Sukacita Mengenal Tuhan

Translated by Stevy from English.

Series ID: 
203
/assets/foreign/joyknowinggod-in.zip

2. Nyatakanlah Kemuliaan Mu

Sebagian orang mengejutkan saya. Sesaat setelah saya menemui mereka, saya merasa ada yang luar biasa dari diri mereka. Pemikiran mereka mendalam dan mendasar. Pemikiran mereka kreatif dan menarik. Usulan mereka praktis dan menguntungkan. Mereka memancarkan sinar yang tidak biasa dan perhatian pada orang lain. Saya menemukan diri saya bertanya pada mereka dan mendengarkan jawaban mereka denga seksama karena saya ingin lebih mengenal mereka, menemukan apa yang mereka pikirkan, bagaimana perasaan mereka, dan apa yang membuat mereka seperti itu. Bisa mengenal mereka merupakan suatu yang sangat menolong bagi saya.

Satu hari nyata bagi saya bahwa Tuhan merupakan pribadi yang paling menarik yang pernah hidup dan bisa mengenal Dia merupakan hal paling menolong yang pernah terjadi terhadap diri saya. Semakin saya menyelidiki naturNya, semakin saya yakin kalau pengenalan saya menolong semua masalah saya. Dan saat saya mendengar orang lain mensharingkan beban mereka kepada saya sebagai pastor, saya jadi yakin bahwa pengenalan akan Tuhan yang lebih baik merupakan jawaban masalah mereka. Saya memutuskan kalau saya harus lebih mengenal Tuhan, dan juga saya ingin orang lain mengenal Tuhan, semampu saya.

Banyak pelajar Alkitab percaya, sebagai hasil penyelidikan Alkitab mereka bahwa pekerjaan orang Kristen yang paling penting adalah mengenal Tuhan. Apakah anda bisa berkata anda mengenal Tuhan secara pribadi? Jika ya, seberapa baik? Kurang? Cukup? Sangat dekat? Penelitian menunjukan bahwa, selain meningkatnya sekularisme dalam masyarakat kita, mayoritas orang Amerika tetap percaya keberadaan Allah. Hampir semua memiliki keraguan tentang itu, tapi rata-rata setelah merenungkannya, mereka jadi yakin tentang itu. Harus ada Tuhan yang punya pribadi.

Tapi jika orang yang sama ditanya, “apakah anda mengenal Tuhan secara pribadi?” banyak yang mengakui kalau mereka tidak pernah memikirkan tentang itu. Memiliki hubungan pribadi yang dekat dengan Tuhan merupakan sesuatu yang tidak pernah terpikir oleh mereka. Kenyataannya, mereka tidak yakin bahwa Tuhan bisa dikenal, atau mereka ingin mengenalNya jika mereka tahu itu bisa.

Kita semua memiliki gambaran tentang seperti apa Tuhan itu. Psikolog mengatakan bahwa gambaran itu sebagian besar terbentuk melalui hubungan kita dengan ayah kita. Bagi beberapa orang, Tuhan merupakan tirani yang mengecewakan mereka setiap saat. Siapa yang ingin mengenal Tuhan seperti itu? Bagi yang lain, Tuhan seorang yang terlalu kaku dalam disiplin yang selalu mengawasi setiap tindakan mereka, siap berkata pedas jika mereka keluar jalur. Mereka ingin menjauh dari Tuhan seperti itu. Dan bagi yang lain, Tuhan seperti ayah yang tidak pernah hadir karena terlalu sibuk untuk peduli pada mereka. Dia memang menciptakan mereka tapi sekarang dia punya hal yang lebih penting untuk dilakukan. Tidak ada gunanya mencoba mengenal tuhan seperti itu. Dan bagi yang lainnya lagi, Tuhan seperti bapa leluhur yang enak untuk dikenal, tapi yang tidak benar-benar mengerti mereka atau jika dia mengenalNya tidak ada kesamaan. Jadi kenapa pusing-pusing berusaha?

Sebagian besar orang ingin Tuhan yang membela mereka daripada melawan mereka, atau Dia ada disaat mereka membutuhkanNya. Tapi mengenalNya secara pribadi? Konsep itu asing bagi mereka. Saya sering bertanya, apa yang Tuhan pikirkan mengenai semua ini. Dia juga seorang pribadi. Dia berpikir. Dan Dia memiliki perasaan. Bagaimana perasaan anda jika anda tetap mensharingkan diri anda pada orang lain dalam persahabatan, tapi sebagian besar orang yang anda jangkau menolak menerima anda atau menolak percaya apa yang anda katakan tentang diri anda? Mereka terus menerus mengulang prasangka mereka tentang anda dan terus mengabaikan anda. Itu mungkin yang dirasakan Tuhan tentang situasi ini.

Tuhan bisa dikenal, dan Dia ingin dikenal. Kenyataannya, Dia mengatakan pada kita bahwa kekekalan kita tergantung atas pengenalan akan Dia. Yesus berkata, “nilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (John 17:3). Mengenla Tuhan dan AnakNya Yesus merupakan inti hidup kekal. Kata mengenal dalam ayat ini tidak menunjuk pada pengenalan biasa. Itu merupakan pengenalan yang didapat dari hubungan pribadi dan hidup. Jika mengenal Tuhan sepenting itu, mungkin kita harus mencari tahu bagaimana kita bisa mengenal Dia.

Seorang yang Ingin Dikenal Harus Menyatakan Diri Terlebih Dahulu

Apa artinya mengenal seseorang? Jelas, pertama kali kita harus tahu sesuatu tentang dia, apa yang disukainya, bagaimana cara pikirnya, dan bagaimana dia bertindak dalam keadaan tertentu. Dan itu hanya bisa terjadi jika dia menyatakannya pada kita.

Jika saya ingin mengenal anda, saya perlu membuka diri saya, menjangkau anda dengan cara bersahabat, dan menunjukan ketertarikan dalam anda. Tapi itu hanya sedikit dampaknya sampai anda juga membuka diri anda. Andalah kuncinya. Anda yang memutuskan apakah mau atau tidak saya mengenal anda. Jika anda ingin saya mengenal anda, anda akan terbuka dan mengatakan tentang diri anda—pemikiran anda, apa yang anda percaya, perasaan anda. Anda akan menjadi diri anda dihadapan saya, yaitu yang sebenarnya dari pribadi anda. Anda tidak akan memasang topeng, atau selalu mengatakan yang terbaik saja.

Salah satu alasan hanya sebagian orang Kristen menikmati persahabatan sejati adalah mereka takut orang mengenal mereka, takut mereka tidak disukai atau bisa dipercaya jika seseorang mengenal pribadi anda sesungguhnya. Jadi mereka bermain petak umpet. Tuhan tidak seperti itu. Dia ingin dikenal. Dia yakin kalau kita mengenal dia dengan baik, kita akan semakin mengasihiNya, semakin percaya, semakin memujiNya, dan melayani Dia. Jadi dia berinisiatif dan membuka diri. Dia mengatakan tentang diriNya pada kita. Harus seperti itu. Tidak akan ada pengenalan pribadi akan Tuhan kecuali Dia membuka diriNya.

Bagaimana Tuhan menyatakan diriNya? Salah satu cara melalui alam. “Langit menceritakan kemuliaan Allah” (Psalm 19:1). Dia juga menyatakan DiriNya dalam sejarah. Seperti yang sudah dipelajari Raja Nebuchadnezzar dari Babylon, “Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia” (Daniel 4:17). Rasul Paulus mengajarkan kita bahwa Tuhan menyatakan hukumNya pada pikiran manusia (Romans 2:14-16). Tapi semua ini tidak memberikan kita petunjuk khusus tentang pribadi dan nature Allah. Kita memerlukan sesuatu yang lebih. Kita memerlukan Dia bicara pada kita. Dan Dia melakukannya, tidak melalui pengalaman mistis, tapi melalui Firman. Itu semua adalah perkataan Tuhan kepada kita. Itu diberikan melalui mulutNya (cf. 2 Timothy 3:16; Matthew 4:4). Dalam Alkitab Tuhan memberitahukan tentang diriNya. Kita belajar bagaimana pemikiranNya, perasaanNya, dan bagaimana kita mengharapkan tindakanNya. Jika kita ingin mengenal Tuhan, kita harus mulai dengan membuka Alkitab dan membaca apa yang dikatakanNya tentang dirinya sendiri.

Tapi Tuhan itu tidak terbatas, dan kita terbatas. Bagaimana yang terbatas bisa memahami yang tidak terbatas? Bagaimana manusia bisa benar-benar mengenal ilahi? Kelihatannya Tuhan harus menyatakan diriNya pada kita secara pribadi daripada sekedar tulisan jika ingin kita memiliki pengenalan sejati. Dan itulah yang dilakukanNya. “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi” (Hebrews 1:1-3). Yesus Kristus merupakan kemuliaan Tuhan dan keberadaan Tuhan sendiri. MengenalNya sama dengan mengenal Tuhan. Yesus sendiri menyatakan itu, “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia” (John 14:7).

Walau Yesus telah kembali kesurga, Tuhan telah memberikan kita tulisan tentang kehidupanNya dan juga semua hal yang diperlukan agar kita bisa mengenalNya secara pribadi. Kita bisa mengenal Kristus seperti kita berjalan denganNya dibumi seperti yang dilakukan para muridNya. Dan mengenalNya sama dengan mengenal Tuhan.

Tentu saja, kemahiran rohani yang kita butuhkan tidak bekerja saat kita dilahirkan. Alkitab mengatakan kalau mereka mati. Mereka perlu dihidupkan dihadapan Allah (cf. Ephesians 2:1). Tuhan melakukan itu saat kita mengakui kesalahan kita dan percaya pada Kristus yang mati diKalvary. Dalam kelahiran baru, kelahiran rohani, kelahiran yang datangnya dari atas, Dia memberikan kita hidup kekal, kehidupan rohani (cf. John 3:3, 16). Dia masuk kedalam kita dalam pribadi Roh Kudus dan membawa kita kedalam hubungan pribadi dengan diriNya. Kemudian baru kita bisa berkata, “Aku mengenal Tuhan.” Pengenalan akan Tuhan dimulai dikayu salib Yesus Kristus. Inilah pengenalan yang dimaksud saat Dia berkata bahwa hidup kekal adalah mengenal Bapa dan DiriNya. Mengenal Tuhan dalam hal ini berarti menjadi orang Kristen sejati.

Dari situ kita memiliki sumber rohani untuk mengenalNya lebih baik. Dan itulah keinginanNya. Dia mendorong kita untuk bertumbuh dalam pengenalan akan diriNya (2 Peter 3:18). Tapi bagaimana itu bisa terjadi? Dia sudah berinisiatif dan menyatakan diriNya. Langkah berikutnya dari kita.

Seseorang yang Ingin Dikenal Harus Berespon

Membangun Keinginan. Mari kita kembali kegambaran manusia. Jika saya ingin mengenal anda, pertama kali anda harus membuka diri anda pada saya dan berbagi dengan saya. Tapi saya tetap tidak mengenal anda kecuali saya berespon pada pernyataan anda. Kualitas respon saya tergantung pada besar kecilnya keinginan saya. Apakah pengenalan pertama saya membangkitkan keinginan untuk lebih mengenal lagi? Apakah saya tetap ingin mengejar hubungan dan membawanya ketingkat yang lebih dalam ? Walau disaat pertama anda kuncinya, sekarang saya kuncinya. Saya memutuskan apakah saya mau atau tidak mengenal anda lebih jauh.

Sebagian orang Kristen tidak berespon banyak terhadap hubungannya dengan Tuhan. Mereka sudah cukup mengenalNya untuk kebutuhan keselamatan, dan mereka telah bertemu denganNya secara pribadi dalam hubungan keselamatan, tapi mereka tidak bergerak dari sana. Sayangnya mereka menjadi sibuk dengan hal lain, dan waktu mereka mengenal Tuhan tidak ada. Walau mereka mengenalNya, itu bukan pengenalan yang intim. Itu menjelaskan beberapa masalah dalam hidup mereka, seperti kekhawatiran, ketakutan yang tiada akhir, rasa bersalah, kecemasan, dan depresi roahani, karena semua itu berhubungan dengan pengenalan akan Tuhan. Dan semua itu tidak akan berubah sampai mereka mengembangkan keinginan membara untuk mengenal Tuhan lebih dalam.

Mengenal Tuhan lebih baik merupakan masalah penting dalam kehidupan Kristen. Itu mempengaruhi begitu banyak aspek kehidupan rohani kita. Sebagai contoh, sebagian besar orang percaya yang ingin menyenangkanNya ingin mengenal kehendakNya. Mereka bertanya, “Apa yang Tuhan ingin saya lakukan?” Mengenal Dia lebih baik akan menyediakan jawaban pertanyaan itu. Saat pengenalan anda bertumbuh, kita mulai berpikir seperti Dia berpikir, melihat seperti Dia melihat, terbeban seperti bebanNya. Kita tidak perlu bertanya apa yang Dia ingin kita lakukan. Kita akan tahu. Dan itulah alasan untuk mulai membangun keinginan kuat mengenalNya.

Musa memiliki keinginan itu. Kita tentang itu diperistiwa pemujaan lembuh emas. Musa membangun tenda diluar perkemahan dan bertemu dengan Tuhan secara rutin. Tuhan bicara denganNya muka dengan muka seperti manusia bicara pada temannya, dan Musa semakin mengenalNya. Tapo dia ingin mengenalNya lebih jauh. “Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau” (Exodus 33:13). Itulah keinginan membara hatinya—sungguh-sungguh ingin mengenal Tuhan. Permintaannya menghasilkan janji dari Tuhan: “Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu” (Exodus 33:14). Itu merupakan kepastian yang indah tentang bimbingan dan perlindungan.

Tapi itu tidak cukup bagi Musa. Setiap kali Tuhan menyatakan dirinya, muncul kelaparan dalam hati untuk ingin lebih mengenalnya. Dengan keinginan dalam hatinya dia berkata, “Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku!” (Exodus 33:18) Kemuliaan Tuhan merupakan keseluruhan atributNya. Musa berseru ingin mengenal semua yang bisa manusia tahu tentang Tuhan. Dia sadar bahwa hidup dalam dunia ini kosong dan tiada arti diluar pengenalan yang intim akan Tuhan yang menciptakan dan mengatur dunia, yang menciptakan dirinya dan memberikannya hidup. Dia ingin mengenal Tuhan dan berseru dari kedalam hatinya, “perlihatkanlah kemuliaanMu kepadaku.” Orang itu siap menerima pengenalan akan Tuhan.

Daud memiliki keinginan yang sama. Kita melihat itu berulang-ulang diseluruh Mazmur:

Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini:

diam di rumah TUHAN seumur hidupku,

menyaksikan kemurahan TUHAN

dan menikmati bait-Nya (Psalm 27:4).

Berdiam dirumah Tuhan adalah hidup dalam hubungan yang intim dengan Tuhan. Itulah keinginan Daud:

Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair,

demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.

Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup.

Bilakah aku boleh datang melihat Allah? (Psalm 42:1-2)

Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau,

jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, s

eperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. (Psalm 63:1).

Paulus juga memiliki keinginan yang sama: “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus” (Philippians 3:7-8). Semua kedudukan, pujian, kekuasaan, prestige, dan harta dibumi seperti sampah jika dibandingkan dengan pengenalan akan Kristus karena semua itu tidak memiliki nilai yang kekal. Itu semua tidak bernilai dalam pikirannya.

Kenapa setiap orang ingin duduk dan mengejar sampah? Ya, itulah yang dilakukan sebagian orang percaya. Mereka berhasrat memiliki hal duniawi dibanding pengenalan akan Tuhan; Mereka lebih memilih sampah padahal mereka bisa mendapat hal terbaik dalam hidup—suatu hubungan yang dekat dengan Tuhan. Keinginan Paulus dalam hidup ini adalah mengenal Kristus (Philippians 3:10). Itulah sebabnya Tuhan memakainya dengan luar biasa. Keinginannya sangat kuat. Mintalah Tuhan memberikan anda keinginan yang sama, untuk menolong anda haus akan Dia. Kemudian mulai membaca FirmanNya dengan mata yang sudah terbuka tentang diriNya. Setiap pernyataan baru akan lebih menguatkan kita untuk lebih mengenalNya.

Terima Apa yang Sudah Tuhan Nyatakan. Setelah membangung hasrat, langkah berikutnya adalah menerima apa yang sudah dinyatakan tentang diriNya. Yaitu atribut Allah. Atribut yang menunjukan karakteristik, yang dinyatakan Tuhan sebagai diriNya. Itu bukan hanya bagian atau kualitas yang menunjukan siapa Dia—tapi inti keberadaan, nature, karakterNya. Tuhan dan atributnya sebenarnya satu. Saat kita mempelajari atribut, kita tidak hanya belajar Tuhan seperti apa, tapi siapa Dia.

Sebagian Teolog memberi perbedaan tajam antara esensi Allah dan atributNya, tapi itu sebenarnya tidak perlu. Keseluruhan atributNya menunjukan siapa Dia, esensi keberadaanNya. Jika anda menggambarkan semua bagian yang bisa menunjukan suatu hal, itu esensi. Demikian juga, jika anda bisa menggambarkan semua atribut Allah, anda bisa menunjukan esensiNya, siapa Dia.

Jelas, kita tidak tahu semua tentang Allah. Kita dibatasi oleh apa yang dinyatakan oleh DiriNya melalui FirmanNya. Dan dengan pikiran kita yang terbatas, kita tidak bisa memahami semuanya itu. Tapi apa yang bisa kita tangkap dari pernyataanNya bisa memperkaya keberadaan kita dibumi dan menyediakan sukacita besar dari hal lain dalam hidup. Itu membawa kita berhubungan dengan Tuhan.

Ada perdebatan diantara teolog tentang penggolongan atribut Allah. Sebagian membedakan atribut alami dari atribut moral, yaitu yang berasal dari nature dasar dan yang menunjukan diriNya sebagai pribadi, keberadaan moral. Sebagian lagi memisahkan atribut yang bisa dikomunikasikan dan yang tidak bisa dikomunikasikan, yaitu yang ada perbandingannya dalam hidup manusia dan yang tidak ada contoh perbandingannya. Sedangkan kelompok lainnya berkeras bahwa atribut immanent adalah yang berhubungan dengan Tuhan sebagai diriNya, dan atribut transitive menunjukan DiriNya pada ciptaanNya. Kenapa kita perlu mengelompokan atribut Tuhan? Dia adalah Dia. Saya lebih memilih mengenalNya sebagaimana adaNya Dia tanpa mengesampingkan semua atribut itu.

Seperti kita lihat, Tuhan menyatakan diriNya dalam FirmanNya, anda mungkin berkata, “Itu bukan cara yang selalu saya pikirakan tentang Tuhan.” Tapi apa yang selalu kita pikir tidak selalu penting. Memusatkan diri pada hal itu bisa membingungkan kita. Kita perlu memusatkan diri pada apa yang Tuhan katakan tentang DiriNya. Sebagai contoh, jika saya memiliki praanggapan tentang anda yang tidak akurat, tapi saya terus memegang itu walau anda sudah menyatakan kebenaran tentang diri anda, saya jelas tidak akan pernah mengenal anda. Saya harus menerima apa yang anda katakan tentang diri anda. Demikian juga, saat Tuhan mengatakan siapa Dia dan bagaimana tindakanNya perlu kita percayai. Itu sangat penting untuk mengenalNya. Tapi ada hal lain yang perlu kita mengerti.

Libatkan Seluruh Keberadaan Anda. Setelah keinginan sudah dibangun, dan keputusan untuk menerima apa yang dinyatakanNya sudah dibuat, harus ada komitmen yang jelas padaNya yang melibatkan seluruh keberadaan kita. Dalam ilustrasi manusia kita, saya tidak bisa mengenal anda dengan intim kecuali saya mengkomitmenkan diri saya untuk ada waktu bersama anda, sama-sama tertarik terhadap hal yang anda sukai, memperhatikan apa yang anda juga perhatikan, dan bergembira terhadap apa yang membuat anda gembira. Saya harus sepenuhnya terlibat dalam hidup anda. Sayangnya, sebagian besar dari kita berhenti dititik ini dalam pengenalan akan Tuhan.

Jika kita benar-benar ingin mengenal Dia, itu harus melibatkan keseluruhan pribadi kita—kepintaran, emosi dan kehendak. Sayangnya, kita hidup dimasa yang ekstrem. Disatu sisi ada orang yang betul-betul tahu semua doktrin tentang Allah, tapi sama sekali tidak memiliki hubungan dengan Dia. Disisi lain, ada yang begitu mementingkan pengalaman perasaan rohani, tapi sama sekali tidak tahu apa-apa tentang doktrin Allah. Diantara keduanya, orang yang berkata mereka mengenal Tuhan tapi tidak melakukan kehendakNya untuk taat.

Ketiga bagian kepribadian kita terlibat dalam pengenalan akan Tuhan. Pertama, kita belajar tentang Dia dengan otak kita. Kita belajar Firman, menyerap informasi yang dinyatakanNya, merenungkannya, kemudian berpikir implikasi dan aplikasi dalam kehidupan kita. Itu semua fungsi otak. Otak harus terlibat dalam pengenalan akan Tuhan. Jika kita tidak memiliki informasi yang benar tentang Dia, kita tidak bisa mengatakan kalau kita mengenalNya.

Tapi kita tidak boleh berhenti di otak. Saat kita lebih tahu, kita lebih terlibat secara emosi denganNya. Dan itu tidak perlu ditakuti. Tidak beralasan jika kita menjauh dari pengekspresian emosi iman kita. Saat kita melihat kedalam kasihNya bagi kita, bisa membuat kita menangis atau berteriak memuji. Itu pasti menyukakan Dia. Saat kita mengerti implikasi anugrahNya atas pendosa yang tidak layak seperti kita, kita bisa menyanyi, walau tidak terlalu cocok dengan nadanya. Saat kita mengalami pengampunanNya, kita akan merasa lega, dan kasih, dan sukacita, dan rasa aman. Saat kita melihat orang lain menolakNya, kita akan sedih. Itu semua emosi, dan pengenalan akan Allah tidak menghilangkan hal itu.

Tapi kita tidak boleh berhenti dengan pengetahuan dan pengalaman perasaan. Kita harus melakukan apa yang sudah kita temukan. Kita harus memilih melalui tindakan kehendak kita yang sesuai dengan informasi dan perasaan yang sudah kita alami. Tidak semua orang melakukan itu. Paulus berkata tentang orang yang mengaku mengenal Tuhan tapi menolak Dia melalui perbuatan mereka (Titus 1:16). Yohanes lebih jauh berkata bahwa seorang yang berkata mengenal Tuhan tapi menolak taat adalah pembohong (1 John 2:4).

Mari kita kembali keilustrasi manusia. Jika saya sudah mengenal anda dengan intim, anda akan mengharapkan hal tertentu dari saya, hal-hal seperti kesetiaan, persekutuan, keterbukaan, dan keinginan untuk menyenangkan anda. Itu semua harus dilakukan atas dasar pilihan kita.

Kita tidak bisa mengatakan, kita mengenal Tuhan karena kita memiliki informasi tentang Dia atau mengalami pengalaman emosi dengan Dia. Jika kita benar-benar mengenal Dia kita akan melakukan apa yang dikehendakiNya. Kita akan berjalan dengan Dia, dengan bebas mengatakan padaNya apa yang ada dalam hati kita, jujur mengakui kegagalan kita, dan percaya pada perkataanNya, bergantung padaNya, menyerahkan diri kita padaNya, taat, dan memuji Dia karena pengenalan akan DiriNya. Saat kita melakukan hal itu, pengenalan kita akan lebih berarti dan penuh.

Keinginan kita untuk mentaati Tuhan akan sangat meningkatkan pengenalan akan Dia. Sebagai contoh, jika saya menyatakan keinginan saya untuk taat pada perintah anda, saya akan belajar banyak hal tentang anda melalui hal yang anda minta saya lakukan. Semakin saya taat, semakin anda memerintah saya, semakin saya belajar. Saat saya berhenti mendengarkan anda, saya berhenti bertumbuh dalam pengenalan saya.

Anne Sullivan, yang mengajar Helen Keller yang buta dan tuli, menyadari bahwa tidak ada gunanya mencoba mengajar gadis kecil ini sampai dia belajar taat padanya. Dia yakin ketaatan merupakan pintu masuk pengetahuan kedalam pikiran anak kecil itu. Hal yang sama juga berlaku pada anak Tuhan. Ketaatan merupakan pintu masuk pengenalan akan Dia. Sebagian dari kita telah terhalang. Mengenal Dia lebih baik membutuhkan penyerahan diri secara penuh dan memutuskan untuk taat sepenuhnya juga.

Jika masalah itu sudah selesai dan anda ingin terus bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan, saya akan menolong dengan memberikan beberapa informasi yang sudah dinyatakanNya dalam Firman. Saya merasa tidak layak, tapi saya akan mencobanya. Selanjutnya terserah anda. Anda perlu percaya pada perkataanNya, kemudian komitmenkan diri anda padaNya. Itu berarti harus ada beberapa perubahan dalam cara anda hidup, tapi keuntungannya melimpah. Mungkin kita perlu melihat keuntungannya sebelum kita menyelidiki atributnya. Itu tujuan dari bab berikut.

Tindakan yang Perlu diambil

Pastikan anda setiap hari meminta Tuhan menunjukan sesuatu tentang Dirinya, dan kedua anda membaca sebagian Firman setiap hari, mencari beberapa kebenaran tentang diriNya. Mulailah sekarang.

Biblical Topics: 
Taxonomy upgrade extras: 

3.Orang yang Mengenal Tuhannya

Apa salah dengan kerohanianku? Kenapa aku tidak mempunyai damai dan kegembiraan yang dimiliki orang Kristen lainnya? saya tidak bisa lagi menghitung banyaknya orang-orang yang menanyakan pertanyaan seperti itu selama pelayanan saya. Mereka sudah membaca Alkitab yang seharusnya mempunyai kegembiraan yang tak dapat dilukiskan dan penuh dengan kemuliaan ( 1 Petrus 1:8), tetapi mereka tidak bisa membayangkan apa itu pengalaman Kristen. Jika mereka menulis suatu acuan hidup Kristen itu akan lebih seperti kemuraman yang tidak tertahan dan penuh dengan keraguan.

Tidak Ada Formula Ajaib

Saya tidak mempunyai formula apapun untuk memperindah hidup Kristenmu. Ada banyak faktor dalam Alkitab yang bisa mempengaruhi kesejahteraan rohani kita, tetapi satu hal yang pasti – pengenalan Tuhan secara pribadi, adalah satu faktor utama. Keuntungan pengenalan Tuhan pengetahuan sangat luar biasa. Kita akan bicara lebih banyak tentang itu bersama dengan masing-masing atributnya, tetapi mari kita pertimbangkan beberapa keuntungan umum sebelum kita mulai, agar supaya kita mempertajam selera rohani kita dan membangunkan dahaga kita untuk Tuhan. Di sini ada sebagian hal baik yang akan kita nikmati saat pengetahuan kita akan bertumbuh.

Kuasa

Alkitab menyatakan bahwa “umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak” (Daniel 11:32). Itu adalah suatu janji besar. Tetapi dalam rangka memahaminya kita harus mengetahui sedikit sejarah Yahudi. Orang Yahudi sudah mengalami beberapa penyiksaan sengit sampai berabad-abad, tetapi tidak ada lebih buruk dibanding di bawah Antiochus Epiphanes, Raja Suriah yang menjadi raja dari 175 sampai 164 B.C. Ia mengasumsikan nama Theos Epiphanes yang berarti jelmaan Tuhan, tetapi bangsa Yahudi mengubah satu huruf dalam namanya ( dalam bahasa mereka) dan memanggil dia Epimanes, yang berarti manusia gila. Dan ia memang gila! Kebenciannya terhadap bangsa Yahudi secara harafiah sangat gila.

Daniel mengantisipasi pemerintahannya secara nubuat dalam pasal kesebelas kitab ini. Dan ia lakukan persis seperti Daniel ramalkan. Ia perintahkan untuk memberhentikan pemberian korban orang Yahudi dan mengotori Bait Tuhan dengan mengorbankan babi diatas altar. Sebagai tambahan, ia melarang pelaksanaan hari sabat dan sunat anak-anak, memerintahkan semua salinan Kitab-kitab dibinasakan, menyediakan altar pemujaan, memerintahkan bangsa Yahudi untuk mengorbankan korban yang kotor, dan meminta dengan tegas agar mereka makan daging babi. Orang yang menentang perintahnya dihukum mati. Itu adalah bencana masa lampau. Ketika Daniel mengantisipasi kekejaman ini ia bertanya pada dirinya bagaimana orang-orang ini akan mampu bertahan. Jawaban tidaklah lama: “ umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak” ( 11:32).

Dan itu persis apa yang mereka lakukan. Suatu kelompok orang berani disebut Maccabees memimpin suatu pemberontakan gagah berani melawan Antiochus. Eksploitasi mereka, melawan rintangan tak dapat diatasi, adalah benar-benar luar biasa. Mereka mengenal Tuhan mereka, memegang Kuasa Kedaulatannya, bertindak, dan menghancurkan genggaman Antiochus atas Israel. Cerita mereka adalah suatu hikayat kekuatan, keperkasaan dari orang yang mengenal Tuhan. Orang-Orang hari ini yang sungguh-sungguh mengetahui Tuhan mempunyai derajat tingkat kekuatan dan keberanian yang sama. Mereka membela kebajikan, menentang kejahatan, bertahan dalam penyiksaan saat perlu, kemenangan melalui menderita, dan memenuhi berbagai hal besar untuk kemuliaan Tuhan. Tidak ada jalan lain untuk mempunyai kuasa rohani kecuali melalui pengenalan akan Tuhan.

Daniel sendiri adalah manusia yang mengenal Tuhan. Ketika presiden dan para pangeran Medo Kerajaan Persia mendorong Raja Darius untuk mengeluarkan suatu keputusan yang melarang siapapun menyembah dewa manapun atau manusia kecuali raja, atau dilempar ke dalam kandang singa, Daniel tetap berdoa kepada Tuhan di Surga ( Daniel 6:4-15). Tidak saja ancaman kematian tidak bisa menghalangi dia melakukannya. Ia mengenal Tuhannya, dan orang-orang yang mengenal Tuhan mempunyai keberanian dan kekuatan untuk lakukan Kehendaknya walaupun keseluruhan dunia melawan mereka dan semua orang di sekitar mereka menyerah dalam dosa. Kita juga dapat memiliki kuasa rohani untuk melakukan kehendak Tuhan dan membuat dampak penting atas dunia yang tidak berTuhan di mana kita tinggal. Ketika pengenalan kita akan Dia meningkat dan persahabatan kita denganNya tumbuh lebih akrab, Ia membuat Kuasanya lebih siap tersedia untuk kita.

Damai

Petrus menceritakan kepada kita tentang orang-orang yang mengenal Tuhan. Ia berkata, “ Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita” ( 2 Petrus 1:2). Statemennya mengungkapkan baik rahmat dan damai menngkat dalam hidup orang percaya melalui pengenalan Tuhan yang saksama dan penuh. Anugrah adalah keinginan Tuhan, Kepedulian yang sangat, bantuan yang setia, dan pertolongan. Kita menikmati pertolongan Tuhan setingkat dengan pengenalan kita. Itu seharusnya mudah dipahami. Jika kita tidak mengenalNya dengan baik, kita tidak akan mengetahui bantuan apa Ia sediakan, atau bahkan saat Ia sedang menawarkan kita bantuan. Kita harus mengenalNya untuk mampu menerima manfaat yang diberikanNya pada kita.

Tetapi damai yang saya ingin bahas disini — ketengan didalam diri, suatu kepercayaan diri, suatu stabilitas dan kendali menghadapi keadaan sulit. Itu bertambah dalam kita melalui pengenalan kita akan Tuhan yang mengendalikan keadaan kita. Betapa kita memerlukan damai dalam dunia yang gelisah ini! Ketika kita mempunyai damai, kita menyadari bahwa tidak ada alasan untuk khawatir atas setiap masalah baru. Tuhan yang Maha Kuasa yang mencintai kita dan memperhatikan tiap-tiap detil hidup kita akan mengusahakan yang terbaik. Makin baik kita berusaha memahamiNya, semakin kita bersandar dalam rencanaNya yang bijaksana untuk masa depan kita.

Ada suatu ilustrasi besar dalam buku Daniel tentang damai yang datang dari pengenalan akan Tuhan. Raja Nebuchadnezzar yang telah mendirikan patung dirinya sendiri dimana semua orang diperintahkan untuk membungkuk. Menolak bararti kematian dimasukan dalam tungku perapian yang menyala-nyala. Tetapi Shadrach, Meshach, dan Abednego adalah orang-orang yang mengenal Tuhan. Mereka tidak bisa membungkuk didepan patung emas itu. Ketika menjadi jelas bahwa mereka telah menolak, mereka dibawa kedepan raja dan diberi kesempatan yang terakhir. Nebuchadnezzar dengan bangga berkata, “ Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam yang perapian menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” ( Daniel 3:15)

Jawaban ketiga para pelayan Tuhan merupakan salah satu ungkapan iman dalam Alkitab. Mereka mulai dengan mengatakan, “ Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini” (ayat 16). Tidak rasa tidak hormat didalam kata-kata mereka. Mereka mengakui bahwa tuduhan itu benar dan mereka tidak membela diri. Mereka melakukan apa yang harus dilakukan. Tetapi mereka melanjutkan, “ Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya pemimpin; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya pemimpin, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu” (ayat 17,18).

Mereka mengenal Tuhan yang Maha Kuasa mampu menyelamatkan mereka. Ia yang menciptakan api dan yang membuat badan mereka pasti bisa menjaga mereka dari hal ini. Dan mereka percaya Ia mau. Tetapi sekalipun mereka tidak secara penuh memahami rencana Tuhan pada waktu itu dan Ia tidak menyelamatkan mereka, tidak apa-apa! Mereka akan ada dalam keadaan yang lebih baik dihadiratNya. Di dalam kasus manapun , mereka tidak akan menentangNya dengan membungkuk didepan patung. Mereka mempunyai damai yang sempurna dan kepercayaan dihadapan kematian sebab mereka mengenal Tuhan.

Apakah anda ingin memiliki damai seperti itu? Apakah anda ingin menghadapi pencobaan, masalah apapun, bahaya apapun, atau ancaman apapun, serta bisa berkata dengan penuh percaya diri, “ Tidak penting apa yang terjadi kepada saya. aku mengetahui bahwa Tuhan akan bekerja bersama-sama untuk kebaikan. aku hanya ingin melakukan Kehendaknya dan memuliakanNya.” Kedamaian seperti itu tergantung pada tingkat pengenalan Tuhan. Ketika kita belajar untuk mengenalNya lebih baik dan mulai untuk merasakan Kuasanya dengan Cinta abadinya, kita akan belajar untuk tenang didalam Dia — seperti anak kecil tenang dan damai didalam lengan ayahnya selagi badai mengamuk diluar.

Kebijaksanaan

Paulus adalah manusia yang menikmati keuntungan dari pengenalan akan Tuhan, dan ia rindu membagikan pengalaman pertobatannya dengan orang lain. Ia sering berdoa untuk itu , dan dalam doa itu kita belajar lebih banyak tentang keuntungan pengenalan akan Tuhan. Bagi jemaat diEphesians ia berdoa, “ meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.” ( Ephesians 1:17). Kata Roh bukanlah suatu acuan kepada Roh Kudus. Jemaat Ephesians telah memilikiNya tinggal dalam hidup mereka. Paulus sedang mengacu pada suatu sikap mental atau disposisi dari pemahaman rohani yang benar dimana Roh Kudus sendiri bisa hasilkan dalam diri mereka, itu adalah, kemampuan untuk memahami kebenaran Tuhan dan menjalankannya. Ia ingin mereka mampu menyerap kenyataan rohani dan aplikasi kebenaran itu dalam hidup mereka.

Sebagian dari kita memiliki kekurangan dalam pemahaman rohani. Kita membaca Firman Tuhan tanpa mengerti apa yang dikatakan, dan kita secara total kehilangan implikasinya bagi kita. Kita ingin mendapatkan apa yang Paulus doakan untuk, suatu roh kebijaksanaan dan pernyataan, kemampuan untuk melihat kebenaran ilahi, tetapi kita tidak pernah mencapainya. Di mana itu bisa ditemukan? Bagaimana mungkin kita mendapatkannya? Apakah itu memerlukan suatu ijazah teologi? Paulus memberitahu dimana letaknya — dalam pengenalan akan Dia. Orang-Orang yang dengan intim mengenal Tuhan mereka mempunyai pemahaman rohani yang jauh melebihi pendidikan formal mereka. Waktu yang mereka habiskan bersamaNya telah memberi mereka pengertian yang lebih dalam tentang tujuan hidup dibanding yang bisa diberikan universitas manapun didunia.

Petrus dan Yohanes adalah orang seperti itu. Mereka sedang mengkhotbahkan Kristus di halaman bait dan para pemimpin Yahudi sangat marah. Mereka menyeret keduanya kedalam tahanan dan menanyakan mereka sekitar aktivitas mereka, meminta dengan tegas agar mereka memberitahu dengan kuasa apa mereka melakukan mujizat. Kemudian Petrus, dipenuhi dengan Roh Kudus, membawakan kesaksian yang kuat tentang Kristus yang memnunjukkan tidak hanya keakrabannya dengan peristiwa sebelumnya di Jerusalem, tetapi juga pengertiannya tentang PL ( Kis 4:812). Itu adalah suatu ungkapan iman yang luar biasa dari seorang nelayan yang tak berpendidikan. Di mana ia mendapatkan kebijaksanaan itu? Tulisan ini terus menceritakan kepada kita: bangsa Yahudi “ mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus” ( Kis 4:13). Mereka telah masuk ke dalam suatu pengenalan pribadi dengan Tuhan yang hidup melalui Yesus Kristus Putra Nya. Mereka telah berjalan denganNya dan berbicara denganNya selama tiga setengah tahun. Sebagai hasilnya mereka mempunyai suatu pemahaman ttg kebenaran rohani yang tidak bisa ditandingi oleh pendidikan keagamaan pemimpin agama. Orang-Orang yang mengenal Tuhan mempunyai kebijaksanaan.

Tujuanmu Sebenarnya

Bukankah itu yang benar-benar kamu inginkan? Bukan kamu dapat mengagumkan para temanmu dengan pengetahuan Alkitab atau pengertian teologimu. Tetapi sedemikian sehingga kamu dapat mengetahui apa itu hidup, dan membuat dampak atas hidup mereka untuk kemuliaan Tuhan yang hidup ketika mereka mengamati kenyataan Kristus didalam kamu. Itu akan terjadi ketika kamu berusaha mengenalNya dengan intim.

Pertumbuhan

Doa Paulus untuk jemaat Kolose menggambarkan keuntungan mengenal Tuhan yang lainnya: “ Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa kamu untuk. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan yang pengertian benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah” ( Colossians 1:910). Ada beberapa perbedaan pendapat seperti bagaimana ini harus diterjemahkan. Sedang kebanyakan dari terjemahan populer memandangnya sebagai doa untuk jemaat Colossians agar meningkatkan pengenalan akan Tuhan, kebanyakan komentator memahaminya bahwa pengenalan akan Tuhan ditunjukan dengan berbuah dan meningkat dalam tiap-tiap pekerjaan baik. Mereka akan menterjemahkannya seperti ini: “ berbuah dan meningkatkan tiap-tiap pekerjaan baik oleh pengenalan akan Tuhan.”

Itu merupakan suatu pemikiran yang harus dipikirkan orang percaya. Beberapa orang bertanya, “ Mengapa aku tidak memiliki kasih dan sukacita serta kedamaian yang aku cari?” Di sini ada satu alasan. Kesuksesan berbuah dan pertumbuhan kita tergantung pada pengenalan akan Tuhan kita. Kita hendaknya bisa memahami bahwa itu bekerja dengan cara yang sama dalam keberadaan manusia. Ketika saya berkembang dalam pengenalanku ttg para temanku, saya menikmati bersama dengan mereka dan lebih ingin menyenangkan mereka. Itulah apa yang terjadi dengan hubungan kita dengan Tuhan. Semakin kita mengenal kasihNya untuk kita semakin kita mencintaiNya sebagai balasan ( 1 Yohanes 4:19). Dan semakin kita mencintai Nya semakin kita ingin menyenangkanNya ( 1 Yohanes 5:3; Yohanes 14:15).

Ada analogi manusia lain yang akan membantu kita memahami kebenaran ini. Psikolog menunjukkan bahwa kita memperoleh persamaan dengan orang-orang yang kita kenal dengan baik dan dengan orang yang sering bersama kita. Ketika kita meluangkan waktu dengan Tuhan dan bertumbuh dalam pengenalan akan Dia, kita mulai berkembang menjadi seperti Kristus, inilah yang dimaksud Perjanjian Baru dengan buah. Dengan kata lain, kita akan berbuah dan meningkatkan tiap-tiap pekerjaan baik oleh karena pengenalan akan Tuhan. Usaha untuk mengenali Nya lebih baik. Anda akan menikmati itu.

Penulis Mazmur bernama Asaph melakukannya. Ia sedang dalam keadaan rohani yang buruk. Ia berkata kalau dia hampir tersandung; langkah-langkahnya hampir tergelincir ( Mazmur 73:2). Ia hampir-hampir mengalami suatu kekalahan rohani yang serius, marah kepada Tuhan sebab orang-orang tak beriman sedang melakukan hal yang lebih baik daripada ia. Ia pasti tidaklah bertumbuh sampai, ia berkata,

Sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka

(ayat 17).

Sedang berada dalam tempat kudus Tuhan adalah suatu Cara Perjanjian Lama menyatakan persahabatan denganNya. Asaph dibawa mengetahui Tuhan — kasihNya, KepedulianNya, BimbinganNya, dan pemenuhanNya. Kemudian ia berkata,

    Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku. Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan. Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya (ayat 23,26).

Pengenalannya akan Tuhannya mengubah hidupnya dan memberi dia suatu sukacita yang bertumbuh didalam berjalan denganNya. Ia bisa katakan, “ Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah” (ayat 28). Semakin dekat ia ke Tuhan semakin ia tumbuh dan makin baik ia menikmati pengalaman rohaninya. Itu baik untuk kita juga. Kita akan mengalami kesuksesan dan pertumbuhan baru ketika kita berusaha mengenalNya.

Kebebasan

Ada satu lagi berkat pengenalan akan Tuhan yang umum yang ingin saya tunjukan. Itu ditemukan dalam surat Paulus kepada jemaat Galatians. Mereka, jemaat Galatians mempunyai suatu masalah dengan legalism. Hidup Kristen mereka adalah suatu pekerjaan berat: “ Aku telah melakukan ini, aku telah melakukan itu, aku tidak bisa pergi di sini, aku tidak bisa katakan itu.” Mereka terus hidup dalam ketakutan kalau mereka tidak pernah cukup berbuat untuk menyenangkan Tuhan dan itu menghasilkan rasa bersalah yang berlimpah. Satu-Satunya cara untuk mengganti kerugian rasa bersalah mereka adalah dengan mencoba lebih keras. Mereka mungkin berkata, “ aku harus bertabah hati dan memberinya semua yang aku punya. Tetapi aku benar-benar merasa seperti itu. aku ingin Tuhan akan berhenti menggangguku.” Bersama dengan ketakutan dan rasa bersalah ada kemarahan terhadap Tuhan untuk tekanan yang mereka sedang merasakan. Satu kata meringkas kehidupan Kristen semacam itu — perbudakan!

Tuhan tidak pernah berniat kita hidup seperti itu. MengenalNya sungguh-sungguh, secara pribadi, dan dengan intim mengeluarkan kita dari perbudakan. Paulus menulis kepada mereka, “ Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?” ( Galatians 4:9) Mereka mengenali Tuhan dan pengenalan mereka telah membawa mereka keluar dari perbudakan. Tetapi sama menyedihkan seperti semula adalah, mereka telah dengan sengaja menaruh dipunggung mereka beban perbudakan yang dari situ mereka sudah dibebaskan. Mengapa? Apa masalah mereka?

Berusaha untuk menyenangkan Tuhan tanpa bertumbuh dalam pengenalan akan Dia bisa membuat kita diperbudak. Kita berpikir kita harus berusaha untuk diterima. Maka kita berjuang dan bekerja keras untuk menyenangkanNya, tidak pernah merasa yakin kita sudah berhasil, frustrasi atas tekanan yang kita berpikir dari Dia, namun takut untuk berhenti berusaha. Hidup semacam itu adalah kesengsaraan belaka.

Ketika kita memahami kasihNya, anugrahNya, pengampunanNya, dan penerimaan tanpa syaratNya didalam Kristus, ketaatan tidak lagi suatu perjuangan atau suatu pekerjaan berat. Itu bebas, alami, dan penuh kegembiraan. Sesungguhnya, itu benar-benar kesenangan. Kita mematuhiNya bukan karena kita berpikir kita harus melakukan itu dalam rangka memperoleh persetujuanNya, tetapi karena ingin seperti itu. Ingin mempertimbangkannya sebagai suatu perlakuan khusus yang menyenangkan. Kita mencintai Satu yang sudah menerima kita, walau kita tak pantas mendapatkannya, dan kita suka menyenangkanNya. Paulus memohon pada jemaat Galatians dan kepada kita, “ Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan” ( Galatians 5:1 KJV). Satu-Satunya cara kita dapat melakukan itu adalah denga berusaha memahamiNya lebih baik.

Tidak ada akhirnya berkat dari pengenalan akan Tuhan. Seperti kata Petrus, “ Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib” ( 2 Petrus 1:3). Segala yang diperlukan untuk meyakinkan kita tentang keabadian didalam hadirat Tuhan ditemukan dalam pengenalan kita akan Dia. Segala yang kita butuhkan untuk membantu kita hidup dalam Tuhan saat ini juga ditemukan dalam pengenalan kita akan dia. Segalanya! Itu berulang terus menunjukan kalau mengenali Tuhan merupakan aspek yang paling utama dari kehidupan kekristenan kita. Apa lagi yang kita tunggu? Marilah kita mulai untuk bertumbuh dalam pengenalan akan Dia.

Tindakan Untuk Dilakukan

Mulai untuk lebih sering memikirkan Tuhan disepanjang hari. Pada setiap situasi baru tanyakan diri anda, “ Apa perbedaan yang bisa aku buat jika aku mengenal cara pandang Tuhan atas hal ini? Bagaimana seharusnya aku berespon jika aku benar-benar mengenal Tuhan?”

Taxonomy upgrade extras: 

4. Tiga dalam Satu

Tiga dalam Satu merupakan hal penting untuk kita pahami bahwa Tuhan ada tiga pribadi. Harus diakui, orang tidak percaya memandang doktrin tritunggal sebagai salah satu dari berbagai hal yang paling menggelikan yang pernah mereka dengar. Ia yakin kalau orang Kristen pasti sudah gila dengan menerima hal itu. Tuhan adalah satu namun Tuhan adalah tiga? Itu absurd! Satu tambah satu sama dengan satu? Itu tidak masuk akal — bertentangan dengan perhitungan sederhana. Itu menunjukan orang yang mudah percaya. “ ThreeinOne” mungkin suatu nama yang baik untuk minyak mesin jahit, tetapi sebagai suatu gambaran tentang Tuhan, orang tak percaya melihatnya sebagai bualan sejati belaka.

Darimana gagasan seperti itu datang? Hal itu sepenuhnya asing bagi manusia, itu tidak pernah terpikir oleh manusia. Itu membuat kita curiga kalau Tuhan Sendiri yang telah mengungkapkannya, dan itu persisnya apa yang kita temukan dalam Alkitab. Walau kata tritunggal tidak nampak dalam Alkitab, gagasannya ditemukan dari permulaan sampai. Tidak ada keraguan tentang itu — doktrin tritunggal dengan sempurna mengungkapkan Kebenaran Alkitab. Tuhan kita yang satu ada tiga pribadi.

Itu tidak untuk menyatakan bahwa penulis Alkitab pada awalnya sudah memahaminya dengan jelas. Saat Petrus, Yohanes, dan para murid lain pertama kali melihat Yesus mereka tidak berkata, “ Aduh lihat, itu Tuhan dalam daging, pribadi tritunggal yang kedua .” Namun mereka mendengarNya mengaku sebagai pernyataan Bapa dengan hak istimewa ilahi, dan saat mereka mengamatiNya melaksanakan pekerjaan ilahi, mereka diyakinkan bahwa Ia adalah Anak Allah.

Demikian juga, mereka mungkin pada mulanya memberi sedikit pemikiran tentang Roh Kudus sebagai pribadi ketiga dalam Tritunggal. Tapi ketika peristiwa hari Pantekosta berakhir, itu menjadi jelas pada mereka bahwa kuasa yang mereka telah saksikan bekerja dalam dan melalui mereka bukanlah milik mereka. Itu adalah kuasa Tuhan. Roh yang berdiam dalam mereka adalah Tuhan Sendiri. Maka, dipimpin oleh Roh yang sama itu mereka mengungkapkan kepada kita melalui tulisan mereka tentang ketritunggalan Tuhan.

Manusia boleh menolaknya, tetapi keberatan mereka muncul terutama disebabkan mereka mencoba untuk memahami Pencipta dengan pengertian ciptaan, melihat Tuhan hanya sebagai sebagai versi manusia yang lebih baik walau pada kenyataannya Ia adalah suatu pribadi berbeda sama sekali, suatu pribadi yang takterbatas dimana pikiran kita yang terbatas tidak bisa secara penuh memahamiNya. Kita percaya doktrin tritunggal bukan karena kita memahaminya, tetapi karena Tuhan yang telah menyatakannya. Itu bukanlah tak penting atau secara kebetulan. Itu adalah seluruh inti sari dirinya. Dan penting bagi kita untuk mengenalnya jika kita ingin bertumbuh dalam pemahaman nature dan kesempurnaanNya. Kemudian apa artinya Allah Tritunggal?

Suatu Penjelasan Allah yang Tritunggal

Merupakan suatu ajaran dasar Iman bahwa hanya ada satu Tuhan. “ Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” ( Deuteronomy 6:4) Kesatuan ketuhanan tidak diragukan. Tuhan tidak terdiri dari bagian maka Ia bisa dibagi menjadi beberapa bagian. Ia satu. Politheisme adalah dosa manusia yang berusaha untuk membagi Tuhan ke dalam beberapa allah kecil dan demikian memperlemahNya, untuk menghilangkan kekuasaan tertinggi, penguasa berdaulat yang kehendakNya adalah kemutlakan dan yang menuntut kesetiaan total dari kita. Tetapi itu tidak bisa dilaksanakan. Ada satu Tuhan, tak terpisahkan dan sepenuhnya, yang mempunyai satu pikiran, satu rencana, satu tujuan, dan satu maksud terakhir. Kita dapat berterimakasih untuk itu. Berusaha untuk menyenangkan banyak allah hanya akan mendorong kearah kebingungan mental dan huru-hara. Misionaris menyaksikannya, melihat rasa lega yang dinyatakan oleh orang-orang politheis dan animistis ketika mereka menemukan bahwa hanya ada satu Tuhan. Berserah pada kehendak satu Tuhan membawa keutuhan dan kesatuan tujuan hidup.

Tetapi Alkitab mengungkapkan bahwa, didalam satu inti sari ilahi, ada tiga pembedaan. Pembedaan itu nampaknya lebih baik diungkapkan sebagai pribadi, dikenal sebagai Bapa, Putra, dan Roh Kudus. KetigaNya mempunyai atribut yang sama, dan oleh karena itu mereka adalah satu — tidak hanya satu tujuan, tetapi satu dalam unsur. Untuk bisa memiliki atribut yang sama haruslah satu natur. Tiga pribadi dengan kedaulatan sama, haruslah satu kedaulatan. Tiga pribadi dengan kemahakuasaan serupa harusnya satu kemahakuasaan. Kita sebagai manusia mungkin punya karakteristik yang serupa dengan orang lain, tetapi tidak sama. Jika kita sungguh sama dengan orang lain dalam cara apapun, kita berdua sebenarnya satu. Ketiga pribadi Tuhan memiliki atribut yang sama. Mereka satu dalam unsur dan satu pada pokoknya, dan oleh karena itu mereka adalah satu Tuhan.

Banyak usaha telah dibuat manusia untuk menjelaskan doktrin tritunggal: tiga daun semanggi; telor dengan kuning telur, putih telur, dan kulitnya; H2O yang bisa jadi air, es, atau uap air; matahari yang berwujud panas, ringan, dan waktu; laki-laki yang pada suatu waktu adalah seorang bapak, seorang anak, dan seorang saudara; ruang di suatu dadu yang adalah satu kesatuan, namun terdiri dari panjang, luas, dan kedalaman, masing-masing sepadan dengan lain dan bagian dari yang lain. Tetapi didalam analisa akhir tiap-tiap ilustrasi ada perbedaan. Kita tidak bisa temukan manapun dari analogi yang terbatas untuk secara penuh menjelaskan doktrin tritunggal. Kita percaya sebab Tuhan telah menyatakannya. Tuhan kita yang Satu ada tiga pribadi.

Nampaknya seorang laki-laki bernama Theophilus Antioch yang pertama menerapkan istilah tritunggal pada konsep Alkitab ini sejak 181 A.D. Tetapi kepercayaan Anathasian, diselesaikan sekitar abad yang kelima, yang menyatakannya dengan jelas: “ Kita memuja satu Tuhan didalam tritunggal, dan tritunggal didalam kesatuan, tidak mencampur pribadi, maupun memisahkan unsurnya.”

Beberapa Bukti Allah yang Tritunggal

Itu satu hal untuk bisa mengatakan Tuhan itu adalah tiga dalam satu, tetapi sesuatu yang sama sekali berbeda untuk membuktikan itu. Apa kesaksian yang bisa diberikan Alkitab tentang doktrin tritunggal? Walau penekanan yang utama dalam PL adalah pada kesatuan Tuhan, indikasi dari Tritunggalnya dengan jelas dilihat disana. Kita tidak perlu membaca lebih jauh untuk menemukannya: “ Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” ( Kej 1:1). Walau katakerja menciptakan adalah bentuk tunggal dan mempunyai suatu pokok bentuk tunggal, Elohim, kata Ibrani dalam menyebut Tuhan dalam ayat ini, adalah jamak. Itu mungkin tidak membuktikan Tritunggal, tetapi itu dengan jelas menunjuk pluralitas pribadi dalam ketuhanan. Tidak ada alasan logis lain untuk memilih suatu nama yang jamak. Beberapa sudah menjaga bahwa itu suatu keagungan yang jamak, tetapi itu menggambarkan kedalam pikiran Ibrani masa lampau sesuatu mereka tidak pernah pertimbangkan. Mereka menyebut para raja mereka didalam bentuk tunggal. Maka, mengejutkan bagaimanapun nampaknya, pertama kali kita bertemu Tuhan didalam PL ada bukti pembedaan pribadi didalamNya.

Kita tidaklah terkejut, mendengarNya berkata, “ Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita” ( Kej 1:26). Kataganti yang jamak tidak bisa mengacu pada para malaikat sebab mereka tidak pernah dihubungkan dengan Tuhan di dalam Aktivitas kreatifnya. Sebagai konsekwensi, lebih dari satu pribadi dilibatkan. Kataganti yang jamak tidak berarti apapun jika disebut kebalikannya ( cf. Kej 3:22; 11:7).

Ada Indikasi lain dalam Perjanjian Lama tentang pluralitas pribadi dalam ketuhanan, seperti acuan kepada Malaikat Yahweh, yang kadang-kadang dikenal dengan Yahweh namun diwaktu lain dibedakan dariNya. Tapi satu statemen paling jelas ditulis oleh nabi Isaiah. Tuhan sedang bicara, menyebut Dirinya sebagai yang pertama dan yang terakhir, yang menciptakan lapisan-lapisan langit dan bumi ( Isaiah 48:12-13). Inilah perkataanNya:

    Mendekatlah kepada-Ku, dengarlah ini: Dari dahulu tidak pernah Aku berkata dengan sembunyi dan pada waktu hal itu terjadi Aku ada di situ. Dan sekarang, Tuhan ALLAH mengutus aku dengan Roh-Nya(verse 16).

Apakah anda lihat implikasinya? Tuhan berkata bahwa Tuhan Allah dan RohNya yang mengirim Nya. Terlihat dengan jelas bahwa Tuhan kita ada tiga pribadi.

Tetapi kesaksian Alkitab yang tidak dapat disangkal tentang Tritunggal adalah bahwa ketiga pribadi disebut sebagai Tuhan. Pertama, Bapa disebut Allah. Sebagai contoh, Ia dikenal sebagai “ Allah Bapa” ( Galatians 1:1), atau “ Allah Bapa kami” ( Galatians 1:3; Ephesians 1:2), atau “ Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus” ( Ephesians 1:3). KetuhananNya tidak diragukan.

Tetapi Putra demikian juga dikenal sebagai Tuhan. Ia memiliki atribut Tuhan seperti keabadian, kemahakuasaan, Maha tahu, dan Maha hadir. Ia membawa nama ilahi seperti Yahweh, Tuhan, Immanuel, dan Firman. Ia bahkan mengijinkan Thomas memanggilNya “ Tuhanku dan Allahku” ( Yohanes 20:28). Ia mempraktekan hak istimewa sebagai ilahi seperti mengampuni dosa, membangkitkan yang mati, dan menghakimi semua orang. Dan Ia menerima pujaan yang hanya untuk Tuhan.

Tidak ada orang dapat menyangkal bahwa Ia menyatakan persamaan dengan Bapa saat Ia berkata, “ supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia” ( Yohanes 5:23). Ia meminta dengan tegas bahwa Ia layak menerima penghormatan yang sama dengan Allah Bapa. Ia tidak seperti orang gila. Ia pasti merupakan pribadi yang dinyatakannya — Allah Anak, sama dengan Bapa dan pantas untuk menerima penghormatan yang sama seperti Bapa. Bapa sendiri menyebut AnakNya sebagai Tuhan: “ Tetapi tentang Anak Ia berkata: Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran” ( Ibrani 1:8).

Kata pendahuluan dalam Injil Yohanes menceritakan kepada kita satu alasan Kristus datang ke bumi: untuk membuat Bapa dikenal, untuk mengungkapkan Tuhan kepada manusia ( Yohanes 1:18). Kita dapat mengetahui lebih banyak Tuhan itu seperti apa dengan menyelidiki pribadi Yesus Kristus. Ia adalah Tuhan dalam daging. Ketika kita menyelidiki Alkitab dan menemukan siapa Tuhan itu, kita tidak bisa melalaikan hidup Yesus Kristus didunia. Ia adalah Allah Anak.

Tetapi Roh Kudus juga disebut Tuhan. Namanya adalah “ Roh Tuhan” ( Kej 1:2). Ia memiliki atribut Tuhan dan melaksanakan pekerjaan ilahi. Saat Ia adalah Roh yang berasal dari Bapa ( Yohanes 15:26), Ia pada waktu yang sama disebut “ Roh Kristus” (Roma 8:9). Ia bersama-sama dengan Bapa dan Anak. Rasul Petrus dengan jelas memandangNya sebagai Tuhan ketika ia berkata kepada Ananias, “ mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus?. . . Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah” ( Kis 5:34).

Jika Bapa, Putra, dan Roh semua memiliki nama Tuhan, memiliki atribut Tuhan, dan melaksanakan pekerjaan Tuhan, maka tidak ada pilihan lain untuk mengakui bahwa Tuhan yang Satu terdiri dari tiga pribadi.

Pelayanan Allah Tritunggal

Alkitab menghubungkan ketiga pribadi ini sangat lekat dalam berbagai aktivitas ilahi sehingga bodoh kalau menyangkal salah satu dari mereka. Amati sebagian dari aktivitas itu.

Menciptakan Dunia. Ketiganya terlibat dalam penciptaan: Bapa ( Kej 1:1); Putra ( Yohanes 1:3,10; Colossians 1:16); dan Roh ( Kej 1:2, Mazmur 104:30). Jika ketiga mencipta, maka Tuhan Pencipta harus ada tiga pribadi.

Mengutus Putra. Semua anggota Tritunggal terlibat aktif dalam penciptaan. Saat Maria menanyai malaikat tentang kemungkinan seorang gadis mengandung, malaikat menjawabnya, “ Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah” ( Luke 1:35). Kuasa Bapa, melayaninya melalui agen Roh, mengakibatkan kelahiran Putra kedalam dunia. Hubungan yang dekat dalam kelahiran Juruselamat adalah indikasi dari keesaan mereka.

Mengidentifikasi Mesias. Pada saatnya, Yesus Kristus dinyatakan ke Israel sebagai Mesias. Yohanes Pembaptis merupakan alat yang dipilih dan tindakan baptisan adalah cara yang dipilih. “ Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari udara dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan’” ( Matthew 3:16-17). Ketika Roh datang atas Putra, suara Bapa terdengar dari Surga yang menyatakan Persetujuannya. Itu adalah kesaksian kuat lainnya tentang tritunggal.

Menyediakan Penebusan. Dua bagian Alkitab penting membawa ketiga anggota Tritunggal dalam menyediakan keselamatan manusia. “ betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup?” ( Ibrani 9:14) Itu adalah pengorbanan Putra kepada Bapa melalui kuasa Roh. Rasul Petrus mengajar, lagipula, Allah Bapa telah memilih kita untuk diselamatkan, Allah Anak membayarnya oleh menumpahkan Darahnya, dan Allah Roh memisahkan kita kepada iman ( 1 Petrus 1:12). Tanpa masing-masing Tritunggal melakukan bagiannya kita tetap dalam dosa.

Memproklamirkan Keselamatan. Pada masa Gereja mula-mula Tuhan melakukan berbagai hal menarik untuk memverifikasi pesan Injil yang rasul kotbahkan. Penulis Ibrani menceritakan kepada kita: “ bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai, sedangkan Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya” ( Ibrani 2:3-4). Itu adalah pesan yang sama yang pertama kali dikatakan oleh Putra. Ketika rasul memproklamirkan itu, Bapa menyaksikan keadaan yang sebenarnyanya dengan menganugerahkan hadiah ajaib melalui Roh. Itu tidak hanya suatu saksi kuat terhadap kebenaran pesan, tapi juga menunjukan Tritunggal sedang berkarya.

Mengirimkan Roh. Ketiga pribadi Tritunggal begitu terlibat dalam mengirimkan Roh kedalam dunia sehingga sukar untuk membedakan diantara mereka. Didalam satu bagian Alkitab dinyatakan bahwa Bapa akan mengirimkanNya dalam nama Kristus dan Ia akan bersaksi mengenai Kristus ( Yohanes 14:26). Didalam bagian lain dikatakan bahwa Putra akan mengirimkanNya dari Bapa ( Yohanes 15:26). Didalam bagian lain Bapa mengirimkanNya dan menyebutNya Roh Putra Nya ( Galatians 4:6). Betapa suatu gambaran kesatuan - kesatuan yang sempurna sehingga tindakan satu pribadi dianggap sebagai tindakan yang lain. Pengajaran Kristen Ortodoks sudah lama mengajar kalau Roh berasal dari Bapa dan Putra. Tetapi ketiganya terlibat dalam kedatanganNya.

Berdiam dalam orang percaya. Yesus mengajar Para muridnya kalau Ia dan Bapa akan tinggal bersama mereka ( Yohanes 14:23). Tetapi yang berdiam ada dalam pribadi Penghibur, Roh kebenaran ( Yohanes 14:16-17). Sebagai Roh Bapa dan Putra selalu ada dalam jiwa maka Tritunggal juga berdiam didalamnya. Itu tidak mungkin terjadi kecuali ketiganya adalah satu.

Membaptis yang percaya. Dalam perintahnya pada Para muridnya ia berkata, “ Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” ( Matthew 28:19). Kesatuan mereka dinyatakan dalam satu nama bentuk tunggal. Namun untuk membedakan pribadinya dilakukan dengan menyebut mereka secara terpisah. Itu adalah mata rantai bukti bahwa Bapa, Putra, dan Roh adalah satu Tuhan.

Memasuki hadirat Tuhan. Semua anggota Tritunggal dengan intim terlibat dalam mengakses orang percaya ke dalam kehadiran Tuhan. Bicara tentang Kristus, Rasul Paulus mengajar, “ karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa” ( Ephesians 2:18). Baik Yahudi dan Orang bukan Yahudi dapat mendekati Bapa melalui jasa Putra dengan bantuan Roh.

Memberkati yang percaya. Didalam keterangan akhir Paulus kepada jemaat Kristus di Corinthian ia menghubungkan ketiga anggota Tritunggal dalam salam berkatnya: “ Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian” ( 2 Corinthians 13:14). Kecuali ketiganya adalah satu, sama tinggi dan sama kekalnya, dia tidak akan memasangnya sederajat dalam salam berkat. Paulus pasti menganggap mereka adalah satu.

Alkitab Menyatakan tentang Tritunggal

Berlawanan dengan mereka yang mengatakan itu tidak ada dalam Alkitab. Seperti yang sudah kita lihat, itu benar. Betapa kita berterima kasih mendapatinya disana. Kita mempunyai seorang Bapa penuh kasih yang telah memberi kita Hidup kekal, yang menyediakan kebutuhan kita, dan melatih kita dalam hidup yang memuaskan dan produktif. Kita mempunyai Juruselamat yang sangat baik, yang menjadi manusia seperti kita, yang membayar hutang dosa kita, yang bersimpati dengan kita didalam kelemahan kita, yang merasakan dengan kita dalam duka cita, dan yang menjadi perantara untuk kita disebelah kanan Bapa. Kita mempunyai Roh Kudus yang berdiam dalam kita, yang mengikat kita dalam satu tubuh, yang menghibur kita, mengajar kita, pemandu kita, dan menyediakan sumber kekal, Allah yang Maha kuasa.

Bagaimana kita bisa hidup sebagai orang Kristen bila ada salah satu dari mereka bukan Tuhan? Kita akan lebih miskin, dan hidup kita akan kurang lengkap. Sebagaimana adanya, Ia adalah semua yang kita butuhkan — Tuhan Yang Maha Kuasa dalam surga, yang mengatur dan mengendalikan semua hal; Tuhan tritunggal dalam hati kita, yang mencintai kita, mempedulikan kita, dan melayani kebutuhan kita. Apalagi yang kita minta?

Tindakan yang Diambil

Nyatakan kepada Tuhan keinginanmu untuk berusaha mengenalNya didalam seluruh ketritunggalanNya — Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Ingatkan diri anda secarateratur setiap hari bahwa Tuhan yang tritunggal tinggal didalammu melalui pribadi Roh Kudus.

Biblical Topics: 
Taxonomy upgrade extras: 

5. Tuhan itu Roh

Tuhan Yesus sedang dalam perjalanannya ke Galilee dengan Para muridnya. Ia tidak mengambil rute yang umum bagi orang Yahudi dimasanya — menyebrangi Jordan melalui Jericho, diutara sepanjang sisi timur sungai, kemudian kembali ke Galilee. Sebagai gantinya, Ia berkata bahwa Ia harus lebih dulu melewati Samaria ( Yohanes 4:4). Para murid tidak memahaminya tetapi mereka pergi tanpa menggerutu. Mereka akan segera belajar mengapa perlu untuk pergi melewati jalan itu. Ada jiwa-jiwa haus yang siap untuk menerimaNya.

Selama perjalanan melalui Samaria Yesus mengajar salah satu dari hal-hal paling mendasar tentang kebenaran Tuhan didalam Alkitab. Bayangkan diri anda pada suatu sumur disisi jalan dekat desa Sychar yang kecil dan mendengarkan percakapan Tuhan dengan seorang Perempuan Samaria, suatu karakter menjijikkan. Dia telah dinikahi 5 kali, dan pada saat itu hidup bersama dengan seorang laki-laki yang tidak menikahinya.

Yesus mengarahkan percakapan disekitar hal rohani dan sedang menjawab komentar wanita tentang dimana orang-orang hendaknya beribadah: “ Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian” ( Yohanes 4:21-23). Pada saat itulah Yesus berkata sesuatu tentang Tuhan yang belum pernah dengan jelas dinyatakan sebelumnya. Kebenaran yang sudah dinyatakan sejak PL, tetapi belum pernah dinyatakan sejelas itu. “ Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran” ( Yohanes 4:24).

Tuhan adalah roh. Tidak ada artikel didalam teks Yunani didepan kata roh, dan itu menekankan inti sari atau mutu kata itu. Lagipula, kata roh muncul pertama kali dalam kalimat untuk penekanan. Gagasan harafiahnya kira-kira, “sungguh roh didalam Inti sarinya adalah Tuhan.” Yesus tidak meninggalkan keraguan apapun tentang kebenaran ini. Tuhan adalah roh!

Tetapi apa artinya? Beberapa mempunyai suatu gagasan aneh tentang apa itu roh. Itu terjadi pada anak-anak. Bagi mereka roh berarti hantu. Ketika dua para putra saya masih kecil kami mendengar mereka membicarakan tentang hantu. Umur lima tahun berkata, “ Apakah kamu tahu kalau Tuhan adalah hantu? Dia itu Roh Kudus.” Saudaranya umur 4 tahun menjawab dengan pengertian yang mendalam mengenai agama, “ Ya, tetapi dia seperti Casper, hantu yang ramah” ( suatu karakter film karton televisi populer). Apakah itu benar-benar makna dari Tuhan adalah roh? Mari kita selidiki apa artinya, dan juga bagaimana mengaplikasikannya dalam hidup kita

    Tetapi apa artinya? Beberapa mempunyai suatu gagasan aneh tentang apa itu roh. Itu terjadi pada anak-anak. Bagi mereka roh berarti hantu. Ketika dua para putra saya masih kecil kami mendengar mereka membicarakan tentang hantu. Umur lima tahun berkata, “ Apakah kamu tahu kalau Tuhan adalah hantu? Dia itu Roh Kudus.” Saudaranya umur 4 tahun menjawab dengan pengertian yang mendalam mengenai agama, “ Ya, tetapi dia seperti Casper, hantu yang ramah” ( suatu karakter film karton televisi populer). Apakah itu benar-benar makna dari Tuhan adalah roh? Mari kita selidiki apa artinya, dan juga bagaimana mengaplikasikannya dalam hidup kita.

Dia adalah Pribadi yang Hidup

Kita bisa MengenalNya

Sungguh jelas nyata kalau roh itu hidup. Tuhan kita bukanlah suatu obyek mati, seperti suatu berhala penyembah berhala dengan suatu mulut yang tidak bisa berbicara, memandang tapi tidak bisa lihat, telinga yang tidak bisa dengar, dan tangan yang tidak bisa memenuhi apapun ( cf. Mazmur 115:47). Ia dalam keadaan hidup. Seluruh kata roh juga berarti “ nafas,” dan nafas adalah bukti hidup. Seluruh AlKkitab ia disebut Tuhan yang hidup ( e.g. Joshua 3:10; Mazmur 84:2; 1 Thessalonians 1:9).

Tetapi roh juga seseorang pribadi, bukan suatu kekuatan bertindak tanpa tujuan atau alasan. Saya membaca surat kabar bahwa pengadilan British Columbia telah menetapkan Tuhan menjadi bukan pribadi. Orang yang dicurigai diamati oleh kamera yang tersembunyi sedang berdoa, dan didalam doanya ia mengakui ia bersalah. Pengadilan menetapkan kalau itu percakapan pribadi, yang dipengadilan tidak dapat diterima, harus berlangsung antara dua orang, tetapi bahwa karena Tuhan tidaklah seseorang pribadi, komentar yang dibuatnya dianggap sebagai bukti dapat diterima.

Hakim yang memutuskannya sepertinya agak tidak biasa dengan pernyataan Tuhan tentang Dirinya. Natur inti dari suatu pribadi adalah kesadaran diri dan keinginan diri, dan Tuhan mempunyai kedua-duanya. Ia sadar akan dirinya. Ia menceritakan kepada Musa bahwa Namanya adalah, “ aku AM [SIAPA] YANG aku AM” ( Kepergian banyak orang 3:14). Hanya pribadilah yang menyadari dirinya yang bisa membuat statemen itu. Ia juga mempunyai kebebasan untuk memilih tindakannya menurut apa yang ia pertimbangkan baik. Ia mempertunjukkannya ketika Ia menyuruh Musa untuk kembali ke Mesir, mengumpulkan tua-tua, dan menginformasikan mereka bahwa bangsa itu akan dibebaskan dari perbudakan orang mesir (Kel3:15,17). Suatu kekuatan yang bukan pribadi tidak berbicara dan memberi arahan logis seperti itu.

Tuhan juga mempunyai karakteristik dasar pribadi — intellect, emosi, dan kehendak. Dia berpikir, Ia merasakan, dan Ia bertindak. Dan itu adalah berita gembira. Sebab Ia adalah seorang orang hidup dan kita dapat berusaha mengenalNya secara pribadi dan berkomunikasi denganNya secara bebas. Jika Ia adalah suatu obyek mati atau suatu kekuatan bukan suatu pribadi maka tidak akan ada harapan untuk berhubungan secara pribadi denganNya.

Dia tidak Terlihat

Kita bisa MengenalNya diluar fisik kita

Semua orang mengetahui bahwa suatu roh tidak bisa dilihat. Kita tidak bisa melihat roh manusia. Teman karibpun tidak bisa melihat roh masing-masing dan tak seorangpun dapat melihat Tuhan. Paulus menyebutNya “ Tuhan yang tak kelihatan” ( Colossians 1:15), dan “ Raja abadi, abadi, tak kelihatan” ( 1 Timothy 1:17).

Yohanes meyakinkan kita/kami bahwa “ Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah” ( Yohanes 1:18). Manusia pernah melihat manifestasi yang digunakan Tuhan untuk mengungkapkan Dirinya kepada mereka dan untuk berkomunikasi dengan mereka, seperti ketika Allah Anak mengambil rupa manusia dalam suatu palung di Betlehem. Tetapi mereka belum pernah melihatNya secara penuh dalam keberadaan rohaninya. Mereka tidak bisa melihat itu. Roh itu tak kelihatan.

Bukannya menakuti kita, merupakan sesuatu yang sangat menghibur. Sebab Tuhan tak kelihatan, tidak hanya kita dapat mengenalNya, tetapi kita dapat mengenalNya terlepas dari phisik kita. Kita tidak harus melihatNya atau merasakanNya untuk bisa mengenalNya. Kita mempunyai roh juga. Tuhan adalah roh, tetapi kita mempunyai roh yang berdiam didalam badan phisik kita. Dan ketika roh kita dibuat hidup kearah Tuhan melalui kelahiran baru, kita mempunyai kapasitas untuk bergaul denganNya didalam roh, kapanpun, di manapun, dan dalam keadaan apapun.

Persekutuan dengan Tuhan tidak tergantung pada berbagai hal eksternal sebab itu berlangsung secara internal didalam bagian rohani dari kita. Itu adalah maksud perkataan Yesus kepada perempuan di sumur. Karena Tuhan adalah roh kita harus memujaNya didalam roh. Pemujaan tidaklah terutama semata sesuatu yang penempatan phisik, lingkungan, format, upacara agama, doa liturgi, atau upacara. Itu bukanlah sesuatu yang menciptakan semacam suasana hati atau atmospir tertentu. Ini merupakan hal rohani. Pemujaan adalah tanggapan roh kita kepada Tuhan yang sudah menyatakan diriNya.

Sulit bagi kita untuk menyerap kebenaran ini karena roh kita tinggal di badan phisik dan phisik kita tinggal dalam lingkungan phisik. Urusan kita dengan phisik membuat kita mencoba untuk menaruh hubungan kita dengan Tuhan kedalam lingkungan yang sama. Kita diilhami memujaNya melalui katedral, seni, bunyi menyenangkan, bau harum menyenangkan, dan doa liturgi dengan indahnya dinyatakan. Alam Manusia kita menjerit untuk lambang religius, gambaran, dan membantu kita menciptakan suatu suasana hati pemujaan. Kita berpikir kita harus didalam suatu bangunan gereja dan mengikuti prosedur tertentu. Tuhan katakan, “ Kamu tidak bisa mengurangi aku kebentuk phisik dan berbagai hal yang dapat dirasa dengan pikiranmu. Aku tinggal dunia roh dan disitulah tempat dimana aku ingin menemui kamu.” Hal Phisik boleh mengarahkan perhatian kita ke Tuhan, terutama sekali berbagai hal Ia buat. Tetapi kita mengalamiNya didalam) roh. Kita dapat mengalamiNya saat mengendarai mobil pergi bekerja, mendorong penghisap debu diruang tamu, berjalan dari satu kelas kekelas lain, atau di manapun. Kita mengenalNya dan menikmatiNya didalam dunia rohani, diluar phisik.

Dia Immaterial

MengenalNya membebaskan kita dari perbudakan materi

Hal yang utama kita belajar tentang Tuhan sebagai roh adalah bahwa Ia bukan materi. Kita tidak mengatakan kalau Ia tak penting, tetapi, tidak berbadan. Ia tidak mempunyai badan. Yesus menegaskan lagi fakta itu kepada Para murid yang ketakutan tidak lama sesudah kebangkitanNya. Ketika Ia masuk ruangan dengan Badan yang dimuliakan sehingga mereka pikir mereka telah melihat roh. Ia menenangkan mereka dengan mengatakan, “ Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada yang daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku” ( Luke 24:39). Roh tidak mempunyai badan.

Ini nampaknya menimbulkan masalah, karena Alkitab kadang-kadang mengacu pada Tuhan seolah-olah Ia mempunyai suatu badan. Sebagai contoh, disebutkan Tangan nya dan TelingaNya ( Isaiah 59:1), Matanya ( 2 Riwayat 16:9), dan Mulutnya ( Matthew 4:4). Teolog menyebutnya anthropomorphisms, berarti “ bentuk manusia.” Itu adalah penyajian simbolis untuk membuat tindakan Tuhan lebih dapat dimengerti pikiran kita yang terbatas. Tetapi Tuhan tidak punya unsur material dan Ia tidak tergantung pada hal material. Ia tinggal di dunia roh.

Itu mempunyai beberapa implikasi bersangkutan dengan hidup kita. Jika kita mengetahui, mencintai, dan melayani Tuhan yang tidak mempunyai unsur material, itu seharusnya mengurangi minat kita pada berbagai hal material. Bukankah itu akan membuat kita berbeda dari orang-orang di sekitar kita? Kita tinggal di suatu kultur yang secara terus menerus mencoba untuk memberi makan keinginan untuk hal yang dapat dibeli dengan uang dan keamanan yang bisa disediakan dengan uang. Hampir mustahil untuk terlepas dari pengaruhnya. Kemewahan kemarin menjadi kebutuhan sekarang. Dan semakin kita mendapatkan, semakin sedikit kepuasannya. Jika kita pernah mendapatkan segalanya yang kita ingin, kita akan temukan bahwa tidak satupun dari hal itu membawa kepuasan riil.

Saya mempunyai sahabat karib menetapkan tujuan hidupnya untuk menjadi jutawan pada saat ia ada diusia 45 tahun. Ia mewujudkannya 2 tahun lebih cepat, tetapi itu tidak memuaskan. Bisnis ya yang yang telah mendesak waktunya untuk Tuhan dan meninggalkan dia kosong dan tak dipuaskan. Aku mengetahui ini di suatu pemakaman. Putranya yang paling tua mati dalam suatu kecelakaan mobil, dan itu menyebabkan dia menjadi lemah semangat dan merasa putus asa. Ia telah memutuskan untuk memberi Tuhan tempat dalam hidupnya lagi setelah tragedi, ia mengakui dirinya benar-benar tidak ingin pergi ke gereja. Tetapi ia tidak ingin tinggal dirumah. Sesungguhnya hanya ada satu hal yang bisa ia pikirkan tentang hidupnya, dan itu adalah untuk mengenal Tuhan lebih baik. Dia tertarik, saya mengatakan kalau pagi itu saya sedang memulai satu rangkaian kothbah tentang atribut Tuhan. Pertumbuhnya dalam pengenalan Tuhan telah membawa dia kepuasan yang tidak pernah dapat disediakan uangnya.

Kita sering dengar cerita seperti itu, namun karena pengenalan kita akan Tuhan sangat tidak mencukupi maka kita mengalami kesulitan untuk percaya bahwa berbagai hal materi tidak bisa memuaskan kita. Kita terus berusaha untuk memperoleh semakin banyak hanya karena itu telah menjadi jalan hidup kita. Kita secara terus menerus bertanya pada diri kita, “ Bagaimana aku menginvestasikan uang ini sehingga memberi aku lebih banyak uang?” Ada ratusan ribu jutawan di negeri kita, banyak dari mereka yang Kristen. Para teman Kristen mereka kadang-kadang mengundang mereka ke pertemuan-pertemuan untuk ceritakan bagaimana Tuhan telah memberkati mereka. Mereka sepertinya menyamakan berkat Tuhan dengan keuntungan bersih. Tetapi itu tidak konsisten dengan Tuhan yang adalah roh.

Tuhan tidaklah menentang dengan uang. Ia mengijinkan kita untuk mendapatkan uang yang kita cari. Ia memberi kita kesehatan, kekuatan, otak, dan peluang untuk memperoleh itu. Tetapi Tuhan yang adalah roh tidak bisa diukur berkatnya dalam bentuk rekening bank, portfolio investasi, atau saham. Ia mengukurnya dalam bentuk kedamai dalam diri, kepuasan, arti hidup, tujuan, hubungan penuh kegembiraan dan penuh kasih dengan orang lain, seperti halnya dengan hubungan dengan Dirinya. Uang tidak bisa membeli berbagai hal itu.

Ada orang-orang membicarakan tentang berapa banyak Tuhan telah memberkati mereka tapi sangat sedikit mengetahui apa itu berkat yang benar. Sungguh sial, mereka mengacaukan banyak dari umat Tuhan yang tidaklah kaya dan metinggalkan mereka merasa seolah-olah Tuhan tidak mengasihi mereka atau memperhatikan mereka. Itu akan lebih menolong untuk bersaksi tentang bagaimana material dan uang hanya memberi kepuasan yang kecil dibandingkan dengan kepuasan dari suatu hubungan pribadi dengan Tuhan. Banyak orang tak beriman juga menghasilkan uang banyak, tetapi itu tidak berarti berkat Tuhan ada atas hidup mereka. Jika uang adalah ukuran berkat, maka kejahatan dan penjual obat harusnya lebih diberkati diatas semuanya. Tuhan yang adalah roh tidak mengukur berkat oleh jumlah berbagai hal material yang kita kuasai.

Dia tidak mengukur keamanan dalam kaitan dengan berapa banyak yang sudah kita timbun untuk masa depan. Ia dapat menghapuskan cadangan juta dolar siapapun dengan cepat seperti ratus dolar (atau cadangan sepuluh dolar, jika itu situasi keuanganmu). Ia ingin kita menemukan keamanan kita didalamNya, bukan didalam uang atau berbagai hal material. Ia ingin segalanya untukNya. Ia mungkin tidak akan meminta semuanya, tetapi Ia mempunyai hak untuk melakukannya jika Ia menginginkannya. Ia minta segalanya pada pemuda kaya, dan orang itu melewatkan kesempatan untuk menerima hidup abadi sebab ia takut terhadap harga dari pemuridan (Luke 18:1827). Tuhan ingin kita menyerahkan apapun milik kita, investasi apapun, apapun yang Ia, dan untuk mempercayakan masa depan kita padaNya. Kita mampu melakukan itu ketika kita mengenal Tuhan yang adalah roh.

Pertanyaan yang paling utama yang kita harus tanyakan bukanlah, “ Bagaimana aku menginvestasikan uangku untuk mendapat uang lebih banyak?” atau bahkan, “ Bagaimana aku menyediakan keamanan keuangan yang lebih besar untuk diri ku dan keluarga ku?” Suatu pertanyaan yang lebih baik, “ Bagaimana mungkin aku menggunakan pendapatanku dan modal yang tersedia untuk memuliakan Tuhan, untuk membantuNya, dan untuk membantu orang lain yang sedang kekurangan?” Tuhanlah yang memberi kita uang. Bagi beberapa ornag Ia memberi lebih dari orang yang lain. Tidak ada dalam Alkitab pelarangan investasi atau menabung. Tetapi Firman Tuhan jelas menekankan bahwa uang tidaklah semata untuk ditimbun atau dibelanjakan untuk kenyamanan kita sendiri. Itu untuk digunakan untuk kemuliaan Tuhan.

Itulah penekanan Kristus dalam cerita perumpamaan orang kaya yang bodoh (Luke 12:16-21). Orang itu menimbun kekayaan untuk dirinya, tetapi Tuhan tidak pernah membiarkan dia hidup untuk menikmatinya. Tuhan berkata ia adalah orang bodoh, dan jiwanya telah diambil dari dia malam itu juga. Setelah menceritakannya Yesus menambahkan, “ Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah” (Luke 12:21). Untuk menjadi kaya dalam Tuhan adalah dengan menginvestasikan apa yang kita kami punya untuk keselamatan jiwa-jiwa, untuk menguatkan rohani umat Tuhan, dan untuk mengurangi penderitaan manusia. Itu adalah berkat dan keamanan yang sejati.

Tuhan Yesus meringkas bahasan ini dengan indahnya didalam Khotbah dibukit: “ Janganlah kamu mengumpulkan harta di Bumi; Di bumi ngengat dan Karat Merusakkannya dan pencuri membongkar serta Mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di Sorga; Di sorga ngengat dan Karat Tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta Mencurinya. Karena di mana hartamu Berada, Di situ juga hatimu Berada” (Matthew 6:1921). Kita dapat membacanya, mengangguk setuju, tapi terus menyimpan harta benda di atas bumi. Apakah kamu mengetahui kenapa? Itu karena belum mengenal Tuhan dengan intim. Kita belum secara penuh mempelajari bahwa, walau Ia tertarik dengan berbagai hal material dan walau Ia dapat menyediakan semua yang kita perlukan, Dia sendiri adalah roh, dan yang berada diatas daftar prioritasnya berhubungan dengan hal rohani. Apakah kamu memberi perhatian dalam mengembangkan hidup kerohanimu sebanyak kamu meningkatkan keuntungan bersihmu?

Tidak lama sesudah Khotbah dibukit Tuhan Yesus memberi para muridnya suatu kesempatan untuk mempraktekannya. Ia mengirim mereka keluar untuk melayani berdua-dua tanpa uang atau persediaan ekstra (Matthew 10:9-10). Mereka mempelajari bahwa ketika mereka mengutamakan pelayanan Ia pasti memenuhi kebutuhan phisik mereka. Kita juga mempunyai peluang untuk mempraktekannya. Ada banyak yang membutuhkan bantuan di sekitar kita. Bagaimana nantinya kita menjawab? Mereka yang dengan intim mengenal Tuhan yang adalah roh akan memberi semakin banyak perhatian mereka kepada dunia rohani dan, sebagai konsekwensinya, mempertunjukkan suatu pertumbuh kesediaan untuk berbagi unsur material mereka melalui pelayanan rohani dan orang-orang sedang membutuhkan. Didalamnya, Tuhan yang adalah roh dimuliakan

Tindakan yang diambil

Karena Tuhan adalah pribadi yang hidup, mulailah untuk berbicara denganNya disepanjang hari. Bagikan tiap-tiap detil hidup denganNya — sukacita, dukacita, kemenangan, kekalahan, permasalahan, kesenangan, ketakutan, frustrasi, dll.

Mengingat nature rohani Tuhan, perubahan apa harus kamu buat? Dalam penggunaan uang?

Taxonomy upgrade extras: 

6. Dari Kekal ke Kekal

Suatu perjalanan dengan bus disaat Israel modern akan membawa anda kembali lebih dari empat ribu tahun dan memberimu suatu pandangan sekilas tentang suatu fenomena masa lampau — tenda kulit kambing Arab berwarna hitam dipadang, dikenal sebagai Bedouins. Kecuali adanya truk pickup, traktor, atau antena televisi, apa yang kamu lihat sebagian besar tanpa perubahan selama berabad-abad. Gaya hidupnya tetap sama dengan pada masa Abraham.

Tercabut dari rumahnya di Ur dekat pantai Teluk Persia, ia mengembara dari satu tempat ke tempat lain, tinggal di tenda, menghadapi musuh yang satu kemusuh yang lain, tidak pernah pasti apa yang akan terjadi besok. Hidupnya dipenuhi dengan ketidakpastian dan kegelisahan, dan ia rindu akan sesuatu yang permanen ( cf. Ibrani 11:910). Dekat suatu sumur kota Beershebalah ia menemukan apa yang ia sedang mencari. Disana Tuhan mengungkapkan Dirinya dengan nama El Olam, yang berarti “ Tuhan yang abadi,” pertama kali nama itu disebut dalam Alkitab ( Kej 21:33). Betapa itu menjadi suatu dorongan bagi Abraham untuk belajar bahwa kendati dalam ketidaktetapan, tidak stabil, dan karakter yang berubah dari hidupnya, Tuhan yang ia kenal dan cintai, yang mengawasi tiap-tiap keadaan hidup, yang dekat dikeabadian yang lampau dan akan tetap dekat dikeabadian yang akan datang.

Orang Perjanjian Lama Saleh lainnya bernama Musa hidup sampai umur 120 tahun, lebih sulit diperkirakan dengan table asuransi jika dia hidup sampai hari ini. Tetapi saat ia mendekati akhir hidupnya, ia menjadi sangat terkesan dengan sifat tak tahan lama dan singkatnya hidup diatas bumi ini. Ia menemukan pikirannya semakin banyak berpikir tentang kebenaran yang sama yang telah Tuhan ungkapkan ke Abraham tahun-tahun sebelumnya. Ia menulis suatu mazmur tentang itu, mungkin statemen yang paling jelas tentang keabadian Tuhan dalam Alkitab.

Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun. Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah(Psalm 90:1-2).

Para penulis Alkitab lainnya mengambil tema yang sama dan kita temukannya diulangi diseluruh halaman Alkitab. Isaiah memanggil Tuhan “ yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya” ( Isaiah 57:15). Paulus menunjukNya sebagai “ Raja abadi” ( 1 Timothy 1:17). Apa artinya itu semua? Apa implikasi keabadian Tuhan? Apa perbedaannya yang dibuat hal itu bagi kita?

Kita akan belajar saat kita berkembang dalam penyelidikan akan atribut Tuhan, Ia sempurna dan kekal. Dengan kata lain, ia tidak terbatas — tanpa kelemahan dan tanpa akhir. Sebagian orang berpendapat kalau keabadian hanyalah ketidak terbatasan dalam hubungan dengan waktu. Itu benar, tetapi lebih dari itu. Tuhan yang abadi tidaklah hanya tanpa permulaan atau akhir, tetapi juga diluar waktu dan secara total cukup dengan Dirinya. Jika kita benar-benar ingin mengetahui Tuhan dan menikmati persekutuan denganNya maka akan sangat menolong untuk memahami kebenaran ini, tentang diriNya.

Dia Awal dan Akhir

Musa berkata,“. . . dari kekal ke kekal, Engkau Tuhan.” Mari kita menguji bagian pertama dari statemen, “ dari kekal.” Secara teratur, anak-anak akan datang kepada saya dan bertanya, “ Di mana Tuhan datang?” Kita semua telah diajar untuk percaya bahwa segalanya datang dari tempat tertentu. Setiap hal memiliki pembuatnya. Setiap akibat mempunyai penyebab. Seseorang membuat arloji saya. Seseorang membangun rumah saya. Secara manusia, seseorang bahkan bertanggung jawab dalam membawa saya kedalam keberadaan, seorang laki-laki dan seorang perempuan yang saya panggil bapak dan ibu. Kita mengajar anak-anak kita awal hidup mereka bahwa pembuat dan tukang bangunan yang terakhir dari semuanya adalah Tuhan. Ia menciptakan alam semesta, dimana semua hal ada didalamnya. Pertanyaan berikutnya sesuatu yang alami. Kita yang menghasilkannya. Mereka pasti akan menanyakan itu. Mereka tidak tahan. “ Siapa yang membuat Tuhan?”

Jawabannya sulit untuk mereka terima. Mereka tidak punya kerangka acuan untuk dapat menghubungkan itu. Mereka belum pernah mendengar suatu jawaban seperti ini sebelumnya. Mungkin itu membuat mereka bingung pada mulanya, tetapi tidak ada penjelasan lain yang mungkin. Tidak ada orang yang membuat Tuhan. Ia selalu begitu. Alkitab tidak pernah mencoba untuk membuktikan Keberadaan nya atau menjelaskan di mana Ia datang. Selalu berasumsi bahwa Ia ada di sana dan bahwa Ia selalu di sana. Ia tidak punya awal.

Ketika kita membuka halaman pertama Alkitab, kita membaca, “ Pada mulanya Tuhan.” Ia sudah disana! Dan melihat apa yang sedang Ia kerjakan — menciptakan surga dan bumi. Ia sudah ada sebelum semuanya dan Dia yang membawa segalanya menjadi ada. Jika ada yang hidup sebelum Tuhan dan yang bertanggung jawab menciptakan Tuhan, maka Ia adalah Tuhan, dan kita harus bertanya lagi. Siapa yang membuatNya?

Maksud kita sebenarnya adalah karena Tuhan itu kekal maka Dia ada dengan sendirinya, satu-satunya pribadi yang ada tanpa penyebab. Dia tidak tergantung pada apapun atau sebab apapun. Dia ada diluar rantai sebab akibat. Dia tidak dicipta, tidak ada asal mula, tanpa awal, mendapat keberadaannya dengan sendirinya. Seperti kata Yesus, “Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri” (John 5:26). Jika tidak demikian maka Dia bukan Tuhan. Pribadi yang kekal harus ada dengan sendirinya.

Bahkan akal sehat kita mengatakan bahwa, dibalik semua sebab dan akibat, ada Satu yang Dirinya tidak disebabkan dan ada dengan sendirinya. Orang Israel dalam perbudakan di Mesir, merasa tertekan, terlupakan, dan putus asa, mengetahu dibalik semuanya itu, ada Tuhan yang berkuasa kerena diluar semuanya itu. Saat Tuhan menyuruh Musa kembali ke Mesir dan menyelamatkan mereka dari perbudakan, Musa menolak. “apakah yang harus kujawab kepada mereka? Firman Allah kepada Musa: AKU ADALAH AKU. Lagi firman-Nya: Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.” (Exodus 3:14). Saat orang Israel mendengar bahwa Satu yang menyuruh Musa adalah Tuhan yang kekal, mereka akan mengakuiNya dan mengikuti kepemimpinan Musa. Itu masuk akal bagi mereka.

Bagaimanapun tidak semua orang menerimanya. Beberapa filsuf dan ilmuwan menolak Tuhan yang kekal dan ada dengan sendirinya karena mereka tidak bisa meletakanNya dalam tabung percobaan dan menelitiNya atau menjelaskan semua jalanNya. Tapi itu hanya dalih semata. Jika mereka bisa menelitiNya secara ilmu dan menjelaskan sepenuhnya tentang Dia, maka Dia pasti bukan Tuhan dan mereka menyadari itu. Masalah utama mereka adalah kesombongan. Untuk bisa percaya pada Tuhan yang kekal, kita harus mengakui kalau semua keberadaan berasal dari Dia. Itu termasuk kita. Kita juga harus sepenuhnya tergantung padaNya untuk setiap detil kehidupan kita. Manusia yang egonya besar, merasa cukup, tidak mau mengakui hal itu. Mereka suka mempercayai kalau mereka tidak memerlukan orang lain, hanya diri mereka.

Mungkin mereka perlu diingatkan bahwa Tuhan tidak memiliki awal dan akhir. Dia tidak hanya “dari kekal” tapi “sampai kekal” (cf. Psalm 102:25-27). Dia menciptakan sesuatu yang kekal seperti, malaikat dan jiwa manusia. Ini berita baik bagi orang percaya. Kita suatu hari akan masuk kedalam hidup kekal yang sudah kita miliki dalam Kristus. Tekanan dari waktu akan hilang dan kita mampu tenang dalam sukacita dan kebahagiaan dihadapan Tuhan yang kekal. Orang yang memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan jelas menikmatiNya selamanya. Seperti kata pemazmur, “Sesungguhnya inilah Allah, Allah kitalah Dia seterusnya dan untuk selamanya” (Psalm 48:14 KJV).

Tapi kekekalan bukan berita baik untuk yang tidak percaya. Tuhan yang kekal selain menciptakan manusia yang kekal juga tempat yang kekal. Salah satunya dibuat untuk iblis dan malaikatnya, tempat “api kekal” (Matthew 25:41), tempat “penyiksaan kekal” (Revelation 20:10). Walau Tuhan tidak membuat tempat ini untuk manusia, tapi orang yang tidak percaya dan menolak tawaran anugrah keselamatanNya akan diletakan disana. “Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu” (Revelation 20:15). Tidak ada jalan keluar selain menyembah Allah yang kekal, mengakui kita tidak layak dihadapanNya, mengakui dosa kita dan kebutuhan kita akan pengampunanNya, dan menerima keselamatan yang Dia sediakan saat Dia mengirimkan AnakNya kekayu salib. Kita berserah penuh padaNya, pada belas kasihanNya. Hal ini tidak bisa terjadi jika Tuhan tidak kekal.

Dia diluar Waktu

Salah satu karakteristik waktu adalah bentuk waktu: masa lalu, sekarang, dan masa depan; kemarin, sekarang, dan besok. Kita terikat pada masa kini. Masa lalu hanya dalam ingatan, dan masa depan merupakan penantian yang tidak bisa diperkirakan sepenuhnya. Kita mengukur hal ini. Kita menggunakan jam untuk menolong kita dan dalam beberapa peristiwa seperti Olimpiade, kita membagi waktu kedalam ratusan detik. Tapi kita tidak bisa keluar dari keterbatasan waktu, terikat dalam waktu, dan peristiwa didalamnya.

Kita perlu mengerti kalau kekekalan lebih daripada waktu yang tiada batas. Agar bisa dimengerti, kita bicara dalam istilah kekekalan lampau dan kekekalan kedepan, tapi sebenarnya tidak ada lampau dan masa depan dalam kekekalan. Hal ini tidak terikat waktu, diluar waktu. Tidak ada hal seperti masa lalu, sekarang, dan masa depan dihadapan Tuhan. Dia menciptakan waktu dan Dia bisa bekerja dalam kerangka waktu, tapi Dia sendiri tidak terikat didalamnya. Dia hidup dalam kekakan. Hari kemarin kita sama seperti sekarang dihadapan Dia, karena Dia sudah mengalamiNya.

Semua gambaran manusia tentang kebenaran ini tidak sempurna, tapi bisa menolong. Bayangkan anda sedang menonton Parade Bunga di Pasadena. Anda melihat kendaraan berurutan lewat didepan anda — urutan peristiwa. Saat itu selesai anda bisa melihat pengalaman anda dan berkata, “saya tadi melihat parade.” Sekarang bayangkan anda sedang merenung ditahun baru, membayangkan parade itu dari awal sampai akhir. Anda melihat urutannya, tapi anda bisa melihat langsung keseluruhannya. Itu bagian dari kesadaran anda daripada hanya urutan semata. Demikian juga Tuhan melihat hidup kita, seluruh sejarah manusia dari awal sampai akhir waktu.

Ingatlah hal-hal yang dahulu dari sejak purbakala, bahwasanya Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku, yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana (Isaiah 46:9-10a).

Dia tidak membutuhkan pengetahuan peristiwa itu seperti kita. Dia tahu mengetahui awal dan akhir karena dia sudah menjalaninya. Bagi Dia dalam kekekalan hal itu seperti terjadi sekarang.

Ini kebenaran yang harus dipegang orang percaya. Tuhan mengetahui masa depan kita. Tidak ada kejutan dihadapanNya. Kita bisa mengalami kejutan dalam hidup kita, tapi tidak bagi Tuhan. Dia tahu hal bahagia yang akan kita alami, Dia tahu tragedy yang akan kita hadapi. Dia juga tahu dosa yang akan kita lakukan dan Dia sudah berduka atas hal itu. Tapi Dia memiliki rencana untuk membawa semuanya bagi kebaikan. Mengenal Tuhan seperti itu tidak hanya menolong kita yang ingin menyenangkanNya, tapi itu juga menolong kita menghadapi masa depan dengan keberanian dan kepercayaan diri. Tuhan ada dimasa depan, apapun yang terjadi, siap menyatakan langkah berikutnya yang Dia ingin kita lakukan dalam rencanaNya bagi kita.

Dia Cukup Dalam DiriNya

Setidaknya lebih dari satu elemen tentang pribadi kekal yang perlu dibahas. Karena Dia ada sebelum waktu dan ruang, sebelum ciptaan lainnya, maka sangat jelas kalau Dia bisa ada tanpa hal lainnya. Dia ada saat yang lain belum ada. Tuhan tidak memerlukan hal lain selain diriNya.

Hal itu tidak terjadi pada mahluk hidup lain. Sebagai contoh, kita memerlukan hal lain untuk menunjang diri kita, seperti air, makanan, dan udara. Tuhan tidak membutuhkannya! Jika Dia membutuhkan hal itu maka Dia bukan Tuhan. Tapi Dia sempurna dan Dia tidak membutuhkan hal itu. Saat Paulus berkothbah kepada filsuf di Atena, “Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang” (Acts 17:24-25). Tuhan tidak membutuhkan hal lain untuk menunjang diriNya.

Pemikiran ini mengagetkan saya saat menyadari kalau Tuhan tidak membutuhkan saya. Dan anda juga akan mengalaminya. Tuhan tidak membutuhkan anda. Dia tidak membutuhkan pujian, persekutuan, atau kesaksian kita. Dia mengasihi kita dan menginginkan kita. Dalam anugrahNya Dia menginginkan kita dan mengijinkan kita mengalami kepuasan dan kebahagiaan sebagai bagian dari rencanaNya. Tapi Dia tidak membutuhkan kita. Dia tidak menciptakan kita karena membutuhkan kita, tapi karena Dia memutuskan dalam kedaulatanNya bahwa menciptakan kita merupakan cara terbaik menunjukan kemuliaan dan anugrahNya (cf. Isaiah 43:7). Itu tidak menghina nilai kita. Mengasihi dan menginginkan kita memberikan kita nilai dan keamanan yang luar biasa. Sebaliknya, kita yang membutuhkan Tuhan. Kita tidak sempurna diluar dari hubungan pribadi denganNya. Kita hanya bisa menemukan arti hidup sejati saat kita mengijinkan Dia mendapat tempat dalam hidup kita. Kita membutuhkan Tuhan, tapi hanya Tuhan yang cukup dengan DiriNya.

Kemandirian Tuhan memiliki aplikasi praktis bagi hidup kita. Jika Dia memiliki semua yang diperlukan, dan Dia menawarkan Dia untuk masuk kedalam hidup dan memberikan DiriNya dengan kita, maka jelas kita bisa menemukan semua yang kita butuhkan dalam Dia. Inilah maksud Paulus tentang Dia. Bicara mengenai Anak Allah, dia berkata, “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia.” (Colossians 2:9-10). Yesus Kristus adalah Allah menjadi manusia, yang juga kekal. Nabi Mikah berkata,

Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala (Micah 5:2).

Anak yang lahir dikandang diBetlehem adalah Anak yang kekal dan mandiri. Dan kita bisa menemukan keutuhan kita dalam Dia. Betapa bodohnya kita memarahi, menangis, memohon, dan memanipulasi cara lain untuk membuat orang lain memenuhi kebutuhan kita disaat Tuhan yang berdiam didalam kita melalui AnakNya merupakan kebutuhan utama kita. Kita sempurna didalamNya.

Baik, Dia — Tuhan kita yang kekal, tanpa awal dan akhir, diluar waktu, dan cukup dengan diriNya. Hidup kekalNya lebih daripada hidup tak berkesudahan dalam waktu seperti yang kita mengerti. Itu merupakan kualitas hidup yang berbeda, hidup tak terbatas, hidup yang ditandai oleh kepuasan, keutuhan dan kebahagiaan. Dan itu sukacita kita, sekarang dan selamanya, melalui Pribadi AnakNya. “Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup” (1 John 5:11-12).

Apakah Tuhan hidup didalam kita? Itu didapat melalu pengakuan dosa dan meletakan kepercayaan kita pada Yesus Kristus sebagai satu-satunya yang bisa membayar hukuman dosa. Jika kita melakukan itu, maka kita bisa mengenal Tuhan yang kekal dan menerima hidup kekal. Kita memiliki sesuatu yang lebih besar untuk dihidupi daripada hanya hal sementara dalam dunia. Kita bisa hidup dalam nilai kekal.

Manusia bergumul dalam immortasnya. Politikus ingin menulis nama mereka dalam sejarah, atlit ingin diingat karena rekor mereka, dan pengusaha ingin membangun kerajaan bisni yang bertahan beberapa generasi. Tapi jarang jadi seperti itu. Politikus dilupakan, rekor dipecahkan, dan uang habis. Itu semua kesia-siaan diatas bumi. Hanya apa yang kita bangun dalam jiwa seseorang, akan bertahan untuk kekekalan.

Sebagian orang memiliki tujuan yang mulia daripada hanya ketenaran atau kekayaan. Mereka ingin membuat dunia lebih baik, meningkatkan kualitas hidup dibumi. Itu sangat terpuji. Tapi Tuhan memperingatkan kita bahwa dunia ini akan dihanguskan api (cf. 2 Peter 3:10). Kelihatannya sia-sia hidup untuk hal duniawi karena suatu saat itu semua akan hancur. Itu mengulangi hal ini: hanya yang kita bangun dalam jiwa seseorang yang bertahan dan kekal. Jika Tuhan itu kekal maka tidak ada usaha didunia ini yang lebih penting daripada mengenalNya, mengasihiNya, memujiNya, melayaniNya, dan membagikanNya bagi orang lain. Itu merupakan cara paling menguntungkan dalam menghabiskan waktu dibumi. Itu memiliki nilai kekal.

Tindakan yang diambil

Sekarang duduk, saat semua hal ini masih segar dalam ingatan, dan tulis beberapa tujuan hidupmu yang mencerminkan pengenalan anda akan kekekalan Tuhan.

Biblical Topics: 
Taxonomy upgrade extras: