Kita harus berbeda; tapi kita harus berbeda “seperti Tuhan” berbeda. Tuhan kita tunduk pada pemerintah, dan kita juga begitu. Tuhan kita murah hati dan belas kasih, maka kitapun harus demikian. Tuhan kita menegur dan Dia menyerang, tapi ini bukan aturan; ini pengecualian. Mari kita memikirkan dengan serius dosa-dosa yang kita benarkan dalam hidup kita, dan membuang mereka..

Sebelum menyelesaikan pelajaran ini, saya harus menekankan walau keadaan orang Yahudi merupakan hasil dosa manusia, itu juga hasil dari tangan pemeliharaan Allah, menyebabkan “semua hal bekerja bersama” tidak hanya untuk kemuliaanNya, tapi juga untuk kebaikan umatNya. Cerita ini belum selesai, kita akan melihat walau manusia bermaksud jahat, Tuhan bermaksud baik. Tapi sudah jelas, tidak ada pujian bagi manusia. Semua kemuliaan hanya kepada Tuhan, seperti sudah seharusnya.


20 Joyce Baldwin kelihatannya ingin membenarkan penipuan Ester saat dia menulis, “Jika raja diharuskan mengambil seorang istri dari 7 keluarga terhormat dari Persia, seperti pernyataan Herodotus (The Histories iii. 84), maka ada alasan baik untuk diam.” Joyce C. Baldwin, p. 71, fn. 1.

21 Beberapa berspekulasi bahwa Mordekai ditempatkan digerbang karena dia sekarang menjabat sebagai pejabat publik, ditunjuk oleh raja tapi melalui interfensi Ester. Inilah posisi yang dipegang oleh J. Sidlow Baxter:

“Mordekai sendiri jelas dipekerjakan dalam pelayanan istana raja, karena dalam pasal ii. 5, dimana dia pertama kali disebutkan, kita diberitahu bahwa dia bertempat di ‘Shushan the Palace’ (tidak hanya dikota, yang cukup terpisah dengan istana, seperti yang dengan jelas ditunjukan oleh arkeolog sekarang). Tidak ada yang diluar pelayan istana bisa bertempat didalam istana. Dalam pasal ii. 19, 21 kita melihat dia memenuhi tugas rutinnya di “pintu gerbang raja,’ dan dalam pasal iii. 2 kita melihat dia dihitung diantara ‘pelayan raja’ yang melayani digerbang. Dalam pasal vi. 10 kita melihat bahwa raja sendiri mengenalnya sebagai ‘mordekai orang Yahudi, yang duduk dipintu gerbang raja.’ Jika Mordekai bukan pelayan istana, prajurit istana akan menghabisinya karena menolak mentaati aturan mengenai Haman.” J. Sidlow Baxter, Explore the Book (Grand Rapids: Zondervan Publishing House, 1960), Vol. 2, p. 270.

Walau ini mungkin, itu tidak seluruhnya penting untuk mengerti apa yang diungkapkan cerita.

22 “Xerxes terbunuh dalam suatu konspirasi ditahun 465 dan diteruskan oleh anaknya Artaxerxes I (465-424).: Mervin Breneman, “Ezra, Nehemiah, Esther,” The New American Commentary (Broadman & Holman Publishers, 1993), p. 279.

23 Breneman setuju dalam tulisannya,

“Sebagai seorang Yahudi, Mordekai bisa membiarkan komplotan itu meneruskan rencananya dan mengambil kesempatan adanya raja baru. Tindakan itu, sangat membahayakan peran Ester sebagai ratu (juga cf. Jer 29:7; 1 Tim 2:2). Maka dari itu, untuk menjaga anak angkatnya Ester dan nasib bangsa Yahudi, Mordekai menggagalkan rencana pembunuhan itu. Mervin Breneman, “Ezra, Nehemiah, Esther,” The New American Commentary, (Broadman & Holman Publishers, 1993), Vol. 10, p. 322-323.

24 Untuk berspekulasi lebih jauh, seseorang harus bertanya bagaimana Mordekai bisa mengetahui rencana pembunuhan ini. Jika Mordekai dikenal sebagai orang Yahudi yang tidak tunduk pada raja, atau pejabatnya, maka dia tidak dianggap ancaman bagi musuh raja. Tapi, Mordekai memiliki anggapan yang sedikit berbeda dari mereka.

25 “Xerxes sangat memperhatikan kesetiaan terhadap tahtanya dan sangat dihormati. Kenyataannya, Horodotus menunjukan pada kita bahwa disatu pertempuran, ‘kapanpun dia melihat kaptennya melakukan tindakan yang berani terhadapnya; dan nama orang itu diambil oleh penulis bersama dengan nama ayah dan kotanya’ (8.90).” John C. Whitcomb, Esther: Triumph of God’s Sovereignty, (Chicago: Moody Press, 1979), p. 61.

26 Whitcomb berkomentar tentang nama Agag:

“Kenyataan bahwa dia [Haman] diperkenalkan disini sebagai seorang ‘Agagite’ telah menimbulkan banyak pertanyaan tentang kesejarahan hal ini, karena sangat tidak mungkin seorang keturunan raja Amalek yang dihukum Samuel di Palestina hampir setengah milenium lalu (s Sam. 15:8; cf. Num. 24:7) bisa muncul disini sebagai pejabat Persia. Abad lalu C. F. Keil memperingatkan bahwa ‘nama Agag tidak cukup untuk tujuan [identifikasi], karena banyak individu mungkin dilahirkan dengan nama Agag, yaitu berkobar-kobar.’ Tapi masalahnya sudah selesai, karena Jules Oppert menerbitkan suatu tulisan dari masa Sargon of Assyria (c. 725 B.C.) yang menyebutkan Agag sebagai tempat di Media (yang kemudian masuk kedalam kerajaan Persia). ‘Dalam terang bukti ini, kelihatannya Haman orang asli dari propinsi ini (daripada seorang keturunan raja Amalek, Agag, seperti tradisi Yahudi katakan).’” John C. Whitcomb, Esther: Triumph of God’s Sovereignty, pp. 62-63.

Saya lebih setuju dengan posisi yang diambil oleh Breneman, dia menulis:

“Haman diperkenalkan sebagai ‘the Agagite,’ merupakan suatu kesengajaan rujukan kepada ketegangan antara Israel dan Amalek. Permusuhan ini dimulai dari masa keluaran saat Israel melawan Amalek dipadang. Exodus 17:15 menubuatkan bahwa Tuhan akan berperang dengan mereka dari ‘generasi ke generasi.’ Dewa Balaam (Num 24:7) memprediksikan bahwa raja Israel akan ‘lebih besar dari Agag’ (Sebutan Kehormatan Amalek). Permusuhan yang sudah lama antara Israel dan Amalek dilaporkan dalam 1 Sam 15. Agag merupakan raja Amalekites. Saul bin Benjamite, anak Kish (1 Sam 9:1-2) diarahkan untuk menghancurkan seluruhnya orang Amalek tapi gagal melakukannya walau dia menang perang. Dia menjadikan Agag tawanannya, tapi Samuel sang nabi menegur Saul dan mengutuk dia karena tidak menyelesaikan tugas. Samuel memotong Agag, dan kejatuhan Saul dimulai. Kemenangan militer Israel atas Agag merupakan bagian dari tradisi Israel, yang berdiri dibelakang kitab Ester.” Breneman, p. 326.

27 “‘Permulaan Tahun Baru merupakan waktu yang tepat bagi Haman untuk meminta tolong ilahnya, menurut agama Babilon, disaat itu dewa juga datang bersama untuk memperbaiki nasib manusia.’” John C. Whitcomb, p. 67, citing Moore, Esther, p. 38.

28 “‘Sesuai dengan praktek penulis dalam menjelaskan kata asing . . . dia berhak menggunakannya disini kata Ibrani yang dikenal goral, ‘lot’ (Isa. 34:17; Neh. 10:34; 1 Chron. 26:14; Psa. 22:19; Jonah 1:7; Prov. 18:18) untuk menjelaskan kata asing pur.’ Dalam tulisan terbaru tentang ‘Archaeology and the Book of Esther,’ Moore menyatakan: ‘jelas bahwa kata pur dalam Esther 3:7 dan 9:24 mewakili kata Babilon puru, artinya ‘lot,’ dan juga, ‘fate’ (J. Lewy, Revue Hittite et Asianique, 5 [1939], 117-24)’ Leon J. Wood menarik perhatian tentang fakta bahwa ‘M. Dieulafoy, yang menggali di Susa [1880-90], menemukan prisma berbentuk segiempat yang memiliki nomor satu, dua, lima, dan enam diukir disisinya. Ini jelas tipe yang digunakan dalam hal ini.’” John C. Whitcomb, p. 66.

“Maka dari itu keputusan besar, Nebuchadnezzar untuk menyerang Jerusalem ditahun 588 B.C. ditentukan oleh beberapa bentuk petunjuk (Ezek. 21:21), termasuk hepatoscopy, meminta petunjuk dewa dengan melihat isi perut domba.’” Whitcomb, pp. 67-68, mengutip, J. S. Wright and K. A. Kitchen, ‘Magic and Sorcery,’ in J. D. Douglas, ed., The New Bible Dictionary (London: Inter-Varsity Press, 1962), pp. 766-71.

29 “tanggalnya, mungkin bagian dari isi perkataan pejabat, diingat oleh orang Yahudi karena itu hari sebelum mengorbankan domba paskah (Ex. 12:6). Perayaan itu, dengan mengingat penyelamatan Tuhan dari Firaun, jarang menimbulkan pertanyaan, bisakah Tuhan tidak menyelamatkan kita dengan cara yang sama didalam pemerintahan?” Baldwin, p. 75.

30 “Hasil akhir sekali lagi meneguhkan kepastian Tuhan bagi umat perjanjianNya bahwa saat “undian dibuang . . . setiap keputusan adalah dari TUHAN’ (Prov. 16:33). Pemeliharaan Tuhan jelas dalam hal ini, karena penyihir mengundi hari dalam tahun itu, dan jatuh pada hari ke 13 dari akhir bulan 12, memberikan banyak waktu untuk menggagalkan rencana Haman dan melawan keputusan itu.” John C. Whitcomb, p. 67.

31 “Mungkin Haman tidak menyebutkan nama bangsa yang itu karena takut Xerxes akan mengingat keputusan bagi Yahudi yang diberi oleh Cyrus dan Darius Hystaspes (Ezra 1:1-4; 6:3-5; 6:8-12). Apappun motifnya, ‘dengan licin menambahkan nama orang yang terlibat, Haman sendiri tidak sadar membuat tempat bagi perlawanan Ester yang tak terduka dan kemenangannya atas Haman.’” John C. Whitcomb, p. 68, citing Moore, Esther, p. 38.

32 “Walau orang Yahudi, sangat miskin waktu mereka dibuang ke Babilon oleh Nebuchadnezzar dalam tahun 597 dan 586 B.C., ada banyak yang memberi dengan murah hati bagi saudara mereka yang kembali ke Palestina dibawah Zerubbabel ditahun 537 B.C. (Ezra 1:4). Nyatanya, peningkatan kemakmuran dalam Babilonialah yang menghalangi banyak orang buangan kembali kedaerah asal mereka.” John C. Whitcomb, p. 69.

33 J. Sidlow Baxter, Explore the Book (Grand Rapids: Zondervan Publishing House, 1960), Vol. 2, p. 285.

34 J. Sidlow Baxter, Explore the Book (Grand Rapids: Zondervan Publishing House, 1960), Vol. 2, pp. 270-271.

35 Jamieson, Fausset, and Brown, A Commentary: Critical, Experimental and Practical on the Old and New Testaments (Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., [reprint] 1967), Vol. II, p. 639.

36 John C. Whitcomb, pp. 68-69.

37 Mervin Breneman, p. 330, citing C. Moore, Esther, AB (Garden City: Doubleday, 1971), p. 42.

38 Ini satu-satunya rujukan tentang Ahasuerus dalam Alkitab.

39 John C. Whitcomb, p. 63, citing Carey A. Moore, Esther, The Anchor Bible (Garden City, N.Y.: Doubleday, 1971), p. 106.

40 John C. Whitcomb, p. 64.

41 Mervin Breneman, “Ezra, Nehemiah, Esther,” The New American Commentary (Broadman & Holman Publishers, 1993), p. 297.

Passage: 
Taxonomy upgrade extras: 

3. Dilema dan Keputusan Ester (Esther 4:1-17)

Pendahuluan

Beberapa tahun lalu, teman saya Bill McRae datang kesuatu pemakaman dalam gereja yang tidak lagi menyatakan injil secara jelas. Saat kami menunju mobil setelah pemakaman, Bill berkomentar, “Apa yang dikatakan pendeta bukan masalah; tapi apa yang tidak dia katakan.” Sering apa yang tidak dikatakan lebih penting daripada apa yang dikatakan. Coba pikir, istri yang ingin sekali mendengar suaminya berkata “aku cinta kamu,” atau wanita muda yang berkencan dengan pria muda untuk beberapa lama tapi belum mendengar kata “menikah” (atau dalam bahasa sekarang, “komitmen”).

Dalam Kitab Ester, apa yang tidak dikatakan sangat penting. Sayangnya, banyak orang yang membaca dan mempelajari Ester (termasuk sarjana Alkitab yang menulis tafsiran tentang kitab ini) “mengisi yang kosong,” daripada meninggalkan tetap kosong dan belajar dari diamnya sang penulis. Saat kita mulai pelajaran kita di pasal 4, saya ingin meminta anda membuat suatu komitmen: terima teks ini sebagaimana adanya. Saat penulis secara spesifik menyebut hal tertentu, perhatikan itu. Dan saat penulis menghilangkan beberapa elemen penting, jangan pikir dia bermaksud agar kita mengira demikian; tapi, penulis berharap agar kita memperhatikan hal yang hilang itu. Dengan demikian, anda akan membaca teks sebagaimana adanya dan belajar dari apa yang tidak dikatakan dan yang ada.

Peristiwa Sebelumnya

Penulis memulai kitab ini dengan perayaan selama 6 bulan yang diadakan raja Ahasuerus (Xerxes) bagi kaum bangsawan dalam kerajaan. Diakhir perajaan ini, raja mengadakan pesta selama seminggu bagi seluruh penghuni Susa, kepada yang miskin maupun yang kaya. Sebagai akhir, raja memerintahkan Vasti, sang ratu untuk muncul dalam keagunganya menunjukan keagungan raja.

Untuk alasan yang tidak dijelaskan. Vasti melakukan hal yang tak terpikirkan—dia menolak untuk muncul. Raja dipermalukan, karena dia telah menghabiskan 6 bulan menunjukan kemuliaan dan keagungannya. Sekarang istrinya tidak mau tunduk pada kepemimpinannya. Walau sangat marah pada Vasti karena tidak menganggap otoritasnya, raja meminta nasihat dari orang bijak. Mereka setuju bahwa Vasti telah melakukan kesalahan besar, dan berita dia tidak menganggap otoritas suaminya bisa memiliki dampak merusak bagi pernikahan diseluruh kerajaan. Akibatnya, mereka menasihati raja agar Vasti disingkirkan sebagai ratu dan memilih yang lebih baik dari Vasti; mereka juga menasihati agar keputusan itu dibuat menjadi hukum dan dikirim keseluruh provinsi dikerjaan agar semua belajar kalau tindakan seperti itu tidak bisa ditoleransi.

Setelah beberapa waktu, hati raja sekali lagi memikirkan Vasti, tapi kacungnya mendorong dia agar memulai proses pemilihan ratu yang baru. Pria seperti Ahasuerus, ini suatu kesenangan besar dan menjauhkan dia untuk tidak membatalkan keputusan sebelumnya. Proses pemilihan ratu menghasilkan Ester, seorang yahudi yang dibesarkan oleh paman dan ayah angkatnya Mordekai. Dia memerintahkan Ester untuk merahasiakan asal usulnya dan hubungan dengannya.

Untuk suatu alasan, ada kumpulan wanita yang menyibukan raja untuk dicoba (untuk jadi ratu?) Ester terus merahasiakan identitasnya dari raja. Saat duduk digerbang raja, Mordekai mengetahui rencana Bigthana dan Teresh untuk membunuh raja, yang kemudian diberitahukan kepada Ester, dan pergi kepada raja memakai nama Mordekai. Penyelidikan selanjutnya membuktikan laporan ini benar dan kedua pengkhianat ini digantung. Raja biasanya menghargai kesetiaan, tapi untuk suatu alasan Mordekai tidak diberi penghargaan, dan hal ini terlupakan, walau ditulis dalam tulisan raja saat dia mencarinya.

Tiba-tiba Haman, karakter baru, diperkenalkan. Haman muncul sebagai pangeran yang diatas semuanya, setidaknya dalam pikiran raja. Raja mengangkat dia diatas semua orang dan sangat mempercayai dia, suatu keputusan yang terbukti bodoh. Walau raja memerintahkan semua warganya menunjukan hormat pada Haman, Mordekai menolak, yang membuat pelayan raja menegurnya. Saat ditegur, dia beralasan atas keyahudiannya. Bagi dia, itu yang terpenting. Tapi bagi pelayan raja hal ini tidak masuk akal. Dan mereka memberitahukan hal ini pada Haman apakah bisa membuat Mordekai menunjukan rasa hormat pada tangan kanan raja, perdana mentri Persia.

Walau murka, Haman menahan diri. Dia melihat Mordekai dan Yahudi lain sama saja, dan tujuannya tidak hanya menyingkirkan Mordekai tapi setiap Yahudi didalam kerajaan. Disaat yang tepat, dia mendekati raja dengan suatu usulan. Dia memberitahu raja bahwa ada ras tertentu yang mau memberontak, yang tidak mau tunduk (tidak seperti Vasti) dan raja harus menyingkirkan mereka. Dia menawarkan uang yang sangat besar pada raja untuk menyatakan hari tertentu dimana setiap orang dalam kerajaan bisa membunuh setiap orang Yahudi yang mereka temui dan merampas milik mereka. Ini cara yang menarik semua orang, menyingkirkan musuh mereka, dan mempraktekan kefanatikan ras mereka.

Nama dari ras ini tidak diberitahu pada raja, dan dia juga tidak memintanya. Ahasuerus memberikan cincinnya kepada Haman, seperti memberi cek kosong. Sekarang Haman memiliki otoritas untuk membuat hukum apapun yang disukainya—dengan nama raja. Kita bisa mengatakan, raja tidak pernah membaca hukum atau menandatanganinya. Dia menyerahkan sepenuhnya hal ini kepada Haman. Saat raja dan Haman duduk minum anggur, seluruh kota Susa ada dalam kebingungan. Teks kita dari cerita kebingungan yang terjadi atas warga kota Susa.

Mordekai Berkabung
(4:1-3)

1 Setelah Mordekhai mengetahui segala yang terjadi itu, ia mengoyakkan pakaiannya, lalu memakai kain kabung dan abu, kemudian keluar berjalan di tengah-tengah kota, sambil melolong-lolong dengan nyaring dan pedih. 2 Dengan demikian datanglah ia sampai ke depan pintu gerbang istana raja, karena seorangpun tidak boleh masuk pintu gerbang istana raja dengan berpakaian kain kabung. 3 Di tiap-tiap daerah, ke mana titah dan undang-undang raja telah sampai, ada perkabungan yang besar di antara orang Yahudi disertai puasa dan ratap tangis; oleh banyak orang dibentangkan kain kabung dengan abu sebagai lapik tidurnya.

Mordecai, mempelajari semua yang terjadi. Ini kelihatannya menunjukan dia memiliki informasi dari dalam. Kita tahu itu bukan dari Ester, karena Mordekai yang memberitahunya..

Saat Mordekai tahu hukum apa yang sedang dibuat oleh Haman, dia mulai berkabung. Dia tidak berkabung secara pribadi, tapi didepan umum; sangat terbuka. Mordekai pergi ketengah kota dan ke “gerbang raja.” Dia tidak masuk gerbang, karena terlarang bagi yang berkabung. Raja menjauhkan dirinya dengan kesedihan. Sangat tidak popular menunjukan kesedihan diistananya (lihat Nehemiah 2:2). Raja abad pertengahan tidak memiliki “tempat berkabung” hanya tempat bergurau.

Perkabungan Mordekai tidak normal. Saya berharap dia akan berkabung secara pribadi daripada didepan umum. Saya berpikir jika Mordekai bukan pemimpin diantara orang Yahudi, dan berkabungnya didepan umum merupakan petunjuk bagi orang Yahudi lainnya untuk bergabung bersamanya. Saya juga ertanya jika Mordekai tidak duduk didepan gerbang raja untuk mendapat perhatian raja..

Kita diberitahu bahwa Mordekai berkabung, dan juga orang Yahudi lainnya, bukan hanya dikota Susa tapi diseluruh kerajaan. Kita tidak diberitahu apakah Mordekai dan orang Yahudi lainnya bertobat. Kita tidak diberitahu apakah mereka berdoa. Nama Tuhan juga tidak disebutkan disini atau diseluruh kitab Ester. Tidak ada penyebutan doa secara spesifik, tidak disebutkan orang Yahudi bicara kepada Tuhan, atau Tuhan bicara pada umatNya melalui nabiNya. Didasarkan atas perintah bagi orang Yahudi dalam 2 Chronicles 6:34-39, dan contoh orang Yahudi yang saleh dalam Ezra 9:5—10:1; Nehemiah 1:4-11; dan Daniel 9:4-19, perlu disimpulkan bahwa orang Yahudi ini—termasuk Ester dan Mordekai—tidak saleh. Ini ditunjukan oleh perkataan nabi Yesaya:

9 Tercengang-cenganglah, penuh keheranan, biarlah matamu tertutup, buta semata-mata! Jadilah mabuk, tetapi bukan karena anggur, jadilah pusing, tetapi bukan karena arak! 10 Sebab TUHAN telah membuat kamu tidur nyenyak; matamu--yakni para nabi--telah dipejamkan-Nya dan mukamu--yaitu para pelihat--telah ditudungi-Nya.(Isaiah 29:9-10).

Yesaya merupakan nabi yang tugasnya bukan untuk memanggil Israel agar bertobat atau kembali kepada Tuhan. Umat Tuhan telah memberontak terlalu lama; mereka sudah tidak bisa kembali. Sekarang saatnya penghakiman, dan tugas Yesaya adalah mengumumkan kehancuran dan penghukuman sedang datang dengan cara yang memperkeras hati daripada meluluhkannya (lihat Isaiah 6:9-10). Kemudian dalam pasal 29, Tuhan menyatakan bahwa kehancuran Israel sudah dekat saat Dia mengambil para nabinya, dikenal sebagai “pelihat.” Dengan mengambil para nabi, Tuhan mengambil mata umatnya, meninggalkan mereka dalam kebutaan. Kehancuran mereka sudah dimeteraikan. Kehancuran mereka sudah pasti. Walau kita membaca ada nabi diIsrael dalam Ezra dan Nehemiah, tidak ada nabi disebutkan dalam Kitab Ester. Jika manusia tidak bicara kepada Tuhan (dalam doa), Tuhan juga tidak bicara pada orang Yahudi (di Persia).

Kontak Pertama Esterdengan Perkabungan Mordekai
(4:4)

4 Ketika dayang-dayang dan sida-sida Ester memberitahukan hal itu kepadanya, maka sangatlah risau hati sang ratu, lalu dikirimkannyalah pakaian, supaya dipakaikan kepada Mordekhai dan supaya ditanggalkan kain kabungnya dari padanya, tetapi tidak diterimanya (Esther 4:4).

Melihat Mordekai berkabung sangat menekan Ester. Tapi, usaha awalnya bukan mempelajari kenapa Mordekai berkabung tapi membujuknya untuk berhenti berkabung. Apakah ini karena hal itu menekan yang lain dan berbahaya (Mordecai sedekat mungkin dengan istana, tapi tidak melewati gerbang raja)? Apakah Mordekai membuat Ester malu sehingga cepat-cepat ingin mendiamkannya? Dia mengirim pakaian kepada ayah angkatnya, berharap bisa membujuknya berhenti berkabung. Tapi Mordekai tidak bisa dinasehati.

Hathach dikirim Kepada Mordekai
(4:5-8)

5 Maka Ester memanggil Hatah, salah seorang sida-sida raja yang ditetapkan baginda melayani dia, lalu memberi perintah kepadanya menanyakan Mordekhai untuk mengetahui apa artinya dan apa sebabnya hal itu. 6 Lalu keluarlah Hatah mendapatkan Mordekhai di lapangan kota yang di depan pintu gerbang istana raja, 7 dan Mordekhai menceritakan kepadanya segala yang dialaminya, serta berapa banyaknya perak yang dijanjikan oleh Haman akan ditimbang untuk perbendaharaan raja sebagai harga pembinasaan orang Yahudi. 8 Juga salinan surat undang-undang, yang dikeluarkan di Susan untuk memunahkan mereka itu, diserahkannya kepada Hatah, supaya diperlihatkan dan diberitahukan kepada Ester. Lagipula Hatah disuruh menyampaikan pesan kepada Ester, supaya pergi menghadap raja untuk memohon karunianya dan untuk membela bangsanya di hadapan baginda.

Esther perlu mengetahui apa yang terjadi, jadi dia mengirim pelayan terpercayanya kepada Mordekai untuk menyelidiki kenapa dia berkabung dan tidak mau berhenti. Komunikasi antara Mordekai dan Ester (dan yang lainnya, terlihat—lihat “mereka” diayat 12 dan “mereka” ayat 13) jelas mengancam kerahasiaan identitasnya sebagai orang Yahudi dan hubungannya dengan Mordekai. Hathach menemui Mordekai dalam kota digerbang raja. Itu merupakan tempat umum, tapi Mordekai ingin perkabungan itu ditempat umum. Mordekai melaporkan pada Hathach semua yang terjadi padanya (ayat 7).42 Dia mengatakan jumlah harta yang dijanjikan Haman dan salinan keputusan yang tidak bisa ditarik kembali. Hal ini diperintahkan kepada Hathach untuk dikatakan pada Ester, bersama dengan perintah agar dia menghadap raja dan memohon bagi bangsa Yahudi.

Ester Segan Untuk Taat
(4:9-12)

9 Lalu masuklah Hatah dan menyampaikan perkataan Mordekhai kepada Ester. 10 Akan tetapi Ester menyuruh Hatah memberitahukan kepada Mordekhai: 11 Semua pegawai raja serta penduduk daerah-daerah kerajaan mengetahui bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati. Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup. Dan aku selama tiga puluh hari ini tidak dipanggil menghadap raja. 12 Ketika disampaikan orang perkataan Ester itu kepada Mordekhai,

Sebelumnya kita tahu, Ester terbiasa mengikuti perintah Mordekai. Kita juga aman berasumsi Mordekai juga terbiasa untuk ditaati, bahkan saat Ester jadi ratu (lihat 2:20). Maka sangat mengejutkan mendengar respon Ester, yang bisa disingkat dengan satu kata: “tidak!” Kali Ini Ester tidak mau. Dia mengatakan pada Mordekai melalui Hathach bahwa menghadap raja tanpa diperintahkan melawan hukum. Hukumannya adalah kematian, dan kecil kemungkinannya raja menunjukan belas kasihan dengan mengulurkan tongkat dan mengijinkan penyusup hidup. Karena Ester tidak bisa menghadap tanpa diundang, satu-satunya harapan adalah dia diperintah oleh raja. Inilah masalahnya; sudah 30 hari Ester tidak diundang bersama raja. Jawaban apalagi yang bisa diberikan kepada Mordekai selain “tidak” ?

Mereka yang terburu-buru melihat Ester sebagai pahlawan harus merenungkan ayat 9-12, karena dia tidak cepat melihat masalah bangsanya. Alasan dan prinsipnya adalah keselamatan diri. Saya tidak melihat roh yang sama dalam Ester seperti dalam ketiga teman Daniel:

16 Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. 17 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; 18 tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” (Daniel 3:16-18).

Mordekai Memanaskan Keadaan
(4:13-14)

13 maka Mordekhai menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Ester: Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari antara semua orang Yahudi. 14 Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.”

Saya tidak tahu siapa yang ikut terlibat dalam komunikasi antara Mordekai dan Ester, tapi kelihatannya orang lain juga terlibat (lihat ayat 12 dan 13). Mordecai merasa perlu menekan Ester agar memohon bagi bangsanya dengan raja. Pernyataannya menunjukan dia sedang memainkan permainan keras dengan anak angkatnya. Pernyataannya sebagai berikut:

(1) Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja. Esther, Mordecai mengingatkan, untuk berpikir dengan baik. Keputusan dari Haman mencakup semua orang Yahudi, tidak peduli dimanapun dalam kerajaan. Ester kelihatannya percaya dia aman dan hanya yahudi lain yang bahaya. Dia tidak mau membahayakan diri menghadap raja untuk menolong bangsanya, karena percaya dia aman. Perkataan Mordekai dibuat untuk menyadarkannya bahwa itu mitos. Jika dia tidak mau mengambil resiko bagi yang lain, maka dia membahayakan diri sendiri. Mordekai ingin meyakinkan dia bahwa hal paling berbahaya adalah tidak melakukan apapun..

(2) Engkau satu-satunya harapan keselamatan. Jika Ester tidak bertindak, maka tidak ada harapan. Bagaimana saya bisa mencapai kesimpulan ini? Apakah teks tidak menunjukan kebalikannya? Bukankah Mordekai tidak menyatakan kepada Ester bahwa jika dia tidak bertindak menyelamatkan bangsanya, Tuhan akan menyediakan keselamatan dengan cara lain? Tidak. Mari saya jelaskan hal ini.

Teks seharusnya tidak diterjemahkan seperti yang kita lihat pada sebagian besar versi. Sarjana Katolik menantang kita untuk menerjemahkan dan mengerti hal ini dengan cara yang berbeda, suatu cara yang dia percaya sah dan cocok dengan konteksnya. Pandangan sarjana katolik ini dikutip dalam catatan kaki tafsiran Mervin Breneman tentang Ezra, Nehemiah, dan Esther:

“See J. Weibe “Esther 4:14: ‘Will Relief and Deliverance Arise for the Jews from Another Place?’“ CBQ 53 (1991): 409-15. Weibe berpendapat bahwa kelompok kata ini seharusnya diterjemahkan sebagai pertanyaan retorika, yang artinya jawabannya adalah tidak; pertolongan tidak akan muncul dari tempat lain. Maka itu Ester merupakan satu-satunya harapan penyelamatan mereka. Weibe berpendapat bahwa terjemahan ini sesuai dengan konteks Kitab Ester dan lebih baik dari penjelasan tradisional. Pembacaan seperti itu, membatasi sumber Tuhan, yang mengatur semua ini, dan menekankan pada karya Ester daripada karya Tuhan. Tuhan mampu menggunakan siapa saja untuk tujuannya. Dia tidak bisa dibatasi hanya menggunakan Ester, tapi dia menjadi orangnya karena Ester menjawab tantangan itu.”43

Saya percaya Weibe benar. Mordekai lebih menekan Ester dengan meyakinkan dia bahwa dialah satu-satunya harapan orang Yahudi daripada meyakinkan adanya keselamatan lain disamping melalui Ester. Ditambah lagi, Tuhan tidak disebutkan dalam teks (diseluruh kitab) Mordekai bukan Yahudi yang saleh, yang percaya bahwa Tuhan akan menyelamatkan umatNya. Dia orang Yahudi yang tidak taat, dan tidak percaya, yang tidak memikirkan Tuhan. Dia panic karena dia melihat keselamatan orang Yahudi hasil dari usaha manusia. Jika Mordekai tidak menyebut Tuhan dalam teks kita, kita tidak berani berasumsi bahwa dia percaya Tuhan. Ester merupakan katu as Mordekai, harapan terakhirnya, kesempatan terakhir orang Israel untuk selamat. Jika dia gagal, semua akan hilang. Dan ini menjelaskan kenapa dia mengancam Ester bahwa keluarganya akan binasa. Jika keselamatan datang dari tempat lain, maka kenapa Ester mau mati? Sebagai ratu, Ester pasti tidak mati pertama. Peringatan Mordekai adalah dia akan mati terakhir. Jika ini benar, maka semua Yahudi akan binasa, dan tidak ada keselamatan dari manapun. Alasan Mordekai bahwa jika Ester harapan terakhir orang Yahudi, kegagalannya akan menghasilkan kematiannya dan kematian seluruh bangsa. Tidak heran Mordekai sangat menekan.

(3) Keselamatan keluargamu ada ditanganmu. Anda pasti ingan bahwa Ester itu yatim piatu. Kedua orangtuanya sudah mati. Mordekai mengangkat dia sebagai anak. Jika Ester gagal bertindak, dia dan Mordekai akan binasa, dan keluarganya akan hilang. Dan itu akan jadi kesalahannya, peringatan Mordekai. Ini tekanan yang besar. Wanita Yahudi ini tidak pernah ditekan seperti ini.

Ester Menurut dan Perintahnya
(4:15-17)

15 Maka Ester menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Mordekhai: 16 Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati. 17 Maka pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah tepat seperti yang dipesankan Ester kepadanya.(Esther 4:5-17).

Tekanan terlalu besar. Ester menyerah, mengirim berita pada Mordekai bahwa dia akan menghadap raja bagi bangsanya. Sekarang dia yang memberi perintah. Dia memerintahkan Mordekai untuk mengumpulkan seluruh orang Yahudi di Susa dan berpuasa baginya. Jangan ada yang makan atau minum selama 3 hari, siang dan malam. Dia dan pelayannya akan melakukan itu, dan kemudian akan pergi menghadap raja. Dia akan melawan hukum dan mempertaruhkan nyawanya. Perkataan terakhirnya menarik:

“. . . kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati” (Esther 4:16b).

Ada yang membuat Ester jadi pahlawan. Seseorang bisa melihat fakta cukup jauh untuk melihatnya sebagai seorang pahlawan. Pernyataan seperti ini bukan suatu pengecualian atau kekhususan tapi aturan:

“kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.” Baik Vasti dan Mordekai menunjukan keberanian dimana kehidupannya terancam, dan Ester juga demikian. Vasti menunjukan keberanian menolak mempermalukan diri atas keanehan suaminya, dan Mordekai melakukan itu dengan tidak mau tunduk pada Haman. Ester terbukti tetap berani. Dia memutuskan untuk melanggar hukum suaminya dan membahayakan hidup bagi bangsanya (cf. John 15:13). Penyertaan Tuhan membawa Ester sampai ketitik ini, tapi Ester menerima tantangan yang bisa menghilangkan hidupnya.”44

“Tanpa menjelaskan secara detil bagaimana dia sampai pada keyakinannya, Mordekai menyatakan bahwa dia percaya Tuhan, dan penyertaan Tuhan dalam kehidupan seseorang, dan pengaturan Tuhan atas peristiwa politik dunia, tidak mempedulikan apakah mereka yang berkuasa mengenalinya atau tidak. Ini jelas, terus dinyatakan oleh para nabi Israel (e.g. Is. 10:8ff.; 45:1; Je. 1:15;; Ezk. 7:24), dan tidak perlu terkejut, terutama dalam rangka kembali dari pembuangan dalam tahun 538 dan peristiwa selanjutnya (Ezr. 1-2; 5-6). Setiap orang Yahudi pernah mengalami dalam sejarah, tangan Tuhan yang membimbing dan menyelamatkan.”45

“Jawaban Ester juga merupakan pernyataan iman, walau tidak berupa bahasa rohani. Dia menyiratkan kalau dia menerima usulan Mordekai sebagai tugasnya, tapi dia mengerti sepenuhnya untuk memenuhi hal itu. Dengan meminta seluruh orang Yahudi di Susa mendukungnya dalam puasa, Ester mengakui i. dia butuh dukungan dan persekutuan dengan yang lain ii. Dia bergantung lebih dari sekedar keberanian manusia. Walau doa tidak disebutkan, itu selalu mendampingi puasa dalam PL, dan maksud dari puasa adalah untuk menyatakan pengalaman doa yang lebih efektif dan menyiapkan diri untuk bersekutu dengan Tuhan (Ex. 34:28; Dt. 9:9; Jdg. 20:26; Ezr. 8:21-23).”46

Saya tidak berdebat kalau Ester dijadikan pahlawan oleh orang Yahudi dan bahkan penulis kitab ini. Kelihatannya dia tetap dilihat seperti itu oleh sebagian besar orang Kristen sekarang. Dan saya mau memastikan bahwa Ester dan Mordekai adalah pahlawan, walau saya menemukan bukti jauh dari itu. Tapi saya tidak mengakui bahwa Ester dan Mordekai orang yang saleh atau didalam Tuhan. Seseorang bisa jadi pahlawan, pejuang sejati, tanpa didalam Tuhan. Saya pikir Ester dan Mordekai, merupakan pahlawan yang tidak didalam Tuhan. Saya menyimpulkan hal ini atas alasan berikut:

(1) Esther hanya mau membahayakan diri saat ditekan oleh Mordekai, dan hanya saat dia mengetahui hidupnya juga dalam bahaya. Dengan kata lain, Ester bertindak dengan segan, dan secara keseluruhan, untuk diri sendiri.

(2) Perkataan Ester, “kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati,” jauh dari penegasan iman; sebaliknya itu merupakan deklarasi fatalisme. Bertahun-tahun sebelum masa Ester, Yakub tidak mau membiarkan anaknya Benyamin untuk pergi keMesir bersama saudaranya. Dia memiliki alasan yang baik untuk takut akan keselamatan anaknya. Tapi saat dipaksa, akhirnya dia berkata, “Allah Yang Mahakuasa kiranya membuat orang itu menaruh belas kasihan kepadamu, supaya ia membiarkan saudaramu yang lain itu beserta Benyamin kembali. Mengenai aku ini, jika terpaksa aku kehilangan anak-anakku, biarlah juga kehilangan!” (Genesis 43:14). Setidaknya Yakub menunjuk Tuhan, sedangkan Ester dan Mordekai tidak. Tapi perkataan Yakub jauh dari mereka yang orang beriman.

Beberapa tahun lalu seorang muda yang ayahnya seorang pelayan liberal mati tragis. Saat upacara penguburan, mereka menyanyikan lagu yang katanya merupakan “pengakuan imannya”. Judul lagunya ““Zip-a-dee-do-da,” jauh dari pengakuan iman. Baik perkataan Yakub dalam Genesis 43 dan perkatan Ester dalam teks ini bukan pernyataan iman. Orang yang mempercayai hal ini juga tidak mau mengakui Dinah Shore sebagai teolog dan lagunya, “Que Sera, Sera,” sebagai hymn iman bersama dengan “How Great Thou Art” sebagai hymn kita. Hal yang Ester katakan hanyalah: “Apa yang terjadi, terjadilah.” Setiap orang yang tidak beriman juga bisa berkata demikian, dan sering mengatakannya saat menghadapi situasi yang mirip.47

(3) Kita harus perhatikan bahwa nama Tuhan, penegasan iman seseorang, atau rujukan yang spesifik tentang doa atau pertobatan tidak ditemukan dalam diri Ester dan Mordekai. Bagi saya, diam atas hal seperti ini menulikan.

(4) Orang Yahudi Alexandrian diabad pertama pasti mengetahui hal itu, dan “mengoperasi” teksnya dengan tambahan untuk Ester dan Mordekai agar terlihat rohani, walau penulis menyatakan sebaliknya. Perhatikan tambahan doa Ester yang tidak ada dalam teks Ibrani yang asli, tapi ditambahkan kemudian dalam tulisan Yunani:

Ratu Ester meminta tolong pada Tuhan akan bahaya yang menanti dia. Dia meletakan baju mewahnya dan berduka. Daripada parfum mahal, dia memakai debu. Dia merendahkan tubuhnya dengan sangat, dan penampakan bahagia dan elegan sekarang kotor dengan kotoran dari rambutnya. Dia berseru pada Tuhan Allah Israel dalam kata-kata ini:

“‘Tuhanku, Rajaku, datanglah menolongku, karena saya sendiri dan tidak ada penolong lain selain engkau dan saya ingin mencabut nyawaku. Aku sudah diajar dari sejak kecil, dalam kandungan keluargaku, bahwa engkau Tuhan, memilih Israel dari semua bangsa dan leluhurku untuk menjadi pewaris selamanya; dan engkau memperlakukan mereka sebagaimana janjimu. Tapi kemudian kami berdosa terhadap engkau, dan engkau menyerahkan kami kepada musuh. Tuhan engkau benar.

Tapi bahkan sekarang mereka tidak puas dengan kepahitan perbudakan kami: mereka membuat keputusan untuk menghilangkan pewarismu, orang yang memujimu, menghancurkan altar dan kemuliaan RumahMu, dan sebaliknya membuka mulut orang kafir, memuji dewa mereka dan memuja raja mereka. Jangan serahkan tongkat kerajaanmu, Tuhan, kepada mahluk yang tidak pernah ada. Jangan biarkan manusia mengejek reruntuhanmu. Balikan rencana mereka, dan buat contoh bagi mereka yang menyerang kita. Ingatlah Tuhan; nyatakan dirimu disaat kami tertekan.

Untuk aku, berikan aku keberanian, Raja dan Tuan segala kuasa. Letakan perkataan yang persuasive dalam mulutku saat aku berhadapan dengan singa; ubah perasaannya menjadi benci kepada musuh kita, dan akhirnya mengakhiri mereka.

Untuk kita, selamatkan kami dari tanganmu, dan datanglah menolongku, karena aku sendiri dan tidak ada yang lain selain engkau, Tuhan. Engkau mengetahui semua hal, dan engkau tahu aku membenci hormat dari yang tidak bertuhan, membenci tempat tidur yang tidak bersunat, orang asing apapun. Engkau tahu aku dibawa paksaan, bahwa aku membenci symbol ketinggian posisiku saat muncul diistana ; aku membencinya sehingga tidak memakainya disaat bersenang-senang.

Buatan tanganmu tidak makan dimeja Haman, atau bersenang-senang dipesta kerajaan, atau mabuk anggur yang sudah dipersembahkan. Juga hambamu tidak menyenangi hari pengankatan sampai sekarang kecuali engkau, Tuhan, Allah Abraham. O Tuhan, kekuatan yang menang atas kejahatan, dengarlah suara yang putus asa, selamatkan kami dari tangan yang jahat, dan bebaskan aku dari ketakutanku.’“48

Slogan popular berkata: “Jika tidak rusak, jangan perbaiki.” Orang Yahudi Aleksandria diabad pertama B.C. percaya Ester dan Mordekai “rusak” dan mereka mencoba memperbaikinya. Kerusakan mereka merupakan maksud yang dicoba untuk ditekankan oleh penulis, dan itulah yang seharusnya kita lihat dari orang Yahudi yang tidak taat, menikmati kenyamanan Persia daripada membayar harga kembali ke Yerusalem, tempat Tuhan. Tapi inilah tempat orang Yahudi yang saleh berada (lihat Psalm 137).

Conclusion

Jika Ester dan Mordekai bukan contoh kesalehan dan iman yang harus kita tiru, apa yang bisa kita pelajari dari kitab ini, terutama dari teks ini? Kita belajar pelajaran negative. Kita diperingatkan melalui apa yang kita baca dalam teks ini.

Kenapa orang Kristen cenderung melihat Ester dan Mordekai sebagai teladan orang kudus, teladan iman dan kesalehan? Pertama, karena mereka salah berasumsi bahwa orang yang ditulis dalam Alkitab semuanya saleh. Dan nabis yang melarikan diri seperti Yunus “dikuduskan” oleh kesalah pahaman dan salah arti teks. Naomi mertua Rut dilihat sebagai wanita yang baik dan mengasihi daripada wanita tua yang pemarah dan pahit. Yakub dilihat sebagai seorang yang beriman daripada seorang penipu. Ester dan Mordekai hanya salah satu contoh membaca Alkitab melalui kaca indah, melihat mereka dengan cara yang membuat kita nyaman.

Kedua, kita gagal mempelajari kitab seperti Ester dan Yunus dalam terang keseluruhan PL, terutama Hukum, dan tulisan sekarang. Dalam hal Ester, kita bisa mempelajari kitab dan peristiwa ini dalam terang kitab Ezra dan Nehemiah dan nubuat Yeremiah dan Daniel. Ketiga, kita sering “guild the lily” karena kita diajarkan untuk mengerti teks dengan cara tertentu, tanpa mempertanyakan apakah itu benar.

Tapi sebelum kita menyimpulkan saya ingin berfokus pada alasan kenapa kita gagal mengerti kitab ini dan pesannya. Alasannya adalah kita terbawa oleh kemunafikan Ester dan Mordekai, karena kita berasumsi bahwa jika bentuk yang benar ada, fungsi yang benar juga ada.

Kita berasumsi bahwa ada pertobatan karena orang Yahudi berkabung disuse dan diseluruh kerajaan Persia. Kita juga berasumsi bahwa karena berpuasa, harus ada doa. Karena Mordekai bicara kemungkinan posisi Ester sebagai ratu bisa menjadi keselamatan bagi orang Yahudi, kita langsung berasumsi Mordekai beriman pada Tuhan dan pemeliharaanNya pada umatNya.

Saat saya mengerti teks kita, saya percaya penulis ingin mengajarkan sebaliknya. Saya percaya dia ingin kita mengerti bahwa kita bisa terus melakukan yang benar tapi tidak pernah mengenal Tuhan. Nabi PL menegur orang Yahudi karena hal itu. Mereka berpuasa, tapi hanya ritual tanpa kenyataan:

1 Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! 2 Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah, tanyanya: 3 Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga? Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.

4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. 5 Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN? 6 Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,

7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! 8 Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu. 9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah, 10 apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. 11 TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. 12 Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan yang memperbaiki tembok yang tembus, yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni” (Isaiah 58:1-12).

The same can be said for the sacrifices the Jews routinely offered:

21 Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu. 22 Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. 23 Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar. 24 Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir.” (Amos 5:21-24).

6 Dengan apakah aku akan pergi menghadap TUHAN dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? 7 Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak? Akan kupersembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri? 8 Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu? (Micah 6:6-8).

Melakukan yang tepat tapi tidak pernah mengenal Tuhan bukan hanya masalah orang Yahudi diPL. Itu masalah orang Yahudi dimasa Tuhan, dan terus dimasa gereja PB, seperti yang digambarkan dalam kitab Kisah Para Rasul dan Surat-surat. Orang Farisi terperangkap dalam hal luar, hal yang terlihat, sementara Tuhan melihat hal yang tidak terlihat (Luke 16:15). Dalam Kotbah Di Bukit, Yesus membahas hal ini lebih jauh, menegaskan bahwa seseorang harus lebih dari itu untuk masuk kesorga (lihat Matthew 5:20). Orang Yahudi berpikir ukuran manusia ditentukan atas dasar keturunan (lihat Matthew 3:9), atau oleh sunat (lihat Acts 15:1). Sebagian percaya bahwa kegiatan pengusiran setan, bernubuat, dan melakukan mujizat merupakan bukti kesalehan seseorang. Tapi Yesus mengatakan, mereka yang melakukan itu tidak pernah dikenal oleh Tuhan (Matthew 7:13-23).

Dalam gereja PB di Korintus, sebagian percaya bahwa mereka yang berbicara lidah (bentuk yang benar) hampir pasti yang paling rohani (fungsi). Tapi kerohanian tidak diukur dalam istilah karunia Rohani, tapi buah Roh (lihat Galatians 5:22-23). Paulus memperingatkan bahwa dihari akhir ada orang yang tetap memiliki “bentuk yang saleh” tapi tidak punya kuasa iman sejati.

Fokus saya adalah : Iman jangan terlalu dinilai melalui bentuk tapi fungsi. Orang Yahudi sangat setia menjalankan “bentuk” keagamaan mereka, tapi inti iman yang sejati tidak disana. Tanpa fungsi yang benar, bentuk tidak ada arti dan mati. Saat ditemani oleh fungsi yang benar, bentuk berarti. Tapi saat kita berasumsi bahwa memiliki bentuk yang benar meyakinkan kalau kita juga punya fungsi yang benar, kita sudah terlalu jauh; kita menjadi seperti orang Yahudi Persia seperti Ester dan Mordekai.

Hal ini tidak hanya menjangkiti orang Yahudi masa lalu dan gereja PB, tapi kita menghadapi masalah yang sama dalam kekristenan masa kini. Ada orang yang menghubungkan kerohanian dengan pengalaman tertentu. Sebagian pengalaman ini muncul dalam Alkitab (seperti bahasa lidah), dan yang lain tidak ada dalam Alkitab (seperti “membunuh dalam Roh”). Saya memiliki perbedaan dengan orang Kristen lain tentang apakah pengalaman itu benar, tapi itu bukan focus saya sekarang. Saat ada orang yang berkata bahwa memiliki pengalaman seperti itu membuat seseorang jadi rohani, saya sangat tidak setuju. Saya tidak hanya mengatakan hal itu salah, tapi itu merupakan kelanjutan dari kesalahan yang menjangkiti agama yang benar selama berabad-abad. Kita tidak bisa menyamakan bentuk tertentu dengan fungsi tertentu. Kita tidak bisa menyamakan, sebagai contoh, bicara lidah dengan kerohanian, bahkan dengan “Dipenuhi Roh.”

Kesalahan ini nyata dalam wilayah ibadah Kristen. Sebagian orang beribadah dengan menaikan tangan (kadang tanpa tahu alasannya). Saya tidak menentang hal ini. Sebagian lagi beribadah tanpa menaikan tangan (mungkin dengan alasan yang sama—kebiasaan atau budaya). Saya tidak punya masalah dengan hal ini. Tapi jika kita berani berkata bahwa tidak ada ibadah yang benar tanpa menaikan tangan, atau kita tidak bisa beribadah dengan menaikan tangan kita telah menyamakan bentuk dan fungsi, dan kita salah—apakah kita menaikan tangan atau tidak.

Sebagian orang mengatakan pada kita bahwa ibadah kita kurang emosi. Mungkin kita terlalu intelektual, atau terlalu banyak emosi, merupakan masalah budaya daripada mandate dan definisi Alkitab. Kita beribada kepada Tuhan “dalam Roh dan kebenaran” (John 4:23); itu meninggalkan banyak ruang untuk variasi bukan? Jika kita beribadah “dalam Roh dan kebenaran” dengan mengangkat tangan, baik, tapi jangan memandang rendah mereka yang beribadah “dalam Roh dan kebenaran” tanpa mengangkat tangan atau bersuara. Dan kita jangan memaksa orang beribada dengan cara kita, sepertinya cara kita lebih baik.

Banyak orang melihat ibadah Daud dihadapan mezbah saat dia berdansa dihadapan Tuhan. Mereka melihat ini suatu pola yang harus diikuti. Saya pikir kita bisa melihat itu bagi Daud sendiri tidak normal, jangankan orang Israel lain. Masalah anak perempuan Saul Michal bukannya gagal beribadah seperti yang Daud lakukan, tapi dia memandang rendah Daud karena cara dia beribadah, dan ini keluar dari kesombongan. Dia terlalu sombong untuk merendahkan diri dalam ibadah, seperti yang Daud lakukan (lihat 1 Chronicles 15:29).

Tapi melihat Daud, sebagian orang berpikir tindakannya merupakan suatu bentuk pembiaran dalam ibadah. Ibadah, bagi mereka, “membiarkan diri anda.” Bukan begitu. Paulus sangat jelas mengenai hal ini dalam 1 Corinthians. Orang Korintus “membiarkan diri mereka” dan mereka ditegur karena itu. Hal itu tidak terjadi dalam ibadah. Hanya karena seseorang ingin melakukan sesuatu tidak berarti dia harus melakukannya. Hanya dua atau tiga yang bernubuat atau bicara lidah, dan melakukannya hanya jika mereka tahu ada penerjemah hadir. Paulus mengajarkan peneguhan iman merupakan prinsip dalam partisipasi, bukan ekspresi diri. Paulus mengajarkan bahwa setiap hal harus dilakukan “secara sopan dan teratur” (1 Corinthians 14:40). Jika contoh Daud meninggalkan tempat untuk kreatifitas dan spontanitas, pengajaran Paulus membutuhkan disiplin dan keteraturan. Marilah kita jangan masuk kesalah satu ekstrem dan membuang prinsip lain dalam ibadah. Dan ada orang yang meninggalkan ibadah yang dingin untuk sesuatu yang spontan tapi ada juga yang bosan dengan ibadah yang tidak teratur dan menjalankan ibadah yang lebih serius.

Gereja kami punya keyakinan jelas tentang cara gereja dibentuk dan ibadah serta pelayanannya. Dengan kata lain, kami memiliki keyakinan kuat tentang “bentuk” yang sesuai Alkitab. Dengan mengatakan ini, saya juga harus mengatakan kami bisa saja memiliki bentuk yang tepat tapi kurang fungsi yang benar. Bentuk yang tepat tidak menjamin kerohanian, kesalehan atau ibadah. Demikian juga, ada gereja untuk alasan tertentu tidak memiliki bentuk yang sama dengan kami, tapi menunjukan fungsi yang benar. Secara praktek, sulit mendapatkan keduanya. Seringkali, kita bisa mempertahankan bentuk tanpa tahu sudah kehilangan fungsi. Mari kita melihat Ester sebagai peringatan bagi kita untuk tidak menyamakan bentuk dan fungsi, jangan pikir kita melakukan kegiatan yang benar, kita sudah hidup dalam hubungan yang benar dengan Tuhan.

Sangat menyedihkan saat orang Kristen menjadi terganggu dengan bentuk dan melupakan fungsi. Tapi lebih sedih lagi saat seseorang dalam hidup berpikir dia seorang Kristen karena telah melakukan bentuk tertentu. Sebagian mungkin berpikir demikian karena mereka berjalan dibangku gereja, mengangkat tangan, dibaptis, atau bergabung dengan suatu gereja, atau meletakan uang persembahan, dan mereka merasa diselamatkan. Menjadi orang Kristen bukan masalah bentuk tapi fungsi. Seorang Kristen adalah orang yang keluar dari gelap kepada terang, dari kematian kepada hidup, dari dihukum Tuhan menjadi dibenarkan oleh Tuhan. Menjadi seorang Kristen merupakan masalah kepercayaan pada Kristus. Dia mati disalib dikalvari untuk dosa kita. Dia menderita hukuman Tuhan menggantikan kita. Dan Dia menawarkan kebenaran pada kita, sehingga kita bisa ada dalam kekekalan bersama Tuhan. Apakah anda sudah memiliki hidup seperti ini? Jangan percaya bentuk. Percaya Kristus. Ritual tidak akan bisa membawa anda kesorga. Hanya Kristus yang bisa melakukan itu. Percaya hanya pada Kristus sekarang.


42 Apakah perkataannya tentang peristiwa baru-baru itu “semua yang telah terjadi padanya” menunjukan itu karena tindakannya semua hal itu terjadi, atau apakah itu menunjukan Mordekai terlalu berlebihan menilai diri dan bahaya yang dia hadapi?

43 Mervin Breneman, “Ezra, Nehemiah, Esther,” The New American Commentary (Broadman & Holman Publishers, 1993), p. 336, fn. 4.

44 Mervin Breneman, “Ezra, Nehemiah, and Esther,” The New American Commentary (Broadman & Holman Publishers, 1993), p. 338.

45 Joyce G. Baldwin, Esther: An Introduction and Commentary (Downers Grove: Inter-Varsity Press, 1984), p. 80.

46 Baldwin, p. 80.

47 In contrast, see the faith of godly men in Daniel 3:16-18; Romans 9:1-3; Philippians 1:21.

48 Cited by Baldwin, pp. 122-123. In this appendix, Baldwin provides us with the entire text of additions to the Greek manuscripts of Esther.

Passage: 
Taxonomy upgrade extras: 

4. Kegelisahan Di Susa (Esther 5:1-7:10)

Pendahuluan

Istri saya dibesarkan di Seattle, Washington, dan kami berdua masuk college disana. Dalam tahun-tahun permulaan Kota Seattle terjadi perubahan radikal sebagai hasil suatu rencana sederhana. Kami melihat ini sebagai rencana yang penting, walau kami tidak mengira akan mengubah keseluruhan kota. Rencana yang mengubah arah sejarah Seattle adalah toilet siram. Mungkin anda pernah mengunjungi Seattle dan berjalan-jalan dikota dimana keluarga dan saya tinggal beberapa tahun disana.

Bagaimana suatu toilet mengubah seluruh kota? Kota dengan beberapa bukit, Seattle terletak di Puget Sound. Permulaannya, Seattle merupakan kota memuat kayu dan dibangun dari laut pedalaman. Toilet siram lebih popular dari bangunan kecil dekat rumah, dan orang-orang mulai memperlengkapi rumah dan bisnis mereka dengan toilet. Tapi saat arus datang, toilet siram menjadi masalah di Seattle. Sayangnya, orang Seattle waktu lalu membuang kotoran di laut. Saat arus turun, tidak ada masalah, tapi saat arus masuk datang, toilet tertutup. Lebih buruk, mereka keluar.

Jelas, situasinya tidak bisa ditoleransi. Toilet dilantai atas atau rumah yang diatas tingkatan laut tidak terlalu bermasalah. Tapi toilet lain sangat bermasalah. Seseorang harus memanjat ketoilet saat ada dilantai bawah. Singkatnya, platforms dibangun untuk mengikuti naiknya laut. Akhirnya, diputuskan untuk menaikan dataran secara permanent. Karena banyak bangunan sudah ada, mereka hanya membangunnya lebih tinggi dan memenuhinya dengan tanah disekitar gedung, menaikan tingkatan dataran sekitar 10-a5 kaki. Kadang, lantai terbawah ditinggalkan. Selama tahun-tahun larangan, merka menggunakannya untuk ngobrol. Sekarang, kota telah merenovasi lantai bawah dan menciptakan kota bawah tanah untuk belanja, restaurant, dan tempat usaha lainnya.

Dilema Seattle menunjukan bagaimana sesuatu yang kelihatannya tidak penting bisa berdampak besar bagi keseluruhan kota. Tapi cerita dalam teks ini, memiliki kemiripan. Suatu malam yang menggelisahkan agar raja mengubah jalan sejarah dan menghasilkan keselamatan bagi orang Yahudi diseluruh kerajaan Persia. Kenyataannya, itu semua dalam pengaturan ilahi. Peristiwa yang membatalkan hukum yang dikeluarkan oleh Haman yang licik dengan menipu raja dan menyelamatkan nyawa orang Yahudi diseluruh kerajaan.

Cerita Ester menghadap raja dan seterusnya merupakan salah satu literature penting. Ceritanya dengan ahli digambarkan, membuat pembacanya menahan untuk melihat kejadian yang tak terduga. Tiba-tiba, jalan seluruh peristiwa dibalikan oleh raja, jadi Haman yang licik digantung ditiang gantungan yang dipersiapkan untuk Mordekai, dan orang yang ingin dibunuhnya diangkat menggantikan tempatnya. Ini bukan hanya cerita yang luar biasa dan diceritakan dengan luar biasa tapi juga merupakan pelajaran penting bagi kita.

Review Peristiwa

Vashti telah disingkirkan sebagai ratu, dan Ester telah dipilih raja untuk menggantikan tempatnya. Sesuai perintah Mordekai, Ester merahasiakan identitasnya sebagai orang Yahudi dan hubungannya dengan Mordekai. Kelompok perawan kedua dicoba oleh raja, dan Ester tidak dipanggil oleh raja selama 30 hari. Saat digerbang raja, Mordekai mengetahui rencana pembunuhan terhadap raja, dan melaporkannya kepada Ester. Dia kemudian memberitahukan kepada raja yang kemudian menyelidikinya dan menggantung kedua penghianat itu. Kesetiaan Mordekai dicatat, tapi untuk alasan tertentu tidak langsung diberi penghargaan.

Haman, orang yang sebelumnya tidak diketahui oleh kita, tiba-tiba dan tidak ada alasannya muncul dalam kekuasaan Kerajaan Persia, kedua dari raja. Raja meletakan seluruh kepercayaannya kepada Haman dan memberikannya seperti “cek kosong” untuk melakukan apapun yang dikehendakinya. Mordekai menolak untuk menghormati Haman seperti perintah raja. Saat ditegur oleh pelayan raja, dia menjelaskan hanya dengan identitasnya sebagai orang Yahudi. Pelayan ini melaporkan kepada Haman, yang kemudian membenci Mordekai dan seluruh bangsa Yahudi. Haman menunggu saat yang tepat untuk memusnahkan mereka semua. Dia mampu menipu raja dan mendapatkan kekuasaan untuk meluluskan hukum yang kemudian diberikan kepada bangsa Yahudi untuk dibinasakan dan merampas harta milik mereka.

Saat Mordekai sadar akan hal ini, dia dan orang Yahudi yang lain mulai berkabung didepan umum. Ester mencoba untuk menghentikannya. Saat Ester mengirim pelayan yang paling dipercayanya untuk bicara dengan Mordekai, dia diberitahu tentang semua yang telah terjadi dan diperintahkan oleh Mordekai untuk memohon pada raja. Ester menolak, menunjukan bahwa hal itu tidak mungkin dan sangat berbahaya. Hanya setelah Mordekai menekannya, Ester baru mau menghadap raja. Setelah 3 hari berpuasa, dia menghadap raja, mempertaruhkan nyawanya.

Mission Impossible

Sebelum memikirkan intrik disekitar kedua pesta Ester, mari kita melihat betapa sulitnya tugas ini. Anda mungkin ingat acara TV, “Mission Impossible,” dmana disetiap episode dimulai dengan situasi yang tidak mungkin dan tim dipanggil untuk menyelesaikannya. Halangannya sangat besar dan waktunya sedikit. Tugas Ester dalam teks ini merupakan impossible mission saat anda melihat halangan ini:

(1) Unutk bicara kepada raja, Ester harus melanggar hukum dan hukumannya adalah kematian. Agar Ester bisa menghadap raja, dia harus melanggar hukum dan membayar hal itu dengan nyawanya.

(2) Untuk menghadap raja, Ester harus mengakui dia telah menipu raja.. Haman membahayakan bangsa Yahudi dengan menipu raja. Sekarang Ester mencoba membujuk raja untuk mengampuni nyawanya dan bangsanya. Tapi untuk melakukan itu, dia harus mengakui dirinya seperti Haman, telah menipu raja. Dia mencapai kedudukannya sebagai ratu dengan merahasiakan keyahudiannya. Maka dari itu, menghadapnya Ester bisa membuat raja marah karena penipuan itu.

(3) Esther mencoba meyakinkan raja untuk membalikan hukum. Keputusan mengijinkan musuh orang Yahudi membunuh mereka dan merampas harta mereka sebagai hukum Persia dan Media, suatu hukum yang tidak bisa ditarik kembali (lihat 1:19; 3:10-11; 8:8). Itu tidak bisa dilakukan oleh raja.

(4) Esther menentang Haman, orang yang paling berkuasa dibumi saat itu. Raja memberikan kekuasaan yang besar kepada Haman, yang memampukan dia menetapkan hukum tanpa raja membacanya. Menghadap raja untuk melawan Haman, seorang kaya yang menjadi telinga raja, belum lagi adanya cincin raja.

(5) Esther merencanakan sesuatu yang akan menghantam kesombongannya. Haman telah menipu raja. Dia mendapatkan kepercayaan raja. Dia telah menggunakan itu untuk kepentingannya. Raja harus mengakui bahwa mengangkat Haman merupakan suatu kebodohan. Itu jelas berat bagi image dan ego raja.

Ester Menghadap Raja
(5:1-4)

1 Pada hari yang ketiga Ester mengenakan pakaian ratu, lalu berdirilah ia di pelataran dalam istana raja, tepat di depan istana raja. Raja bersemayam di atas takhta kerajaan di dalam istana, berhadapan dengan pintu istana itu. 2 Ketika raja melihat Ester, sang ratu, berdiri di pelataran, berkenanlah raja kepadanya, sehingga raja mengulurkan tongkat emas yang di tangannya ke arah Ester, lalu mendekatlah Ester dan menyentuh ujung tongkat itu. 3 Tanya raja kepadanya: Apa maksudmu, hai ratu Ester, dan apa keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan diberikan kepadamu. 4 Jawab Ester: Jikalau baik pada pemandangan raja, datanglah kiranya raja dengan Haman pada hari ini ke perjamuan yang diadakan oleh hamba bagi raja.”

Ini pasti suatu momen yang sangat menegangkan bagi Ester. Bisakah anda bayangkan penderitaan yang harus dijalani sebelumnya—memilih baju yang tepat, sepatu, dan gaya rambut yang tepat pada saat itu? Raja pasti terkejut melihatnya dan melihat dia sangat tertekan. Ester menyentuh hati raja, dan dia mengulurkan tongkatnya keEster, menyayangkan hidupnya. Mengetahui dia memiliki sesuatu untuk diminta, dia meyakinkan bahwa apapun yang diminta akan diberikan bahkan setengah kerajaanpun. Tapi Ester tidak menyatakan permintaannya—belum. Sebaliknya, dia mengundang raja dan perdana mentrinya, Haman, kepesta yang disiapkan bagi mereka. Ini pasti membutuhkan proses lain, memilih menu, anggur, dan lainnya. Jelas, Ester memilih hal yang disukai raja. Permintaan Ester tidak hanya itu. Mengundang raja kepesta sangat membahayakan hidupnya. Raja mengetahui dan mengerti bahwa dia belum siap menyatakan permintaannya. Jika raja hanya memiliki sedikit penasaran, penundaan Ester bisa menyebabkan raja lebih ingin tahu apa yang diinginkannya.

Kenapa menunda? Raja berjanji meluluskan permintaannya. Kenapa dia tidak langsung mengatakannya? Kenapa perlu drama? Sebenarnya, kita tidak tahu. Ester mungkin mempraktekan godaan wanitanya. Dia segan untuk meminta. Dia mungkin menunggu saat yang tepat. Satu hal yang cukup pasti—apa yang ingin dimintanya sangat sulit untuk dipenuhi raja. Tidak heran Ester tidak mau menghadap raja. Ini butuh suatu yang dramatis dan tidak biasa untuk bisa menyelamatkan bangsa Yahudi dari bahaya. Ini butuh mujizat. Kelihatannya Ester dan Mordekai tidak percaya akan mujizat. Tuhan akan mengadakan mujizat, bukan hasil iman manusia. Tangan Tuhan nyata bagi kita, bahkan itu tidak diharapkan oleh pahlawan kita atau diketahui seperti saat Tuhan menyelamatkan umatNya dari kematian.

Pesta Pertama
(5:5-8)

5 Maka titah raja: Suruhlah Haman datang dengan segera, supaya kami memenuhi permintaan Ester. Lalu raja datang dengan Haman ke perjamuan yang diadakan oleh Ester. 6 Sementara minum anggur bertanyalah raja kepada Ester: Apakah permintaanmu? Niscaya akan dikabulkan. Dan apakah keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan dipenuhi. 7 Maka jawab Ester: Permintaan dan keinginan hamba ialah: 8 Jikalau hamba mendapat kasih raja, dan jikalau baik pada pemandangan raja mengabulkan permintaan serta memenuhi keinginan hamba, datang pulalah kiranya raja dengan Haman ke perjamuan yang akan hamba adakan bagi raja dan Haman; maka besok akan hamba lakukan yang dikehendaki raja.”

Permintaan Ester agar raja dan Haman datang kepesta yang disediakannya. Dia pasti memilihkan kesukaan raja dan saat kemunculannya agar raja mau makan. Dia juga mengetahui peran dari pesta, karena sudah ada 4 pseta dalam pasal 1 dan 2. Saat ini biasanya digunakan untuk minum, dan anggur digunakan dalam bagian ini dan ditempat lain dalam Ester.49

Saat mereka minum anggur, sekali lagi raja meminta Ester menyatakan permintaannya. Sekali lagi, raja meyakinkan dia bahwa dia akan meluluskan apapun permintaan itu. Sekali lagi, Ester menolak. Teks tidak memberi petunjuk kenapa dia menundanya. Alasan penundaannya tidak sepenting penundaan itu. Karena selama penundaan ini, jarak antara pesta yang pertama dan kedua, agar Tuhan menyiapkan raja untuk bertindak seperti kehendakNya. Ester hanya meminta raja untuk datang kepesta berikutnya, yang sudah disiapkannya untuk hari berikut. Dari perkataannya kepada raja, jelas saat itu dia akan menyatakan permohonannya. Dengan mendatangi pesta kedua, raja meyakinkan lagi bahwa dia akan memberikan permintaannya. Kelihatannya Ester mencari kepastian dari raja bahwa permintaannya pasti dipenuhi. Penundaannya dan kepastian yang diulang (termasuk datang kepesta kedua) kelihatannya meneguhkan kepastian itu.

Hujan Mordecai saat Parade Haman
(5:9-14)

9 Pada hari itu keluarlah Haman dengan hati riang dan gembira; tetapi ketika Haman melihat Mordekhai ada di pintu gerbang istana raja, tidak bangkit dan tidak bergerak menghormati dia, maka sangat panaslah hati Haman kepada Mordekhai. 10 Tetapi Haman menahan hatinya, lalu pulanglah ia ke rumahnya dan menyuruh datang sahabat-sahabatnya dan Zeresh, isterinya. 11 Maka Haman menceriterakan kepada mereka itu besarnya kekayaannya, banyaknya anaknya laki-laki, dan segala kebesaran yang diberikan raja kepadanya serta kenaikan pangkatnya di atas para pembesar dan pegawai raja. 12 Lagi kata Haman: Tambahan pula tiada seorangpun diminta oleh Ester, sang ratu, untuk datang bersama-sama dengan raja ke perjamuan yang diadakannya, kecuali aku; dan untuk besokpun aku diundangnya bersama-sama dengan raja. 13 Akan tetapi semuanya itu tidak berguna bagiku, selama aku masih melihat si Mordekhai, si Yahudi itu, duduk di pintu gerbang istana raja. 14 Lalu kata Zeresh, isterinya, dan semua sahabatnya kepadanya: Suruhlah orang membuat tiang yang tingginya lima puluh hasta, dan persembahkanlah besok pagi kepada raja, supaya Mordekhai disulakan orang pada tiang itu; kemudian dapatlah engkau dengan bersukacita pergi bersama-sama dengan raja ke perjamuan itu. Hal itu dipandang baik oleh Haman, lalu ia menyuruh membuat tiang itu.

Saya tidak tahu maksud Ester mengundang Haman untuk bergabung dalam kedua pesta itu. Hal yang jelas adalah efek dari pesta itu bagi Haman. Dia bukan orang yang disukai. Dia sombong, licik dan penipu. Berada dalam pesta pertama Ester merupakan suatu yang luar biasa bagi Haman. Suatu keistimewaan bagi dia! Dia tidak hanya memenangkan hati dan kepercayaan raja; dia juga bisa (atau menurut dia) memenangkan hati ratu. Dia sedang naik.

Kepalanya berenang dari anggur dan kesombongan, Haman meninggalkan pesta kerumah. Tapi saat meninggalkan istana, dia keluar dari gerbang raja, dan disana selalu ada Mordekai. Raja dan ratu baru saja menghormati dia dengan mengundangnya kepesta. Sekarang, Haman melewati gerbang, Mordekai duduk disana. Dia tidak berdiri; dia bahkan tidak memandang orang yang sekarang ada diatas.

Mordekai salah. Dan Haman murka. Dia terlalu besar untuk membiarkan Yahudi ini membuat dirinya marah, dan dia menahan kemarahannya pulang kerumah. Dia membiarkan Mordekai untuk saat itu, tapi saatnya akan tiba. Itu mungkin beberapa bulan lagi, tapi saatnya akan tiba.

Saat pulang, Haman tidak sabar menceritakan kemuliaannya. Rumahnya adalah istananya, dan disana istri dan teman-temannya mau mengusap-usap egonya. Orang ini menikmati saat itu, duduk bersama teman dan keluarga membanggakan keagungannya. Dia menceritakan “kekayaan kemuliaannya” (5:11). Seseorang mungkin bertanya, berapa sering hal ini diceritakan. Tapi hal ini terlalu besar bagi Haman, dan dia harus menceritakannya lagi, tak diragukan dengan mendetil. Dia membanggakan kemuliaan yang didapatnya dari 10 anaknya. Dan menceritakan lagi semua kehormatan yang diberikan raja, pesta ini merupakan salah satu peristiwa besar. Dia menceritakan kalau raja mengangkat dia diatas semua orang. Dan akhirnya dia membanggakan diri terhadap pesta yang baru diikutinya dan pesta berikut dihari berikutnya. Betapa ini suatu kemuliaan baginya. Dia siap meledak dalam kesombongan.

Tapi mukanya langsung muram. Hari itu tidak seluruhnya berhasil. Seekor lalat dalam kebahagiaan Haman—Mordekai. Disamping kemuliaan itu, Mordekai menebar bayang dengan menolak mengakui kekuasaan dan otoritasnya. Kepuasan kesuksesan diganggu oleh pemberontakan seseorang, Mordekai orang Yahudi.

Solusinya sangat mudah bagi keluarga dan temannya—gantung Mordekai. Jangan tunggu saat itu dimana orang Yahudi dibunuh. Biarlah Mordekai menjadi “buah pertama” Biarkan Haman bicara kepada raja mengenai pemberontak ini dan langsung mematikannya. Jangan biarkan Mordekai merusak pesta berikutnya. Biarlah Haman membangun tiang gantung sebelum pesta. Kemudian dia bisa menikmati kemuliaan bersama raja dan ratu.

Ini merupakan ide bagus bagi Haman. Suatu solusi yang baik. Dia menjalankan saran itu dan membangun tiang gantung agar bisa siap besok pagi.

Kegelisahan dalam Susa
(6:1-14)

1 Pada malam itu juga raja tidak dapat tidur. Maka bertitahlah baginda membawa kitab pencatatan sejarah, lalu dibacakan di hadapan raja. 2 Dan di situ didapati suatu catatan tentang Mordekhai, yang pernah memberitahukan bahwa Bigtan dan Teresh, dua orang sida-sida raja yang termasuk golongan penjaga pintu, telah berikhtiar membunuh raja Ahasyweros. 3 Maka bertanyalah raja: Kehormatan dan kebesaran apakah yang dianugerahkan kepada Mordekhai oleh sebab perkara itu? Jawab para biduanda raja yang bertugas pada baginda: Kepadanya tidak dianugerahkan suatu apapun. 4 Maka bertanyalah raja: Siapakah itu yang ada di pelataran? Pada waktu itu Haman baru datang di pelataran luar istana raja untuk memberitahukan kepada baginda, bahwa ia hendak menyulakan Mordekhai pada tiang yang sudah didirikannya untuk dia. 5 Lalu jawab para biduanda raja kepada baginda: Itulah Haman, ia berdiri di pelataran. Maka titah raja: Suruhlah dia masuk. 6 Setelah Haman masuk, bertanyalah raja kepadanya: Apakah yang harus dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya? Kata Haman dalam hatinya: Kepada siapa lagi raja berkenan menganugerahkan kehormatan lebih dari kepadaku? 7 Oleh karena itu jawab Haman kepada raja: Mengenai orang yang raja berkenan menghormatinya, 8 hendaklah diambil pakaian kerajaan yang biasa dipakai oleh raja sendiri, dan lagi kuda yang biasa dikendarai oleh raja sendiri dan yang diberi mahkota kerajaan di kepalanya, 9 dan hendaklah diserahkan pakaian dan kuda itu ke tangan seorang dari antara para pembesar raja, orang-orang bangsawan, lalu hendaklah pakaian itu dikenakan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya, kemudian hendaklah ia diarak dengan mengendarai kuda itu melalui lapangan kota sedang orang berseru-seru di depannya: Beginilah dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya!

10 Maka titah raja kepada Haman: Segera ambillah pakaian dan kuda itu, seperti yang kaukatakan itu, dan lakukanlah demikian kepada Mordekhai, orang Yahudi, yang duduk di pintu gerbang istana. Sepatah katapun janganlah kaulalaikan dari pada segala yang kaukatakan itu. 11 Lalu Haman mengambil pakaian dan kuda itu, dan dikenakannya pakaian itu kepada Mordekhai, kemudian diaraknya Mordekhai melalui lapangan kota itu, sedang ia menyerukan di depannya: Beginilah dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya. 12 Kemudian kembalilah Mordekhai ke pintu gerbang istana raja, tetapi Haman bergesa-gesa pulang ke rumahnya dengan sedih hatinya dan berselubung kepalanya. 13 Dan Haman menceritakan kepada Zeresh, isterinya, dan kepada semua sahabatnya apa yang dialaminya. Maka kata para orang arif bijaksana dan Zeresh, isterinya, kepadanya: Jikalau Mordekhai, yang di depannya engkau sudah mulai jatuh, adalah keturunan Yahudi, maka engkau tidak akan sanggup melawan dia, malahan engkau akan jatuh benar-benar di depannya. 14 Selagi mereka itu bercakap-cakap dengan dia, datanglah sida-sida raja, lalu mengantarkan Haman dengan segera ke perjamuan yang diadakan oleh Ester.

Raja mendapat kegelisahan dalam tidurnya. Kita tidak tahu kenapa. Semua penyakit kecil yang kita lihat diiklan tv biasanya menyediakan solusi. Jika saya berimajinasi, menurut saya sepanjang malam raja terbangun oleh suara pembangunan—gergaji, palu, dan lainnya. Apakah tidak menarik (dan menghibur) jika raja terbangun karena suara tiang gantung yang dibuat Haman? Tentu, ini hanya spekulasi. Teks hanya memberitahukan pada kita kalau raja tidak bisa tertidur. Kita tidak tahu sumber insomnianya.

Raja dikenal sebagai seorang yang menghargai kesetiaan terhadap tahtanya. Dan kelihatannya Mordekai terlewati. Kesetiaannya dicatat dalam tulisan raja, saat raja mencarinya (2:23). Tapi untuk suatu alasan, tidak ada tindakan yang dibuat untuk memberi penghargaan bagi Mordekai. Dan sekarang raja tahu kenapa dia tidak bisa tidur. Dia berbaring dan tidur; meninju bantalnya. Akhirnya, dia memanggil pelayan untuk membaca tulisan raja. Itu bisa membuat semua orang tidur.

Dan apalagi yang dibacakan selain peristiwa dua orang pengkhianat berencana membunuh raja! Mordekai orang Yahudi ditulis sebagai pahlawan karena melaporkan hal ini. Raja berhutang nyawa pada Mordekai. Satu hal yang belum tertulis adalah penghargaan bagi Mordekai. Bagaimana ini bisa terabaikan? Saat raja bertanya penghargaan apa yang telah diberikan pada Mordekai, dia diberitahu kalau hal itu belum dilakukan. Hal ini selesai; raja melihat ini harus dibetulkan. Mordekai akan diberi penghargaan.

Disaat itu, raja mendengar seseorang baru datang. Raja memanggil pelayan untuk melihat siapa disana. Itu Haman. Haman dipanggil menghadap raja. Dia ingin sekali mengatakan kalimat yang mungkin sudah diulang-ulangi dirumah, kalimat untuk meyakinkan raja bahwa Mordekai seorang pemberontak dan mengancam kerajaannya. Tapi Haman belum bisa bicara sebelum raja bertanya. Raja bertanya pada Haman bagaimana seorang pelayan setia raja seharusnya dihormati.

Dibutakan oleh kesombongan, dia pikir hanya dia yang bisa dihormati raja. Lagi pula, dia baru pergi kepesta pertama, dan akan ikut lagi bersama raja dan ratu. Dia yakin bahwa dia yang akan diberi penghargaan, Haman mengusulkan suatu penghargaan yang akan menaikan egonya lebih jauh. Mimpi menjadi kenyataan. Dan sekarang dia ditanya bagaimana dia harus diberi penghargaan. Maka Haman menggambarkan detil penghargaan yang cocok bagi pelayan raja yang setia.

Kelihatannya Haman melihat penghargaan raja seperti setan melihat kemuliaan Tuhan. Haman melihat penghormatan seperti raja dihormati. Dia ingin memakai pakaian raja dan mengendarai kuda raja. Dia ingin memakai mahkota raja. Dia ingin berparade keliling kota agar mereka tunduk seperti halnya raja. Apakah ini bukan bukti Haman ingin jadi raja?

Ini akan menjadi hari yang mengejutkan bagi Haman. Seseorang pasti melihat wajah Haman bersinar saat raja mulai memerintahkan untuk menjalankan saran Haman. Dia mulai merasakan keagungan saat itu. Betapa suatu kejutan saat Haman menyadari bukan dia tapi Mordekai yang akan diberikan penghargaan itu, musuh yang paling dibencinya. Dan yang paling buruk, dia (“salah satu pangeran raja yang paling mulia,” ayat 9) harus menjalankan hal ini bagi Mordekai. Dia mendandani Mordekai seperti raja. Dia harus membawanya keliling kota. Dia harus menyerukan bahwa orang ini dihormati raja, orang yang ingin digantung pagi itu juga.

Tapi saat tahu Mordekai menerima hal ini, hal yang tidak ingin diberi kepada Haman. Hal ini tidak membuat kita menghargai Haman, tapi juga kita tidak bisa menilai Mordekai terlalu tinggi. Mordekai seorang munafik. Dia mau menerima apa yang tidak ingin dia beri—menghormati seseorang yang raja perintahkan untuk dihormati.

Saat dia pulang lebih cepat, kelihatan jelas hari Haman tidak berjalan baik. Hari sebelumnya dia pulang dengan kesombongan. Sekarang dia diam dan berduka seperti Mordekai sebelumnya. Dan jika dia ingin dihibur oleh keluarga dan temanya, ini juga tidak akan terjadi. Mereka tidak punya kata-kata penghiburan baginya, sebaliknya mereka melihat peristiwa ini sebagai nubuat peristiwa yang akan datang. Haman sudah jatuh dihadapan Mordekai orang Yahudi. Dan ini baru permulaan. Dia bukannya mengalahkan Mordekai, tapi Haman akan tunduk dihadapan Mordekai.

Saya akan mengemasi barang dan tinggal diluar untuk waktu yang lama. Tapi Haman tidak punya waktu. Kelihatannya perkataan kutuk telah diucapkan teman dan keluarganya saat pintu diketuk. Pelayan raja sudah datang untuk mengantar Haman kepesta. Dia terperangkap. Kehancurannya sudah jelas. Bahkan teman dan keluarganya bisa melihat itu. Orang pasti tidak berpikir kalau Haman pusat dari pesta kedua.

Esther Menyatakan Permohonannya dan Haman Kena Getahnya
(7:1-10)

1 Datanglah raja dengan Haman untuk dijamu oleh Ester, sang ratu. 2 Pada hari yang kedua itu, sementara minum anggur, bertanyalah pula raja kepada Ester: Apakah permintaanmu, hai ratu Ester? Niscaya akan dikabulkan. Dan apakah keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan dipenuhi. 3 Maka jawab Ester, sang ratu: Ya raja, jikalau hamba mendapat kasih raja dan jikalau baik pada pemandangan raja, karuniakanlah kiranya kepada hamba nyawa hamba atas permintaan hamba, dan bangsa hamba atas keinginan hamba. 4 Karena kami, hamba serta bangsa hamba, telah terjual untuk dipunahkan, dibunuh dan dibinasakan. Jikalau seandainya kami hanya dijual sebagai budak laki-laki dan perempuan, niscaya hamba akan berdiam diri, tetapi malapetaka ini tiada taranya di antara bencana yang menimpa raja. 5 Maka bertanyalah raja Ahasyweros kepada Ester, sang ratu: Siapakah orang itu dan di manakah dia yang hatinya mengandung niat akan berbuat demikian? 6 Lalu jawab Ester: Penganiaya dan musuh itu, ialah Haman, orang jahat ini! Maka Hamanpun sangatlah ketakutan di hadapan raja dan ratu. 7 Lalu bangkitlah raja dengan panas hatinya dari pada minum anggur dan keluar ke taman istana; akan tetapi Haman masih tinggal untuk memohon nyawanya kepada Ester, sang ratu, karena ia melihat, bahwa telah putus niat raja untuk mendatangkan celaka kepadanya. 8 Ketika raja kembali dari taman istana ke dalam ruangan minum anggur, maka Haman berlutut pada katil tempat Ester berbaring. Maka titah raja: Masih jugakah ia hendak menggagahi sang ratu di dalam istanaku sendiri? Tatkala titah raja itu keluar dari mulutnya, maka diselubungi oranglah muka Haman. 9 Sembah Harbona, salah seorang sida-sida yang di hadapan raja: Lagipula tiang yang dibuat Haman untuk Mordekhai, orang yang menyelamatkan raja dengan pemberitahuannya itu, telah berdiri di dekat rumah Haman, lima puluh hasta tingginya. Lalu titah raja: Sulakan dia pada tiang itu. 10 Kemudian Haman disulakan pada tiang yang didirikannya untuk Mordekhai. Maka surutlah panas hati raja.

Raja dan Haman datang kepesta Ester dan mulai minum (verse 1). Saat minum-minum (verse 2), hal permohonan Ester sekali lagi dikemukakan raja. Dia sangat ingin mendengar permintaan Ester, yang mungkin keluar dari keingintahuan dan sebagian dia melihat sesuatu yang serius mengganggu Ester. Perhatian ratu seharusnya jadi perhatian raja. Sekali lagi raja meyakinkan Ester dia akan mengabulkan permohonannya, bahkan sebelum dia memintanya.50

Kesombongan Haman membutakannya. Dia melihat Ester sebagai sekutu baru. Dia pikir raja sudah digenggamannya, tapi sekarang dia percaya juga memegang Ester. Jika dia bisa menguasai keduanya dengan kemampuannya, bagaimana dia bisa gagal mencapai apa yang diinginkannya? Dia gagal melihat bahwa Ester merupakan musuh utamanya. Dia tidak tahu kalau Ester seorang Yahudi, yang dihukum mati oleh hukum yang dibuatnya. Daripada merasa terancam, dia merasa aman didekat Ester. Kewaspadaannya menurun. Dengan sedikit minuman dan makanan, Haman melepaskan kewaspadaan. Jelas dia bingung dengan masalah ratu dan tidak tahu bahaya yang akan dinyatakan oleh ratu. Dia tidak melihat hal itu sampai saatnya sudah terlambat. Ratu Ester (itulah yang dinyatakan penulis disini) tidak menyatakan Haman sebagai masalah utamanya sampai disaat terakhir. Usahanya untuk menyelamatkan diri sudah terlambat.

Esther kemudian mengatakan pada raja hal yang seharusnya sudah diketahui, tapi karena kepercayaannya pada Haman, raja jadi tidak tahu apa-apa. Raja tidak tahu Haman bicara tentang orang Yahudi dan mereka dihukum mati oleh perintah Haman. Ester mengatakan pada Ahasuerus bahwa dia telah dijual, bersama dengan bangsanya, bukan kedalam perbudakan tapi kedalam kematian. Dia tidak akan mempermasalahkan hal pertama terjadi. Tapi dia dan bangsanya dijual untuk dibinasakan.

Kemarahan raja bangkit, dia siap memperbaiki situasi. Siapa yang bisa melakukan hal seperti ini kepada ratu? Orang seperti ini akan berhadapan dengannya; yang diperlukannya hanya sebuah nama dan dimana orang ini bisa ditemukan. Setelah membuat raja menunggu sebentar, Ester menunjuk nama orang itu—Haman terkejut dan takut. Ester menunjuk Haman sebagai musuh dan orang yang licik (7:6).

Raja terkejut dan marah. Tidak ada yang tahu berapa banyak anggur yang telah diminumnya, tapi itu mungkin memperlambat otaknya. Karena itu, dampak perkataan Ester tidak masuk betul. Maka raja keluar ketaman. Dia harus membersihkan pikirannya dan mencoba menangkap apa yang telah terjadi dana apa yang harus dilakukannya.

Walau belum terjadi apa-apa, Haman tetap bermasalah dengan raja. Tapi tangan pemeliharaan Tuhan belum selesai. Ahasuerus marah dan mungkin sedikit bingung. Haman ketakutan. Dia melihat kemarahan dimata raja, belum lagi mata Ester. Saat raja meninggalkan ruangan, Haman mengambil kesempatan terakhir untuk menyelamatkan dirinya. Dia mencoba membujuk Ester, yang sekarang jadi harapan satu-satunya. Dalam kepanikannya (dan mungkin minum terlalu banyak) Haman jatuh. Dia tidak hanya jatuh kelantai. Lebih dari itu, dia jatuh diatas tempat duduk Ester. Disaat yang sama sementara Haman berusaha keluar dari tempat Ester, raja kembali dan kemarahannya jadi lebih buruk—Sekarang Haman mencoba menyerang istrinya secara seksual, sang ratu.

Setelah hal ini tidak ada harapan bagi Haman. Pelayan raja menutupi wajah Haman dan akan dibawah keluar. Harbonah, salah satu pelayan raja, tahu kalau tiang gantungan telah dibangun untuk membunuh Mordekai. Dia kelihatan mengerti keadaannya dan memberitahu raja bahwa tiang gantung sudah siap digunakan—dirumah Haman—yang awalnya untuk membunuh Mordekai. Bagi Harbonah dan raja hal itu sangat bertepatan dan tiang itu digunakan untuk membunuh Haman. Dan demikianlah Haman digantung ditiang yang dibuatnya sendiri.

Kesimpulan

Kitab Ester diramu dengan kebenaran teologis dan implikasi praktis. Saat kita menyimpulkan, mari kita mempertimbangkan prinsip ini.

(1) Kemahakuasaaan Allah.

28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.(Romans 8:28).

Kitab Ester merupakan salah satu dari banyak contoh kebenaran Alkitab. Tuhan memiliki suatu rencana, rencana yang dibuatNya sebelum dunia ada. Dia terus mengerjakan rencanaNya dalam sejarah. Dia mempekerjakan orang kafir, seperti Haman dan Ahasuerus, yang motivasinya jauh dari saleh dan tindakannya tidak bisa dijadikan contoh. Dalam dosa manusia dan pemberontakan terhadap Dia dan umatNya, untuk menjalankan tujuannya. Tidak ada yang menghalangi atau membengkokan rencanaNya. Tuhan mengatur, bahkan saat manusia melakukan yang terbaik untuk menolak atau mengalahkan janji dan tujuanNya.

1 Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.(Proverbs 21:1).

10 Sesungguhnya panas hati manusia akan menjadi syukur bagi-Mu, dan sisa panas hati itu akan Kauperikatpinggangkan (Psalm 76:10).

22 Lagipula mereka merayakan hari raya Roti Tidak Beragi dengan sukacita, tujuh hari lamanya, karena TUHAN telah membuat mereka bersukacita; Ia telah memalingkan hati raja negeri Asyur kepada mereka, sehingga raja membantu mereka dalam pekerjaan membangun rumah Allah, yakni Allah Israel. (Ezra 6:22).

27 Terpujilah TUHAN, Allah nenek moyang kita, yang dengan demikian menggerakkan hati raja, sehingga ia menyemarakkan rumah TUHAN yang ada di Yerusalem (Ezra 7:27).

Ahasuerus, raja Persia, merupakan orang yang paling berkuasa didunia saat itu. Dia seorang yang berkuasa. Dan Kitab Ester menyatakan Tuhan adalah yang berkuasa sehingga Ahasuerus harus mengikuti tujuan Tuhan, dan ini termasuk keselamatan umatNya.

(2) Pemeliharaan Tuhan. Pemeliharaan Tuhan sangat berkaitan dengan kemahakuasaanNya. Kemahakuasaan Tuhan menunjuk pada kemandirian Tuhan dari manusia dan kuasa serta kemampuanNya untuk mencapai tujuanNya melalui manusia, yang diselamatkan atau tidak, yang taat atau tidak. Pemeliharaan Tuhan, menurut konsep ini yang saya mengerti, menunjuk pada cara Tuhan berkarya. Pemeliharaan Tuhan merupakan tangan yang tidak terlihat yang bekerja untuk mencapai tujuan dan janjiNya, tapi tidak diketahui sebagai karyaNya.

Apakah anda pernah melihat seseorang yang bekerja dengan keahlian tinggi? Mungkin seorang arti dengan kanvasnya. Itu mungkin pemahan seperti John Maurer digereja kami, yang tidak pernah membuang kayu untuk membuat suatu karya yang indah. Itu mungkin seorang pembela atau guru. Tapi melihat seseorang dengan keahliannya merupakan suatu kesenangan dan suatu kesan.

Tuhan merupakan manifestasi keahlian yang tertinggi. Dia yang berkarya. Tapi karyaNya hanya bisa dilihat melalui mata iman. Orang Kristen, yang mata rohaninya terbuka, melihat Tuhan berkarya dengan agung dan heran. Mata orang tidak percaya melihat hasil yang sama tapi gagal melihat karya Tuhan. Saat Tuhan berkarya untuk memelihara, kehendak dan tujuanNya pasti terlaksana dengan sempurna, tapi mereka yang tidak beriman, tidak bisa melihat perbuatan tanganNya, hanya melihat kekuatan alam atau keahlian manusia. Banyak orang melihat keselamatan orang Yahudi dalam kitab Ester hanya bisa melihat kecerdikan Ester dalam menipu raja.

Baik Ester, maupun Mordekai, juga sebagian besar orang Yahudi di Persia tidak mengetahui tangan Tuhan sedang bekerja ditengah mereka. Perlu kita pertimbangkan adalah perayaan dalam pasal-pasal ini sebelum menyelesaikan kitab ini. Sangat sayang melihat manusia gagal mengenali tangan pemeliharaan Allah dalam mencapai tujuanNya dimana orang tidak beriman tidak mengentahuinya.

Ini juga bisa terjadi pada orang Kristen. Abram meninggalkan Kanaan dan pergi ke Mesir karena kurang beriman. Dia mengatakan istrinya Sarai sebagai saudara perempuannya, setengah benar. Tuhan telah menjanjikan bahwa Mesias akan datang melalui Abram dan Sarai. Sepertinya Sarai akan menjadi istri Firaun, dan jika mengandung anak, itu pasti melalui raja kafir ini. Abram beberapa malam gelisah memikirkan apa yang terjadi dalam kamar Firaun. Tuhan bekerja untuk melindungi kemurnian Sarai dan janji tentang keturunan yang akan dikandung dari Abraham. Tapi saat itu, baik Abraham atau Sarai tidak bisa melihat hal ini karena dosa mereka. Maksud Tuhan tidak pernah gagal. Janji Tuhan pasti dipenuhi. Tapi saat kita gagal untuk percaya dan taat, kehidupan kita kelihatannya diatur oleh keadaan daripada Pencipta. Saat Tuhan berkarya dalam pemeliharaanNya, sering disebabkan oleh ketidakpercayaan atau ketidaktaatan. Dia tetap berkarya, tapi kita gagal mengenalinya. Jadi kita menghabiskan energi dalam kekhawatiran, penderitaan, dan perencanaan, berusaha menyelamatkan diri sendiri daripada menyerahkan diri pada Juruselamat.

Yakub lebih banyak menghabiskan hidupnya melawan Allah daripada tunduk padaNya. Tidak seperti Abraham, yang mau menyerahkan anaknya kepada Tuhan, Yakub berusaha menyelamatkan anaknya Benyamin dirumah daripada mengijinkannya pergi bersama saudaranya ke Mesir. Tuhan bekerja dalam hidup anak Yakub, tapi Yakub tidak melihatnya saat itu. Tuhan berkarya memelihara. Juga, saat kesembilan anaknya kembali dari Mesir dengan laporan bahwa Simeon tertinggal di Mesir, Yakub berkata, “Aku inilah yang menanggung segala-galanya itu ” (Genesis 42:36). Suatu pandangan yang sempit. Tapi itulah cara pandang orang yang tidak berjalan dalam iman, dan saat Tuhan sedang berkarya.

Dalam pasal kedua injil Yohanes, kita membaca bagaimana Yesus mengubah air menjadi anggur dipesta perkawinan di Kana. Hampir setiap orang menikmati “anggur yang lebih baik” yang Yesus buat, anggur terbaik biasanya ada diawalnya. Hanya murid Tuhan dan para pelayan yang menuangkan air yang tahu apa yang terjadi. Betapa lebih baik menjadi pelayan Tuhan kita untuk melihat tanganNya bekerja daripada jauh dariNya tapi menikmati keuntungan anugrahNya tanpa mengetahui Dia yang memberkati kita. Mereka yang ingin melihat tangan Tuhan bekerja salah mengira kalau Tuhan tidak berkarya, saat mereka seharusnya menyatakan mata terhadap hal rohani untuk melihat Tuhan berkarya.

(3) Kitab Ester mengingatkan kita bahwa Tuhan melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan, menggunakan tindakan kita untuk mencapai tujuan supernaturalNya. Saat saya membaca pasal ini dalam kitab Ester, saya lebih terkesan dengan apa yang tidak Ester dan Mordekai lakukan dan apa yang Tuhan lakukan. Mereka tidak punya control atas penglihatan raja mengenai kesetiaan Mordekai sehingga tidak langsung diberi penghargaan disaat itu. Mereka tidak menyebabkan raja gelisah disuatu malam. Mereka tidak menentukan tulisan raja mana yang akan dibaca raja dan memasukan kejadian Mordekai dalam pembacaan itu. Mereka tidak menyebabkan Haman terjatuh diatas tempat Ester disaat raja kembali keruangan. Mereka tidak menyuruh Harbonah untuk mengusulkan agar raja menggunakan tiang gantung Haman sendiri untuk mengeksekusinya.

Apa yang tidak bisa dilakukan manusia dan yang tidak dilakukan menentukan hasil permohonan Ester dihadapan raja. Bukan karena Ester menggunakan teknik yang tepat, tapi Tuhan menggunakan usahanya untuk mencapai rencana dan tujuanNya. Untuk alasan yang tidak dijelaskan, Ester memilih untuk tidak menyatakan permohonannya sampai pesta yang kedua dihari berikut. Tapi diwaktu itu, Tuhan memberikan raja malam yang menggelisahkan dan mengingatkannya dari tulisannya sendiri bahwa Mordekai, seorang Yahudi, merupakan warga Negara yang setia dan dia berhutang nyawa. Dan ini terjadi disaat yang tepat dimana Haman berusama menuduhnya atas ketidak setiaan dan ingin menggantungnya.

Tuhan kita memberikan tugas tertentu untuk dicapai. Dia telah membuat perintah tertentu untuk kita taati. Tapi bukan dari kesempurnaan motivasi atau ketaatan kita yang membuat tujuan Tuhan tercapai, karena pekerjaan kita tidak pernah bebas dari noda dosa. Tuhan melalui usaha kita, turut campur secara supernatural sehingga hasil supernatural muncul. Saat kita bersaksi pada orang yang belum percaya, bukan logika kita, atau penampilan, atau teknik yang menyelamatkan. Itu karya Roh Tuhan, yang meyakinkan dan menyatakan dosa, kebenaran, dan penghakiman. Tuhan melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan untuk melaksanakan tujuanNya. Tapi ini bukan berarti kita pasif. Ini artinya kita melakukan apa yang Dia perintahkan, mengetahui bahwa itu tidak pernah cukup. Inilah alasan kita taat pada perintahNya dan berdoa dalam iman bahwa Dia akan menyelesaikan apa yang direncanakan dan dijanjikanNya. Tuhan menggunakan apa yang kita lakukan, melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan, untuk mencapai tujuanNya.

(4) Kitab Ester mengajarkan kita bahwa waktu Tuhan itu sempurna. Dalam kitab Ester, waktu sangat menentukan, dan selalu sempurna. Dalam peristiwa alami, Ester akan mengatakan pada raja (dan semua orang akan melakukan yang sama) bahwa dia adalah seorang Yahudi, tapi timing dalam cerita kita tidak seperti itu sehingga dia tidak mengatakan sebelum Haman dinyatakan sebagai penjahat. Mordekai seharusnya diberi penghargaan disaat dia memperingatkan raja akan rencana pembunuhan. Untuk alasan yang tidak dijelaskan, hal itu ditulis dalam tulisan raja, tapi tidak ada tindakan untuk Mordekai. Insomnia raja muncul disaat yang tepat sehingga sebelum Haman datang menuduh Mordekai untuk dihukum, kesetiaan Mordekai dinyatakan pada raja dari catatannya sendiri. Dan Haman menjatuhkan diri (atau tidak sengaja) ke Ratu Ester saat sedang bersandar disaat raja kembali, jadi dia melihat itu seperti usaha mengganggu ratu.

Waktu Tuhan dalam kitab Ester, dan dalam hidup kita, selalu sempurna. Berapa sering kita berpikir bahwa Tuhan tidak mendengar doa kita karena dia tidak menjawabnya diwaktu yang kita tentukan. Satu pertanyaan umum ditanyakan dalam Mazmur, “Berapa lama . . .?”51 Kita sering bertanya kenapa Tuhan tidak kembali lebih cepat atau kenapa kita tidak dihargai untuk kerja keras kita dikantor. Jawaban untuk hal ini akan didapat diwaktu yang ditentukan Tuhan, dan waktuNya selalu sempurna.

(5) “Satu hari bisa membuat perbedaan.” Sebagian dari anda mungkin ingat perkataan dalam lagu lama. Walau penulis lagu sekuler ini tidak bermaksud mengajarkan kita teologi, kata-katanya tepat terutama dalam kitab Ester dan dalam kehidupan orang Kristen. Pikirkan ini: satu hari Haman merupakan orang terkaya dan paling berkuasa didunia. Dia duduk dipesta dengan raja dan ratu yang paling berkuasa dibumi saat itu, menyombongkan keagungan yang didapatnya. Hari berikutnya orang ini diambil kekuasaan dan kekayaannya, kepalanya diselubungi, dan dia dibawa ketiang gantung yang direncanakan untuk menggantung musuhnya.

(6) Kitab Ester seharusnya dilihat ssat kita ingin berespon dengan cara yang Alkitabiah terhadap kejahatan aborsi. Kita bisa melihat parallel antara hukum yang diberikan Haman untuk melegalisasi pembantaian orang Yahudi dan hukum dinegara kita yang melegalisasi pembantaian hidup yang masih dalam kandungan. Ester dan Mordekai bukan teladan yang bisa kita tiru. Mereka contoh negative. Mereka mengingatkan kita bahwa Tuhan mempu menyelamatkan hidup melalui campur tangan ilahi dalam kehidupan manusia, mempekerjakan orang jahat dan mengubah pemikiran penguasa kafir. Kitab Ester juga menyatakan bahwa menyelamatkan hidup yang tidak bersalah tidak memerlukan kebohongan. Sering kali usaha anti aborsi menjalankan metode penipuan, membenarkan ketidakjujuran sebagai hal benar untuk mencapai tujuan. Teks ini tidak mengajarkan bahwa penipuan merupakan cara yang benar saat berhadapan dengan kejahatan, walau kita berpikir bisa menghasilkan apa yang menurut kita kebaikan.

(7) Kitab Ester mengingatkan kita tentang kenyataan dan kepastian hukuman setimpal dari ilahi. Retribusi artinya “mendapat apa yang seharusnya.” Istilah sekarang “apa yang ditabur itu yang dituai.” Berabad-abad lalu, raja kafir mengatakan hal ini setelah dikalahkan oleh Israel:

5 Di Bezek mereka menjumpai Adoni-Bezek dan berperang melawan dia, dan mereka memukul kalah orang Kanaan dan orang Feris. 6 Tetapi Adoni-Bezek melarikan diri, lalu mereka mengejarnya, menangkapnya dan memotong ibu jari dari tangannya dan dari kakinya. 7 Kata Adoni-Bezek: Ada tujuh puluh raja dengan terpotong ibu jari tangan dan kakinya memungut sisa-sisa makanan di bawah mejaku; sesuai dengan yang kulakukan itu, demikianlah dibalaskan Allah kepadaku. Kemudian ia dibawa ke Yerusalem dan mati di sana (Judges 1:5-7).

Adoni-bezek menerima perlakuan yang sama seperti yang dia berikan pada orang yang dikalahkan. Karena caranya memperlakukan mereka yang kalah perang, dia tidak bisa berdebat dengan perlakuan yang diterimanya dari orang Israel. Dia menerima hukuman setimpal dari ilahi.

Banyak orang menolak penghukuman ilahi karena menurut mereka itu tidak adil. Hukuman setimpal itu adil. Hukuman setimpal menunjukan orang akan mendapat apa yang mereka tabur, tidak lebih dan tidak kurang. Keadilan dan hukuman setimpal sejalan, mereka hampir sama. Tuhan itu adil, karena itu Dia mengadili manusia menurut perbuatan mereka (John 5:28-29; Romans 2:5-10; Revelation 20:12-13). Ini artinya beberapa akan menderita lebih dari yang lain dikekekalan (Luke 12:42-48). Ini juga berarti orang Kristen akan dihargai secara individu, menurut apa yang telah mereka lakukan. Saat manusia dihukum oleh Tuhan, Tuhan dipuji karena memberikan apa yang patut mereka dapatkan (Revelation 16:4-7). Tuhan menghukum setimpal perbuatan (Jeremiah 51:56), dan Dia memperlakukan manusia agar mendapat apa yang seharusnya didapat (Proverbs 1:24-33; 5:21-23; 14:14). Dalam istilah Alkitab, apa yang ditabur manusia itu yang dituai (Galatians 6:7; lihat juga 2 Corinthians 9:6). Haman menuai apa yang dia tuai, demikian juga dengan kita.

Akhirnya, mereka yang menolak Tuhan akan tunduk padaNya. Haman, dalam merencanakan untuk membinasakan orang Yahudi, tidak hanya menantang Perjanjian Abraham yang dinyatakan pertama kali dalam Genesis 12:1-3, dia juga menantang Tuhan. Saat Haman terpaksa “memuliakan” Mordekai atas perintah raja, dia menggambarkan kepada kita bahwa yang melawan Allah pada akhirnya akan memuliakanNya:

9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 11 dan segala lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Philippians 2:9-11).

Jangan kita menipu diri atas fakta ini. Suatu hari setiap orang yang hidup akan berlutut dihadapan Juruselamat kita dan mengakuiNya sebagai Tuhan. Orang yang tidak percaya akan melakukannya dengan tidak rela, orang kudus akan melakukannya dengan sukacita. Saya berdoa agar anda diantara yang terakhir.

Dari cerita Haman kita diperingatkan bahwa orang jahat hanya makmur sementara, tapi mereka akan disingkirkan dalam penghukuman, dalam sekejab:

10 Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air yang berlimpah-limpah. 11 Dan mereka berkata: Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi? 12 Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya! 13 Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah. 14 Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi. 15 Seandainya aku berkata: Aku mau berkata-kata seperti itu, maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu. 16 Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku, 17 sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka. 18 Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur. 19 Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan! 20 Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina. (Psalm 73:10-20).

(8) Jika Kitab Ester mengajarkan kita tentang penghukuman ilahi, ini juga memberitahukan kita tentang keselamatan ilahi. Selain dosa orang Yahudi, termasuk Ester dan Mordekai, Tuhan menyelamatkan mereka dari kehancuran yang disiapkan Haman bagi mereka. Sukacita Tuhan tidak ditemukan dalam penghukuman orang jahat tapi dalam keselamatan orang berdosa agar mereka bisa bersama denganNya dalam kekekalan. Mari saya tekankan beberapa pelajaran dari Ester mengenai keselamatan ilahi.

(a) Keselamatan itu dari Tuhan. Orang Yahudi diselamatkan, bukan karena Ester dan Mordekai (atau orang Yahudi lainnya) benar, tapi karena Tuhan setia pada perjanjianNay dengan orang Yahudi. Secerdik-cerdiknya Ester berhubungan dengan raja dan Haman, teks menunjukan bahwa Tuhan bekerja untuk membawa keselamatan bagi orang Yahudi.

(b) Keselamatan datang melalui cara yang pertamanya kelihatan membawa kepada kehancuran. Usaha Haman untuk membinasakan orang Yahudi merupakan bagian dari proses keselamatan Tuhan. Jelas, Mordekai dan Ester berpikir kalau mereka akan binasa. Itu terlihat demikian. Tapi Tuhan memiliki rencana lain. Yunus diselamatkan dengan ditelan ikan besar. Pertamanya, kelihatannya Yunus akan mati, tapi pada akhirnya Tuhan menyelamatkan nyawanya. Orang Yahudi kelihatannya akan binasa saat mereka diangkut kepembuangan oleh orang Babilon. Tapi pada akhirnya ini merupakan cara Tuhan menyelamatkan umatNya, walaupun itu terlihat akan binasa. Keselamatan kita datang melalui kematian, penguburan, dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Pertamanya, bahkan para murid berpikir ini sudah berakhir saat Juruselamat disalib. Tapi Tuhan memiliki rencana lain. Dengan merelakan AnakNya untuk mati, dan membangkitkanNya dari kematian, Tuhan membuat kita bisa mendapat pengampunan dosa dan hidup yang kekal. Kita hidup melalui kematian, dalam Kristus. Kita mendapat hidup melalui kehilangan, dalam Kristus. Keselamatan datang melalui yang kelihatannya kehancuran.

(c) Keselamatan dimungkinkan oleh Tuhan, yang mengijinkan pria dan wanita yang tidak layak karena dosa untuk mendekat padaNya saat ini artinya kematian bagi kita. Dosa memisahkan manusia dari Tuhan. Tuhan tidak bisa berdiam didalam dosa manusia atau manusia mendekati Tuhan yang kudus. Kita melihat hal ini diilustrasikan oleh raja Ahasuerus. Hukum mensyaratkan bahwa tidak ada yang bisa menghadap kecuali diundang olehnya. Mereka yang datang tanpa diundang akan dihukum mati, kecuali raja mengulurkan tongkatnya dan menyelamatkan hidupnya. Kita tidak bisa mendekati Tuhan diluar anugrahNya kepada kita sehingga kita bisa masuk kehadiratNya. Dan ini bisa kita lakukan hanya karena Dia mengulurkan pada kita DiriNya dalam kedatangan Kristus Yesus. Dalam kebenaran Yesus Kristus, kita bisa mendekati Tuhan dengan keberanian.

(d) Raja menyelamatkan orang Yahudi untuk Ester. Saat saya membaca kitab Ester, saya melihat raja menyelamatkan nyawa Ester terlebih dulu karena dia mencintainya. Dan karena dia mencintai Ester, Dia menyelamatkan mereka yang ada dalam permohonannya—bangsanya. Tuhan menyelamatkan kita karena Kristus, karena kasihNya kepada AnakNya, Yesus Kristus. Tuhan Yesus Kristus menghadap Bapa dan memohon bagi kita. Ini karena Juruselamat, kita bisa menerima berkat Tuhan.

Apakah anda sudah berhenti melawan Tuhan dan menerima perjanjian pengampunan, keselamatan, dan persekutuan? Saya berdoa supaya anda sudah melakukannya. Dan jika belum, saya berdoa agar sekarang anda menerima anugrah keselamatan, yang sudah Tuhan sediakan melalui pengorbanan kematian AnakNya, Yesus Kristus.


49 Sebelumnya, raja memanggil Ester saat hatinya “gembira karena anggur” (1:10). Saat raja dan Haman minum anggur dipesta Esterlah raja menanyakan Ester apa permintaannya. Dipesta kedua, diceritakan bahwa raja dan Haman “minum anggur dengan Ester” (7:1), dan setelah Ester menyatakan Haman sebagai “musuh” orang Yahudi dan raja, diceritakan bahwa raja bangkita dalam kemarahan “daripada minum anggur” (7:7). Apakah Ester berpikir bahwa sedikit anggur bisa membuat raja bertindak sesuai keinginannya?

50 Raja kelihatannya memiliki jiwa yang bisa mempercayai. Dia mempercayai Haman dengan cincin dan mengijinkan Haman bertindak sendiri, dan dia berjanji memberikan Ester apapun yang dimintanya tanpa mengetahui apa yang diinginkannya. Kepercayaannya yang salah pada Hamanlah yang hampir membuat dia bermasalah besar.

51 Psalm 4:2; 6:3; 13:1-2; 35:17; 62:3; 74:9-10; 79:5; 80:4; 89:46; 94:3; lihat juga Isaiah 6:11; Habakkuk 1:2; Zechariah 1:12.

Passage: 
Taxonomy upgrade extras: 

5. Pesta Purim: Mardi Gras Orang Yahudi (Esther 8:1?10:3)

Pendahuluan

“Semua berakhir baik”. Jika ini yang terjadi, akhir dari Kitab Ester sangat penting bagi kita untuk mengerti kitab dan pesannya. Bagaimana akhir dari kitab Ester? Apakah berakhir baik? Menurut pendapat saya, tidak. Mordekai kelihatannya menjadi seperti Don Knotts, yang memerankan peran bintang dalam suatu film lama berjudul, “The Love God.” Kita dengan mudah membayangkan Don Knotts sebagai penerbit majalah burung. Itu sesuai dengan pengenalan kita. Tapi saat pemilik publikasi kehilangan ijin, dia memasukan Don Knotts kedalam penerbitan majalah baru dan menjadikannya symbol seks pria. Saudara sekalian sejujurnya, pandangan saya terhadap Don Knotts jauh dari symbol seks. Tapi dikeseluruhan film, Don dikelilingi oleh wanita. Humor film ini terletak pada ketidaksesuaian seluruh situasinya.

Mordecai adalah “Don Knotts” kitab Ester. Dia jauh dari seorang yang didalam Tuhan dan jauh sekali untuk bisa dikatakan pemimpin rohani. Mordekai tidak ada tempat dalam hall of faith seperti dalam Hebrews 11. Dan, kelihatannya ini cara dia digambarkan dalam pasal penutup kitab Ester. Kitab Ester tidak menyebut satupun kata Tuhan, tapi juga tidak bisa bicara banyak tentang Mordekai. Sebagian besar orang Kristen menerima Mordekai tanpa pikir dua kali. Walau sejumlah “kesulitan” harus dijelaskan agar bisa meninggikan Mordekai, beberapa hal kelihatan bermasalah.

Tiga pasal terakhir kitab Ester membawa 3 tema utama.

(1) Orang Yahudi di kerajaan Persia dan kemenangan besar mereka atas musuh.

(2) Dua bintang dalam Kitab Ester, Ester dan Mordekai.

(3) Asal mula Pesta Purim, yang dirayakan orang Yahudi sampai saat ini.

Setiap tema berusaha menimbulkan citra positif. Kita berusaha untuk bersukacita untuk dan bersama dengan orang Yahudi saat mereka mengalahkan dan membinasakan musuh mereka. Kita ingin mengaggumi Ester dan Mordekai sebagai pahlawan dan teladan yang kita tiru. Kita cenderung berpikir bahwa Pesta Purim sebagai salah satu pesta orang Yahudi seperti Paskah dan Pentakosta. Tapi ada yang salah dengan penggambaran setiap tema ini.

Pertama, saya cenderung berpikir bahwa penulis Kitab Ester membengkokan perspektif terhadap Ester, Mordekai, dan peristiwa sekitar orang Yahudi yang tetap dikerajaan Persia. Ini tetap suatu kemungkinan. Tapi saya lebih cenderung percaya bahwa penulis kitab Ester mengerti situasi Persia, dan tulisan ini sangat akurat menggambarkan ketidakpercayaan dan ketidaktaatan orang Yahudi yang tetap disana daripada kembali keYudea dan Yerusalem bersama dengan Yahudi yang tersisa disana. Penulis menghindar untuk mengatakan Yerusalem, Hukum, pengajaran nabi, doa, atau bahkan kata Tuhan sendiri. Saya percaya dia bicara banyak dalam diamnya itu. Dan saat dia bicara berseri-seri tentang Ester dan Mordekai, dia melakukan itu dengan lidah dipipi. Penulis menyediakan kita informasi lebih dari cukup untuk menyimpulkan bahwa keberhasilan dan pentingnya “pahlawan” dan “pahlawan wanita” dalam kitab ini sama sekali bukan pahlawan. Saat kita belajar pasal akhir ini, mari kita mendasari kesimpulan atas apa yang dikatakan, melihat itu dari nilainya. Kitab ini banyak bicara tentang orang Yahudi dimasa lalu, masa PL, dan dimasa kita. Tapi juga bicara tentang orang yang mengaku percaya Kristus.

Mordecai Menggantikan Haman
(8:1-2)

1 Pada hari itu juga raja Ahasyweros mengaruniakan harta milik Haman, seteru orang Yahudi, kepada Ester, sang ratu, dan Mordekhai masuk menghadap raja, karena Ester telah memberitahukan apa pertalian Mordekhai dengan dia. 2 Maka raja mencabut cincin meterai yang diambil dari pada Haman, lalu diserahkannya kepada Mordekhai; dan Mordekhai diangkat oleh Ester menjadi kuasa atas harta milik Haman.

Kita seharusnya tidak terkejut akan kejatuhan Haman. Dari Kitab Amsal, kita sudah melihat kalau dia pasti kalah:

22 Orang fasik tertangkap dalam kejahatannya, dan terjerat dalam tali dosanya sendiri. (Proverbs 5:22).

27 Takut akan TUHAN memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek (Proverbs 10:27).

5 Jalan orang saleh diratakan oleh kebenarannya, tetapi orang fasik jatuh karena kefasikannya (Proverbs 11:5).

22 Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar (Proverbs 13:22).

Bahkan tidak mengejutkan melihat raja Ahasuerus memberikan semua milik Haman kepada Ester dan melihat Ester mengangkat Mordekai mengatur rumah Haman. Terdapat keadilan disini, walau saya tidak mau terlalu cepat berpikir kalau Mordekai adalah orang benar dalam Amsal. Saya terkejut membaca raja menyerahkan cincinnya kepada Mordekai dihari yang sama saat dia mengambilnya dari Haman. Seorang mungkin berpikir kalau raja sudah belajar untuk tidak mempercayakan seseorang suatu cek kosong dari cincin itu. Seseorang setidaknya berharap raja menunggu sampai mengenal Mordekai lebih baik. Tapi Ahasuerus kelihatan bertindak terburu-buru saat itu (tidak seperti dipasal 1).

Ester Menghadap Kedua kalinya—Permohonan Dikabulkan
(8:3-8)

3 Kemudian Ester berkata lagi kepada raja sambil sujud pada kakinya dan menangis memohon karunianya, supaya dibatalkannya maksud jahat Haman, orang Agag itu, serta rancangan yang sudah dibuatnya terhadap orang Yahudi. 4 Maka raja mengulurkan tongkat emas kepada Ester, lalu bangkitlah Ester dan berdiri di hadapan raja, 5 serta sembahnya: Jikalau baik pada pemandangan raja dan jikalau hamba mendapat kasih raja, dan hal ini kiranya dipandang benar oleh raja dan raja berkenan kepada hamba, maka hendaklah dikeluarkan surat titah untuk menarik kembali surat-surat yang berisi rancangan Haman bin Hamedata, orang Agag itu, yang ditulisnya untuk membinasakan orang Yahudi di dalam semua daerah kerajaan. 6 Karena bagaimana hamba dapat melihat malapetaka yang menimpa bangsa hamba dan bagaimana hamba dapat melihat kebinasaan sanak saudara hamba? 7 Maka jawab raja Ahasyweros kepada Ester, sang ratu, serta kepada Mordekhai, orang Yahudi itu: Harta milik Haman telah kukaruniakan kepada Ester, dan Haman sendiri telah disulakan pada tiang karena ia sudah mengacungkan tangannya kepada orang Yahudi. 8 Tuliskanlah atas nama raja apa yang kamu pandang baik tentang orang Yahudi dan meteraikanlah surat itu dengan cincin meterai raja, karena surat yang dituliskan atas nama raja dan dimeteraikan dengan cincin meterai raja tidak dapat ditarik kembali.”

Saat Ester mempertaruhkan nyawanya dengan menghadap tanpa diundang dihadapan raja, dia tidak hanya meminta keselamatan dirinya, tapi bagi seluruh bangsa Yahudi. Tapi, saat raja bertindak, itu hanya untuk Ester. Menghadap kedua kali tanpa diundang ini diperlukan, untuk membalikan keputusan Haman agar orang Yahudi tidak dibinasakan.

Saya tidak terganggu melihat Ester menghadap raja untuk keselamatan bangsa Yahudi. Dan itu merupakan tindakan mulia. Hal yang mengganggu saya adalah dasar permohonan yang dicatat dalam ayat 5 dan 6. Bagaimana seharusnya Yahudi saleh memohon pada raja? Saya berharap melihat seorang seperti Daniel memohon pada raja atas dasar Perjanjian Abraham yang ditulis dalam Genesis 12:

1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; 2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” (Genesis 12:1-3).

Tuhan berjanji untuk mengutuk mereka yang mengutuk keturunan Abraham dan memberkati mereka yang memberkatinya. Jika raja mengijinkan orang Yahudi dibinasakan, dia jelas mengutuk keturunan Abraham dan akan membawanya kepada penghukuman ilahi. Atas dasar Perjanjian Abraham, Ahasuerus seharusnya tidak mengijinkan orang Yahudi disakiti tapi melindungi dan memberkati mereka. Ini untuk keuntungan kerajaannya.

Esther tidak merujuk pada Firman Tuhan. Dia bahkan tidak memohon kepada raja dalam hal benar atau salah. Dia memohon atas dasar cinta terhadap dia dan atas pengaruh kehancuran bangsa terhadap dirinya. Dia tidak tahu bagaimana bisa tahan melihat bangsanya dibantai. Rencana Haman akan menghancurkan hatinya. Jika raja ingin menikmati hubungannya dengan Ester seperti sebelumnya, dia tidak akan mengijinkan hal itu menghancurkan Ester. Saya tidak berani berkata ini “taking the high road,” kalau bicara secara moral.

Ini berhasil. Raja mengingatkan Ester akan cintanya, dan bisa dilihat dari Haman digantung dan memberikan seluruh kekayaannya, dan ini karena usaha jahatnya terhadap orang Yahudi (verse 7). Dan dia lebih jauh memberikan Ester dan Mordekai52 ijin untuk mengeluarkan hukum yang membalikan hukum yang dikeluarkan Haman atas nama raja. Mordekai diberi ijin untuk membuat hukum dan mensahkannya dengan cincin raja, membuat itu resmi dan tidak bisa ditarik kembali. Sekali lagi, raja tidak meminta untuk melihat hukum itu sebelum dijalankan atau diimplementasikan. Ini jelas bukan orang yang sama bangsawan yang sebelumnya memberikan pertimbangan, yang mempertimbangkan implikasi hukum (lihat chapter 1, verses 13-22).

Keputusan Ester dan Mordekai
(8:9-14)

9 Pada waktu itu juga dipanggillah para panitera raja, dalam bulan yang ketiga--yakni bulan Siwan--pada tanggal dua puluh tiga, dan sesuai dengan segala yang diperintahkan Mordekhai ditulislah surat kepada orang Yahudi, dan kepada para wakil pemerintah, para bupati dan para pembesar daerah, dari India sampai ke Etiopia, seratus dua puluh tujuh daerah, kepada tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan kepada tiap-tiap bangsa menurut bahasanya, dan juga kepada orang Yahudi menurut tulisan dan bahasanya. 10 Maka ditulislah pesan atas nama raja Ahasyweros dan dimeterai dengan cincin meterai raja, lalu dengan perantaraan pesuruh-pesuruh cepat yang berkuda, yang mengendarai kuda kerajaan yang tangkas yang diternakkan di pekudaan, dikirimkanlah surat-surat 11 yang isinya: raja mengizinkan orang Yahudi di tiap-tiap kota untuk berkumpul dan mempertahankan nyawanya serta memunahkan, membunuh atau membinasakan segala tentara, bahkan anak-anak dan perempuan-perempuan, dari bangsa dan daerah yang hendak menyerang mereka, dan untuk merampas harta miliknya, 12 pada hari yang sama di segala daerah raja Ahasyweros, pada tanggal tiga belas bulan yang kedua belas, yakni bulan Adar. 13 Salinan pesan tertulis itu harus diundangkan di tiap-tiap daerah, lalu diumumkan kepada segala bangsa, dan orang Yahudi harus bersiap-siap untuk hari itu akan melakukan pembalasan kepada musuhnya. 14 Maka dengan terburu-buru dan tergesa-gesa berangkatlah pesuruh-pesuruh cepat yang mengendarai kuda kerajaan yang tangkas itu, atas titah raja, dan undang-undang itu dikeluarkan di dalam benteng Susan.

Para panitera dipanggil dan Mordekai mendiktekan hukum yang dia inginkan untuk diterjemahkan. Seperti hukum yang dikeluarkan Haman, hukum ini ditulis dengan nama raja dan disahkan oleh cincin raja. Mari kita ingat lagi hukum yang Haman keluarkan dalam nama raja:

12 Maka dalam bulan yang pertama pada hari yang ketiga belas dipanggillah para panitera raja, lalu, sesuai dengan segala yang diperintahkan Haman, ditulislah surat kepada wakil-wakil raja, kepada setiap bupati yang menguasai daerah dan kepada setiap pembesar bangsa, yakni kepada tiap-tiap daerah menurut tulisannya dan kepada tiap-tiap bangsa menurut bahasanya; surat itu ditulis atas nama raja Ahasyweros dan dimeterai dengan cincin meterai raja. 13 Surat-surat itu dikirimkan dengan perantaraan pesuruh-pesuruh cepat ke segala daerah kerajaan, supaya dipunahkan, dibunuh dan dibinasakan semua orang Yahudi dari pada yang muda sampai kepada yang tua, bahkan anak-anak dan perempuan-perempuan, pada satu hari juga, pada tanggal tiga belas bulan yang kedua belas--yakni bulan Adar--,dan supaya dirampas harta milik mereka. 14 Salinan surat itu harus diundangkan di dalam tiap-tiap daerah, lalu diumumkan kepada segala bangsa, supaya mereka bersiap-siap untuk hari itu. 15 Maka dengan tergesa-gesa berangkatlah pesuruh-pesuruh cepat itu, atas titah raja, dan undang-undang itu dikeluarkan di dalam benteng Susan. Sementara itu raja serta Haman duduk minum-minum, tetapi kota Susan menjadi gempar (Esther 3:12-15).

Seperti Haman, Mordekai memanggil penulis raja dan mengarahkan apa yang harus ditulis. Seperti keputusan Haman, hukum itu memberikan ijin untuk “membunuh, dan membinasakan . . . baik muda dan tua, wanita dan anak-anak.” Kedua hukum itu juga memberikan ijin untuk merampas harta milik yang kalah. Tapi ada satu perbedaan dalam cara keputusan itu diumumkan, dan disebutkan dua kali dalam pasal 8—pesuruh dikirim oleh Mordekai mengendarai “kuda kerajaan” (8:14), kuda “diternakan dipekudaan” (8:10). Kenapa ada detil tambahan ini? Saya pikir ini ditambahkan untuk menjelaskan bahwa raja berada dilakang hukum “baru” ini dan menentang yang lama. Raja tidak bisa menarik hukum Media dan Persia, tapi dia bisa memberitahu kalau dia menyukai orang Yahudi. Kenyataan bahwa pembawa pesan mengendarai kuda kerajaan, milik raja sendiri, membuktikan bahwa raja mendukung hal ini.

Hukum baru ini seperti permohonan Ester—membalikan keputusan yang dibuat Haman. Dan itulah yang mengganggu saya. Saya percaya penulis bermaksud menuliskan hukum Mordekai untuk mengganggu kita. Balas dendam adalah mengambil kembali. Hukum Mordekai tidak hanya mengijinkan orang Yahudi mempertahankan diri; tapi juga mengijinkan mereka untuk balas dendam. Membela diri membuat orang Yahudi mendapat hak melawan jika diserang. Tapi kata-kata dalam hukum Mordekai lebih jauh lagi. Ini sama dengan hukum Haman, hanya kebalikannya. Orang Yahudi diberikan ijin untuk “membunuh, menghancurkan, dan membinasakan,” bukan hanya mereka yang menyerangnya, tapi “seluruh orang yang hendak menyerang mereka.” Dan mereka yang akan dibunuh termasuk wanita dan anak-anak. Saya bisa membaca, kelihatannya orang Yahudi diberikan ijin untuk membunuh semua orang yang mereka kira adalah ancaman—atau berpotensi ancaman.

Apa yang akan saya katakan ini tidak popular, tapi saya percaya ini harus dikatakan. Orang Yahudi, dari masa Ester sampai sekarang, merayakan Purim, dan mengalahkan “musuh orang Yahudi.” Menurut saya hukum yang mengijinkan orang Yahudi membunuh musuh Persia mereka tidak lebih suatu praktek pemusnahan teratur seperti yang dipraktekan oleh orang Jerman terhadap orang Yahudi. Pembunuhan adalah pembunuhan, apakah itu dilakukan terhadap Yahudi atau oleh Yahudi. Saya melihat ketidakkonsistenan dari protes orang Yahudi terhadap kebrutalan Jerman tapi merayakan pembantaian orang Persia. Kedua kekejaman ini mungkin kelihatannya berbeda, tapi intinya sama. Hukum Mordekai mensahkan orang Yahudi melakukan kebrutalan yang sama terhadap orang Persia seperti yang disahkan Haman terhadap orang Yahudi.

Ada satu hal lagi yang perlu dipertimbangkan. Orang Yahudi diberi hak untuk menyimpan harta musuh mereka sebagai rampasan (8:11). Ini kebalikan dari Hukum Haman (3:13), tapi konsisten dengan Hukum Musa berkaitan dengan musuh Yahudi yang letaknya lebih jauh (Deuteronomy 20:14-15). Selain kenyataan mengambil rampasan itu sah, tidak ada orang Yahudi yang betul-betul menyimpannya (9:10,15-16). Ini terjadi diseluruh kejadian kecuali Ester, yang betul-betul menyimpan semua milik Haman (8:1). Melakukan itu tidak salah, tapi tidak sesuai dengan praktek semua orang Yahudi lain dalam Kerajaan Persia.

Sukacita Orang Yahudi dan Kehormatan Mordekai
(8:15-17)

15 Dan Mordekhai keluar dari hadapan raja dengan memakai pakaian kerajaan dari pada kain ungu tua dan kain lenan, dengan memakai tajuk emas yang mengagumkan serta jubah dari pada kain lenan halus dan kain ungu muda. Maka kota Susanpun bertempiksoraklah dan bersukaria: 16 orang Yahudi telah beroleh kelapangan hati dan sukacita, kegirangan dan kehormatan. 17 Demikian juga di tiap-tiap daerah dan di tiap-tiap kota, di tempat manapun titah dan undang-undang raja telah sampai, ada sukacita dan kegirangan di antara orang Yahudi, dan perjamuan serta hari gembira; dan lagi banyak dari antara rakyat negeri itu masuk Yahudi, karena mereka ditimpa ketakutan kepada orang Yahudi.

Mordecai sedang ada diatas. Dia keluar dari hadapan raja berpakaian seperti raja, berpakaian seperti saat dia dibawa Haman keliling Susa menyatakan bahwa raja menghormati dia. Hanya sekarang Mordekai memiliki baju dan mahkotanya sendiri. Untuk beberapa jam dia sudah ada dijalur permanent.53 Kota Susa gelisah dan bingung saat mereka mendengar hukum Haman (lihat 3:15). Sekarang, kota bersukacita. Apakah itu karena Mordekai orang yang begitu baik? Dia harus dilihat sama seperti Haman. Mungkin bagi orang Susa (suatu jumlah orang asing yang dibawa setelah bangsa mereka kalah) digelisahkan oleh hukum Haman, karena mereka melihat minoritas dalam bahaya, sementara hukum Mordekai memberikan minoritas kesempatan.

Suatu yang ada pada Mordekai dan Yahudi lebih berkaitan dengan alasan yang dasar dan bisa dimengerti—mereka sangat takut oleh orang Yahudi pada umumnya dan Mordekai khususnya. Ini kita lihat dalam 8:17 dan kemudian dalam 9:2-3. Esther dan Mordecai memiliki jalur ke raja Ahasuerus, dan Mordecai sekarang bekerja diistana yang sebelumnya dipegang oleh Haman. Mordekai seperti godfather yang tidak mau dilanggar orang. Ini alasan kenapa orang mengaku Yahudi dan bicara yang baik tentang Ester, Mordekai dan orang Yahudi. Tapi jangan kita menipu diri sendiri dengan berpikir bahwa sebagian besar orang Yahudi “baru” ini benar-benar beriman. Bahkan orang Yahudi asli di Persia tidak sama imannya dengan leluhur mereka. Inilah alasan mereka tetap tinggal di Persia. Ini bukan kemenangan injil. Ini hanyalah suatu bangsa yang takut pada orang Yahudi sehingga mereka mencoba menggabungkan diri daripada melawan.

Jika ini merupakan saat indah bagi Mordekai, ini juga kemenangan bagi semua orang Yahudi di Persia. Dimana saja dalam kerajaan Persia, orang Yahudi bergembira dengan suatu hari libur dan pesta. Bagi orang Yahudi ada “kelapangan hati dan sukacita, kegirangan dan kehormatan” (lihat 8:16-17). Tapi apa artinya kelapangan hati dan sukacita, kegirangan dan kehormatan? Menurut saya itu artinya orang Yahudi pada saat itu, sangat dihormati oleh tetangga mereka. Kebahagiaan dan sukacita menunjuk pada status mereka yang baru dalam kerajaan. Ada perasaan terangkat, harapan, optimisme, karena sekarang mereka memiliki hak yang sah untuk membalas saat diserang musuh.

Saya tidak yakin dengan arti dari istilah “kelapangan hati” (8:16). Orang Yahudi harus lapang hati pada non Yahudi, tapi apa artinya “lapang hati”? Saya tidak menemukan istilah ini dalam Deuteronomy 28-30, atau suatu kata janji dan harapan dari nabi Israel dan Yudea. Dengan kata lain, kepopuleran dan kebahagiaan orang Yahudi bukan dari berkat yang Tuhan janjikan bagi umatNya karena dengan kasih melayani Dia. Saya cenderung melihat istilah ini dari budaya dan bahkan agama sesat dari kerajaan itu. Iklan bir di tv mengatakan: “Tidak bisa lebih baik dari ini.” Menurut saya inilah mood yang ingin digambarkan penulis diantara orang Yahudi dikerajaan Persia dalam sejarah saat itu.

Kemenangan Yahudi atas Musuh Mereka
(9:1-10)

1 Dalam bulan yang kedua belas--yakni bulan Adar--,pada hari yang ketiga belas, ketika titah serta undang-undang raja akan dilaksanakan, pada hari musuh-musuh orang Yahudi berharap mengalahkan orang Yahudi, terjadilah yang sebaliknya: orang Yahudi mengalahkan pembenci-pembenci mereka. 2 Maka berkumpullah orang Yahudi di dalam kota-kotanya di seluruh daerah raja Ahasyweros, untuk membunuh orang-orang yang berikhtiar mencelakakan mereka, dan tiada seorangpun tahan menghadapi mereka, karena ketakutan kepada orang Yahudi telah menimpa segala bangsa itu. 3 Dan semua pembesar daerah dan wakil pemerintahan dan bupati serta pejabat kerajaan menyokong orang Yahudi, karena ketakutan kepada Mordekhai telah menimpa mereka. 4 Sebab Mordekhai besar kekuasaannya di dalam istana raja dan tersiarlah berita tentang dia ke segenap daerah, karena Mordekhai itu bertambah-tambah besar kekuasaannya. 5 Maka orang Yahudi mengalahkan semua musuhnya: mereka memukulnya dengan pedang, membunuh dan membinasakannya; mereka berbuat sekehendak hatinya terhadap pembenci-pembenci mereka. 6 Di dalam benteng Susan saja orang Yahudi membunuh dan membinasakan lima ratus orang. 7 Juga Parsandata, Dalfon, Aspata, 8 Porata, Adalya, Aridata, 9 Parmasta, Arisai, Aridai dan Waizata, 10 kesepuluh anak laki-laki Haman bin Hamedata, seteru orang Yahudi, dibunuh oleh mereka, tetapi kepada barang rampasan tidaklah mereka mengulurkan tangan.

Hampir 9 bulan lewat antara akhir pasal 8 dan permulaan pasal 9 (lihat 8:9 dan 9:1). Orang Yahudi di kerajaan Persia terangkat oleh hukum baru yang disahkan Mordekai dalam nama raja. Itu memberikan mereka hak untuk membalas saat musuh menyerang pada hari ke 13 bulan ke 12. Itu memberi mereka hak untuk menyerang kembali dan memusnahkan musuh mereka, termasuk wanita dan anak-anak. Mereka bisa memulai kembali saat musuh mereka sudah hancur.

Ayat 1-10 dari pasal 9 menggambarkan kemenangan orang Yahudi atas musuh mereka dihari pertempuran, hari ke 13 bulan ke 12. Hari yang ditentukan Haman untuk menghancurkan seluruh orang Yahudi dikerajaan. Orang Yahudi berkumpul dihari itu (mungkinkah itu hari jumat?) dan mengalahkan musuh. Tidak ada yang mampu melawan mereka. Semua yang mencoba dikalahkan. Alasan hal ini diberikan pada kita oleh penulis. Pertama, ketakutan yang dibuat orang Yahudi terhadap musuh mereka. Orang Yahudi sekarang menakutkan musuhnya. Mereka tampak tak terkalahkan. Kedua, orang takut terhadap Mordekai. Kekuasaan Mordekai, dan mungkin kebengisan dia dalam menjalankan setiap tugas, cukup menurunkan moral musuhnya. Mordekai adalah orang kuat dalam pemerintahan raja, dan kekuasaannya berkembang. Berita akan kebesarannya dengan cepat tersebar diseluruh kerajaan. Dia adalah Goliat bagi orang Persia, dan berita kekuasaannya menakutkan orang yang menentang dia.

Saat orang Yahudi berkumpul, mereka menemukan bahwa mereka bisa melakukan apapun yang mereka sukai terhadap musuh. Bukan hanya mereka mampu melakukan itu, mereka melakukan apa yang mereka sukai (9:5). Harus diingat keganjilan belum selesai. Keganjilan orang Yahudi. Orang Yahudi tidka hanya diberi ijin untuk berkumpul dan melawan, mereka juga mendapat dukungan mereka yang berkuasa. Semua yang berkuasa melakukan apapun untuk menolong orang Yahudi. Setiap orang yang menentang Yahudi menjalani pertempuran yang pasti kalah; mereka melawan pemerintah Persia (9:3). Dihari itu, 500 musuh Yahudi terbunuh diSusa saja. Termasuk diantaranya 10 anak Haman (9:6-9).

Orang Yahudi di Susa diberikan Satu Hari Tambahan
(9:11-15)

11 Pada hari itu juga jumlah orang-orang yang terbunuh di dalam benteng Susan disampaikan ke hadapan raja. 12 Lalu titah raja kepada Ester, sang ratu: Di dalam benteng Susan saja orang Yahudi telah membunuh dan membinasakan lima ratus orang beserta kesepuluh anak Haman. Di daerah-daerah kerajaan yang lain, entahlah apa yang diperbuat mereka. Dan apakah permintaanmu sekarang? Niscaya akan dikabulkan. Dan apakah keinginanmu lagi? Niscaya dipenuhi. 13 Lalu jawab Ester: Jikalau baik pada pemandangan raja, diizinkanlah kiranya kepada orang Yahudi yang di Susan untuk berbuat besokpun sesuai dengan undang-undang untuk hari ini, dan kesepuluh anak Haman itu hendaklah disulakan pada tiang. 14 Rajapun menitahkan berbuat demikian; maka undang-undang itu dikeluarkan di Susan dan kesepuluh anak Haman disulakan orang. 15 Jadi berkumpullah orang Yahudi yang di Susan pada hari yang keempat belas bulan Adar juga dan dibunuhnyalah di Susan tiga ratus orang, tetapi kepada barang rampasan tidaklah mereka mengulurkan tangan.

Saat raja tahu bahwa 500 musuh orang Yahudi terbunuh di Susa, dia dengan bangga menyatakan berita ini kepada Ratu Ester. Ini pasti menunjukan bahwa kesuksesan serupa telah dicapai diseluruh kerajaan. Mereka sedang berjalan. Semua yang Ester minta atau usulkan berhasil. Raja siap meluluskan permintaan lain yang mungkin dimintanya, dan dia menanyakan permintaan apa lagi yang diinginkan Ester. Ester memang memiliki permintaan. Dia ingin raja meluluskan perpanjangan waktu bagi Yahudi yang tinggal di Susa, satu hari lagi untuk membunuh lebih banyak musuh. Lebih jauh dia ingin tubuh anak-anak Haman digantung didepan umum, ditiang gantung yang dibuat Haman untuk menggantung dirinya sendiri.

Permintaannya tidak menghibur. Kenapa dia meminta perpanjangan waktu di Susa, ibukotanya? Kenapa tidak meminta perpanjangan waktu untuk seluruh kerajaan? Apakah itu karena disinilah musuh Mordekai tinggal? Apakah ini mengijinkan Mordekai satu hari lagi membalas dendam para musuhnya? Mungkin lebih buruk adalah fakta bahwa orang Yahudi di Susa memiliki keuntungan lebih atas musuh diperpanjangan waktu ini. Musuh Yahudi hanya diberi satu hari untuk menghancurkan orang Yahudi dan merampas harta mereka, pada hari ke 13 dan bulan ke 12 saja. Hari itu sudah berakhir. Sekarang sudah tidak sah membunuh Yahudi dan menghancurkan mereka yang dicurigai musuh dan jika melakukan itu maka orang tidak bisa melawan. Ini kebalikan dari hukum Haman, hanya orang Yahudi dibantu dan yang lain tidak.

Raja mengabulkan permintaan Ester. Tubuh sepuluh anak Haman digantung ditiang gantungan yang dibangun Haman untuk Mordekai. Orang Yahudi di Susa menyerang musuh mereka, dan 300 lagi mati dihari kedua. Tidak ada rampasan yang diambil.

Pesta Yahudi dan Perayaan
(9:16-19)

16 Orang Yahudi yang lain, yang ada di dalam daerah kerajaan, berkumpul dan mempertahankan nyawanya serta mendapat keamanan terhadap musuhnya; mereka membunuh tujuh puluh lima ribu orang di antara pembenci-pembenci mereka, tetapi kepada barang rampasan tidaklah mereka mengulurkan tangan. 17 Hal itu terjadi pada hari yang ketiga belas dalam bulan Adar. Pada hari yang keempat belas berhentilah mereka dan hari itu dijadikan mereka hari perjamuan dan sukacita. 18 Akan tetapi orang Yahudi yang di Susan berkumpul, baik pada hari yang ketiga belas, baik pada hari yang keempat belas dalam bulan itu. Lalu berhentilah mereka pada hari yang kelima belas dan hari itu dijadikan mereka hari perjamuan dan sukacita. 19 Oleh sebab itu orang Yahudi yang di pedusunan, yakni yang diam di perkampungan merayakan hari yang keempat belas bulan Adar itu sebagai hari sukacita dan hari perjamuan, dan sebagai hari gembira untuk antar-mengantar makanan.

Situasi dalam kota Susa itu unik. Hanya disana orang Yahudi diberikan waktu ekstra untuk menghancurkan musuh mereka. Ditempat lain, perlawanan berakhir pada hari ke 13 bulan 12 saja. Dan saat orang Yahudi di Susa masih mengejar musuh mereka, orang Yahudi lain di kerajaan Persia sudah merayakan kemenangan mereka. Mereka telah membunuh 75,000 musuh mereka. Dalam istilah sekarang, “Miller Time,” suatu waktu untuk berpesta dan bersuka ria—suatu hari libur. Orang Yahudi di Susa harus menunggu hari tambahan dan merayakannya pada hari ke 15 bulan itu. Inilah cara penulis menjelaskan kenapa Pesta Purim dirayakan didua hari berbeda.

Purim Dinyatakan Sebagai Hari Libur Yahudi
(9:20-32)

20 Maka Mordekhai menuliskan peristiwa itu, lalu mengirimkan surat-surat kepada semua orang Yahudi di seluruh daerah raja Ahasyweros, baik yang dekat baik yang jauh, 21 untuk mewajibkan mereka, supaya tiap-tiap tahun merayakan hari yang keempat belas dan yang kelima belas bulan Adar, 22 karena pada hari-hari itulah orang Yahudi mendapat keamanan terhadap musuhnya dan dalam bulan itulah dukacita mereka berubah menjadi sukacita dan hari perkabungan menjadi hari gembira, dan supaya menjadikan hari-hari itu hari perjamuan dan sukacita dan hari untuk antar-mengantar makanan dan untuk bersedekah kepada orang-orang miskin. 23 Maka orang Yahudi menerima sebagai ketetapan apa yang sudah dimulai mereka melakukannya dan apa yang ditulis Mordekhai kepada mereka. 24 Sesungguhnya Haman bin Hamedata, orang Agag, seteru semua orang Yahudi itu, telah merancangkan hendak membinasakan orang Yahudi dan diapun telah membuang pur--yakni undi--untuk menghancurkan dan membinasakan mereka, 25 akan tetapi ketika hal itu disampaikan ke hadapan raja, maka dititahkannyalah dengan surat, supaya rancangan jahat yang dibuat Haman terhadap orang Yahudi itu dibalikkan ke atas kepalanya. Maka Haman beserta anak-anaknya disulakan pada tiang. 26 Oleh sebab itulah hari-hari itu disebut Purim, menurut kata pur. Oleh sebab itu jugalah, yakni karena seluruh isi surat itu dan karena apa yang dilihat mereka mengenai hal itu dan apa yang dialami mereka, 27 orang Yahudi menerima sebagai kewajiban dan sebagai ketetapan bagi dirinya sendiri dan keturunannya dan bagi sekalian orang yang akan bergabung dengan mereka, bahwa mereka tidak akan melampaui merayakan kedua hari itu tiap-tiap tahun, menurut yang dituliskan tentang itu dan pada waktu yang ditentukan, 28 dan bahwa hari-hari itu akan diperingati dan dirayakan di dalam tiap-tiap angkatan, di dalam tiap-tiap kaum, di tiap-tiap daerah, di tiap-tiap kota, sehingga hari-hari Purim itu tidak akan lenyap dari tengah-tengah orang Yahudi dan peringatannya tidak akan berakhir dari antara keturunan mereka. 29 Lalu Ester, sang ratu, anak Abihail, menulis surat, bersama-sama dengan Mordekhai, orang Yahudi itu; surat yang kedua tentang hari raya Purim ini dituliskannya dengan segala ketegasan untuk menguatkannya. 30 Lalu dikirimkanlah surat-surat kepada semua orang Yahudi di dalam keseratus dua puluh tujuh daerah kerajaan Ahasyweros, dengan kata-kata salam dan setia, 31 supaya hari-hari Purim itu dirayakan pada waktu yang ditentukan, seperti yang diwajibkan kepada mereka oleh Mordekhai, orang Yahudi itu, dan oleh Ester, sang ratu, dan seperti yang diwajibkan mereka kepada dirinya sendiri serta keturunan mereka, mengenai hal berpuasa dan meratap-ratap. 32 Demikianlah perintah Ester menetapkan perihal Purim itu, kemudian dituliskan di dalam kitab.

Baik dirayakan pada hari ke 14 dan 15, perayaan orang Yahudi merupakan suatu keberhasilan besar—begitu berhasil sehingga Mordekai menyatakan bahwa kedua hari ini menjadi hari libur nasional bagi orang Yahudi. Ini suatu hukum, seperti yang dinyatakan Haman dan Mordekai.

Ada 3 hal yang sangat mengganggu saya tentang Pesta Purim seperti yang digambarkan oleh ayat ini:

(1) Pesta Purim tidak diputuskan oleh Tuhan, tapi oleh manusia. Penulis menyatakan hal ini dengan jelas kepada kita bahwa “orang Yahudi menerima sebagai kewajiban dan sebagai ketetapan bagi dirinya sendiri” (9:27). Pesta lain, seperti Paskah dan Pentakosta, merupakan pesta Alkitabiah, pesta yang Tuhan buat dan Dia perintahkan untuk dijalankan (lihat, sebagai contoh, Exodus 12:1-20). Pesta Purim murni campur tangan Yahudi, yang diperintahkan Mordekai untuk dijalankan. Ada perbedaan besar antara hari libur yang ditetapkan ilahi dengan hari libur dari manusia. Paskah dari Allah; Purim dari manusia.

(2) Orang Yahudi merayakan kemenangan mereka atas musuh. Penulis memberitahukan kita bahwa Pesta Purim dirayakan baik pada hari ke 14 maupun 15 dibulan yang sama “karena pada hari-hari itulah orang Yahudi mendapat keamanan terhadap musuhnya” (9:22). Orang Yahudi merayakan kemenangan mereka, bukan kemenangan Tuhan. Perayaan ini lebih seperti perayaan tim sepakbola karena baru menang liga. Tidak ada pembahasan tentang Tuhan atau anugrahNya, hanya perkataan dan pikiran, “Kita yang terhebat.”

(3) Pesta Purim dirayakan dengan cara yang sangat berbeda dengan pesta yang diperintahkani Tuhan. Exodus 15 atau Judges 5 menunjukan respon orang Yahudi masa itu setelah Tuhan memberikan mereka kemenangan atas musuh mereka. Tapi dalam setiap peristiwa, hasil “perayaan” bukan perasaan puas diri atau keborosan. Hanya pujian. Tuhan dipuji dan ditinggikan untuk kemenangan yang Dia capai. Dalam teks ini, Mordekai menetapkan cara orang Yahudi dalam merayakan Pesta Purim: “supaya menjadikan hari-hari itu hari perjamuan dan sukacita dan hari untuk antar-mengantar makanan dan untuk bersedekah kepada orang-orang miskin” (9:22). Tidak ada hari libur Yahudi yang dirayakan dengan cara seperti ini. Tidak ada korban, tidak ada Tuhan, kehendakNya, karakterNya, atau FirmanNya. Tidak ada ibadah, hanya pesta. Ini lebih seperti pesta tahun baru di kota New York atau Mardi Grass di New Orleans daripada Paskah atau Pentakosta di Yerusalem.

Jika kelihatannya saya membesar-besarkan, ijinkan saya mengutip Rabi Yahudi masa kini, Rabbi Joseph Telushkin, yang menulis tentang penyelidikannya terhadap Pesta Purim oleh orang Yahudi sekarang. Apakah ini terlihat seperti pesta Alkitabiah?

Mungkin perintah yang paling aneh dalam hukum Yahudi adalah yang dihubungkan dengan Purim dimana orang Yahudi diperintahkan untuk mabuk sampai mereka tidak bisa membedakan antara “diberkatilah Mordekai,” dan “terkutuklah Haman.”

Walau pecandu alcohol, orang yang bermasalah dengan kesehatan, dan mereka yang akan mengadakan perjalanan dibebaskan dari perintah ini, beberapa orang Yahudi mabuk disaat Purim. Walau begitu, bagaimana seseorang bisa dibilang salah, dan dipuji karena memenuhi perintah?

Keharusan minum disaat Purim merupakah salah satu hari libur paling bahagia dalam kalender Yahudi. Haman, berencana membunuh Yahudi. Mereka menggagalkan rencananya, dan membalasnya dengan membunuh pendukungnya (lihat Esther).

Para rabi sangat jatuh cinta terhadap Purim sehingga mereka menyatakan dalam suatu pepatah, “dari permulaan Adar [bulan terjadinya Purim], kita meningkatkan kebahagiaan kita” Ta’anit 29a). Kenyataannya, mereka memprediksikan bahwa Purim akan ditaati saat hari mesias, saat hampir semua hari libur Yahudi dihilangkan (Midrash Mishlei 9).

Purim dijalankan hari ke14 bulan Adar, sebulan dan satu hari sebelum Passover; di Jerusalem, Hebron, dan Old City of Safed, hari raya dijalankan satu hari kemudian. Jadwal yang aneh ini karena suatu pernyataan dalam kitab Book of Esther (9:18-19) memerintahkan kalau Purim dijalankan satu hari setelahnya dalam kota bertembok (Jerusalem masih kota bertembok saat Ester ditulis). Maka itu, di Israel setiap orang ingin menjalankan Purim dua kali, ke 14 Adar dikebanyakan kota, dank e 15 di Jerusalem, Hebron, dan Old City of Safed.

Wanita dan pria diperintahkan untuk mendengarkan pembacaan didepan umum gulungan Ester. Pembacaan dilakukan dalam sinagoge ditengah pesta pora. Hampir semua anak, dan beberapa orang dewasa, datang melayani dengan groggers (pembuat suara ribut), yang dibunyikan kapanpun nama Haman dibacakan. Karena Haman disebut lebih dari 50 kali dalam Ester, pembacaannya sering diganggu oleh teriakan, seruan dan bunyi groggers. Karena hukum Yahudi mengharuskan orang mendengar setiap kata dari gulungan Ester, pembacaan dihentikan sebentar sampai suara berisik berkurang.

Walau orang Yahudi umumnya datang ke sinagoge dengan pakaian bagus, mereka merayakan Purim lebih dengan kostum dan topeng. Walau banyak wanita berdandan seperti ratu Ester dan kebanyakan pria seperti Mordekai, saya melihat beberapa orang pergi seperti robot atau seperti anggota dari Women’s Liberation Army of Shushan (kota Persia dimana cerita Purim terjadi).

Perayaan sinagoge biasanya diikuti oleh pesta dimana perintah untuk mabuk dijalankan. Sering sekali, anggota jemaat melakukan sandiwara didasarkan atas cerita Purim (lihat Esther). Dibanyak yeshlvot, Purimshpiels dipertunjukan, dan kelucuan muncul—melalui drama dan sandiwara—disekolah, guru dan rabi, juga beserta dengan teks tradisional yang digunakan sebagai rujukan.

Salah satu perintah Purim adalah mengirim mishloakh manor (hadiah makanan dan minuman) kepada orang Yahudi lainnya. Hadiah minimum yang harus diberikan adalah 2 porsi makanan yang berbeda; mereka tidak boleh bersiap tapi harus siap untuk makan. Dia masa itu, dimana komunitas Yahudi makin makmur, mishloakh manot berkembang menjadi lebih terinci, dan banyak orang mengirimkan itu kepada banyak teman.

Saat Purim seseorang diperintahkan untuk murah hati pada setiap orang, bahkan kepada pengemis yang minta belas kasihan walau itu palsu. Dihari ini, tidak ada pertanyaan yang dikemukakan. Saat saya masih mahasiswa di Yeshiva University, ada 2 wanita yang suka menya[a mahasiswa setiap pagi dan siang, minta uang. Seorang rabi yang saya tahu—seorang yang murah hati—tidak pernah memberi pada mereka; dia mengatakan pada saya dia tahu kenyataan bahwa mereka memiliki cara yang beralasan. Tapi, di saat Purim dia memberikan mereka sumbangan.

Sepanjang sejarah Yahudi, banyak komunitas dan keluarga melaksanakan hari raya Purim dengan cara mereka dimana komunitas Yahudi diselamatkan dari kematian orang yang membenci mereka. Dalam tahun 1970, seorang rabi Amerika ada diantara yang diculik dan disandera oleh teroris muslim di pusat B’nai B’rith Washington, D.C. Semua sandera selamat, dan sejak itu rabi melakukan perayaan Purim khusus dengan keluarganya ditanggal yahudi yang dia terbitkan.

Perintah lain yang dihubungkan dengan hari raya adalah menikmati pesta besar yang dikenal sebagai Purim se’udah (daging). Pencuci mulut biasanya dihidangkan, dan dimakan disepanjang hari raya, adalah hamantashen, roti kecil dimasak dengan plum, apricot, benih poppy, atau isian lainnya. Selama Birkat ha-Mazon (Anugrah setelah Santapan), doa khusus dinyatakan, berterima kasih pada Tuhan untuk mujizat yang terjadi dimasa Mordekai.

Pelaksanaan Purim rupanya diketahui oleh pemimpin Nazi. Julius Streicher, mungkin yang paling jahat terhadap Yahudi diantara terdakwa dipengadilan, berteriak saat dia berbaris menuju tiang gantungan, “Pesta Purim.”54

Dua Penghormatan: Penghormatan terhadap
Ahasuerus dan Penghormatan Kepada Mordecai
(10:1-3)

1 Maka raja Ahasyweros mengenakan upeti atas negeri dan daerah-daerah pesisir juga. 2 Segala perbuatannya yang hebat serta gagah dan pemberitaan yang seksama tentang kebesaran yang dikaruniakan raja kepada Mordekhai, bukankah semuanya itu tertulis di dalam kitab sejarah raja-raja Media dan Persia? 3 Karena Mordekhai, orang Yahudi itu, menjadi orang kedua di bawah raja Ahasyweros, dan ia dihormati oleh orang Yahudi serta disukai oleh banyak sanak saudaranya, sebab ia mengikhtiarkan yang baik bagi bangsanya dan berbicara untuk keselamatan bagi semua orang sebangsanya.

Raja Ahasuerus (juga dikenal dalam sejarah sekuler sebagai Xerxes) merupakan orang paling berkuasa dibumi, raja atas kerajaan yang paling besar disepanjang jaman. Dan dalam ayat penutup kitab Ester, kita hanya diberitahu tentang Ahasuerus adalah dia mengenakan upeti atas negerti. Pemimpin politik tidak suka akan hal ini. Upeti merupakan sumber protes, bukan pujian. Tapi inilah yang dikatakan penulis tentang sang raja dalam hal pemerintahannya.

Sebaliknya, Mordekai menerima perhatian lebih. Sementara penulis sedikit menulis tentang raja, dia memberi modekai hampir 5 baris tulisan. Dia tidak menulis penghormatan terhadap raja, tapi penghormatan tentang Mordekai. Dia bicara tentang otoritasnya, pencapaiannya, kekuatannya, dan kebesarannya. Ini seperti iklan untuk pencalonan diri bagi kedudukan politik.

Mordecai, merupakan orang besar. Dia besar karena orang kedua setelah raja dalam kekuasaan. Dia besar karena pencapaian, otoritas, kekuatan, dan kebesarannya. Dia besar diantara saudara Yahudi yang menyanjungnya. Dia disukai bangsanya karena mengikhtiarkan yang baik bagi mereka, dan bicara untuk keselamatan bangsa.

Ini terdengar sangat baik bukan? Saya tahu seperti apa itu. Hampir sama dengan yang dikatakan Jimmy Hoffa oleh mereka yang anggota Teamsters’ Union. Hebat dipandangan manusia tidak sama dimata Tuhan. Menjadi hebat diantara manusia tidak sama dengan kesalehan. Bagaimana bisa orang didalam Tuhan bisa menerima pujian bagi keselamatan bangsa tanpa menyebut Tuhan?

Kesimpulan

Ada yang salah dengan gambaran ini. Ada keselamatan besar, tapi keselamatan itu datang dari pemeliharaan Tuhan, bukan dari kekuatan manusia. Kitab Ester harusnya mengingatkan kita tentang kebesaran Tuhan dan mengingatkana kita untuk tidak terlalu kagum akan kebesaran manusia. Dan kita menjadi terlalu jatuh cinta pada Mordekai sebagai penyelamat bangsa, kita harus diingatkan bahwa melalui kekerasan dirinya dan kebodohannyalah orang Yahudi ada dalam bahaya.

Kita harus melihat Kitab Ester dalam terang seluruh Alkitab. Dan dari situ kita melihat adanya masalah serius. Ester bicara tentang keselamatan Yahudi diseluruh kerajaan Persia. Bicara tentang kebesaran Ester dan Mordekai. Ini memperkenalkan kita dengan pesta Yahudi yang baru, Pesta Purim. Jika semua hal ini sangat penting, kenapa tidak ada dalam kitab lain diseluruh Alkitab? Saat kita membaca kitab Ezra dan Nehemia—kitab itu mendahului Ester dengan kejatuhan dimasa yang sama—kenapa tidak ada petunjuk apapun dari Kitab Ester tentang hal ini?55 Jika bukan dari Kitab Ester, kita tidak akan tahu apapun tentang masa atau orang ini. Kenapa?

Saya pikir alasannya mulai nampak. Hal yang menurut orang Yahudi penting, hal yang mendominasi kitab Ester, bukan hal dari Tuhan, dan itu tidak memiliki pengaruh kekekalan.56 Orang Yahudi yang tetap di Persia tidak kembali ke Yudea dan Yerusalem karena mereka banyak investasi di Persia. Dimasa itu, gambaran Susa (Esther 1:1-9) jauh lebih hebat dari gambaran Yerusalem, dimana sekelompok kecil Yahudi (50,000 atau lebih) tinggal dalam reruntuhan yang dulunya kerajaan hebat (untuk contoh lihat Ezra 3:10-13; Nehemiah 1:1-3).

Di masa itu, ada dua kerajaan. Satu kerajaan Persia yang hebat dan megah. Masalahnya kerajaan itu sementara, dan lebih buruk itu adalah kerajaan yang ada dibawah kendali setan (lihat Daniel 10:20). “Kerajaan” yang lain adalah kerajaan kekal Allah. Di Yerusalemlah Tuhan berjanji akan berdiam dan menyatakan diriNya. Di Yerusalemlah orang disegala bangsa akan datang menyembahNya. Walau kerajaan dibumi kurang mengesankan, itu tempat Tuhan hadir dan memberkati. Itulah kerajaan yang ditolak orang orang Yahudi diPersia, memilih untuk tetap tinggal dalam kemewahan orang kafir.

Semua yang kita baca tentang Ester dan Mordekai dan orang Yahudi dalam Kerajaan Persia membuat kita cenderung melihat mereka sangat sedikit menghargai kerajaan Tuhan dan sangat tertarik pada kerajaan sementara. Alasan kenapa Alkitab tidak menghiraukan orang dan peristiwa dalam kitab Ester adalah karena orang Yahudi terlibat dalam kerajaan yang salah, kerajaan yang tidak kekal. Oh, Tuhan Israel berkarya dalam kitab Ester, tapi baik Ester, Mordekai, dan orang Yahudi di Persia tidak mengenalinya. Sebaliknya, kita melihat Firaun mengenali tangan Tuhan atas Yusuf dan Nebuchadnezzar mengakui dan menyembah Tuhannya Daniel. Tapi tidak di Persia!

Saat saya merenungkan pasal penutup kitab Ester, saya diingatkan tentang pencobaan Tuhan kita:

8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, 9 dan berkata kepada-Nya: Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku. 10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!“ (Matthew 4:8-10).

Satan menawarkan kerajan dunia pada Tuhan kita, berharap Dia mau meninggalkan komitmenNya pada Bapa kerajaan kekal. Setan tidak berhasil mencobai Tuhan kita. Tapi bagi saya Mordekai menyerah pada pencobaan ini. Diakhir Kitab Ester, kita membaca tentang kekuasaan dan keagungan Mordekai, tapi dalam kerajaan yang salah. Kita diberitahu tentang kebesarannya yang ditemukan dalam “kitab sejarah raja-raja Media dan Persia” (Esther 10:2). Beberapa orang yang mempelajari Alkitab menunjukan kesamaan pernyataan ini dengan yang ditemukan dalam sejarah Alkitab. Ijinkan saya menunjukan perbedaan pentingnya. Ada perbedaan besar antara ditulis “di dalam kitab sejarah raja-raja Media dan Persia,” dan tertulis dalam kitab raja-raja Israel dan Yudea. Dan juga, ada perbedaan besar antara nama seseorang ditulis dalam Kitab Kehidupan dan ditulis dalam kitab lain, bahkan dalam kitab sejarah terkenal dunia.

Kitab Ester merupakan gambaran—bukan yang indah—tentang orang Yahudi yang tidak percaya dan tidak taat. Tidak heran orang Yahudi dalam kerajaan Persia ada dalam bahaya. Tidak heran Mordekai dan orang Yahudi bertindak seperti orang kafir di Persia. Tidak heran baik doa, pertobatan, Firman, iman, atau Tuhan tidak disebutkan dalam kitab ini. Kitab ini merupakan gambaran orang Yahudi kafir, orang Yahudi yang terikat pada “Vanity Fair.”

Bagaimana bisa kita tidak memikirkan perkataan Tuhan kita, saat Dia berkata,

36 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya? (Mark 8:36).

Posisi, kuasa dan keagungan Ester dan Mordekai (belum lagi orang Yahudi yang tetap tinggal disana) tidak punya kaitan kekekalan. Akibatnya, selain peristiwa luarbiasa Ester, orang dan peristiwa itu sendiri tidak ada dalam keseluruhan Alkitab. Penting dan menyedihkan, kita menemukan baik Ester maupun Mordekai tidak didaftar dalam “Hall of Faith” dalam Hebrews 11.

Kesalahan orang Yahudi Persia tentang Kerajaan Allah terlihat dalam orang Yahudi pada masa Yesus. Mereka terperangkap dalam kerajaan sekuler dimasa mereka dan kekuasaan didalamnya. Mereka takut terhadap “kerajaan” yang dikatakan Tuhan kita. Mereka takut kehilangan posisi dan kekuasaan dalam dunia ini, dan mereka tidak peduli akan kerajaan Tuhan nanti. Mereka tidak menumpuk harta disorga; mereka menumpuk harta dibumi, bahkan mengambil keuntungan atas janda (lihat Matthew 23:14). Mereka tidak hanya menolak masuk kedalam kerajaan Tuhan, tapi mereka juga menghalangi orang lain untuk masuk (23:13). Tidak heran, mereka juga ikut pesta (23:6).

Bahkan para murid Tuhan kita menyatakan pemikiran sekuler yang sama tentang kerajaan Tuhan. Mereka tertarik akan kuasa dan kebesaran kerajaan Tuhan. Mereka ingin peran yang penting. Mereka ingin membangun kerajaan dan tidak mau menunggu (atau menderita) untuk itu. Butuh waktu lama bagi mereka untuk menangkap dan kemudian menerima apa yang Tuhan katakan tentang kerajaan Tuhan.

Dan kita juga tidak berbeda. Kita juga sama dengan Ester dan Mordekai, orang Yahudi yang menantang Yesus, dan para murid. Kita menemukan bahwa kerajaan sekarang sangat menarik bagi kita. Itu terlihat begitu nyata sedangkan kerajaan Tuhan kita kelihatan begitu jauh. Apakah kita kritis terhadap cara yang ditambahkan orang Yahudi Persia kepada Firman Tuhan sehingga ibadah mereka menyimpang dan perayaan untuk diri sendiri saja? Apakah kita berpikir hanya orang Yahudi masa lalu yang gagal mengenali tangan Tuhan dan menerima pujian yang hanya bagi Tuhan semata? Kita melakuakan hal yang sama saat ini.

Saya berpikir tentang gereja Korintus seperti yang digambarkan dalam PB. Dalam pasal pertama I Korintus, kita menemukan gereja sudah menjadi berpusat pada manusia. Moral orang Kristen dikesampingkan bahkan orang kafir terkejut oleh apa yang dilakukan oleh orang kudus ini (lihat 1 Corinthians 5:1-8). “Perayaan” Perjamuan Tuhan telah menjadi pesta mabuk-mabukan yang menyebabkan kematian bagi beberapa orang Korintus (lihat 1 Corinthians 11:17-34). Ibadah, yang dinyatakan oleh korban, telah menjadi pemuasan diri dan dosa (lihat Exodus 32; 1 Corinthians 11).

Bagi orang kudus dimasa Ester, ibadah dan pelayanan diatur oleh Hukum. Hukum Tuhan menetapkan standar tidak hanya bagi perilaku orang Yahudi tapi juga bagi kesejahteraan dan ibadahnya. Hukum tidak pernah disebutkan dalam Kitab Ester. Prilaku kita, pelayanan, dan ibadah kita juga diatur oleh Firman Tuhan. Betapa cepatnya budaya kafir dimana kita hidup memasuki pikiran dan tindakan kita , sampai kita beribadah dengan cara yang berlawanan dengan aturan Tuhan. Bisakah kita mengejek orang Yahudi yang merayakan Pesta Purim yang melakukan hal yang dilarang PL? Mari kita ambil waktu merenungkan prilaku kita. Bagaimana kita juga melayani dan beribadah padaNya berlawanan dengan FirmanNya?

Janganlah kita meninggalkan kitab Ester dengan memandang rendah Ester, Mordekai, dan orang Yahudi di Persia. Mari kita meninggalkan kitab Ester dengan bertanya pada diri kita apakah kita seperti mereka dan bertanya apa yang harusnya kita lakukan untuk menjadi umat Tuhan. Mari kita mencari Kerajaan Tuhan, dan hal lainnya ditempat kedua dalam hidup kita. Mari kita tidak meninggikan manusia dan melupakan Tuhan. Mari kita mengenali bahwa kitab Ester menggambarkan sisi gelap dari keyahudian dimasa itu dan Ezra serta Nehemia menunjukan teladan yang harus kita ikuti. Mari kita melihat tangan Tuhan bekerja, bahkan dalam dunia sekuler dan melalui pemerintah dan politiknya. Bagi Tuhan kemuliaan, hal besar yang dilakukanNya. Hal besar tetap dilakukannya dan akan terus dilakukanNya.


52 Alasan saya mengatakan bahwa baik Ester dan Mordekai diberikan otoritas untuk menyusun aturan baru ini karena “you” dalam ayat 8 itu jamak, menunjukan bahwa raja bicara kepada Ester dan Mordekai.

53 Semua berakhir dengan cepat, saya curiga, saat raja Ahasuerus dibunuh dalam umurnya yang ke 20 tahun.

54 Jewish Literacy, The Most Important Things to Know about the Jewish Religion, Its People, and Its History, Rabbi Joseph Telushkin (New York: William Morrow and Company, Inc.), 1991, pp. 578-580.

55 Satu-satunya rujukan terhadap semua yang ada dalam kitab Ester adalah penyebutan Ahasuerus satu kali dalam Ezra 4:6.

56 Disamping, tentu saja, dari penghukuman kekal hasil dari dosa manusia.

Passage: 
Taxonomy upgrade extras: