Dalam Ruang Tunggu Tuhan - "Belajar Melalui Penderitaan"

Translated by Stevy from English.

Series ID: 
205
/assets/foreign/waitroom-in.zip

1. Saat Indah dalam Perkawinan, dan Kemudian—

Sakit bisa menjadi keadaan yang membuat frustrasi dan rendah hati, baik bagi orang yang merasakannya maupun orang terkasih yang mendampinginya. Secara khusus akibat dari stroke, saat otak dan tubuh dipengaruhi. Keduanya berhubungan, karena otak merupakan pusat control yang mengatur anggota tubuh.

Menghabiskan waktu 76 hari dirumah sakit melihat penderitaan batin dan frustasi korban stroke, saya belajar tentang kedalaman kehinaan dan ketidakberdayaan yang bisa dialami kita sebagai mahluk yang sementara. Kejadian pribadi ini bermaksud memberi anda pengertian dan pertolongan dalam menghadapi situasi seperti ini dimana Tuhan mengijinkannya terjadi dalam hidup anda.

Tahun 1981 merupakan masa hidup yang luar biasa bagi istri saya Elsie dan saya sendiri. Ini merupakan tahun yang kita tunggu dan yang tidak akan kami lupakan. Tahun itu menandai ulangtahun emas pernikahan kami. Lima puluh tahun yang indah!

Pernikahan kami tentu bukan pernikahan yang sempurna. Pernikahan tidak bisa sempurna dengan melibatkan dua orang yang tidak sempurna. Tapi mendengar ratusan suami dan istri yang berkonseling pada kami, saya tidak ragu mengatakan pada anda bahwa pernikahan kami jauh diatas rata-rata. Jelas, kami memiliki masalah, tapi kami telah belajar bagaimana mengatasinya.

Pernikahan kami diisi dengan momen yang indah. Kami menikah pada June 17, 1931. Dalam mempersiapkan peristiwa besar itu, saya menghabiskan hampir semua uang simpanan. Setelah pernikahan, Elsie mendapat 60 dollar! Kami menikmati bulan madu di Atlantic City—satu minggu di Hotel Blackstone. (Dimasa itu hal ini sudah hebat.) Satu minggu yang indah.

Saya berharap memiliki waktu dan ruang untuk mengatakan pada anda tentang beberapa peristiwa indah yang kami alami bersama selama setengah abad kebersamaan kami. Tapi ulangtahun kami yang ke 50 di tahun 1981 merupakan yang terbaik. Keluarga dan teman-teman kami mengatur perayaannya, mereka bertujuh, dari ujung keujung: di Escondido, California; Colorado Springs, Colorado; Detroit, Michigan; Middletown, North East, Maryland; Bristol, Pennsylvania; Schroon Lake, New York; and Charleston, West Virginia.

Seluruh jadwal pertemuan sudah direncanakan selama musim panas dan gugur. Itu merupakan tahun terbaik dalam hidup kami. Setelah itu berakhir, kami dihidupkan kembali oleh 12 bulan itu.

Sementara itu, kami sedang menanti seluruh jadwal pertemuan ditahun 1982. Selama January dan February, saya bicara 40 kali di Florida. Kemudian kami pulang kerumah kami di Escondido, California, selama 3 minggu beristirahat dan belajar. Kami merencanakan agar Elsie tetap dirumah selama akhir Maret dan April saat saya berkelana ketimur untuk melanjutkan pelayanan.

Kemudian hal itu terjadi. Di pada 27 Maret, saya tiba di Peoria, Illinois, untuk memulai pertemuan selama satu minggu mengenai nubuatan dibawa Moody Bible Institute. Saya sedang duduk diruang hotel disebelah telepon minggu sore, menunggu dengan sukacita. Sudah direncanakan kalau Elsie akan menelepon saya jam 4, waktu Illinois. Telepon telah menjadi penghubung penting diantara kami saat saya pergi jauh. Seorang pria yang jauh dari kekasihnya akan kesepian.

Pada deringan pertama, saya mengangkat dan menjawabnya. Suara ditelepon bukan suara yang saya harapkan. Anak kami, Richard yang menelepon.

Pa, berita buruk, Mama mendapat stroke. Dia memberika saya semua informasi yang diketahuinya. Saya mengatakan kalau akan membuat rencana penerbangan dan akan menelepon kembali.

Saya meletakan telepon dan duduk terpukul. Setelah 50 tahun hubungan yang indah, kenapa terjadi seperti ini? Minggu dibulan Maret merupakan hari tergelap dalam 76 tahun hidup saya. Sekarang, saat saya menulis buku ini, sudah 9 bulan sejak Elsie terkena stroke. Kerasnya pencobaan belum hilang. Saat tertentu itu terasa lebih menusuk.

Saya sudah mengajar Alkitab dan berkotbah serta menulis buku selama 45 tahun. Saya menyiapkan dengan baik, dan kadang secara dogmatic, pengajaran sejarah iman Kristen. Saya menghibur, menguatkan dan menenangkan orang Kristen yang menderita dan sedih. Tapi cobaan dan pergolakan sekarang menjadi teman saya. Kebenaran yang dulu saya kenal secara intelek dan akademik, sekarang belajar dialami. Ada perbedaan besar.

Dalam buku ini saya menuliskan kesaksian yang terjadi dalam hidup saya selama bulan-bulan melihat terkasih saya Elsie menderita. Stroke yang dialaminya sangat serius, dan penyembuhannya terbatas. Sejak dia keluar dari rumah sakit dipertengahan Juni, saya menjaganya selama 24 jam sehari. Saat anda melihat seorang yang anda cintai lebih dari hidup anda sendiri, anda mencapai titik balik. Saya sekarang ada dalam keadaan itu.

Ini bukan kesaksian seorang pahlawan yang berhasil mendaki puncak gunung. Beberapa hari dan malam saya ada dilembah. Kembali ketahun 1940 orang mudan di Pinebrook Summer Bible Conference di Pennsylvania sering menyanyikan lagu ini:

Down in the dumps I'll never go,
That's where the devil keeps me low,
So I'll sing with all my might
And I'll keep my armor bright,
But, down in the dumps I'll never go.
(Author Unknown)

Saya banyak menyanyikan lagu ini dimasa itu, dengan maksud yang baik. Tapi saya tidak ingin menyanyikannya sekarang. Dari pengalaman saya lebih tahu. Beberapa bulan belakangan saya ada ditempat pembuangan beberapa kali. Terima kasih pada Tuhan, sekarang tidak lagi!

Firman Tuhan telah menjadi kekuatanku melalui waktu-waktu sulit ini. Salah satu pernyataan Tuhan yang paling penting selama pertempurannya dengan setan. Dia berkata, Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Matthew 4:4). Saat Yesus mengatakan ini Dia tidak mengecilkan pentingnya makanan. Dia berkata bahwa kebutuhan manusia selain fisik dan materi, adalah kebutuhan akan ketergantungan penuh pada Tuhan. Paulus menulis tentang manusia batiniah dan manusia fisik (2 Corinthians 4:16; lihat juga Romans 7:22 dan Ephesians 3:16). Keduanya perlu diberi makan, dan masing-masing memiliki diet tertentu.

Dalam masa pencobaan mudah sekali menyerah atas beratnya masalah. Penderitaan, kesedihan, atau kehilangan mengeringkan kekuatan yang kita butuhkan dimasa itu. Perasaan kosong didalam kita menjerit untuk mendapatkan kedamaian. Sebagian orang pergi keminuman, berharap alcohol bisa memenuhi kebutuhan mereka. Saya memiliki seorang teman yang menjadi pemakan yang banyak setiap kali dia menghadapi masalah serius. Tapi apa yang kita berikan ketubuh yaitu manusia fisik, tidak akan mengenyangkan manusia batiniah, Petrus menyebutnya manusia batiniah yang tersembunyi (1 Peter 3:4). Tuhan kita berkata, “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Saat setan mencobai Dia, Dia menjawabnya dengan Firman. Karena dia tidak makan 40 hari dan malam, Dia kelaparan dan membutuhkan makanan. Iblis, bapa penipu, mencobai Tuhan dengan menawarkan makanan. Sebaliknya Kristus menjawab dengan Firman selama masa pencobaan itu.

Saat saya merenungkan apa yang dikatakan anak saya ditelepon tentang Elsie, pikiran saya langsung tertuju pada bagian Alkitab ini:

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Corinthians 10:13)

Saya diingatkan bahwa tidak ada kejadian unik dari apa yang terjadi pada Elsi dan saya. Pencobaan kita merupakan hal biasa. Sejak itu saya telah belajar bahwa didalam Amerika lebih dari 500,000 orang setiap tahun mengalami stroke.

Saya menerima nasihat yang sama dari perkataan Petrus: Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. (1 Peter 4:12). Karena kita anak Tuhan, dank arena Dia mengijinkan pencobaan, saya yakin Dia juga akan menyediakan setiap kebutuhanmu. KesetiaanNya merupakan jaminan saya. Ini bukan hanya karangan imajinasi saya tapi kenyataan kalau Tuhan menjauhkan saya untuk heran atas pencobaan. Tuhan itu setia.

Saat menelepon untuk memesan tiket pesawat, saya diberitahu kalau tidak ada pesawat yang meninggalkan Peoria minggu malam yang bisa menghubungkan saya ke Escondido. Saya mengatur pemesanan penerbangan terpagi dihari senin, menelepon Richard, dan mulai menunggu. Saya merasa ada diruang tunggu Tuhan.

Rumah sakit memiliki ruang tunggu – tempat kecil dimana orang menunggu dan berharap perubahan kondisi menyenangkan dari orang yang mereka kasihi. Sebagian besar orang yang saya lihat dalam ruang tunggu rumah sakit sangat khawatir, dan frustrasi.

Saya sedang diruang tunggu Tuhan sejak istri saya mengalami stroke. Tuhan dalam kesetiaanNya memampukan saya menanggung ujian ini. Elsie tetap tidak bisa bergerak, dan dia membutuhkan kasih dan perawatan saya selama 24 jam sehari. Saya juga menunggu dan berharap ada perubahan yang baik; saat saya menunggu saya bersandar pada sumber kasih karunia Tuhan yang tidak pernah habis. Ujian yang tidak diharapkan ini mengubah seluruh rencana saya, tapi saya tahu kalau rencana Tuhan jauh lebih baik dari saya.

Walaupun begitu, pekerjaan menunggu merupakan tugas yang sulit. Saya tidak pernah mengalami penantian sebagai bagian penting dalam pelatihan orang Kristen. Ini merupakan pengalaman saya yang pertama dalam ruang tunggu Tuhan. Jika “Menunggu 101” merupakan pelajaran yang diharuskan dalam sekolah Tuhan, anda bisa yakin saya tidak akan memilihnya. Tapi Tuhan tidak memberikan pilihan –itu pelajaran yang diharuskan. Dia yang memutuskan bagi saya, karena tahu saya membutuhkannya. Jadi saya terus menunggu.

Alkitab berisi banyak nasihat bagi orang Kristen untuk menunggu Tuhan memenuhi rencanaNya menurut waktuNya. Daud berdoa. Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari. (Psalm 25:5). (I could add, all the night.) Daud belajar menunggu, dan dia menemukan kalau itu pengalaman yang berharga. Dia kemudian menulis, Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN! (Psalm 27:14).

Saat tertentu saya merasa sangat sulit menunggu. Saya ingin cepat, dan Tuhan kelihatannya begitu pelan. Tapi saya belajar bahwa “tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah (Isaiah 40:31). Ayat ini, dan yang lainnya, menjadi berkat saat saya berada dalam ruang tunggu Tuhan.

Saya selalu memiliki ambisi dan keinginan melakukan pekerjaan Tuhan. Sejak meninggalkan jabatan pastor ditahun 1963, saya telah melakukan perjalanan kira-kira sejauh 60,000 mil setiap tahun, bicara 400 kotbah setiap tahun, dan mengajar Alkitab 25 menit setiap hari minggu diprogram radio nasional Bible Study Time. Sangat sulit berkata tidak saat ada undangan mengajar dan memberitakan Firman Tuhan. Sekarang ini, saya tidak punya pilihan. Pada 1 April 1982, saya membatalkan jadwal pertemuan 12 bulan kedepan. Saya bersyukur punya waktu menunggu dihadapan Tuhan dalam doa. Saya bersyukur untuk hak istimewa melayani terkasih saya Elsie.

Baru-baru ini saya membaca kembali Mazmur 23. Ayat 2 menyegarkan saya: Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau. Dia yang menciptakan saya. Saya selalu aktif dalam pelayanan, tapi sekarang saya merasa lebih sibuk dari yang Tuhan inginkan. Jadi saya bertanya, “Apakah mungkin karena Tuhan mengasihi aku, Dia mengijinkan ujian menyakitkan ini untuk membaringkan aku? Pikirkan itu.

Saya melihat hubungan yang kuat antara Psalm 23:2 dan Mark 6:31, dimana Tuhan kita berkata pada muridnya: Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika! Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. Perkataan Tuhan diikuti oleh para murid kembali dari misi mereka yang pertama. Saya melihat dalam Mark 6:30 sedikit kesombongan saat para murid melaporkan apa yang sudah mereka capai.

Perhatikan kesamaan antara Psalm 23:2 dan Mark 6:31. Pemazmur berkata, Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau. Markus menulis kalau para murid terlalu sibuk makan. Kita tahu Markus bicara tentang makanan untuk tubuh, tapi kita bisa mengambil aplikasi rohaninya juga. Kita perlu sendiri bersama Tuhan dan mengijinkanNya membimbing kita kepadang rumput yang hijau. Jika kita tidak mau melakukannya dengan sukarela, maka Dia akan membuat kita terbaring.

Satu penyesalan saya adalah saya tidak memberi waktu berbaring dipadang rumput yang hijau dari Tuhan selama tahun-tahun sibuk saya. Saya membaca dan menyelidiki Alkitab setiap hari, tapi kebanyakan tindakan itu untuk memenuhi tuntutan jadwal bicara saya.

Sekarang saya bersyukur kalau Tuhan sudah membuat saya terbaring dipadang rumput yang hijaunya. Selama bulan-bulan ujian, Dia memampukan saya mengalami kuasa FirmanNya. Gembala yang baik telah memberi makan jiwaku, dan saya tidak kekurangan apapun. Padang rumput yang hijau sangat berlawanan dengan padang gurun kering dari dunia ini.

Tidak ada yang salah dengan ambisi dan keinginan kuat yang tulus untuk sibuk dalam pekerjaan Tuhan, tapi kita perlu beristirahat disuatu saat dalam perjalanan itu. Tuhan berkata pada Elisa, “bersembunyilah” (1 Kings 17:3), dan kemudian Dia menampakan diri pada Elisa berkata, “pergi perlihatkan dirimu” (1 Kings 18:1). Nabi perlu waktu berdua dengan Tuhan sebelum dia menghadapi kejahatan Ahab. Kita semua harus belajar, cepat atau lambat, kalau kita butuh waktu berdua dengan Gembala kita yang baik.

Penerbangan pulang dari Peoria pada Maret 29 merupakan pengalaman baru bagi saya. Saya telah terbang lebih dari ribuan mil dalam 50 tahun terakhir, tapi perjalanan ini berbeda. Waktu itu perjalanan itu sendiri terasa ribuan mil. Saya diatas sana, merasa sendirian, walau dikelilingi banyak orang. Saya tidak tahu seberapa serius sakitnya Elsie. Saya hanya tahu kalau dia kena stroke. Saya tidak bisa pikir lain selain Elsie. Saya merasa suram dan sendiri. Saya tidak pernah merasa kesepian seperti itu. Saya berdoa lemah, Ya Tuhan, tolong aku! Saya ingin mengatakan hal lain, tapi tidak bisa mengucapkannya. Saya begitu terhisap kering, lemah –terlalu lemah untuk berdoa.

Tapi Tuhan menghampiri saya dengan cara penghiburanNya melalui ingatan akan janjiNya. Saya menghafalnya saat masih kecil. Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu (Exodus 33:14). Saya sadar kalau beberapa sarjana mengartikan ayat ini sebagai pertanyaan, dan mereka mungkin benar. Tapi dalam pikiran saya, Tuhan jelas hadir dalam perjalanan kerumah. Pelayanan Roh Kudus memberikan keyakinan dan kedamaian dengan mengingatkan ayat dalam Alkitab. Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau (Isaiah 43:2). Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu (Deuteronomy 31:8). janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau (Isaiah 41:10). Saya tidak perlu meminta Tuhan beserta saya, karena Dia sudah berjanji akan bersama dengan saya. Dia menepati janjiNya!

Satu berkat dari ujian ini dirasakan saat saya dibawa dari “Dia” kepada “Dia” lagi dalam Psalm 23--Dia membaringkan aku . . . Dia beserta aku (italics ditambahkan). Ada perbedaan antara bicara tentang Tuhan dan bicara secara langsung dengan Dia. Selanjutnya, ruang tunggu menjadi ruang kehadiran. Kehadiran Gembala yang baik terus menghibur dan menguatkan saya. Ada saat dimana, dari mata manusia, saya tidak bisa melihat cahaya diujung lorong. Tapi dalam moment tergelap kehadiran Kristus menyediakan penghiburan dan kekuatan.

Saya menulis hal ini dihari yang membosankan. Pasien stroke bisa naik turun dalam sehari. Sekarang merupakan hari menurun bagi Elsie. Bebean tidak diringankan, dan tidak tahu apa akhirnya yang terjadi. Tapi satu hal yang pasti –hati saya telah menemukan tempat berbaring.

Tuhan kita berkata, Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau (Hebrews 13:5). Itulah janjiNya! Ayat yang sama mengandung suatu petunjuk, cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Saya tidak tahu apakah Tuhan akan menyembuhkan Elsie, tapi saya tahu kalau Dia tidak akan pernah meninggalkan atau melupakan kita.

Iblis mencoba menghalangi saya, menjauhkan saya dari Kristus, memunculkan ketidakpuasan dalam diri saya. Tapi dia tidak berhasil! Kehadiran Kristus membuat saya puas dengan keadaan saya. Standar kepuasan orang Kristen sangat tinggi. Itu diluar jangkauan saya, jika bukan dari kehadiran Tuhan. Saya mendapat apa yang tidak bisa diberikan dunia. Saya memiliki Kristus. Tidak ada yang lebih tinggi dari itu!

Saya tidak bisa berkata seperti Paulus Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan (Philippians 4:11). Tapi saya bisa bersaksi kalau saya sedang belajar Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Philippians 4:13).

Penerbangan dari Peoria ke California sangat sepi, tapi saya tidak sendiri. Saudaraku dalam Kristus yang sedang menderita –berdiam merupakan keyakinan bahwa Tuhan kita tidak pernah akan meninggalkan anda.

Taxonomy upgrade extras: 

2. Tuhan yang Mengatur

Tuhan adalah pencipta dan pengatur alam semesta dan semua yang ada didalamnya, baik yang hidup maupun yang mati. Setiap penggunaan dan perkembangannya merupakan hak kedaulatanNya. Tuhan hanya bertanggung jawab pada diriNya. Dia tidak melapor pada siapapun. Dia tidak diharuskan menjelaskan apapun dari apa yang dikatakan dan dilakukanNya. Dia yang paling berkuasa disemua hal

Kita tidak diharapkan mengerti sepenuhnya tujuan ujian yang kita hadapi sampai Tuhan memanggil kita pulang. Tapi kita tahu kalau Dia begitu mengasihi kita sehingga tidak akan mencelakai kita, dan Dia lebih memperhatikan kesejahteraan kita daripada kita sendiri. Pilihan Tuhan selalu benar. Dia mampu menjalankan sesuatu tanpa salah. Dalam alam semesta ciptaanNya tidak ada yang namanya tidak sengaja atau kebetulan. Karena setiap sebab ada akibat. Tuhan “yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya-- supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya (Ephesians 1:11-12). Ya, Tuhanlah yang mengatur.

Sekarang hari Rabu, 14 April, 1982. Sudah 18 hari sejak Elsie mendapat stroke. Ahli saraf meminta saya menemuinya. Saya menunggu berharap dilorong diluar ruang Elsie. Saat dokter muncul, dia mengemukakan pendapatnya dengan singkat..

Kami sedang mengatur untuk memindahkan istri anda kepusat rehabilitasi di San Diego.

Apa yang membuat anda memutuskan ini? Saya bertanya.

Dia terdiam. Saya menangkap sedikit kekhawatiran dalam jawabannya. Saya benar. Dia berkata dengan pelan.

Secara medis, tidak ada yang bisa dilakukan untuk Mrs. Strauss. Dia meletakan tangannya kepundak saya dan menepuknya. “Saya minta maaf.” Katanya, dan berjalan pergi.

Untuk beberapa detik saya berdiri terdiam, pikiran saya kosong. Kemudian saya berjalan pelan keruang Elsie, dan duduk dikursi sebelah tempat tidurnya.

Dia yang bicara pertama kali, “Apa yang dikatakan dokter?

Dia katakan kalau kamu akan dipindahkan kepusat rehabilitasi di San Diego.

Saya memegang tangannya. Kemudian meyakinkan dia untuk tidak takut karena Tuhan yang mengatur.

Tapi apakah saya benar-benar percaya kalau Tuhan yang mengatur semuanya? Pikiran meragukan kemahakuasaan Tuhan menakutkan saya. Tapi, pertanyaan siapa yang mengatur alam semesta sering menghantui kita. Kita sebagai orang Kristen meneguhkan kepercayaan kita dalam kedaulatan Tuhan, tapi iman kita ditantang melalui pergolakan alam, krisis nasional, atau pergumulan pribadi. Kesakitan dan kemiskinan, penyakit dan kematian, penyiksaan dan penderitaan semuanya bisa menyebabkan kita berpikir serius tentang Tuhan sebagai pencipta dan pengatur dunia dimana kita tinggal. Hal itu tidak selalu mudah untuk dipercaya, bahwa Tuhanlah yang mengatur semuanya.

Pada hari Rabu bulan April 1982, iman saya diuji. Disaat itu pikiran saya tidak mampu membela kedaulatan Tuhan. Saat saya memikirkan betapa serius keadaan Elsie, saya menyadari beberapa rencana bahagia pasti dibatalkan. Sejujurnya, saya tidak bisa mengerti alasan Tuhan dari peristiwa ini. Tapi saya tahu kalau Alkitab memuat semua yang perlu diketahui. Tuhan berkata, Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. (Matthew 4:4). Jadi saya langsung mencari pertolongan dari Alkitab.

Kedaulatan Tuhan dan Alkitab

Walau kata berdaulat dan kedaulatan tidak muncul dalam Alkitab versi King James, kenyataan akan kedaulatan Tuhan merupakan pesan penting.

Kata berdaulat datang dari kata Latin super. Itu membawa makna superioritas dan tinggi, utama dan menjulang, tidak tertandingi dan paling hebat. Allah dalam Alkitab adalah kekal dan memang sudah ada. Dia paling unggul dan sempurna. Dia satu-satunya yang memuliki semuanya dan hak serta kuasa untuk memerintah sendiri. Tuhan itu tidak terbatas dan tidak tergantung pada apapun. KemampuanNya melebihi yang bisa dibayangkan manusia.

Setelah Elsie mendapat stroke, seseorang memberikannya buku berjudul Yet Will I Trust Him oleh Peg Rankin. Buku itu tidak teknis dan bukan buku teologia, tapi sangat praktis dan menolong. Itu berisi definisi singkat tentang kedaulatan Tuhan, Tuhan bisa melakukan apapun kehendakNya, kapanpun, dengan cara apapaun, dan untuk tujuan apapun. Semuanya merupakan hak kedaulatannya. Saat Tuhan mengatakan kepada Abraham kalau Dia akan menghancurkan Sodom and Gomora, dia tahu banyak yang akan mati. Dari pernyataan menakutkan itu Abraham berkata, Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil? (Genesis 18:25).

Selain berdaulat, Tuhan juga benar. Ini artinya dia tidak bisa melakukan kesalahan. Jika Tuhan bisa salah, Dia tidak bisa jadi Tuhan. Saat 2 kota dimusnahkan, Tuhan yang mengatur. Dia melakukan apa yang dikehendakiNya, dengan cara yang dikehendaki, dan untuk tujuanNya. Dan dalam melakukan semuanya, Dia pasti benar.

Kitab Daniel ditulis untuk mengajarkan kedaulatan Tuhan atas bangsa dibumi, Baca kutipan ini:

-- supaya orang-orang yang hidup tahu, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, bahkan orang yang paling kecil sekalipun dapat diangkat-Nya untuk kedudukan itu.(4:17)

-- hingga tuanku mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. (4:25)

-- hingga engkau mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya!. (4:32)

Dan Ia dihalau dari antara manusia dan hatinya menjadi sama seperti hati binatang, dan tempat tinggalnya ada di antara keledai hutan; kepadanya diberikan makanan rumput seperti kepada lembu, dan tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai ia mengakui, bahwa Allah, Yang Mahatinggi, berkuasa atas kerajaan manusia dan mengangkat siapa yang dikehendaki-Nya untuk kedudukan itu. (5:21)

Dalam setiap bagian diatas digunakan kata “yang Mahatinggi” atau Allah yang Mahatinggi . Kata Ibraninya El Elyon, dan berarti Pencipta langit dan bumi (Genesis 14:22). Roh Kudus membimbing penulis Alkitab untuk menulis kalau Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya (Psalm 24:1; lihat juga 1 Corinthians 10:26, 28). Tuhan mengirim tulah keMesir sehingga umatNya tahu kalau bumi adalah milik TUHAN (Exodus 9:29). Alam semesta diciptakan Tuhan. Melalui Dia semua hal diciptakan dan melalui Dia semua hal ada (lihat Colossians 1:16-17; Hebrews 1:3).

Paulus berkata tentang Tuhan di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya (Ephesians 1:11). Peradaban naik dan turun. Pemimpin besar memerintah dan turun. Disemuanya itu, Tuhan yang mengatur. Daud berdoa, Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya (1 Chronicles 29:12). Dengan naik dan turunnya penguasa dunia, Tuhan yang mengatur, ya Dia melakukan apa yang dikehendakiNya, didalam waktuNya, dengan caraNya, untuk tujuanNya, dan menggunakan siapapun yang Dia mau.

Demikian juga, kitab Amos mengajarkan kedaulatan Tuhan dalam mengatur surga dan bumi. Bangsa Israel dengan sengaja tidak mentaati Tuhan. Penghakiman Ilahi diberikan dalam berbagai cara: perang, penyakit, dan tulah belalang. Baca pasal 4 dan perhatikan 7 kali Tuhan berkata kalau Dia yang mendatangkan kehancuran dalam bangsa itu. Perhatikan penggunaan kata ganti orang tunggal: Aku ini telah memberi kepadamu . . . kekurangan roti (v. 6); Akupun telah menahan hujan dari padamu (v. 7); Aku telah memukul kamu dengan hama dan penyakit gandum (v. 9); Aku telah melepas penyakit sampar ke antaramu seperti kepada orang Mesir (v. 10); Aku telah menjungkirbalikkan kota-kota di antara kamu (v. 11). Tuhan ingin mengatakan pada bangsa itu kalau Dialah dibelakang semua hal itu.

Sekarang lihat Amos 3:6, dimana nabi bertanya, Adakah terjadi malapetaka di suatu kota, dan TUHAN tidak melakukannya? Melalui nabi Yesaya, Tuhan berkata, Aku yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini (45:7). Nasib malang menunjukan bencana alam, kebanjiran, atau gempa bumi.

Baik Amos dan Yesaya berkata kalau tidak ada hal yang disebut kebetulan. Karena setiap sebab pasti ada akibat. Tuhan melakukan apa yang dikehendakiNya, menurut waktu dan caraNya, untuk tujuanNya, dan melibatkan siapa saja yang Dia pilih.

Pemerintahan Tuhan didasarkan atas kesempurnaan keilahianNya. Ini merupakan konsep Allah yang Alkitabiah, dan orang Kristen harus percaya dan berpegang pada hal ini. Tuhan merupakan pengatur agung. yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya (Psalm 66:7). Dia Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan (1 Timothy 6:15). Allah Bapa kita disorga merupakan penguasa berdaulat atas semua ciptaanNya. Dia yang mengatur. Ini pengajaran Alkitab.

Kedaulatan Tuhan dan Penderitaan Manusia

Saya belajar bahwa ada suatu gap besar antara belajar kebenaran secara intelektual dan mengetahui kebenaran itu oleh pengalaman pribadi. Fakta ini nyata kepada saya ketika saya meninjau apa yang Alkitab ajarkan tentang kedaulatan Tuhan. Sejujurnya, saya mengaku mempunyai sedikit masalah pada bulan April 14, 1982.

Ini masalahku: Bagaimana cara seorang anak Tuhan menghubungkan kedaulatan Tuhan dengan penderitaan manusia? Bagaimana cara orang Kristen menerapkan kedaulatan Tuhan ketika isteri, yang ia cintai lebih dari hidupnya, terbaring tanpa pengharapan dan menderita didepannya?

Jika seseorang datang kepada saya pada hari itu di bulan April dan berkata, aku bermaksud membantu kamu. Apa kebutuhanmu? aku pasti tidak mempunyai jawaban. Pikiran saya terlalu terpesona. Saya sedang terluka. Saya perlu waktu untuk mempelajari dan mengaplikasikan kebenaran kedaulatan Tuhan.

Apakah salah seorang pelayan dan pengajar Firman Tuhan untuk bingung? Walaupun kebanyakan dari kita tidak mengakuinya, kita semua disaat tertentu tergoda untuk berjalan menjauh dari Tuhan. Tetapi ketika seorang yang sedang terluka melihat hidupnya dari sisi lain, itulah saatnya ia harus menghampiri Tuhan. Seperti kata Yakobus, Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu ( Yakobus 4:8). Asaph bingung dengan apa yang ia lihat dalam hidup, tetapi ia sampai pada kesimpulan yang benar, Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah ( Mazmur 73:28).

Bagaimana cara aku menghampiri Tuhan? Saya bisa berdoa. Tetapi pada saat itu saya dimakan karat secara emosional sampai tidak bisa mengartikulasikan doa dengan baik. Kemudian juga, apa yang belum diketahuiNya? Saya perlu berdekat pada Tuhan, bukan memberitakan keadaan terbaru dari Elsie serta kebutuhan kita. Saya perlu mendekat agar Dia bicara dan memberikan saya kepastian bahwa Dia yang mengatur. Sayaa baru saja menceritakan kepada Elsie kalau Tuhan yang mengendalikan. Tetapi pada saat itu, saya dikendalikan oleh pengalaman yang membingungkan. Maka saya mendekat ke Tuhan melalui FirmanNya.

Nabi Yesaya menulis, Dan walaupun Tuhan memberi kamu roti dan udara serba sedikit-- ( Isaiah 30:20). Ya, Tuhan mengirimkan kekurang baikan dan penderitaan ke [Milik]Nya. Mereka adalah Hadiah nya kepada [kita/kami], karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya ( Ibrani 12:6). Ini adalah waktu yang sulit bagi Elsie dan saya, tetapi saya tidak akan memalukan Tuhan dengan mempertanyakan hakNya melakukan apa yang Ia ingin lakukan.

Saya tidak lihat perbedaan apapun antara Tuhan yang tidak berdaulat dan yang bukan Tuhan. Jika saya sekarang meragukan kalau Tuhan dalam Alkitab, , Tuhan dan Bapa dari setiap orang percaya dalam Tuhan Yesus Kristus, yang mengatur hidup kita, saya tidak lebih baik daripada seorang Ateis.

Daud berdiri di hadapan perkumpulan dan berdoa dengan suara keras kepada Tuhan, Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya ( 1 Riwayat 29:1112). Perhatikan baik-baik kata berkuasa atas segalanya. Sebab kata itu ada dalam bentuk present continuous tense, yang artinya Tuhan masih tetap memerintah sekarang. Pada saat ini Tuhanlah yang mengendalikan.

Saya terhibur dengan jaminan bahwa Tuhan mempunyai suatu tujuan yang bijaksana dan baik untuk dilayani melalui penderitaan Elsie. Saat ini saya tidak tahu alasan persis dari tujuanNya mengirimkan percobaan ini ke dalam hidup kami. Sayapun tidak tahu apakah Dia akan menyatakan tujuanNya akan hal ini. Tuhan berkata, Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak. ( Yohanes 13:7). Saya tidak ingin kata-kata ini hilang dari saya seperti telah hilang pada Petrus. Suatu hari Elsie dan saya pasti akan memahami apa yang saat ini tersembunyi dari kami. Kami bisa menunggu. Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. ( 1 Corinthians 13:12).

Banyak orang menderita dan meninggal, dan banyak orang terus menderita, tanpa mengetahui alasannya. Alkitab berkata, Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. ( 1 Corinthians 10:13). Inilah janji Tuhan kalau Dia tidak akan memberi cobaan yang melebihi kekuatan kita.

Kita menyadari bahwa kita bukan satu-satunya orang yang menderita tanpa tahu alasannya. Sebagai contoh, Ayub yang menderita kerugian besar dan menangung beban berat, tidak pernah tahu alasan dari tragedy yang datang dalam hidupnya.

Baru-Baru ini, ketika saya membaca kembali Mazmur 119, saya sangat terkesan dan dikuatkan dengan kesaksian pribadi Daudd tentang berkat yang ia terima dari penderitaannya.

Pertama, ia menyaksikan kedaulatan Tuhan saat dia susah. Ia berkata, Aku tahu, ya TUHAN, bahwa hukum-hukum-Mu adil, dan bahwa Engkau telah menindas aku dalam kesetiaan ( v. 75). Di sini kita mempunyai suatu kesaksian yang jelas, yang diberi oleh inspirasi ilahi, bahwa Tuhan yang benar mengirim penderitaan ke dalam hidup dan pengalaman Daud.

Kedua, Daud bersaksi kalau penderitaan itu adalah suatu pengalaman belajar bagi dia. Ia menulis, Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu ( v. 71). Penderitaan adalah suatu pelajaran yang diharuskan dalam sekolah Tuhan, dan seharus menjadi tempat belajar bagi setiap yang percaya Tuhan Yesus Kristus. Percobaan kami telah menjadi pengalaman yang memperkaya. Itu telah mengajar saya beberapa pelajaran berharga.

Ketiga, Daud bersaksi bagaimana penderitaannya menguntungkan dia secara spiritual. Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu ( v. 67). Salah satu pepatah mengingatkan kita bahwa Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi ( Pepatah 3:12). Perjanjian Baru menambahkan fakta dengan, karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. ( Ibrani 12:6).

Ya, manfaat rohani diperoleh dari pencobaan dan penderitaan. Tuhan telah menempatkan kita dibumi agar kita boleh memuliakanNya. Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu ( 1 Petrus 4:16). Musim penderitaan hidup adalah suatu waktu indah untuk memuliakan Tuhan. Itu menyediakan kami dorongan segar untuk berkembang dalam anugrah dan untuk mengembangkannya secara rohani.

Setiap orang Kristen yang menderita perlu tunduk pada kedaulatan Tuhan yang absolut dan memberi hak kepadaNya untuk melakukan apa yang Ia inginkan, dengan caraNya, kapanpun, untuk tujuanNya serta menggunakan orang yang dipilihNya.

He Maketh No Mistake

My Father's way may twist and turn,
My heart may throb and ache,
But in my soul I'm glad I know
He maketh no mistake.

My cherished plans may go astray,
My hopes may fade away,
But still I'll trust my Lord to lead,
For He doth know the way.

Though night be dark and it may seem
That day will never break,
I'll pin my faith, my all in Him,
He maketh no mistake.

There's so much now I cannot see,
My eyesight's far too dim;
But come what may, I'll surely trust
And leave it all to Him.

For by and by the mist will lift
And plain it all He'll make;
Through all the way, though dark to me,
He made not one mistake.

(A. M. Overton)

Taxonomy upgrade extras: 

3. Panah dari Yang Maha Kuasa

Anak Tuhan harus terus menerus sadar bahwa Rencana Allah Bapa disorga yang terjadi padanya. Percobaan yang akan datang, apakah itu ringan atau berat, adalah untuk kebaikannya. Suatu pemahaman ttg kebenaran ini akan memberi kita jaminan keselamatan dan keamanan.

Ada damai dalam pengenalan hubungan bapak anak kita dengan Tuhan. Hal itu berjalan baik atau tidak, setiap orang percaya bisa berkata seperti Ayub, Meskipun [demikian] ia membunuh aku, namun aku akan percaya dia ( Ayub 13:15).

Jika ada laki-laki yang dibenarkan untuk menanyakan alasan kenapa dia mengalami penderitaan maka orangnya adalah Ayub. Ia perlu semua bantuan yang ia bisa mendapatkan. Dia tidak butuh orang yang makin menambah beban masalahnya.

Eliphaz, salah satu dari teman-teman Ayub, percaya bahwa penyakit dan penderitaan ia alami hanya bisa dijelaskan atas dasar berdosa dalam hidupnya. Ia mencoba menjelaskan filosofinya bahwa orang benar tidak menderita; maka dari itu, ujian yang dialami Ayub akibat dari dosanya ( Ayub 4:78). Tetapi Eliphaz salah! Tuduhan yang ia lancarkan kepada Ayub hanya menambahkan kesengsaraan Ayub.

Berbagai hal tidak baik bisa terjadi pada orang yang baik, bahkan orang yang terbaik sekalipun. Ayub adalah salah satu dari yang terbaik diantara umat Tuhan. Tuhan bersaksi tentang Ayub bahwa tidak ada yang seperti dia di bumi, bahwa ia adalah orang yang tak bercela dan lurus hati, ia takut akan Tuhan dan membenci kejahatan ( Ayub 1:1, 8).

Ayub telah dikenal karena kesetiaannya. Ia tidaklah tanpa berdosa, seperti tersirat dikata tak bercela dalam ayat 1 dan 8. Itu artinya dia secara etika baik, moralnya benar, dan taat pada Tuhan. Ayub mempunyai suatu penghormatan yang tulus dan dalam pada Tuhan. Praktek yang konsistennya adalah untuk menjaga Tuhan tetap ditempat tertinggi dan dihormati. Ia seorang yang setia.

Ayub dikenal dengan kekayaannya. Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar ( Ayub 1:3). Ia memiliki kekayaan yang besar, Tuhanlah yang telah menyebabkan dia berhasil( Ayub 1:10, 21).

Ayub dikenal dengan keluarganya. Ia mendapat tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan ( Ayub 1:2). Keluarga Ayub dan kekayaannya adalah berkat Tuhan. Catatan menunjukkan bahwa Ayub mencintai keluarganya. Cintanya untuk Tuhan tercermin dari cintanya untuk anak-anaknya. Sebagai pemimpin rohani dari keluarganya, ia membawa mereka dalam doanya kepada Tuhan. Pelayanan yang paling tinggi dari orangtua kepada anak-anaknya adalah memperhatikan kesejahteraan rohani mereka. Ayub adalah seorang kepala keluarga yang baik.

Akhirnya, Ayub adalah orang yang tenar. Catatan menulis kalau dia adalah yang terbesar dari semua orang-orang timur ( Ayub 1:3). Ayub lebih berhasil dari semua pria pada jamannya. Ia dipandang oleh manusia dan Tuhan. Tuhan sendiri menyatakan bahwa Ia tidak punya alasan untuk mencelakakan Ayub ( Ayub 2:3).

Namun Tuhan mengijinkan Ayub untuk menjalani lembah yang dalam dan mengharuskan dia mengalami penderitaan. Kebanyakan dari kita pasti telah hancur dalam kondisi seperti itu. Bagaimana kita memahami penderitaan dan duka cita Ayub? Bagaimana mungkin kita masuk kearti dari penderitaan dan kesusahannya?

Dua pasal pertama dari kitab kuno ini berisi pengertian penting. Selama Perang Dunia II, saya sedang melayani Tuhan didalam suatu jabatan atau lembaga pastoral di Bristol, Pennsylvania. Kemudian berita datang bahwa salah satu anggota gereja itu telah gugur dalam tugas melayani negerinya. Saya mempersiap-siapkan kothbah yang saya harap akan sesuai peristiwa itu, yang bisa memenuhi kebutuhan orangtua prajurit yang sedang terluka. Saya memberi judul, Mengapa Orang-Orang Saleh Menderita. Saya masih mempunyai catatan mimbar dari khotbah itu . Didalam pembukaannya saya berkata bahwa kitab Ayub ditulis untuk menceritakan kepada kita mengapa anak-anak Tuhan menderita.

Empatpuluh tahun sudah berlalu sejak saya membawakan khotbah itu. Saya tidak akan mengkotbahkannya hari ini seperti dulu. Itu karena pesan kitab Ayub bukanlah mengapa anak-anak Tuhan menderita, tetapi lebih kepada kedaulatan Tuhan. Itu menunjukkan bahwa Tuhan selalu mengendalikan setiap situasi. Tidak ada apapun yang terjadi kepada kita karena kebetulan. Karena setiap sebab ada akibat. Jika kita gagal melihat kebenaran ini didalam kitab Ayub, kita kehilangan pesan utamanya.

Penderitaan yang Pertama

Gambaran pertama dalam drama ini terjadi di surga. Para malaikat, baik yang sudah jatuh dan yang tidak, menghadap Tuhan. Tuhan yang mengendalikan, menuntut para malaikat dan setan melapor padanya. Diantara mereka berdiri Setan, namanya berarti musuh. Ia bukan musuh manusia yang biasa; melainkan, ia lebih dari manusia biasa, dia yang membohongi Hawa melalui penipuan halusnya ( 2 Corinthians 11:3). Ia terus mengganggu anak-anak Tuhan sejak itu. Petrus memperingatkan yang percaya, Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya ( 1 Petrus 5:8). Ayub adalah salah satu dari Target setan.

    Itu semua dimulai dengan suatu percakapan di surga antara Tuhan dan Setan.

    Dan Tuhan berkata pada Setan, Engkau telah melihat hambaKu Ayub, tidak ada yang seperti dia di bumi, seorang yang benar dan tak bercela, yang takut akan Tuhan, dan membenci kejahatan.

    Kemudian Setan menjawab Tuhan, dan berkata, apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Tuhan?

    Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.

    Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu. ( Ayub 1:811)

Di sini Setan menuduh Ayub melayani Tuhan oleh karena Tuhan memberkatinya. Intinya, setan berkata pada Tuhan kalau Ayub melayani Nya, bukan karena ia mencintai dan memujiNya tapi karena apa yang ia telah terima dari Tuhan. Setan kemudian menantang Tuhan untuk menguji Ayub dengan mengambil semua miliknya. Inilah tuduhan setan terhadap Ayub: Mereka yang mengaku mencintai Tuhan dan memujiNya melakukannya karena Tuhan menyediakan materi dan melindungi mereka.

Tetapi ada hal yang terlibat dalam tuduhan setan lebih dalam dari tuduhannya pada Ayub. Ia sedang menyerang karakter Tuhan. Pada pokoknya, Setan berkata, Kau mengatakan bahwa Ayub mencintai dan melayaniMu karena rasa hormat dan pujian. Beri aku kesempatan untuk memperlihatkan alasan sebenarnya kenapa ia memujaMu. Kau menyuap dia. Kau membeli dia. Manusia tidak memuja Kau karena kasih. Mereka melakukan itu untuk apa yang bisa mereka dapatkan darinya. Apapun yang manusia lakukan bagiMu, mereka melakukannya untuk keuntungan pribadi. Kau mengetahui ini adalah benar, maka Kau memberi dia berbagai hal yang baik untuk memenangkan kasihnya.

Di dalam cibiran ini, Setan tidak hanya menuduh alasan Ayub untuk melayani Tuhan, tetapi ia memfitnah alasan Tuhan dalam memberi harta dan perlindungan kepada Ayub. Ia benar-benar menfitnah karakter Tuhan. Setan berargumentasi bahwa jika Tuhan mengambil semua milik Ayub maka dia berbalik setia dariNya.

Suatu konflik muncul dari percakapan itu antara Tuhan dan Setan. karakter Tuhan telah ditantang, dan musuh harus dibuktikan salah. Maka, ijin telah diberikan kepada Setan untuk menguji Ayub. Tuhan memberi kebebasan pada Setan untuk menyingkirkan semua milik Ayub.

Kebebasan ini dibatasi, untuk memberi batasan pada Setan dalam Ayub 1:10. Setan tidak boleh mengulurkan tangan pada dirinya ( Ayub 1:12). Kedaulatan Tuhan dilihat dalam pembatasan atas Setan. Ujian akan membuktikan Setan salah. Ia harus belajar bahwa Ayub tidaklah melayani Tuhan untuk keuntungan pribadi.

Setan meneruskan hal ini diluar pembatasan ini. Didalam suatu rangkaian peristiwa, semua milik Ayub, yang telah didapat hampir seumur hidupnya, telah diambil dari dia. Pencuri dari Sabeans dan Chaldeans menggerebek ternak dan membunuh penjaganya. Kilat membinasakan 7,000 domba-domba dan para gembala. Puncak bencana datang ketika angin topan membinasakan rumah, membunuh semua anak-anak Ayub ( Ayub 1:13,19). Ayub telah mengalami ujian tertinggi. Ia hancur mendengar laporan kerugian. Ini adalah pencobaan terberat Ayub, lembah paling dalam.

Ingat bahwa Ayub tidak mempunyai informasi kenapa semua ini terjadi. Ia tidak mengetahui bahwa Tuhan yang telah memilih dia sebagai Instrumen khusus untuk menunjukkan kalau manusia mencintai dan melayaniNya sebab Ia adalah Tuhan, dan untuk mempertahankan karakter Tuhan. Bagi Ayub, percobaan itu tanpa maksud dan pemahaman. Tetapi seperti akan kita lihat, Ayub membuktikan bahwa kasih dan kesetiaan manusia pada Tuhan bisa tulus, bahkan disaat yang paling pahit.

    Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah.

    Katanya : Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN! ( Ayub 1:20,21).

Mengoyak jubahnya dan mencukur rambutnya adalah tanda duka cita. Ini adalah ritus perkabungan. Menjatuhkan diri ketanah bukanlah suatu tindakan keputus-asaan, tapi suatu perbuatan penghormatan dan tundukan di depan Tuhan. Dengan melakukan itu, Ayub menyembah ( 1:20).

G. Campbell Morgan didalam The Analyzed Bible berkata, Ayub mati kutu melawan musuhnya sampai suatu titik tertentu. Ada suatu benteng bagian dalam yang tidak bisa disentuh musuh. Petrus menyebutnya manusia batiniah yang tersembunyi” ( 1 Petrus 3:4). Dan Paulus berkata, Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. ( 2 Corinthians 4:16). manusia fisik sesuai dengan bejana tanah liat ( 4:7), tubuh ( 4:10), dan tubuh yang fana ( 4:11). Tubuh adalah phisik kita, bentuk sementara, dan bisa membusuk. Segalanya—bentuk kita, pancaindera, keluarga, ketenaran, dan kekayaan terus membusuk melalui proses yang tidak bisa dihentikan. Ketika berbagai hal dibumi ini memudar, berbagai hal Rohani, adalah abadi, menjadi lebih berharga.

Kerugian Ayub tidak diragukan dialami phisiknya, tetapi Setan tidak bisa menjangkau bagian dalamnya. Setan tidak bisa sentuh hidup yang tersembunyi dengan Kristus diTuhan ( Colossians 3:3). Ayub mempelajari bahwa hidupnya tidaklah tergantung dari kelimpahan kekayaannya itu ( Luke 12: 15). Ada suatu cahaya didalam jiwanya yang Setan tidak bisa padamkan. Ayub membuktikan bahwa anak Tuhan bisa mencintai dan melayaniNya sungguhpun semua hal materi diambil dari dia.

Barangkali kesaksian terbesar dari Iman Ayub adalah didalam kata-katanya saat serangan setan pertama. Ia berkata, Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN! ( Ayub 1:21). Pertimbangkan kata-kata itu dengan serius dan sadari. Itu bukti dari Iman Ayub terhadap kedaulatan Tuhan atas Alam semesta, mencakup bumi dan semua hal ciptaan di dalamnya, yang hidup maupun yang mati. Semua dibawah kedaulatan Tuhan. Tuhan yang memberikan Ayub keluarga dan kekayaan, dan Tuhan yang mengambilnya. Iman Ayub dalam Tuhan berhasil bertahan, seperti iman Tuhan terhadap Ayub. Ayub tidak mengutuk Tuhan seperti yang Setan ramalkan ( 1:11); melainkan, ia memuji Tuhan ( 1:21).

Hubungan pribadi Ayub dengan Tuhan tinggal ditingkatan yang paling tinggi, kendati pengalaman yang pahit telah menyentuh hidupnya. Percobaan hanya memperdalam imannya dan menarik dia semakin dekat ke Tuhan. Ia memuji Tuhan ketika kekayaan dan keluarganya diberikan padanya, dan ia tetap memujiNya ketika Tuhan mengambil itu dari dia.

Orang Kristen jangan pernah mempertanyakan kedaulatan Tuhan. Bapa surgawi tidak pernah melakukan kesalahan. Ketika kita percaya ini, kita membuktikan setan salah memperkiraan Tuhan dan anak-anakNya.

Penderitaan yang kedua

Pasal 2 dari kitab Ayub menulis percobaan yang kedua. Pertemuan yang kedua disurga mengikuti pola yang dulu. Sekali lagi para malaikat muncul di depan Tuhan, dan Setan hadir. Tuhan sekali lagi menyatakan pendapatnya tentang Ayub ( Ayub 2:13). Tetapi kali ini Ia menambahkan, Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan ( Ayub 2:3).

Tuhan mengulangi kepercayaanNya didalam Integritas Ayub dan mengingatkan Setan kalau tuduhannya terhadap Ayub adalah tanpa dasar ( tanpa penyebab). Kebohongan setan tentang Ayub telah dibuktikan.

Setan menuduh Tuhan melindungi Ayub, meminta dengan tegas bahwa pembatasan Tuhan atas dia adalah suatu rintangan dalam membuktikan hal ini. Ia tidak bisa menyangkal bahwa hilangnya Keluarga Ayub dan kekayaannya tidak pernah mengurangi kesetiaannya kepada Tuhan. Meskipun demikian, Setan menyebut kesetiaan Ayub pada Tuhan dan kegagalannya sendiri.

    Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya.

    Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu. ( Ayub 2:45)

Setan sedang berkata bahwa seorang manusia tidaklah benar-benar diuji sampai tulang dan dagingnya dibuat menderita. Siapapun akan menyerahkan miliknya sepanjang dia sendiri terbebas.

Kata hidup dalam ayat 4 mengacu pada Ayub, tubuhnya. H. H. Rowley berkomentar, Hidup Ayub tidaklah dimasalahkan di sini, karena jika ia dibunuh maka alasan ketulusannya tidak bisa ditentukan. Setan sedang meminta ijin Tuhan untuk menyentuh tubuh Ayub. Kematian lebih mudah daripada penderitaan; maka, jika Ayub disiksa, ia akan meninggalkan Tuhan. Perkataan setan dengan jelas menunjukkan pandangannya yang rendah atas anak Tuhan yang benar.

Maka firman TUHAN kepada Iblis: Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya ( Ayub 2:6). Tuhan menerima tantangan setan tetapi memberi pembatasan ini: Setan tidak bisa membunuh dia. Kata hidup di ayat 6 berbeda dari yang di ayat 4.

Lalu setan pergi dengan suatu balas dendam jahat terhadap utusan Tuhan yang baik. Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya ( Ayub 2:7). Mari kita jangan kehilangan fakta bahwa penderitaan phisik Ayub telah menambahkan kepedihan hatinya, atas kematian anaknya dan semua miliknya.

Adakah seorang laki-laki atau seorang perempuan, terlepas dari Yesus Kristus Tuhan kita, berada di suatu lembah yang sangat dalam atau menderita suatu percobaan yang sangat hebat? Saya pikir tidak. Borok yang membakar seperti suatu lepra muncul ditubuh Ayub, menyebabkan dia nyeri sekali dan sangat kesakitan. Gejala yang disebutkan sangat banyak: barah busuk ( 2:7); berengah dan abu dalam borok ( 7:5); mimpi mengerikan ( 7:14); air mata yang membutakan mata ( 16:16); nafas berbau busuk ( 19:17); badan yang kurus ( 19:20); erosi tulang ( 30:17); menghitamkan dan mengupas kulit ( 30:30). Setan memaksa sampai batas akhir untuk membuat Ayub berbalik dari Tuhan.

Menambah kesedihan Ayub adalah reaksi dari isterinya. Dia berkata, Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah! ( Ayub 2:9). Sebetulnya, saya tidak tahu kenapa dia bisa berkata seperti itu. Saya mencurigai bahwa dia tidak mengenal Tuhan dengan intim dan secara pribadi seperti Ayub, karena dia menyalahkan Tuhan untuk penderitaan yang terjadi dalam keluarga mereka. Sikapnya menunjukan cerminan mentaldan kondisi rohaninya. Betapapun, dia menderita kerugian yang sama seperti Ayub. Tetapi sekarang dia hanya bisa melihat dengan pasrah dan mengamatinya menderita. Itu lebih dari yang bisa dia pikul. Apapun alasan sampai dia berkata seperti itu menambah penderitaan Ayub.

Jawaban bagi isterinya, satu-satunya hartanya di atas bumi, sama sekali tidak meragukan cintanya. Itu menyatakan, kesetiaan dan cinta yang tetap teguh pada Tuhan. Dengan pertanyaan sederhana dia menyatakan kedaulatan Tuhan atas apapun yang menyentuh hidupnya, baik atau buruk: Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk? ( Ayub 2:10). Dengan pertanyaan ini , Ayub membantunya melihat bahwa dia harus sama baiknya menerima yang pahit seperti halnya yang baik. Ini merupakan suatu peringatan tentang kedaulatan Tuhan untuk melakukan apa yang ia ingin lakukan, ketika Ia memutuskan untuk melakukannya, untuk tujuanNya, dan untuk melibatkan siapapun yang Ia kehendaki. Orang yang sungguh-sungguh mencintai Tuhan akan menerima tidak hanya berbagai hal yang baik tetapi juga penderitaan.

Kita diberitahu bahwa Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya ( Ayub 2:10). Ia lulus dari ujian dengan nilai sempurna. Setan telah dikalahkan. Lebih dari itu, setan tidak nampak lagi didalam keseluruhan buku Ayub.

Ketika saya mempelajari kedua pasal dalam Ayub, kedua pertanyaan Tuhan menantang saya. Seolah-olah Tuhan bertanya, Sudahkah kamu mempertimbangkan Ayub pelayanku? Sudahkan saya belajar dari pengalaman Ayub? Apakah seluruh kehendak saya sudah diserahkan pada Tuhan, seperti Ayub? Apakah aku tetap mencintai Tuhan sejak Elsie tidak bisa bergerak dan menderita? Dapatkah aku katakan dengan sungguh-sungguh dari suatu hati berserah, Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil; terpujilah nama Tuhan?

Saya berterimakasih untuk apa yang Tuhan telah ajarkan padaku saat saya ada diruang tungguNya. Saya merasakan apa yang dirasakan Daud saat menderita, ia berdoa, Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu ( Mazmur 119:71).

Ruang tunggu telah telah sungguh-sungguh menjadi tempat belajar. Dan jika sudah tidak ada lagi yang dipelajari dari pengalaman ini, saya sekarang mengerti bahwa masih banyak yang harus dipelajari.

Saya berharap untuk bertemu Ayub suatu hari nanti. Saya akan berterima kasih atas warisan yang kaya darinya. Ia telah membantu saya untuk menghargai ujian, bukan sebagai anak panah Setan yang berapi-api ( Ephesians 6:16) tetapi sebagai panah dari Tuhan ( Ayub 6:4). Ia yang mengirim panah itu telah membalut dan merawat lukanya. Menurut waktuNya, dan untuk tujuan baikNya, Ia akan menyembuhkannya dengan sempurna. Meskipun ia membunuh aku, namun aku akan tetap percaya ( Ayub 13:15).

Passage: 
Taxonomy upgrade extras: 

4. Saat Membutuhkan

Kadang-Kadang didalam lembah penderitaan kita menurun secara emosional, secara phisik dan secara spiritual. Kita sangat membutuhkan pertolongan, perasaan tidak mampu untuk berjalan terus. Hal itu membuat kita sangat membutuhkan pemenuhan janji Tuhan untuk membantu kita.

Disaat bersama Elsie, saya menyadari kejelasan baru tentang kebenaran dalam Ibrani 4:16: “Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.”

Didalam kata-kata indah ini, kita diberitahu suatu tempat untuk dikunjungi disaat seperti ini, suatu prosedur, tujuan, dan Orang tempat kita hampiri. Ayat ini menceritakan kepada apa yang harus diperbuat saat kita merasa berat dan ini merupakan janji yang luar biasa.

Tuhan kita yang berdaulat tidak meninggalkan kita disaat menderita. Dia tidak meninggalkan kita tanpa arah tujuan. Undangan dalam Ibrani 4:16 terbuka bagi semua yang berada dalam ruang tunggu Tuhan. Jika anda ada di sana, saya menghimbau untuk menerimanya dimalam yang sepi.

.

May 14, 1982, bukan hari yang baik untuk Elsie. Baik secara fisik maupun emosi. Saya sampai dirumah dari rumah sakit sekitar 8:30 malam itu, lelah secara fisik dan secara emosi kering. Melihatnya menderita dan bergumul selama 10 jam sangat melelahkan.

Saya duduk dikursi favorit dan jatuh kedalam pengasihanan diri, terkubur dalam kesedihan. Air mata mengalir. Semakin lama saya duduk mengasihani diri, semakin saya tertekan. Saya merasa putus asa. Tidak ada keinginan dan dorongan untuk melakukan apapun.

Dipagi yang sama, saya menulis Hebrews 4:16 dikartu dan membawanya kerumah sakit. Selama hari itu saya membacakan keElsie beberapa kali, dan kami datang beberapa kali ketahta kasih karunia Tuhan.

Sekarang sayalah yang membutuhkan. Saatnya sudah tiba bagi saya untuk menterjemahkan ayat kami kedalam pengalaman saya.. Isi dari bab ini merupakan pesan Tuhan pada saya dimalam bulan Mei 14, 1982.

Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya (Hebrews 4:16). Apakah sekarang saat anda membutuhkan pertolongan? Inilah teks janji untuk pertolongan. Banyak anak Tuhan mengujinya dan mendapatkannya.

Tempat

Ayat ini mengatakan pada kita kalau kita memiliki tempat untuk mendapat pertolongan. Tempat itu adalah tahta kasih karunia Tuhan. Tahta ini tidak umum dan berbeda dari penghakiman. Di masa akhir nanti akan ada “tahta putih” dimana Tuhan akan menghakimi semua yang menolak AnakNya, Tuhan Yesus Kristus. Tapi tidak ada anak Tuhan yang muncul ditahta itu, karena yang berdiri dihadapanNya saat itu akan “dilemparkan kedalam lautan api (Revelation 20:11-15). Selama masa anugrah, tahta Tuhan adalah “tahta kasih karunia.

Orang Kristen yang terkasih, apakahn anda tahu tempat ini ? Kapan terakhir kali anda menghadap tahta kasih karunia? Teks kita berkata, “marilah kita datang.” Saya sering pergi ketempat itu, kadang dengan berlutut, kadang berbaring ditempat tidur, mengendarai mobil, berjalan, atau saat melakukan perjalanan dengan pesawat. Saya bersyukur saya memiliki tempat dimana pertolongan didapat.

Saya baru datang dari tahta kasih karunia itu. Beban telah diangkat. Sekarang ada kesadaran baru akan anugrah dan belas kasihan Tuhan dalam hidup saya. Saat ini saya tidak duduk dikursi favorit dan mengasihani diri; sebaliknya, saya dimeja menulis bab singkat ini tentang Firman Tuhan. Seringkali saya berkothbah dari teks ini, tapi sekarang saya bisa bersaksi kalau ini benar.

Prosedur

Teks ini mengatakan bahwa ada prosedur untuk datang ketahta kasih karuni. Kita datang dengan “penuh keberanian”. Kita berani, bukan tebal muka, atau malu-malu. Kita didorong untuk datang dengan “penuh keberanian” Kata ini berarti “percaya diri” Kita bisa bicara dengan bebas dan jujur kepada Bapa kita disorga.

Imam besar di Israel bisa masuk keruang maha kudus sekali setahun, dan kemudian berdiam dihadapan Tuhan. Tapi sesuatu yang indah terjadi saat Kristus mati dikayu salib. “Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah (Matthew 27:51). Orang percaya dalam Kristus sekarang bisa masuk ketempat itu tanpa kecuali. Rasul Paulus menyatakan bahwa kita juga “beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. (Romans 5:2).

Kita tidak boleh malu-malu untuk datang ketempat ini. Kita jangan ragu mengatakan pada Tuhan kebutuhan kita sebenarnya. Ada saatnya untuk tetap diam, tapi saat kita membutuhkan kita harus bicara. Kita diperintahkan untuk datang dengan penuh keberanian.

Tujuan

Hebrews 4:16 juga mengajarkan bahwa ada suatu tujuan untuk datang ketahta kasih karunia. Apa tujuannya? . . . untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

Belas kasihan merupakan kebutuhan utama kita karena dosa dan kesalahan kita. Bapa kita disorga adalah “Bapa Belas kasih (2 Corinthians 1:3), dan Dia “kaya dalam belas kasih (Ephesians 2:4). Tindakan Tuhan terhadap anakNya yang sedang membutuhkan pertolongan adalah belaskasih. Dalam keadaan membutuhkan pertolongan kita menghargai orang yang berempati dan simpati dengan kita. Apakah Tuhan kita yang penuh kasih, yang berbelas kasih dalam menyelamatkan kita (Titus 3:5), kurang berbelas kasih pada anakNya disaat itu? Tentu tidak!

Mari kita datang padaNya dengan kepercayaan dan mengatakan semua kebutuhan kita.

Ada saat dimana “sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa (Romans 8:26). Mungkin saja anda tidak tahu kebutuhan anda. Tapi Tuhan kita menyakinkan bahwa Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya (Matthew 6:8). Lihat juga Matthew 6:32.

Tujuan lebih lanjut dari menghampiri tahta kasih karunia adalah “menemukan anugrah untuk menolong.” Belas kasihan buat kesalahan lalu dan anugrah untuk kebutuhan sekarang.

Rasul Paulus menghampiri tahta kasih karunia saat dia menderita duri dalam daging. Tiga kali dia meminta Tuhan menghilangkan sakitnya. Tapi itu bukan apa yang dia butuhkan. Jika dia menderita saat itu, sudah seharusnya dia berdoa untuk dilepaskan dari sakit itu. Tapi saat itu dia menerima perkataan kepastian dari Tuhan: AnugrahKu cukup bagimu (2 Corinthians 12:9). Tuhan tidak menyembuhkan Paulus, juga kesakitannya saat itu. Tapi disana –ditahta kasih karunia –dia menemukan sumber anugrah Tuhan yang tidak pernah habis. Selalu tersedia disaat membutuhkan. Dan kasih karunia itu tersedia bagi anda dan saya.. Maka dari itu mari kita datang dengan penuh keberanian. Anugrah Tuhan menopang saya saat saya menulis kalimat ini.

Pribadi

Dalam Hebrews 4:16 kita juga melihat ada seorang Pribadi yang menunggu dan menyambut kita ditahta kasih karunia. Dia adalah Tuhan Yesus Kristus, yang sudah mati untuk menebus dosa kita. Empat kali dalam surat Ibrani dinyatakan bahwa Dia duduk disebelah kanan Allah (1:3; 8:1; 10:12; 12:2). Dalam surat ini juga kita menemukan tiga pemunculanNya:Dia datang untuk menebus kita (9:26); Sekarang Dia mewakili kita (9:24); dan Dia akan datang untuk mengabugrahi kita (9:28). Pengajaran Ibrani tentang pelayanan Tuhan Yesus Kristus sangat berharga. KaryaNya dalam menebus kita disempurnakan. Karyanya dalam mewakili kita diteruskan. Pribadi yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan kita sekarang ada disebelah kanan tahta Tuhan. Mari kita datang kepada Kristus. Alkitab mengatakan ada 3 cara Dia bekerja untuk kita.

Dia memenuhi kebutuhan kita melalui doaNya. Dalam suratnya kejemaat Roma, Rasul Paulus bertanya: Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? (Romans 8:34). Kristus tidak datang untuk menghukum kita; Dia datang untuk menjadi pembela kita. Penulis Ibrani menulis, Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka (Hebrews 7:25). Maka dari itu, marilah kita menghampirinya.

Dia memenuhi kebutuhan kita melalui kuasaNya. Tahta kasih karunsia merupakan tempat kuasa, dan Tuhan kita Yesus Kristus adalah Pribadi yang berkuasa. Kita melihat betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga (Ephesians 1:19-20). Kristus mampu. Ya, Dia mampu! Dia mampu menyelamatkan (Hebrews 7:25). Dia mampu menjaga kita agar tidak jatuh (Jude 24). Dia mampu menolong mereka yang dicobai (Hebrews 2:18). Dia mampu mengatasi semua hal (Philippians 3:21).

Dia memenuhi kebutuhan kita melalui keimamanNya. Walau keimaman sudah setua keberadaan manusia, mari kita jangan lupa kalau itu institusi dari Tuhan. Dalam masa PL pelayanan imam untuk menghadap Tuhan mewakili seluruh Israel. Syarat ilahi ini merupakan ekspresi belas kasihan dan perhatian Tuhan yang kudus untuk anakNya. Imam merupakan hubungan yang disucikan Bapa antar diriNya dan milikNya.

Selain Anak Allah tidak ada yang layak menjadi Imam Besar dirumah Tuhan.

Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.

Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. (Hebrews 4:14-15)

Anak-anak Harun adalah imam; Harun sendiri imam; hanya Tuhan Yesus Kristus Imam Besar kita.

Kita tahu dimana Dia -- melintasi semua langit. Kita tahu siapa Dia --Yesus Anak Allah. Kita tahu bagaimana Dia –tidak berdosa.. Dia Imam Besar yang simpatik. Dia tidak simpati dengan dosa kita tapi dengan “kelemahan” kita. Kelemahannya adalah penderitaan, dan kesakitan dalam hidup. Kita tahu kalau Imam Besar kita tersentuh dengan rasa kelemahan kita.

Jika anda membutuhkan pertolongan, datang menghadapNya sekarang. Tidak ada masalah yang terlalu besar, tidak ada permohonan yang tidak penting, dan tidak ada kuasa yang lebih besar dariNya. Mari jangan ada kekurangan kepercayaan antara anda dan Imam Besar anda. Dia mengenal anda. Dia mengasihi anda. Dia menunggu anda datang padaNya dalam keadaan membutuhkan pertolongan.

Kebenaran teks ini dirasakan oleh saya sekarang ini. Itu juga bisa dirasakan anda. Jangan menunda untuk datang ketahta kasih karunia Tuhan.

Passage: 
Taxonomy upgrade extras: 

5. Dia Peduli

Saat masalah menumpuk dan rasa sakit meningkat, pengikut Kristus sering merasa ditinggalkan dimedan perang. Sepertinya tidak ada yang peduli apakah kita menderita atau tidak; apakah kita menang atau kalah. Dan tentu saja, dalam waktu ini, kita memerlukan sesuatu diluar manusia.

Tapi kita bisa terhibur dan dikuarkat oleh karena Tuhan peduli. Janji ini jelas dinyatakan dalam ayat ini: Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu (I Peter 5:7).

Saya mengerti ini beberapa minggu setelah rasa sakit Elsie dimulai. Saat anda membaca bab ini, anda bisa merasakan penghiburan bahwa Tuhan peduli!

Hidup ada naik turunnya, tinggi dan rendah. Disuatu saat, manusia menghadapi ujian yang hebat. Bahkan orang Kristen yang paling makmurpun tidak bisa lolos dari ujian dan pergumulan, rasa sakit dan tekanan umum terjadi pada kita.

Karena bukan dari debu terbit bencana dan bukan dari tanah tumbuh kesusahan; melainkan manusia menimbulkan kesusahan bagi dirinya, seperti bunga api berjolak tinggi (Job 5:6-7). Ujian manusia bukan fenomena alami. Tidak ada yang terjadi diluar pengetahuan dan tujuan Pencipta. Manusia yang lahir dari perempuan, singkat umurnya dan penuh kegelisahan. Seperti bunga ia berkembang, lalu layu, seperti bayang-bayang ia hilang lenyap dan tidak dapat bertahan (Job 14:1-2).

Masalah itu sendiri sering tidak menyakiti orang Kristen sehebat kekhawatiran mereka. Kekhawatiran yang mengganggu pikiran orang Kristen dan menghancurkan motivasinya. Saya disadarkan akan kenyataan bahwa Elsie sudah memasuki minggu kelima penderitaannya. Kadang terlihat dia menampakan perkembangan, tapi kemudian dia merasakan sakit disisi kirinya, dan terapinya tertunda. Sementara mengendarai mobil kerumah malam itu, saya merasakan kekhawatiran menghampiri.

Tuhan langsung mengingatkan ayat ini: Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu (1 Peter 5:7). Saya sering mengkutip ayat ini dikothbah untuk orang lain. Saya bisa ingat saya berkata dengan keyakinan kuat, “Dia peduli! Kemudia saya akan menasihati mereka untuk menyerahkan semuanya kepadaNya.

Sekarang saya menghadapi ujian terhebat dalam 72 tahun hidup saya, dan saya mengakui kekhawatiran saya. Kemudia Roh Kudus mengingatkan teks dari pena Petrus. Saya tahu setiap katanya benar, karena Tuhan yang memberikan itu pada Petrus. Saya mengutip beberapa ayat dengan bicara selama mengendara pulang. Kemudia menyanyikan chorus lagu yang saya pelajari tahun 1927, saat saya diselamatkan:

He careth for you,
He careth for you,
Through sunshine or shadow,
He careth for you.

Saat saya tiba dirumah, saya merasa ingin merenungkan ayat dari Petrus ini. Inilah yang muncul.

Saya perhatikan bahwa nasihat itu merupakan bagian penting dalam menghadapi penderitaan orang Kristen (4:12-19). Petrus menunjuk mereka yang harus menderita karena kehendak Allah (4:19). Allah yang berdaulat mengijinkan ujian berat bagi orang percaya sesuai dengan kehendaknya yang sempurna dan bijak. Maka dari itu, mereka didorong untuk “menyerahkan jiwanya kepadaNya. Itu berarti mereka bisa mempercayakan jiwa mereka pada Tuhan, Pencipta mereka yang setia.

Saat kita masuk ke ayat 7 pasal 5, kelihatannya penderitaan mereka menyebabkan mereka khawatir. Mereka mulai khawatir. Kata Yunani dari perhatian adalah merimna, artinya anxiety, or suatu ketakutan dan rasa sakit dipikiran. Itulah dosa kekhawatiran yang menghimpit Firman sehingga tidak berbuah (Matthew 13:22). Dimasa krisis, saya tidak ingin mencabut pesan dan pelayanan Firman. Itu merupakan kekalahan yang memalukan.

Paulus menggunakan kata yang sama dalam bentuk kata kerja, Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga (Philippians 4:6). Dia menasihati agar kita tidak khawatir tentang apapun juga, karena khawatir datang dari ketidakpercayaan pada Tuhan. Seperti Marta, “kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara (Luke 10:41) saat kita seharusnya tidak khawatir. Tidak artinya tidak satu hal pun!

Petrus mengatakan apa yang harus kita lakukan dengan semua kekhawatiran kita. Kita harus menyerahkannya kepada Tuhan. Serahkan semua khawatirmu padaNya. Kata Yunaninya serahkan” adalah ballo„, artinya menyerahkan kepada atau mempercayakan kepada. Walau itu bukan kata “komit” yang sama dalam 1 Peter 4:19, itu mengandung pemikiran yang sama. Kita harus menyerahkan kekhawatiran kita –pada Tuhan.

Disamping kesakitan dan penderitaan hidup kita, saya tahu Elsie dan saya bisa hidup bebas. Karena itu, saya memutuskan menyerahkan semua kekhawatiran kepada Tuhan. Beban berat terangkat, dan hati saya damai. Setiap orang Kristen yang menghadapi ujian berat perlu mengalami teks Petrus. Dia harus meletakan bebannya kepada Kristus.

Jika saya khawatir, saya berkata kalau Tuhan tidak peduli. Tapi Alkitab berkata kalau Dia peduli --dia mempedulikamu. Ayat ini benar-benar saya pikirkan. Firman itu mengatakan agar tidak khawatir biar Tuhan yang mengurus. Apakah bertentangan? Tentu tidak! Alkita tidak bisa bertentangan dengan dirinya. Kata peduli dalam dia mempedulikanmu merupakan kata Yunani yang berbeda. Itu melei, artinya seseorang atau sesuatu adalah objek peduli – objek perhatian, kasih dan pemikiran –daripada khawatir. Orang Kristen adalah objek kasih Tuhan, dan Dia peduli pada kita. Bukanya Dia khawatir, tapi Dia memiliki ketertarikan pribadi dengan kita. Inilah perbedaan antara kekhawatiran dan kepedulian Ilahi.

Ditahun 1900, Frank Graeff menulis kata-kata dibawah ini. Saya sering menyanyikannya. Sekarang saya masing menyanyikannya.

Does Jesus care when my heart is pained
Too deeply for mirth and song,
As the burdens press, and the cares distress,
And the way grows weary and long?

Does Jesus care when my way is dark
With a nameless dread and fear?
As the daylight fades into deep night shades,
Does He care enough to be near?

Oh yes, He cares--I know He cares!
His heart is touched with my grief;
When the days are weary, the long nights dreary,
I know my Savior cares.

Sekarang saya menyerahkan semua kekhawatiran kepada Tuhan. Pemazmur berkata, Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah (Psalm 55:22). Mazmur ini terbagi dalam 3 bagian. Ayat 1 sampai 8 menyatakan komplain Daud; ayat 9 sampai 15, kritik Daud; ayat 16 sampai 23, keyakinan Daud. Dalam bagian pertama, Daud hanya memikirkan dirinya sendiri. Dalam bagian kedua, pikirannya atas musuh. Dalam bagian tiga, dia berbalik pada Tuhan. Saat dia berbalik pada Tuhan kita menemukan Tuhan peduli dan dia menyerahkan bebannya padaNya. Daud tidak bermulut besar. Dia tidak menyatakan kalau dia tidak pernah khawatir. Tapi dia tahu kemana harus pergi membawa semuanya itu –dia menyerahkannya pada Tuhan.

Apakah anda pernah berpikir apakah Tuhan memang benar-benar peduli? Saat kita meragukan kepedulian Tuhan, kita menghina Dia. Para murid menghinanya saat badai menerpa, Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa? (Mark 4:38). Tentu saja Dia peduli. Dia tidak berkata, mari kita berlayar dan tenggelam”tapi “Yesus berkata kepada mereka: Marilah kita bertolak ke seberang. (v. 35). Kekhawatiran para murid menunjukan mereka menanggungnya sendiri daripada menyerahkan padaNya.

Pikir lagi tentang Marta, yang begitu khawatir mengenai hal yang sementara. Dia begitu terkurung dengan kesibukan dunia. Dia berkata pada Yesus, Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? (Luke 10:40). Tentu saja Dia peduli! Dia lebih peduli tentang Marta daripada Marta sendiri. Dia dipenuhi dengan kepedulian berdosa, kekhawatiran yang menghasilkan kasihan pada diri sendiri. Tuhan melihat hal itu dan berkata. Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara (Luke 10:41). Marta memiliki banyak kualitas yang bisa dikagumi, tapi dia kurang satu hal yang paling dibutuhkan. Itulah kualitas yang saudaranya Maria miliki dengan duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya (Luke 10:39). Maria tidak khawatir karena dia sudah menyerahkannya pada Yesus.

Ayat 40 mengatakan bahwa Marta sibuk sekali melayani. Kata Yunani dari cumbered adalah perispao„, artinya tenggelam, terganggu. Marta memiliki kekhawatiran yang mengganggunya sehingga dia buta akan kepedulian kasih Tuhan. Dia menanggung semua hal yang semestinya diserahkan pada Kristus. Kekhawatirannya merupakan dosa karena dia menolak kasih Tuhan Yesus.

Saudaraku yang terkasih, Tuhan telah memberikan kita kesembuhan atas kekhawatiran yang muncul disaat ujian berlangsung. Itu karakter yang membedakan orang Kristen bahwa Tuhan Yesus Kristus peduli bagi mereka yang percaya padaNya. Orang Kristen bisa membawa semua kekhawatirannya pada Juruselamat. Serahkan semua khawatirmu; karena Dia peduli. Bukan sebagian, atau banyak, tapi semua. Saat kita mengerti nasihat Petrus, kita tidak menyingkirkan ujian dan pencobaan, tapi kita menyingkirkan kekhawatiran yang dihasilkannya. Puisi mengatakan:

It is His will that I should cast
My care on Him each day.
He also bids me not to cast
My confidence away.

But oh, how foolishly I act
When taken unaware!
I cast away my confidence
And carry all my care.

(Author Unknown)

Ya, ada damai dalam pikiran dan penghiburan dalam hati karena mengetahui Juruselamat peduli pada saya. Saya harus menyerahkan seluruh kekhawatiran kepada Dia. Saya memutuskan Dia lebih mampu mengatasinya daripada saya. Tuhan kita bukan pengawas yang hanya melihat penderitaan kita. Dia Imam Besar kita, dan Dia “turut merasakan kelemahan-kelemahan kita (Hebrews 4:15). Orang Kristen yang bebas dari kekhawatiran lebih kuat menjalankan pelayanan panggilan Tuhan. Kekhawatiran berlawanan dengan kepercayaan. Kekhawatiran tidak pernah jadi baik. Melalui anugrah dan kuasa Tuhan, saya tidak khawatir lagi.

Saat saya tinggal diwilayah Philadelphia, saya mengenal pendeta Charles Tindley. Orang Kristen lainnya mengenal dia sebagai saudara Tindley. Dia pengkhotbah yang berbakat dan penulis hymn. Berikut ini sebagian dari hymnnya yang sudah dikenal Leave It There:

If your body suffers pain
And your health you can't regain,
And your soul is almost sinking in despair;
Jesus knows the pain you feel,
He can save and He can heal;
Take your burden to the Lord and leave it there.

When your youthful days are gone
And old age is stealing on,
And your body bends beneath the weight of care;
He will never leave you then,
He'll go with you to the end;
Take your burden to the Lord and leave it there.

Leave it there, leave it there,
Take your burden to the Lord and leave it there;
If you trust and never doubt,
He will surely bring you out;
Take your burden to the Lord and leave it there.

Kita tahu bahwa perasaan tidak menentu. Mereka bisa dipengaruhi oleh sakit fisik, kelelahan, kebutuhan untuk tidur, penderitaan atas kematian orang terkasih. Tapi saudaraku yang terkasih, Tuhan peduli. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu. (Psalm 103:14). Kita harus belajar menyerahkan semuanya padaNya. Dan saat kita melakukan itu, kita menemukan kalau Dia bisa melakukan lebih dari yang kita bisa. Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita (Ephesians 3:20).

Dalam kesimpulan, saya akan memberikan ayat yang akan saya bahas berikutnya. Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. (Philippians 4:6-7). Ya, Tuhan kita peduli!

God ever cares! Not only in life's summer
When skies are bright and days are long and glad;
He cares as much when life is draped in winter,
And heart feels so bereft, and lone, and sad.

God ever cares! His heart is ever tender,
His love will never fail nor show decay;
The love of earth, though strong and deep, may perish,
But His shall never, never pass away.

God ever cares! And thus when life is lonely,
When blessings one time prized are growing dim,
The heart may find a sweet and sunny shelter--
A refuge and a resting place in Him.

God ever cares! And time can never change Him.
His nature is to care, and love, and bless;
And drearest, darkest, emptiest days afford Him
The means to make more sweet His own caress.

(Author Unknown)

Taxonomy upgrade extras: 

6. Semua Kebutuhanmu

Tuhan yang Maha Kuasa merupakan Penyedia Kebutuhan yang Agung. Saat Israel membutuhkan seorang pemimpin, Dia membangkitkan Musa. Saat mereka membutuhkan air dipadang gurun, Dia menyuplainya dari batu. Saat mereka membutuhkan makanan selama diperjalanan, Dia memberikannya dalam bentuk manna. Manusia membutuhkan seorang Juruselamat dari dosa mereka, Dia mengirim AnakNya yang tunggal untuk mati dikayu salib.

Tangan pemeliharaan Tuhan selalu terbuka bagi kita disaat membutuhkan pertolongan. Dia menyediakan pertolongan bagi umatnya yang menderita. Paulus menulis, Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus (Philippians 4:19).

Saat kita dalam lembah penderitaan, saat kita dalam ruang tunggu Tuhan yang kelihatannya satu hari begitu lama, nyata bahwa penyertaan Tuhan tidak pernah mundur. Kita mungkin merasa Dia tidak bisa melakukan apapun bagi kita. Tapi janji Alkitab bahwa Dia akan menyediakan semua kebutuhan kita.

Jika anda dalam lembah penderitaan, seperti saya dengan Elsie, anda bisa mengalami kebenaran janji ini.

Salah satu janji dalam Alkitab yang menguatkan dan menopang anak Tuhan selama ini ada dalam Philippians 4:19: Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Dalam ayat ini rasul Paulus tidak menyatakan janji baru. Penyertaan Tuhan terhadap anakNya berakar dalam diPL. Itu kembali kepada permulaan sejarah manusia, saat Tuhan menciptakan manusia dan menempatkannya di Taman Eden. Dalam Taman ini Adam dan Hawa mendapatkan semua yang mereka butuhkan.

Teks kunci dari bab ini, adalah berisi kebenaran lama yang perlu dimengerti kembali oleh orang Kristen masa kini. Sumber dari manusia telah mengalihkan perhatian kita dari Tuhan. Upah yang lebih besar, keamanan social, dan kepastian pendapatan untuk tidak bekerja, hanya sedikit orang yang memikirkan Tuhan. Sebagai tambahan, beberapa orang Kristen yang baik tidak pernah belajar mempercayakan kebutuhan mereka kepada Tuhan.

Mari kita menyelidiki dengan seksama teks Paulus didalam konteks ini. Dalam doa, kita mencoba mengerti pelajaran ini dalam hidup kita.

Penyedia

Kebenaran pertama dari Philippians 4:19 adalah Tuhan sebagai Penyedia. Paulus berkata bahwa Tuhan adalah “Tuhanku.” Saat Paulus menerima Tuhan Yesus dalam perjalanannya ke Damaskus, dia langsung memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan. Saya takut bahwa kepercayaan banyak orang terhadap Tuhan diAlkitab hanya semata intelektual dan akademik, bukan dialami. Mereka percaya Tuhan Maha Kuasa –bahwa Dia memiliki kemampuan tak terbatas –tapi mereka tidak mengenal hubungan yang intim denganNya. Kadang orang dalam gereja kita, juga yang diluar, mengetahui Tuhan, tapi mereka tidak mengenalNya. Paulus mengenalNya sebagai penyedia semua kebutuhanNya.

Dalam PL nama Ibrani dari Tuhan yang Menyediakan adalah Jehovah-jireh. Ini muncul dalam Genesis 22 saat Abraham, dalam ketaatan pada perintah Tuhan, membawa anaknya Ishak ke Gunung Moria sebagai korban. Setelah bapa dan anak sampai ketempat yang ditentukan dan menyiapkan altar, Ishak berkata pada ayahnya, Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu? Sahut Abraham: Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku. (Genesis 22:7-8). Dan memang itu yang Tuhan lakukan: Dia menyediakan korban pengganti Ishak (v. 13). Dan Abraham menamai tempat itu: Jehovah-jireh (v. 14), artinya Tuhan Menyediakan. Tapi ingat: Abraham tidak mendapat penglihatan ajaib saat ingin melaksanakan perintah Tuhan. Abraham tidak lancing; tapi, dia menunjukan iman dan ketaatan. Dia mengenal Jehovah-jireh.

Apakah anda kenal siapa itu Jehovah-jireh ? Dia adalah Tuhan yang Menyediakan. Dia adalah Tuhan dalam Alkitab, dan Tuhan dan Bapa Tuhan Yesus Kristus. Melalui iman dalam Kristus kita mendapatkan pengalaman pengenalan akan Tuhan. Yesus berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (John 14:6). Bisakah anda berkata dengan Paulus bahwa Jehovah-jireh adalah “Tuhanku ?

Janji

Kebenaran kedua dalam Philippians 4:19 ditemukan dalam janji: Tuhanku pasti Memberikan. Perhatikan hubungan logisnya dengan yang pertama. Ekspresi “Tuhanku” juga digunakan Paulus dalam Philippians 1:3, memberikan kepastian bahwa seorang yang berhubungan benar dengan Tuhan pasti mendapatkan kebutuhannya terpenuhi. Tidak ada keraguan, tidak ada kebimbangan, tidak ada kecemasan. Tuhan kita berkata, Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu (Matthew 7:7). Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya. (Matthew 21:22). Ada kepastian dalam janji ini.

Kenapa orang percaya bisa memastikan kebutuhannya terpenuhi? Karena janji didukung oleh Penyedia. “Tuhanku” adalah Penyedia; maka dari itu, Dia mengetahui dengan tepat apa yang kita butuhkan. Dua kali dalam kotbah dibukit Tuhan kita berkata, “karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya (Matthew 6:8). Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu (v. 32). Berlawanan dengan Kemahatahuan Tuhan adalah kurangnya pengetahuan kita. Paulus mengingatkan kita bahwa sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa (Romans 8:26). Karena kita sebenarnya egois, permintaan dalam doa kita lebih mencerminkan keserakahan daripada kebutuhan. Saat saya melihat kebelakang, saya bersyukur bahwa Tuhan tidak memenuhi permintaan saya yang egois.

Penulsi Ibrani berkomentar tentang kebenaran ini, Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu (Hebrews 10:36). Saya tahu Tuhan ingin saya tekun sabar, tapi saya harus akui bahwa saya kurang tekun. Ketekunan bukanlah sisi kuat saya. Saya perlu ketekunan diseluruh pengalaman Kristiani saya, lebih dari 55 tahun. Setidaknya 30 tahun saya tidak pernah sekalipun berdoa Tuhan untuk memenuhi kebutuhan saya. Bagaimanapun, Tuhan mengetahui kebutuhan saya. Berkata seperti Yesus, “Bapamu mengetahui apa yang engkau butuhkan.

Ada saat dimana saya dibingungkan dengan pencobaan dan pergolakan dalam perjalanan hidup. Saya biasanya minta Tuhan menyingkirkan cobaan itu, percaya itulah kebutuhan saya, tapi yang saya butuhkan sebenarnya adalah kesabaran. Kemudian saya belajar bahwa Tuhan mengirim pencobaan untuk menghasilkan ketekunan. Jika itu mengganggu pikiran anda mungkin Firman Tuhan bisa menjernihkannya. audara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan (James 1:2-3). Penyedia memenuhi janjinya untuk menyediakan semua kebutuhan kita. Saya dipuaskan bahwa Dia tahu kebutuhan saya dan memenuhi janjiNya.

Persediaan

Ketiga, mari kita menyelidiki menyediakan dalam Philippians 4:19. Paulus menringkasnya dalam 3 kata, segala kebutuhan kamu. Bukan sebagian kebutuhanmu, juga bukan sebagian besar kebutuhanmu, tapi semua kebutuhanmu. Ini suatu pemenuhan yang berlimpah! Tuhan bisa memenuhi semua kebutuhan anakNya karena kekayaanNya yang luar biasa.

Pemazmur berdoa, Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu (Psalm 104:24). Perhatikan bahwa bumi penuh dengan ciptaanMu, dan dibumilah Tuhan menempatkan kita. Pemazmur menghubungkan manusia dan kekayaan Tuhan dalam, Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya (Psalm 24:1).

Paulus mengutip ayat ini dari mazmur dua kali. Dia melakukannya karena bumi dan segala isinya adalah milik Tuhan (1 Corinthians 10:26, 28). Tuhan sendiri berkata, sebab punya-Kulah segala binatang hutan, dan beribu-ribu hewan di gunung. Aku kenal segala burung di udara, dan apa yang bergerak di padang adalah dalam kuasa-Ku. Jika Aku lapar, tidak usah Kukatakan kepadamu, sebab punya-Kulah dunia dan segala isinya (Psalm 50:10-12). Penyedia kita yang agung menciptakan dan mengatur semua persediaan.

Berapa besar kekayaan Tuhan? Seberapa kaya Penyedia kita? Saya ragu kita bisa mengetahui semuanya dalam hidup ini. Dia berkata pada umatNya Israel, Aku akan memberikan kepadamu harta benda yang terpendam dan harta kekayaan yang tersembunyi, supaya engkau tahu, bahwa Akulah TUHAN, Allah Israel, yang memanggil engkau dengan namamu (Isaiah 45:3). Ya Tuhan memiliki kekayaan yang terpendam yang kita tidak tahu. Paulus menyebut tentang kekayaan kebaikannya (Romans 2:4), the riches of his glory (Romans 9:23; Ephesians 3:16), dan kekayaan kasih karuniaNya (Ephesians 1:7; 2:7). Betapa persediaan yang luar biasa!

Kita orang Kristen yang membaca Alkitab mengetahui semua ini, dan kita tahu semua ini benar. Tapi apakah kita melihatnya secara jelas dari hari ke hari kehidupan kita dalam hubungan pengenalan dengan Tuhan dan persediaanNya bagi kita? Jika kita merasakannya, kita tidak perlu khawatir, dan kita tidak akan pernah khawatir. Jika kita benar-benar mengerti dan menangkap kebenaran teks ini, maka kekhawatiran, stress, akan hilang dari hidup kita. Dengan kata lain, kita harus membawa pikiran dan hati kita kepada Tuhan. Kita harus bergantung sepenuhnya pada FirmanNya. Kita tidak akan sendiri saat membutuhkan pertolongan. Kita selalu memiliki jalan masuk kePenyedia dan PersediaanNya.

Kelimpahan

Berikut, Paulus bicara tentang kelimpahan persediaan Tuhan. Dia memberikan anakNya sesuai dengan kekayaan kemuliaan Yesus Kristus. Pemberian Tuhan tidak hanya dari kekayaanNya, atau diluar kekayaanNya, tapi menurut kekayaanNya. Misalkan anda sangat membutuhkan $1,000 dan saya memiliki $100,000 dalam tabungan. Kita sudah berteman sejak lama. Anda datang pada saya dan mengatakan kebutuhan anda. Tanpa ragu, saya menulis cek dengan nama anda sejumlah $100. Saya memberikannya diluar kekayaan saya, bukan menurut kekayaan saya. Dan karena pemberian saya begitu kecil, kebutuhan anda tidak terpenuhi. Jika saya memberikannya menurut kekayaan saya, maka saya akan menulis cek sebesar $1,000—dan kebutuhan anda akan terpenuhi.

Tuhan berjanji memenuhi kebutuhan kita menurut kekayaanNya. Ini artinya tidak ada kebutuhan kita yang tidak bisa Tuhan penuhi. Bapa kita disorga mengetahui kebutuhan kita, dan semua kekayaanNya tersedia bagi kita, Bagaimana bisa dia tidak memberikan semuanya bagi kita? (Romans 8:32).Tuhan, yang memberikan anakNya yang tunggal untuk menebus kita dan menjadikan kita anakNya, tidak akan menolak kebutuhan kita. Tuhan memberikan setiap kebutuhan kita. Dia memberikan FirmanNya. Teman Kristenku, mari kita jangan mempertanyakan atau meragukan kebenaran ini. Persediaan Tuhan yang tidak terbatas dan perkataanNya yang tidak pernah gagal akan memenuhi pikiran kita sekarang dan selamanya. Kekayaan Tuhan ada dipengurusan kita, dan ini persediaan yang tak terhingga. Jangan mempermiskin diri anda dengan menolak FirmanNya. Anda milik pribadiNya, dan Dia ingin memberikan anda pemeliharaan..

Kata “dalam kemuliaan” menyebabkan masalah bagi beberapa orang percaya. Mereka menginterpretasikannya bahwa semua kebutuhan kita akan dipenuhi dimasa depan –bukan sekarang. Secara pribadi, saya tidak percaya bahwa Paulus menunjuk hal ini untuk masa depan. Janji dalam teks ini menunjuk pada masa sekarang – bagi kebutuhan tubuh dan materi juga kebutuhan rohani. Itu artinya kata “semua”; yaitu setiap kebutuhan kita. Seluruh konteks dalam Philippians 4 berkaitan dengan kebutuhan hidup ini. Dalam ayat 16, Paulus bicara tentang kebutuhan pribadinya, yang jelas dia butuhkan saat itu. Tidak ada yang ragu bahwa semua kebutuhan kita pasti terpenuhi disorga. Sejujurnya, saya tidak percaya ada yang kita butuhkan disorga.

Jangan kehilangan berkat dari ayat ini dengan mendorong artinya kemasa depan. NIV menterjemahkan teks ini sebagai berikut: Dan Tuhanku akan memenuhi semua kebutuhanku sesuai kekayaan kemuliaan dalam Kristus Yesus. Lenski berpendapat kemungkinan arti dalam kemuliaan ; bahwa “Tuhan akan dengan luar biasa memenuhi setiap kebutuhan kita. Apapun kasusnya, Paulus jelas mengatakan pada pembacanya bahwa Tuhan pasti memenuhi kebutuhan mereka sekarang ini. Saya yakin dia bicara sekarang dalam hidup ini, bukan yang kemudian.

Baca ajaran Tuhan tentang hal ini dalam Matthew 6:19-34. Dia bicara tentang kebutuhan materi dalam hidup ini –uang, makanan, pakaian, dan masa depan dibumi. Dia menggunakan kata “uang” dalam ayat 24, kata yang mewakili materi dan hal duniawi dalam hidup ini. Dan Dia menambahkan, Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu (v. 32). Philippians 4:19 menjanjikan pemenuhan kebutuhan berlimpah setiap hari dalam hidup ini.

Persyaratan

Hal kelima dan akhir dari penyelidikan ini. Beberapa persyaratan harus dipenuhi sebelum menerima persediaan Tuhan. Itu sudah disebutkan dalam teks itu sendiri. Anda tidak akan menemukannya dalam ayat 19. Tapi ada dalam konteks, khususnya dalam ayat 18. Kedua ayat dihubungkan dengan kata tapi, yang berhubungan.

Dimulai diayat 14, Paulus mengingat orang Kristen diFilipi akan kelimpahan yang mereka tunjukan bagi kebutuhannya. Dia berkata, “kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku. Paulus merinci hal ini dalam ayat berikutnya, dengan berkata bahwa “tidak ada satu jemaatpun yang mengadakan perhitungan hutang dan piutang dengan aku selain dari pada kamu (v. 15). Dalam kedua ayat dia menggunakan kata ambil bagian. Jika kita ingin mengklaim janji dan persediaan dalam ayat l9 kita jangan melewati ayat ini dengan mudah. Ada pengajaran didalamnya, dan jika gagal memperhatikannya kita akan kehilangan berkatnya. Kenapa sekarang ini banyak orang percaya berkata, Saya seorang Kristen. Saya percaya Philippians 4:19, tapi itu tidak terjadi pada saya ? Dari semua kemungkinan, mereka mungkin tidak secara seksama menyelidiki ayat 14 sampai 18.

Orang percaya diFilipi berbagi dengan limpahnya kepada Paulus dalam pelayanan Tuhan yang dipercayakan padanya. Pemberian mereka tidak biasa, juga tidak hanya pada saat mereka suka. Kita tahu karena dia mengingat mereka dalam ayat 16, Karena di Tesalonikapun kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku. Paulus bersukacita atas pemberian mereka, bukan karena itu untuk dia, tapi karena apa yang dihasilkan bagi mereka atas tindakan ini. Pemberian mereka memperbesar keuntungan mereka (v. 17). Motif, prilaku, dan ukuran pemberian mereka memberi dampak langsung atas merek untuk meminta janji dalam ayat 19. Karena mereka memiliki hubungan yang benar dengan Penyedia, ini memberikan mereka hak untuk meminta janjiNya. Tidak ada keraguan tentang hal ini; inilah kebenaran.

Semua ini bisa dilihat dalam ayat 18. Perhatikan bagaimana Paulus menggambarkan pemberian mereka: suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah. Disini Paulus sedang menerangkan argument utamanya, yaitu, jika Tuhan tidak berkenan akan pemberian kita, kita tidak bisa meminta padaNya. Ekspresi “harum dan disukai” merupakan kalimat PL untuk korban yang dikenan Tuhan. Istilah sering digunakan sebagai symbol rasa. Jika korban tidak disukai, itu “terasa tidak enak” (Ecclesiastes 10:1), atau suatu bau busuk (Joel 2:20). Tapi saat Tuhan senang, itu disebut “terasa enak, berkenan (Genesis 8:21; Exodus 29:18; Leviticus 1:9, 13, 17; 2:9; 3:5, 16; 4:31). Orang Kristen di Filipi berkorban dengan notivasi murni; maka Paulus bisa berkata, “Tuhan pasti akan memenuhi semua kebutuhanmu.

Ini pelajaran penting dalam ajaran Tuhan bagi para murid dalam Matthew 6:19-34. Mari kita lihat lagi. Kristus bicara tentang kebutuhan uang, makanan, minum, pakaian, dan tempat tinggal, dan Dia meyakinkan mereka kalau Bapa disorga mengetahui kebutuhan mereka (6:32). Tapi Tuhan mengetahui tidak menjamin mereka menerima apa yang mereka butuhkan. Kita tahu kalau Tuhan mengetahui bisa melegakan kita dari kekhawatiran, stress. Tapi tahu Tuhan sebagai Penyedia yang maha tahu tidak cukup.

Apa syarat yang benar untuk meminta Tuhan atas kebutuhan kita? Tuhan berkata, Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matthew 6:33). Yesus tidak menujukan kata ini pada orang belum percaya agar percaya. Dia berkata pada orang percaya bagaimana seharusnya mereka menyerahkan semua kebutuhan hidup. datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya . . . Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka (Matthew 5:1-2). Dia memberitahu mereka bagaimana berlaku sebagai anak Allah. Mereka memiliki kebutuhan dalam hidup. Kebutuhan itu diketahui Tuhan. Tapi jika kebutuhan itu ingin disediakan, para murid harus meletakan yang penting dului. Jadi Dia berkata pada mereka, dan kita, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Kekudusan murni. Bertindak benar. Ini yang dikenan Tuhan. Itulah yang menggerakanNya memenuhi kebutuhan kita. Makin kita benar dalam prilaku, semakin dekat dengan persediaan Tuhan. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan (Matthew 5:6). Jika anda mengutamakan hubungan anda dengan Tuhan, maka anda mendapat jaminanNya kalau kebutuhan anda akan dipenuhi.

Kita harus mengerti kebenaran ini. Kemudian kita harus melangkah dan mengejarnya setiap hari. Jangan letakan hal lain yang utama, utamakan Tuhan. Kita tidak berhak berdoa, Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya (6:11) sampai kita “lebih dulu mencari kerajaan Allah dan kebenarannya (6:33). Ini syarat yang sama dengan Paulus katakan dalam Philippians 4.

Passage: 
Taxonomy upgrade extras: 

7. Bantal Lembut untuk Hati dan Tubuh yang Menderita

Kebenaran yang dijelaskan jauh berbeda dengan kebenaran yang dialami. Bab berikut ini berasal dari bahan yang saya siapkan waktu lalu untuk berkat dan keuntungan yang lain.

Romans 8:28 merupakan salah satu dari banyak ayat yang saya dan Elsie ingat setelah dia stroke, dan kita sering mengulanginya. Saat saya menyiapkan bagian ini, saya tidak sama sekali tidak terpikir Tuhan akan menggunakannya dalam hidup saya sendiri. Sekarang saya lebih tahu tentang arti sebenarnya dari teks ini. Ini karena pengetahuan saya tidak hanya secara akademi dan intelektual, tapi juga dialami.

Teks ini tidak mengatakan bahwa Tuhan membuat semua hal bekerjaa bersama-sama untuk kebaikan –hanya apa yang Dia lakukan saja. Dengan kepastian itu, tidak peduli berapa dalam lembah pencobaan, saya tidak akan meragukan Firman Tuhan.

Satu hari Tuhan berkata, “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak (John 13:7). Bapaku yang disorga adalah yang berdaulat, paling bijak, dan paling berkuasa, dan Dia mengatur “semua hal” Dia akan memenuhi semua kehendakNya melalui ujian kita. Dan dalam waktu Tuhan, Dia akan menunjukan kepada kita bagaimana itu bekerja bersama-sama untuk kebaikan.

Salah satu bagian yang paling sering dikutip dalam Alkitab adalah Romans 8:28-29: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.”

Apakah adan orang Kristen yang belum sekalipun mendengarnya? Saya tidak berpikir bahwa semua orang yang mengutip Romans 8:28 dari waktu ke waktu mengerti artinya. Walaupun begitu, seringnya kita mendengarnya memberikan bukti bahwa banyak orang setidaknya tahu ayat ini dalam Alkitab.

Teks ini merupakan bagian yang berbicara tentang penderitaan zaman sekarang (8:18). Seluruh ciptaan akan merintih (8:19-22). Orang Kristen juga akan mengerang (8:23-25), dan bahkan Penghibur “berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. (8:26).

Masalah dan tekanan disetiap wilayah hidup kita. Tangisan, ujian, dan pergolakan terlihat setiap saat. Sebagian besar dari kita mengakui hal ini benar. Tentu, beberapa orang hidup dalam pemikiran dunia yang berkata kesimpulan itu hanyalah jangan dipikirkan. Orang ini, saya percaya, merupakan korban dari penipuan setan.

Disamping kelemahan dalam hidup, orang Kristen tidak perlu takut atau hidup dalam kekalahan. Teks ini menyediakan bantal lembut bagi hati dan tubuh yang menderita. Kita diyakinkan bahwa semua kesulitan hidup dan kepedihan serta beban berat bekerja “bersama untuk kebaikan mereka yang mengasihi Tuhan, mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Disini kita melihat pemeliharaan Allah sedang bekerja. Disini kita tidak bicara “keberuntungan” atau “kebetulan” dalam hal yang menyentuh hidup kita.

Saat kita menyelidiki perkataan Romans 8:28, kita menemukan 5 penekanan berbeda. Setiap hal penting untuk dimengerti agar bisa mengerti arti janji dalam bagian ini.

Hal Positif Terlibat

Teks mengungkapkan hal positif: “Kami tahu.” Kata tahu, , oida, berarti mengetahui dengan pengenalan penuh. Itu bukan sesuatu yang kita terima secara buta karena seseorang mengatakannya. Ini pengetahuan yang didapat melalui melihat kebelakang, melalui proses refleksi.

Ada beberapa hal tentang hidup kita yang kita sendiri tidak tahu. Bagian Alkitab yang membentuk latar belakang teks berkata sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa (Romans 8:26). Tuhan kita berkata, Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang (Matthew 24:42). Maka dari itu, sebelum kenaikanNya, Dia menambahkan, Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya (Acts 1:7). Kita harus berkata seperti Paulus, Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna (1 Corinthians 13:12). Ya, dalam banyak hal, pengertian dan pandangan kita terbatas.

Tapi Romans 8:28 mengatakan satu hal yang kita tahu dengan pasti. Ayat ini menjadi pegangan diantara mereka yang mengasihi Tuhan; suatu hal yang diketahui bagi mereka yang “terpanggil sesuai dengan rencanaNya. Karena itu kita tidak menerima nasib atau kebetulan sebagai kekuatan dalam peristiwa manusia. Kita mungkin tidak bisa menjelaskan dengan memuaskan bagaimana semua hal bekerja, tapi kita tahu kalau mereka bekerja. Pengertahuan ini datang melalui refleksi dan melalui iman dalam Firman Tuhan. Kita mengetahuinya karena Tuhan mengatakannya. Dia menjaminya dengan karakterNya. Dan juka seseorang membaca kalimat ini berpikir bagaimana seorang pribadi rasional, mengetahui fakta kejam keadaan dunia sekarang, bisa membuat pernyataan seperti itu, saya hanya bisa menjawab dengan pasti bahwa saya percaya Tuhan.

Kapanpun Tuhan menyatakan diriNya, kita bodoh kalau meragukan FirmanNya. Tidak ada halangan atau lawan yang lebih kuat dariNya dalam menjalankan rencanaNya. Lihat kasus Abraham. Tuhan mengatakan kalau dia akan menjadi bapa, dan Sarah akan jadi ibu. Secara manusia, hal itu sangat aneh –begitu tidak mungkin sampai Sarah menertawakan prediksi Tuhan. Kemudian Tuhan berkata, Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN? (Genesis 18:14). Tentu tidak!

Jika Tuhan berkata itu akan terjadi, maka itu pasti terjadi. PerkataanNya akan diam dalam kita selamanya, dan kita harus menjawab dengan keyakinan, Tiada suatu apapun yang mustahil untuk-Mu! (Jeremiah 32:17). Saat Tuhan berkata segala hal bersama-sama mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihiNya, kita menerima itu dalam iman.

Satupun dari kami tidak tahu berapa lama Elsie akan hidup. Satupun dari kami tidak tahu apakah tahun depan akan dihabiskan dalam sakit atau sehat. Satupun dari kita tidak tahu apakah akan terjadi tragedy dalam keluarga. Satupun dari kita tidak tahu apakah Negara kita terlibat atau tidak dalam perang nuklir atau tidak jatuh ketangan komunis. Satupun dari kita tidak tahu apakah ekonomi akan jatuh atau selamat. Tapi setiap kita tahu: semua hal (bukan beberapa, sebagian besar, tapi semua hal) terus bekerja bersama untuk mendatangkan kebaikan bagi semua yang mengasihi Tuhan. Tidak ada yang lebih mendamaikan pikiran orang Kristen daripada mengetahui kebenaran ini sehingga menyentuh hidup kita..

Tapi agar tidak ada yang jadi salah, kita harus menyelidiki teks ini lebih lanjut untuk melihat kepada siapa ayat ini ditujukan.

Orang yang Terlibat

Kepada siapa kalimat ini ditujukan? Ini ditujukan untuk “mereka yang mengasihi Tuhan.” Sampai titik ini Paulus bicara tentang kasih Tuhan bagi kita (Romans 5:5, 8). Tapi ada perubahan disini, dan perubahan yang penting. Penting karena manusia percaya kebohongan ini bahwa selama Tuhan mengasihi kita, semua akan baik-baik saja. Hal ini tidaklah begitu! Dalam ayat ini pertanyaannya bukan kasih Tuhan pada kita tapi, kasih kita padaNya. Kita bisa memastikan kalau Tuhan tidak pernah berhenti mengasihi manusia; tapi kita harus ingat bahwa semua orang akan keneraka, masuk kesana bukan karena Tuhan tidak mengasihi mereka. Siapa yang tidak mengasihi Tuhan, terkutuklah ia. Maranata! (1 Corinthians 16:22).

Demikian juga, semua orang Kristen dikasihi oleh Tuhan, tapi hanya hatinya yang benar dihadapanNya bisa meminta janji dalam teks ini. Saya minta pada anda, bahwa kalimat “mereka yang mengasihi Tuhan” tidak menunjuk pada semua orang percaya tapi hanya orang percaya tertentu. Semua orang Kristen dikasihi oleh Tuhan setiap waktu (Revelation 1:5), tapi tidak semua yang Dia kasihi memilih mengasihi Dia kembali. Tuhan kita berkata kepada jemaat diEfesus, Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula (Revelation 2:4). Tiga kali Kristus menyelidiki hati Petrus dengan pertanyaan, Apakah engkau mengasihi Aku? (John 21:15-17).

Siapa mereka yang mengasihi Tuhan? Mereka adalah orang yang setiap hari bersekutu denganNya, yang berjalan dengan Dia dalam kepercayaan dan ketaatan. Tuhan berkata, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku (John 14:15). Dikesempatan lain, Dia berkata bahwa hukum terutama dan yang utama adalah Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu (Matthew 22:37). Tidak diragukan bahwa iman dalam Tuhan dan ketaatan padaNya merupakan bukti kita mengasihiNya. Jika seorang Kristen mengasihi dan percaya pada Tuhan, maka dia akan dengan rendah hati menerima semua hal yang Tuhan ijinkan dalam hidupnya. Tapi jika seorang Kristen tidak mengasihi dan percaya pada Tuhan, dia umumnya merasa sakitnya kepahitan hidup.

Orang yang terlibat digambarkan sebagai mereka yang dipanggil sesuai dengan rencanaNya. Orang yang dipanggil bukan semua yang telah diinjili dan diundang, tapi mereka yang mentaati panggilan dan datang pada Kristus, dan yang mengasihi dan melayani Dia. Panggilan adalah “panggilan berhasil,” mereka yang menjawab panggilan. Melaluinya mereka menerima berkat injil bagi mereka yang ada didalam Kristus.

Sekarang kita membahas factor ketiga dalam Romans 8:28.

Hal yang Terlibat

Berapa banyak hal itu menyentuh orang Kristen untuk kebaikannya? Jawabannya adalah “semua hal” Ini berarti semuanya –tanpa kecuali! Contohnya adalah Paulus sendiri, orang yang memegang perkataan Tuhan ini. Sebelum dia bertobat, dia menyiksa orang Kristen. Walau itu menyebabkan orang Kristen dari Yerusalem tersebar diberbagai bagian didunia, hal ini mendatangkan kebaikan. Gereja didirikan diberbagai tempat baru dan berkembang dari sebelumnya (Acts 8). Saat Tuhan berkata semua hal, itu artinya semua, apapun itu, termasuk penyiksaan. Tidak ada batasan terhadap hal ini.

Lihat kasus Paulus, duri dalam daging (2 Corinthians 12:7-10). Ini jelas merupakan cobaan yang hebat baginya. Tiga kali dia berdoa, meminta Tuhan menyembuhkan penderitaannya. Tidak diragukan ketulusannya karena hal ini menghalangi pekerjaan injil. Tapi Paulus harus belajar, seperti juga kita semua, bahwa Tuhan tidak butuh kekuatan manusia dan fisik yang baik.

Saya berpikir, apakah Paulus sebelum penderitaannya, tidak ada kesombongan dalam pencapaian dan wahyu khusus kepadanya. Saat dia menulis melalui inspirasi tentang penderitaannya, dia berkata, Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. (2 Corinthians 12:7). Perhatikan 2 kali dia berkata “supaya aku jangan meninggikan diri. Pencobaan, untuk mencegah kesombongan. Ini baik untuk pelayan Tuhan, karena, “Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan (Proverbs 16:18).

Tentu saja, Paulus tidak melihat kebaikan dari sakitnya saat dia berlutur memohon pada Tuhan untuk mengambil hal itu darinya. Walau begitu, itu mendatangkan kebaikan. Dia akhirnya melihat itu, karena itu dia bersaksi, Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. (2 Corinthians 12:10).

Paulus juga belajar anugrah Allah yang cukup dalam penderitaan. Ya, saat Tuhan berkata semua hal, itu artinya semua, termasuk sakit dan cacat fisik. Tidak ada batasan dalam hal ini.

Lihat juga kasus Yusuf. Saudaranya sendiri berkomplot melawan dia. Hati mereka dipenuhi iri hati, dan mereka menjualnya sebagai budak kepada orang Ismael untuk 20 keping perak. Dia dibawa ke Mesir. Selama tahun-tahun disana, walau saudaranya tidak tahu dia ada dimana, dia diangkat menjadi pejabat diMesir. Bertahun-tahun kemudian, saat Yusuf bergabung dengan saudaranya, dia bersaksi, Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar (Genesis 50:20). Betul, saudaraku, saat Tuhan katakan semua, itu artinya semua hal, termasuk salah pengertian dan kesalahan orang yang kita kasihi. Tidak ada batasan dalam hal ini.

Lebih jelasnya kita akan menyelidiki proses yang Tuhan gunakan.

Proses yang Terlibat

Kita tahu dalam ayat kunci kita berisi “semua hal bersama-sama mendatangkan kebaikan. Taks itu tidak mengatakan semua hal baik; tapi semua hal bekerja bersama untuk kebaikan. Apapun hal yang terlibat, apakah sakit, miskin, siksaan, salah pengertian, atau kematian, itu semua pada dasarnya tidak baik. Maksudnya adalah Tuhan melalui proses supernaturalNya turut campur dalam semua hal dalam hidup kita untuk kebaikan. Dengan kata lain, Tuhan membuat setiap hal dalam hidup kita untuk kebaikan, karena dia yang mengatur prosesnya. Hanya Dia yang tahu dari awal sampai akhir. Baik bagian yang pahit maupun yang manis bersama-sama untuk kebaikan.

Mari kita melihat kata itu, karena itu merupakan kunci untuk mengerti proses yang terlibat. Stu pengalaman bukan yang memenuhi hasil. Setiap pengalaman ditambahkan kepengalaman lain dan bekerja bersama-sama untuk kebaikan. Saat saya masih kecil, saya suka melihat ibu membuat kue. Pertama dia akan mengumpulkan semua bahan kue. Disana ada tepung, gula, telur, dan bumbu lainnya. Jika hanya salah satu dari bumbu saja tidak akan ada rasanya. Apakah anda sudah pernah mencoba makan satu piring tepung atau satu sendok bumbu masak? Jika setiap bumbu dimakan sendiri-sendiri tidak akan terasa enak, tapi saat itu semua dicampur dan dimasak dengan suhu yang tepat dalam waktu yang tepat, hasilnya akan lezat.

Pengalaman mereka yang mengasihi Tuhan semuanya bercampur untuk kebaikan. Anda mungkin belum terlalu tua, tapi anda bisa melihat kebelakang dan mengetahui beberapa hal kelihatannya suatu bencana, tapi semua itu bekerja bersama untuk mendidik anda dan jadi berkat. Bimbingan Tuhan ada didalamnya. Jika kita mengasihi Tuhan, semua hal, apapun itu, ada dibawa kontrolNya untuk kebaikan. Penderitaan dan kesedihan, pencobaan dan ujian tidak menghalangi proses kerohanian kita; tapi itu semua menjalankan rencana Tuhan bagi kita. Mereka bagian dari didikan Tuhan dalam sekolah anugrah Tuhan, diberikan pada kita agar kita belajar jalanNya.

Daud berkata dengan yakin dalam Tuhan, Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu. (Psalm 119:71). Maksudnya, semua hal, termasuk penderitaan, bekerja bersama untuk kebaikan. Kebaikan yang didapat dari hal ini adalah kita mendapat pengetahuan tentang jalanNya dan kehendakNya. Inilah proses Ilahi, dan tidak bisa gagal. Semua hal dalam proses pembuatan tidak memiliki kemiripan dengan hasil akhir. Maka dari itu, jangan tertipu oleh proses yang terlibat. Anda bisa yakin kalau semua bagian Allah turut campur tangan, dan mereka menghasilkan hasil akhir yang baik.

Kita menyimpulkan teks ini dengan pemikiran akhir.

Tujuan yang Terlibat

Teks mengatakan bahwa “tujuanNya” agar kita “serupa dengan gambaran anakNya” (Romans 8:29). Tujuan dari kehendak Allah dinyatakan dalam semua orang Kristen. Ini terjadi saat Kristus datang, dan kita “semua akan diubah” (1 Corinthians 15:51-52) dan menjadi seperti Dia (1 John 3:2). Tuhan memberi tujuan ini bagi anakNya sebelum dunia dijadikan. Saya tidak percaya kalau Romans 8:28 dimaksudkan sebagai ekspresi filsafat atau teologi; tapi itu merupakan ekspresi pengalaman orang Kristen. Betapa tragis banyak orang yang membaca teks ini percaya kebohongan bahwa Tuhan mempredestinasikan manusia keneraka! Dia tidak melakukan itu. Tapi Tuhan mempredestinasikan semua anakNya menjadi serupa dengan gambaran Yesus Kristus. Dia ingin kita menjadi anak serupa dengan teladan Kristus. Inilah rencana Tuhan dan tujuanNya bagi semua orang percaya, dan inilah caranya saat Tuhan datang kepada milikNya (Philippians 3:21).

Walau begitu, Tuhan ingin keserupaan dengan Kristus terlihat dalam kita sekarang. Maksudnya adalah semua hal bekerja bersama untuk kebaikan sekarang dan saat ini bagi mereka yang mengasihi Dia, sehingga dalam kehidupan sekarang gambaran AnakNya bisa terlihat didalam kita. Karakter moral Kristus nyata dalam diri orang percaya sekarang. Kita jangan menunggu keserupaan itu disempurnakan saat pengangkatan. Tujuan proses penyucian sudah berlangsung sekarang sampai hidup yang akan datang.

Tuhan menetapkan batas bagi umatNya. Bagi orang Kristen, hal tertentu keluar batas karena mereka kurang mirip Kristus karena merintangi karya keserupaan. Keserupaan gambaran Tuhan Yesus dimulai saat orang berdosa diselamatkan. Itu merupakan karya Roh Kudus dalam kita melalui proses yang disebut penyucian.

Jika kita mengasihi Tuhan seperti seharusnya, kita harusnya berkata dari hati yang bersyukur, Berkaryalah, O, Tuhan! Buatlah semua hal bekerja bersama, baik pahit maupun manis, sampai Engkau membuatku seperti Tuhan Yesus Kristus.

Passage: 
Taxonomy upgrade extras: 

8. Tuhan Segala Penghiburan

Orang percaya dalam Kristus diharapkan mengenal Tuhan lebih baik saat mereka berjalan sepanjang perjalanan. Tapi ada hal yang hanya bisa dipelajari melalui penderitaan. Salah satunya adalah Tuhan adalah Tuhan segala penghiburan.

Saya belajar dari pelayanan saya, bahwa Tuhan menghibur milikNya. Saya berpikir tentang pelayanan Roh Kudus, paraclete kita, yang diutus Kristus untuk menolong kita. Dan saya merasakan pembacaan Alkitab membawa penghiburan bagi hati yang susah dan kedamaian dalam pergumulan hebat.

Tapi sekarang istri saya dan saya sendiri mengalami penghiburan dari Tuhan. Sebulan sejak Elsie stroke, kami merasakan setiap hari penghiburan dari Juruselamat kami, Roh Kudus yang berdiam didalam kami, dan Firman Tuhan yang indah. Biarlah anda juga belajar, dalam masa pencobaan, bahwa Tuhan benar-benar Tuhan segala penghiburan.

Iman orang Kristen seharusnya bertumbuh lebih kuat disaat cobaan dan ujian. Ujian merupakan cara menggali tanah hati kita dan menyiangi ilalang. Itu baik untuk kita, karena bukan saat matahari terbit tapi dalam badai kita menemukan kedalaman kebutuhan kita. Seseorang berkata, “Prajurit yang hebat bukan dibuat dalam barak atau lapangan baris-berbaris, tapi dimedan perang dimana semuanya jadi sulit.

Ujian menyediakan kesempatan bagi kita untuk mengenal Tuhan lebih baik. Dalam suratnya pada jemaat diKolose, Paulus meyakinkan orang Kristen bahwa dia berdoa untuk mereka secara teratur. Termasuk hal didalamnya agar mereka “bertumbuh dalam pengenalan yang benar akan Tuhan (Kolose 1:10). Paulus tahu bahwa salah satu rahasia hidup yang diberkati adalah lebih mengenal Tuhan.

Sumber utama pengenalan Tuhan adalah Firman Tuhan. Kitab Amsal berkata, Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu. . . . maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah (Proverbs 2:1, 5). Setiap orang yang belajar Alkitab tahu, Tuhan menyatakan diri melalui FirmanNya.

Kita mungkin juga menemukan Tuhan diwilayah hidup kita yang lain. Mazmur 46 dimulai dengan perkataan ini: Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Saat kita mendekati akhir Mazmur ini, Tuhan berbicara, “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!” (v. 10). Masa sulit sering merupakan masa berdiam. Setidaknya kita tahu bahwa masa yang dipenuhi dengan penderitaan memberikan kita kesempatan berdiam diri. Ini bisa jadi waktu berharga untuk refleksi perkataan Tuhan bagi kita. Jika kita tidak memberikan waktu setiap hari untuk diam dihadapan Tuhan, maka Dia memiliki caraNya sendiri untuk membuat kita berdiam. Jika kita mengambil kesempatan dimasa ini untuk berdiam, kita bisa meningkatkan pengenalan kita akan Tuhan. Betul, temanku, masa sulit bisa menjadi masa kita mengenal Tuhan lebih baik.

Dalam Mazmur 119 yang panjang tapi indah, Daud memberikan kesaksian pribadi tentang apa yang sudah dia pelajari tentang Tuhan saat masa sulit. Dalam mazmur ini, kata menderita muncul 4 kali (vv. 67, 71, 75, 107), dan sengsara 3 kali (vv. 50, 92, 153).Ketujuh ayat itu, pemazmur berbicara tentang dirinya dan penderitaannya, tapi tidak sekalipun dia mengeluh atau menyalahkan Tuhan. Ini garis besar ayat-ayat itu secara berurutan:

Syarat Ilahi dalam Kesulitan (v. 50)
Pencegahan Ilahi dalam Kesulitan (v. 67)
Tujuan Ilahi dalam Kesulitan (v. 71)
Pemeliharaan Ilahi dalam Kesulitan (v. 75)
Perlindungan Ilahi dalam Kesulitan (v. 92)
Doa yang pasti dalam Kesulitan (vv. 107, 153)

Saat itu kita tidak memiliki waktu dan tempat untuk membahas satu persatu, tapi dengan singkat saya ingin melihat 2 dari mereka. Dalam ayat 71, pemazmur berkata, Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu. Dia melihat sekolah penderitaan Tuhan merupakan tempat belajar. Disana dia belajar, bahwa Tuhan memiliki rencana dalam mengijinkan penderitaan atas anakNya. Dalam penggunaan kata benda penderitaan, pemazmur berkata, Inilah penghiburanku dalam sengsaraku, bahwa janji-Mu menghidupkan aku (v. 50). Saat dia duduk diam dihadapan Tuhan dalam penderitaannya, dia belajar melalui pengalaman pribadi bahwa Tuhan merupakan Tuhan segala penghiburan.

Penghiburan terhadap penderitaan dan kesulitan. Itu adalah tema dari renungan ini. Tiga bulan setelah Elsie menderita stroke, baik otak dan tubuhnya tidak bisa berfungsi secara normal. Stroke melemahkan otaknya, dan melumpuhkan sisi kiri tubuh. Dia juga memiliki masalah lain: penglihatannya lemah, perubahan suara, dan rasa lelah yang hebat hanya sebagian dari efek sampingnya.

Setelah menghabiskan 77 hari bersama Elsie diruang rumah sakit, saya tahu bahwa kita akan menghadapi ujian terberat dalam 51 tahun perkawinan kami. Selama 45 tahun, saya berkothbah dan mengajar Firman Tuhan pada yang lain. Saya tidak pernah sekalipun meragukan kebenaran yang Tuhan nyatakan, tapi saya harus mengakui bahwa saya tidak pernah mengalami apa yang saya kotbahkan dan ajarkan. Tapi sekarang Tuhan memberikan saya kesempatan untuk membuktikan FirmanNya adalah benar.

Salah satu bagian kunci dalam 2 Corinthians sangat dibutuhkan sekarang. Sebenarnya, ayat itu diperlukan setiap waktu. Ayat itu ada dalam waktu dan kekekalan. Mari kita lihat secara singkat kedua ayat ini:

Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah (2 Corinthians 1:3-4)

Saat Paulus bicara tentang Tuhan segala penghiburan, dia bicara tentang pengenalan akan Tuhan yang dia sendiri alami. Jelas dia memasukan dirinya dalam kata “kita” dalam ayat 4. Saya melihat ini sebagai kesaksian pribadinya dalam masa sulit, dia dihiburkan oleh Tuhan. Penghiburan itu tidak hanya memampukan dia bertahan dalam pencobaan tapi juga memberikan berkat khusus bagi mereka. Pengenalan Paulus akan Tuhan sebagai Tuhan segala penghiburan bukan hanya secara intelektual atau akademi; itu suatu pengalaman pribadi. Dia mengenal siapa yang dia bicarakan. Dia menderita di Asia sehingga dia putus asa akan hidupnya (1:8-9).

Pencobaan kecil saya tidak bisa dibandingkan dengan penderitaan Paulus. Tapi saya berdoa agar Roh Kudus menggunakan renungan ini sebagai kesaksian betapa Alkitab begitu menolong dalam hidup kami sejak Elsie mengalami stroke. Tuhan segala penghiburan menopang dan menguatkan kami hari demi hari. Dia membebaskan tekanan yang menyakitkan sehingga kami mampu menanggungnya tanpa putus asa.

Kata penghiburan datang dari kata Yunani parakle„sis. Itu muncul 10 kali dalam ayat 3 sampai 7, dan diterjemahkan “penghiburan” 6 kali dan “pelipur” 4 kali. Keduanya mengandung arti pelipur lara.

Parakle„sis terdiri dari para berarti disamping, dan kaleo„ berarti untuk memanggil. Orang Kristen yang menderita membutuhkan penghiburan yang hanya Tuhan bisa beri. Sebagai Penghibur kita, Dia berdiri disamping untuk melayani apa yang kita butuhkan.

Dihubungkan dengan gambaran Tuhan sebagai Tuhan segala penghiburan adalah pernyataan bahwa Dia adalah Bapa yang belas kasih. Belas kasih merupakan pernyataan luar dari perhatian bagi orang lain dalam penderitaan mereka. Belas kasih berasal dari Tuhan, yang disebut Bapa. Semua tindakan belas kasih berasal dari Dia. Tuhan memiliki perasaan belas kasih bagi kita saat kita tertekan. Cobaan kita, baik berat atau ringan, diperhatikanNya. Daud menyatakannya sebagai berikut: Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu. (Mazmur 103:13-14). Saat kita diuji melalui penderitaan dan kesulitan, belas kasih mengalir kepada kita dari HatiNya yang penuh kasih. Kita tidak perlu takut persediaan belas kasihnya akan habis, karena Dia “kaya dalam belas kasih” (Ephesians 2:4).

Tuhan menunjukan belas kasihNya melalui menyediakan kita keselamatan, karena itu “menurut belas kasihNya Dia menyelamatkan kita (Titus 3:5). Dalam suratnya yang lain, Paulus menulis, “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (Roma 8:32). Salah satu dari “segala sesuatu” didalamnya ada penghiburanNya.

Semua hal . . . semua penghiburan. Kata semua dalam Yunani merupakan kata yang bermakna kuat. Itu berarti “setiap hal, setiap ragam, seluruh dari, atau keseluruhan yang ditujukan.1

Penghiburan Tuhan adalah unik. Tidak terbatas, tidak habis-habis, dan tidak bisa hancur. Penderitaan kita hanya sementara dan akan berlalu; Penghiburan Tuhan “selama-lamanya” (2 Thessalonians 2:16). Itu tersedia setiap waktu.

Tidak ada orang Kristen yang ditinggalkan dalam menghadapi kesukaran dan penderitaan. Tuhan berkata pada Israel, Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah Aku ini akan menghibur kamu (Isaiah 66:13). Orang Israel perlu diingatkan akan kasih Tuhan dan belas kasihNya pada mereka saat Dia membebaskan mereka dari perbudakan diMesir. Yesaya juga menulis, “dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala” (Isaiah 63:9).

Beberapa orang Kristen cenderung lupa betapa jelas dan berharga kasih Tuhan dan penghiburan yang didapat saat mereka menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Teman, Bapamu disorga peduli, dan Dia menghibur. Berbaliklah padaNya dan berikan Dia kesempatan melayani kebutuhanmu. Engkau anakNya, dan Dia ada saat anda terluka.

Mari kita lihat beberapa penghiburan, dimana penghiburan Tuhan datang pada kita.

Pertama, ada penghiburan Juruselamat. Saat Tuhan Yesus Kristus ada didunia, Dia menjadi penghibur para muridNya. Dia disamping menopang mereka saat terseret badai dilaut. Dia bersama mereka menyediakan makanan. Dia bersama mereka menguatkan mereka saat menderita karena musuh. Dia bersama mereka, menghibur mereka dalam kesusahan. Dia merupakan penghibur Ilahi.

Kata Yunani paraclete diterjemahkan “pembela” dalam 1 Yohanes 2:1. Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Kata pengantara merupakan kata yang sama dalam Yunani diterjemahkan “penghibur.”

Anda bisa lihat, kematian Tuhan kita tidak mengkhiri pelayanan penghiburanNya. Dia bangkit dari kematian dan kubur, dan Dia naik kesorga, disana dia duduk disebelah kanan Bapa untuk kita. Dia disana untuk mewakili kita, bahkan saat kita masih berdosa. Bukannya Dia minta keringanan, atau menyetujui dosa kita. Tapi Dia disana sebagai Satu yang telah memenuhi setiap tuntutan hukum melalui hidupNya yang tidak berdosa dan mati menggantikan kita. Betapa Tuhan merupakan penghibur kita!

Rasul Paulus bicara tentang pelayanan Kristus sekarang dalam suratnya ke Roma. “Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? (Roma 8:18). Dia tidak pernah sekalipun menyangkal bahwa orang Kristen akan menghadapi musuh dan penderitaan. Tapi dia meyakinkan kita bahwa orang Kristen yang dipanggil untuk menderita memiliki Penghibur dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus.

Melalui kematianNya, Kristus menyingkirkan hukuman dosa; melalui kebangkitanNya dari kematian Dia memberikan hidup kekal kepada setiap pribadi yang percaya padaNya; Melalui kenaikan dan kemuliaanNya pada Bapa dia menjadi pengantara kita. Dia sekarang dihadapan Tuhan untuk kita (Ibrani 9:24), dimana “Dia hidup senantiasa menjadi pengarantara bagi kita (Ibrani 7:25). Dia “turut merasakan kelemahan-kelemahan kita (Ibrani 4:15), tidak hanya secara teoritis tapi secara praktis. Saat Dia dibumi, Yesus tahu apa itu haus dan lapar. Dia menderita secara fisik. Dia menangis karena dosa dan penderitaan yang lain.

Imam Besar kita mengerti, dan Dia melayani menjadi pengantara kita sekarang. Disaat ini Dia sedang berdoa untuk kita. Saat kita menderita, Dia mengerti. Dalam ujian, kita diberkati melalui penghiburan Juruselamat kita. Kenyataan ini merupakan sumber penghiburan bagi Elsie dan saya.

Kedua, ada penghiburan Roh Kudus. Sebelum Tuhan kita mati dikayu salib, Dia berkata pada para murid, Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. . . . Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu (Yohanes 14:16-18). Disini kita memiliki janji Tuhan bahwa setelah kenaikanNya Dia akan mengirimkan Roh Kudus untuk melanjutkan pelayanan penghiburanNya.

Dicatat bahwa gereja di Yudea, Galilea, dan Samaria “dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus (Acts 9:31). Ini bukti tertulis dari pemenuhan janji Kristus bahwa Penghibur akan datang untuk melayani gerejaNya. Orang Kristen yang disiksa dan menderita akan dikuatkan oleh “penghibuaran Roh Kudus.

Seperti penghiburan Juruselamat, demikian juga Roh menghibur. Itu hanya bagi mereka yang menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Anda bisa lihat, saat pendosa menerima Kristus, Roh Kudus masuk kedalam diri dan berdiam didalamnya. Seluruh pribadi yang sudah diselamatkan, tanpa kecuali, Roh Kudus berdiam didalamnya (Roma 8:9; 1 Corinthians 3:16; 6:19-20). Ini kebenaran yang penting, khususnya saat seseorang mengalami penderitaan dan kesulitan.

Saat istri J. Sidlow Baxter meninggal di California. Saya sedang di Florida saat itu, jadi saya meneleponnya untuk menyatakan simpati dan menawarkan bantuan yang mungkin dibutuhkan. Saat dia menjawab, jelas sekali dia sedang sedih. Tapi saya tidak pernah lupa apa yang dikatakannya: “Lehman, saya sangat kesepian, tapi saya tidak sendiri. Saya sedang dihibur. Sekarang saya tahu maksudnya. Dia telah berjalan setiap hari bersekutu dengan Roh Kudus, sehingga dalam kesedihan dia mengalami penghiburan Roh.

Seornag wanita yang sedang mengambil perjalanan keTanah Suci menceritakan pengalamannya. Dia berkata, “Didalam hidup saya, tidak pernah saya merasa begitu dekat dengan Tuhan. Saya ingin mengadakan perjalanan ini sekali lagi. Uang yang saya keluarkan sepadan dengan merasa dekat dengan Tuhan.

Terima kasih pada Tuhan, saya tidak perlu menunggu perjalanan keIsrael untuk mengalami kedekatan dengan Tuhan. Sekarang ini Elsie dan saya membutuhkan penghiburan. Sekarang saya betul-betul merasakan kelemahan dan ketidakmampuan saya. Tapi saya juga merasakan kehadiran Roh Kudus didalam saya, bersama pemeliharaanNya. Saat saya menulis, kami sedang dihibur. Salah satu doa Paulus bagi jemaat diEfesus sedang dijawab didalam kami: Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu (Ephesians 3: 16).

Saya tidak mengatakan jalannya mudah. Dalam masa terbaik, saya sadar bahaya masuknya iblis dalam pemikiran saya. Kehidupan Kristen adalah suatu pertempuran. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki (Galatians 5:17). Jika kita membiarkan nature berdosa didalam kita, kita mendukakan Roh Kudus dan kehilangan penghiburanNya. Tapi saat kita dikontrol olehNya, Dia merupakan penghibur yang kuat dalam kelemahan dan penderitaan.

Ketiga, ada penghiburan Alkitab. Paulus menulis, Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci (Roma 15:4). Berapa banyak kita mengetahui dari pengalaman kita penghiburan dari Alkitab?

Sejujurnya, sampai ujian kami sekarang, saya belum pernah diuji dalam kehidupan pribadi saya. Saya melihat bagaimana Firman Tuhan menghibur orang lain dalam pencobaan dan penderitaan, ketika saya membacakan Alkitab bagi yang sakit, menderita dan susah. Saya bisa bertanggung jawab terhadap kebenaran dan keakuratan Ibrani 4:12, yang berkata, Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Saya tahu Firman itu telah menyadarkan dan menyelamatkan saya ditahun 1927, dan saya sudah menyaksikan itu menjadi penghiburan bagi yang lain.

Tapi sekarang saya sedang melewati api ujian. Sekarang saya perlu penghibur. Saya mengingat kembali saat saya merinci Ibrani 4:12, menekankan pentingnya kata “sadar” atau “dihidupkan”. Saya menjelaskan kata kerja Yunaninya azo, artinya, Firman Tuhan terus hidup dan aktif. Alkitab bukan surat yang mati; itu bukan suatu yang pasif. It uterus bekerja, menghasilkan dan menopang kehidupan rohani.

Maka dari itu, Firman Tuhan berkuasa. Kata Yunani berkuasa adalah energe„s, dari sini kita dapat kata Inggris dari energi. Ini cukup berkuasa untuk mencapai kedalaman hati setiap kita, tempat kita terluka. Paulus menyatakan dengan tepat saat dia berkata “penghiburan dari Kitab Suci.

Salah satu alasan Alkitab ditulis adalah untuk menghibur anak Allah disaat sakit, menderita, dan tersiksa. Pelajaran yang kita dapat dari Alkitab adalah untuk pengalaman hidup kita sehari-hari, dan penghiburan disaat seseorang memerlukan Firman. Kenyataan Paulus mengutip dari PL menyatakan pada kita bahwa dia bergantung pada Firman untuk penghiburan dan kekuatan. Penghiburan merupakan salah satu berkat yang Tuhan beri melalui FirmanNya.

Salah satu factor penting adalah kita harus menerima Firman Tuhan dalam iman. Kebenaran Tuhan harus didampingi oleh iman. Paulus menyatakan hal ini dengan jelas dalam suratnya kepada jemaat Tesalonika, Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi--dan memang sungguh-sungguh demikian--sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya (1 Thessalonians 2:13). Hanya mendengar pembacaan sebagian Firman atau mendengar seseorang merincinya tidak mencukupi. Firman itu harus dilaksanakan. Yakobus berkata, Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. (Yakobus 1:22).

Alkitab telah menjadi buku bimbingan melalui tahun-tahun perkawinan kami. Kami mempercayainya, mengajarkan itu pada anak-anak, dan mentaatinya. Kami tahu itu benar. Tapi sekarang kami menghadapi ujian pribadi yang berat. Alkitab menawarkan kesempatan emas untuk membuktikan kebenaran Alkitab dalam masa sulit. Elsie tidak berdaya, tidak mampu membaca. Jadi tergantung pada saya untuk menemukan penghiburan dalam Alkitab dan membagikannya. Dalam hati saya ada suatu kelaparan hebat akan Firman Tuhan. Sebenarnya, keinginan mendengar Tuhan bicara lebih besar dari doa. Saat saya berdoa, saya bicara pada Tuhan, Saat membaca Firman, Dia bicara pada saya, dan saya butuh tahu apa yang Dia katakan dalam waktu kelam ini.

Selama Elsie sedang di rumah sakit, setiap pagi saya berterima kasih padaNya untuk berkat dan belas kasih, yang saya sebutkan satu per satu. Kemudian, setelah meminta bimbingan, saya langsung merenungkan Firman. Setelah membaca dan merenungkannya, saya memilih satu ayat, menulisnya dalam 3-5 kartu, dan mulai berangkat kerumah sakit. Selama hari itu saya menghafal ayat itu. Selama sehari itu saya membacakannya pada Elsie, dan sebelum meninggalkannya pada malam hari kami mengulang bersama. Ini menjadi kegiatan sehari-hari kami, dan terus menjadi sumber kekuatan dan penghiburan bagi kami.

Ini ada beberapa ayat yang Tuhan gunakan untuk menopang dan menghibur kami.: Ulangan 33:27; Joshua 1:8; Mazmur 23; 27:1; 34:19; 37:1-7, 25; 42:5, 11; 46:1; 48:14; 55:22; 84:11; 103: 10-14; 119:50, 75; Isaiah 26:3; 41:10; Ratapan 3:22-23, 32; Roma 8:28-32; 1 Corinthians 10:13; 2 Corinthians 1:3-4; Ephesians 3:16; Philippians 4:4, 6,7; Kolose 3:16; 1 Thessalonians 4:16-17; 5:18; Ibrani 12:6; 1 Peter 5:7.

Saat saya menulis kalimat ini, hampir 2 tahun sejak ujian kami dimulai. Firman Tuhan menjadi penopang kami. Tuhan tetap setia, dan kasih karuniaNya terus tersedia. Kami percaya bahwa Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus (Philippians 1:6). Di hari itu “kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya (1 Yohanes 3:2).

Taxonomy upgrade extras: 

9. Kasih Tuhan yang Heran

Tuhan memiliki beragam cara untuk mendapatkan perhatian kita agar Dia bisa menunjukan betapa besar kasihNya pada kita. PerlakuanNya kepada kita didasarkan atas prinsip yang sempurna. Mungkin itu mengejutkan anda betapa indah kehendak Tuhan bagi kita saat kita mengijinkan Dia berkarya dalam hidup kita. Prinsip disiplinnya tidak pernah menyenangkan, tapi itu membawa kepada kemurnian dan kedamaian.

Banyak orang Kristen, termasuk pendeta, penulis lagu, puisi, dan lainnya, menjadi subjek “kasih Tuhan.” Saya ragu salah satu dari mereka tahu artinya kata kasih. Mereka menggunakan itu sebagai topeng untuk menutupi sakit fisik, rohani, dan moral mereka. Katakan pada orang bahwa Tuhan mengasihi mereka dan mereka akan merasa enak. Mereka akan gembira dan hatinya ringan. Seorang pengkotbah menutup kotbahnya dengan berkat seperti ini: Tuhan mengasihi anda, dan saya juga. Tidak ada yang salah dengan pernyataan itu, saya juga tidak mempertanyakan ketulusan dan kejujuran pendeta saat dia mengatakan hal itu. Tapi saat orang Kristen benar-benar terluka, sulit mendamaikan kasih Tuhan dengan penderitaan dan kesulitan manusia. Baru-baru ini seorang wanita Kristen berkata pada saya, jika Tuhan mengasihi saya, kenapa Dia membuat saya menderita? Masalahnya terletak pada kurang mengertinya dia akan kasih Tuhan.

Alkitab mengatakan pada kita kalau itu kasih yang misteri. “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah (1 John 3:1). Perhatikan kata betapa besar. Kata Yunaninya potapos, suatu kata sifat yang menggambarkan sesuatu yang aneh atau asing –seperti dari luar negeri. Itu tidak hanya menunjukan kebesaran seperti beberapa terjemahan modern. Saat Tuhan kita menegur angin dan menenangkan laut. “Dan heranlah orang-orang itu, katanya: Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya? (Matthew 8:27, italics ditambahkan). Mereka melihat sesuatu yang terlewatkan sebelumnya. Saat mereka melihat mujizat, mereka berpikir, Orang ini pasti dari luar dunia. Apa yang kita lihat sangat aneh dan asing.

Kita melihat kasih yang “heran” ini dalam Romans 5:8: Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Itu kasih yang heran sehingga menyebabkan seorang bapa mengutus anaknya untuk mati bagi pendosa, terutama saat Anak adalah benar dan kudus. Kita tidak mengetahui kasih seperti itu. Itu asing bagi kita karena itu datang dari dunia yang lain. Itu tidak pernah jadi bagian dari peradaban manusia. Manusia didunia tidak pernah menyaksikan kasih seperti itu. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita (1 John 4:10). Bentuk kasih yang asing itu mengganggu pikiran kita. Apakah kita bisa atau tidak mengerti hal itu, kenyataan bahwa itu heran tetap nyata –Tuhan mengutus AnakNya yang tidak berdosa untuk mati bagi kita yang berdosa. Betapa kasih yang heran!

Hal itu membuat kita memikirkan secara serius kasih yang heran dari Tuhan didalam kehidupan anakNya. Ini dijelaskan dalam salah satu bagian Alkitab. karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak (Hebrews 12:6).

Pembaca yang baik, jika anda benar adalah anak Allah sejati, sejati artinya anda sudah mengalami kelahiran baru, maka inilah kebenaran yang harus anda temukan dengan pengalaman. Anda dan saya harus belajar –dan jangan terbawa arus dari –kebenaran ini bahwa kasih Tuhan yang heran mengharuskan Dia menghajar kita sampai jera. Mari kita selidiki ayat ini dalam konteksnya.

Pertimbangan Seruan

Pemikiran bahwa kasih Tuhan menghajar anak-anakNya sampai jera tidak bisa diterima bagi sebagian besar dari kita. Saat anak bertumbuh kita semua memiliki pemikiran bahwa orangtua menunjukan kasihnya pada kita saat mereka memberikan hal yang kita suka dan nikmati. Tapi saat mereka memberi pembatasan bagi kita, kita langsung menyimpulkan kalau mereka tidak mengasihi kita. Kita bisa mengerti kasih yang mengelus dan menghibur kita, tapi kita tidak bisa mencocokan kasih dengan menghajar sampai jera atau koreksi.

Orang Kristen dimana tujuan surat Ibrani ditulis adalah Yahudi. Mereka adalah kelompok minoritas yang percaya Yesus Kristus sebagai Mesias. Saudara Yahudi mereka yang tidak percaya telah mengasingkan mereka. Orang non Yahudi yang tidak percaya memandang mereka rendah. Mereka tidak bisa mendapat pekerjaan. Penyiksaan sangat sulit ditanggung. Jika mereka membuat keputusan yang benar dengan menjadi Kristen, kenapa mereka menderita hal ini? Jika Tuhan mengasihi mereka, bukankah Dia seharusnya menyelamatkan mereka dari penderitaan dan penyiksaan ini? Mereka diajarkan bahwa Tuhan mengasihi semua orang berdosa dan karena itu Dia mengutus AnakNya yang tunggal untuk mati bagi mereka. Mereka percaya pesan itu, tapi sekarang semua yang mereka rasakan adalah pernderitaan dan kesulitan. Apakah begitu cara Tuhan menunjukan kasihNya kepada anak-anakNya? Jelas ada satu hal mengenai kasih yang mereka belum pelajari.

Roh Kudus mengarahkan penulisNya untuk menulis kata-kata yang bisa memenuhi kebutuhan hati mereka. Dia mulai dengan membawa perhatian mereka pada PL yang sudah mereka lupakan, Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak (Hebrews 12:5). Dia membawa mereka kembali pada Firman Tuhan yang tertulis, sumber kebenaran bagi setiap anak Tuhan. Dia mengutip perkataan langsung Tuhan kepada mereka. Perhatikan, “sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu (italics ditambahkan). Sebagian ekspositor mengartikan pernyataan ini seperti interogasi, Apakah kamu sudah lupa nasihat itu? Dan apakah kebenaran penting yang mereka lewatkan ? Itu adalah kasih Tuhan yang heran: Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak (Hebrews 12:5-6).

Pelupa bisa menjadi hal berbahaya. Betapa bodohnya kita saat kita melupakan Firman Tuhan. Dan perhatikan kata yang cenderung kita lupakan, yaitu, nasihat. Kata nasihat (Yunani: parakaleo„) artinya menegur atau mendorong untuk mengejar suatu sikap tertentu. Ini merupakan kata nasihat kepada orang Yahudi yang lupa, bukan perjanjian Tuhan yang tidak bersyarat, juga bukan janji Tuhan akan hidup kekal. Alkitab yang dikutip ada dalam Proverbs 3:11-12: “Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.”

Penyelidikan Alkitab bisa jadi menarik dan atraktif, dan tetap menarik selama itu tidak membuat tuntutan bagi mereka. Mereka bisa menikmati kotbah dibukit tentang kasih selama pengajaran itu tidak masuk kedalam gaya hidup mereka. Mereka tidak pernah lupa perkataan Tuhan dalam Jeremiah 31:3: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal atau dalam John 3:16 dimana Tuhan kita berkata, Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Kenapa bisa ingat ayat tertentu tentang kasih Tuhan dan melupakan ayat lainnya? Itu karena kita pemilih. Kita dengan sadar melupakan kasih Tuhan yang heran.

Sempatkan waktu duduk membaca kitab Ulangan. Disana anda akan mendengar Tuhan berkata berulang-ulang, Ingat . . . dan jangan lupa. Tandai setiap pemunculan kata ingat dan jangan lupa. Waktu 2 jam melatih kerohanian anda merupakan hal berharga.

Pertimbangan Penjelasan

Dalam pasal 11 kitab Ibrani penulis menunjuk fakta bahwa banyak orang percaya dalam PL menderita. Dia mengambil ilustrasi dari beberapa periode sejarah Alkitab dan menunjukan bahwa banyak yang menderita. Mereka menghadapi keganjilan untuk kemuliaan Tuhan. Dan Tuhan dalam sejarah PL tetap sama sampai sekarang.

Dalam pasal 12 orang Kristen ditunjukan bagaimana memandang penobaan dan ujian dalam hidup. Kata kunci dalam verses 5-11 adalah menghajar sampai jera, muncul beberapa kali dalam bentuk beragam setidaknya 7 kali. Kata Yunaninya paideia, dari pais, artinya anak. Itu istilah digunakan secara luas bagi orangtua yang mendidik anaknya. Tuhan juga memiliki cara menghajar sampai jera anak-anakNya, dan apapun cara yang Dia gunakan adalah untuk kebaikan. Hidup tanpa disiplin tidak ada nilai.

Hajaran Tuhan menunjukan kasihNya. “karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak” (Hebrews 12:6). Itu tidak mengijinkan ayah berlaku seenaknya pada anak. Disiplin Tuhan selalu dimotivasi oleh kasih. Itu meneguhkan kasih Tuhan pada kita. Ada kasih orangtua dalam disiplin Bapa disorga. Tuhan tidak bertindak seperti hakim, tapi sebagai bapa. Bahkan dalam kekecewaan, cobaan paling berat diijinkan melalui hikmat sempurna dari kasih Tuhan yang heran, asing bagi manusia yang sudah jatuh. Apapun perasaan kita, hajaran menunjukan kasih Tuhan.

Hajaran Tuhan meneguhkan kita sebagai anak. Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang (Hebrews 12:7-8). Kitab Ibrani ditujukan bagi anak Tuhan, sehingga hajaran menujukan tanda anak. Tidak diragukan ada diantara orang percaya Ibrani yang mengaku beriman tapi belum lahir baru. Mereka tidak akan pernah mengerti ada Tuhan berlaku pada anakNya untuk menyenangkanNya. Apa yang Tuhan ingin dari kita lebih tinggi dan mulia dari apa yang kita pikir orangtua dunia lakukan pada anaknya.

Tidak ada cara mendapatkan status anak tanpa hajaran. Mereka yang tidak dihajar tapi mengaku anak membuat kebohongan. Orang percaya yang hebat dimasa lalu melalui penderitaan dan kesulitan. Mereka tahu mereka memiliki hidup kekal karena mereka percaya Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselama pribadi mereka (John 3:16; 5:24); karena mereka mengalami Tuhan memimpin mereka (Romans 8:14); karena Roh Tuhan bersaksi dalam roh mereka (Romans 8:15-16); dan karena mereka mengalami disiplin Tuhan dalam hidup mereka. Jika mengaku Kristen tanpa dihajar, mereka tidak sah, bukan anak sejati. Demikian Firman Tuhan.

Hajaran Tuhan memperbaiki kesalahan kita. Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? (Hebrews 12:9). Bapa kita dibumi disebut “pengkoreksi” (Yunani: paideute„s, artinya seorang penghukum. Untuk mengkoreksi adalah mengembalikan kepada keadaan yang benar. Kesalahan harus diperbaiki, dan yang bengkok harus diluruskan. Setiap orang Kristen memiliki kesalahan dan kegagalan yang butuh dikoreksi (James 3:2). Orangtua kita mengkoreksi kita dan harus begitu dalam hubungan kita dengan mereka. Jika kita harus tunduk pada koreksi mereka, maka betapa kita harus tunduk pada Bapa kita disorga! Saat kita dilahirkan kembali, kita menerima nature baru, nature dari Tuhan, sehingga kita “mengambil bagian dari nature ilahi (2 Peter 1:4). Bagaimanapun, dalam setiap orang Kristen masih mungkin berdosa dalam pikiran, perkataan, dan tindakan. Dosa yang kita lakukan sebagai orang Kristen harus diakui dan diampuni: Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia (1 Corinthians 11:31-32). Paulus berkata bahwa jika orang Kristen memahami, bahwa jika kita membedakan antara apa kita dan apa yang disyaratkan Tuhan untuk menjadi, kita tidak perlu dihajar oleh Tuhan. Jika kita benar-benar mengenal diri kita dan menilai diri kita dengan benar, kita tidak perlu dihajar Tuhan. Orang Korintus dihajar, bukan karena mereka tidak percaya, tapi karena mereka milik Kristus. Saudara terkasih, mari kita menguji diri kita setiap hari dan sampai pada nilai yang benar dari diri kita (1 Corinthians 11:28). Mari kita tidak berhenti sampai setiap dosa diakui dan diampuni.

Hajaran Tuhan mengendalikan tempramen kita. Kita tidak sama. Kecenderungan pribadi berbeda. Jika kita tidak mengatur kelemahan kita, Tuhan akan menggunakan cara kebapakanNya untuk menghajar sampai jera. Amsal berkata, Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi (Proverbs 28 :13). Kadang hajaran Tuhan, dilakukan untuk menjaga kita. Saat Tuhan menghajar Dia tidak plin-plan tapi dengan perhatian dan pertimbangan kebaikan kita. Sekali lagi, mari kita ingat bahwa hajaran Tuhan dilakukan dengan kasih. Dan kedaulatanNyalah untuk mendisiplin kita kapanpun dan bagaimanapun Dia mau.

Rasul Paulus cenderung untuk sombong. Itu dosa yang belum hilang dan perlu dikekang. Dia menulis tentang itu dalam surat keduanya pada jemaat Korintus: Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. (2 Corinthians 12:7). Perhatikan bahwa ayat ini tidak dimulai dengan kalimat yang sama, supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu. Kita mungkin berasumsi bahwa Paulus cenderung meninggikan diri, dosa umum “menjadi sombong (1 Timothy 3:6) atau menjadi “tinggi hati (1 Timothy 6:17). Melalui hajaran kasih Tuhan, Paulus belajar dengan baik sehingga dia bisa menulis, Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing (Romans 12:3).

Saat kita menemukan kelemahan dalam diri kita masing-masing, kita harus mengekangnya. Jika kita mengabaikannya dan membiarkan itu tumbuh, Tuhan akan masuk dan menghajar kita. Mencegah lebih baik dari mengobati. Hajaran merupakan salah satu berkat Tuhan. Apakah kita bersyukur atas hal ini?

Hajaran Tuhan membersihkan dosa kita. Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya (Hebrews 12:9-10). Kata “kekudusan” Yunaninya hagiasmos, artinya pengudusan. Artinya disini adalah dipisahkan untuk Tuhan. Ini tidak hanya pengudusan posisi, tapi pengudusan praktis, suatu tindakan yang sesuai dengan pemisahan. Paulus menggunakan kata yang sama dalam, Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus (1 Thessalonians 4:7) dan Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal (Romans 6:22).

Buah kekudusan harusnya menjadi jalan hidup yang sesuai bagi semua anak Tuhan. Secara kedudukan kita dipisahkan untuk Tuhan melalui iman dalam Yesus Kristus. Roh Kudus menyucikan (memisahkan) setiap orang percaya disaat diselamatkan (1 Corinthians 6:11), dasar pengudusan posisi ada dalam kematian Kristus (Hebrews 10:10, 29; 13:12). Bagaimanapun, tujuan Tuhan dalam menyelamatkan kita melalui kematian anakNya agar kita dipisahkand dari pikiran, perkataan dan tindakan jahat: “Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan (1 Thessalonians 4:3). Kita semua harus mengejar kekudusan. Kita mempelajari itu saat kita membaca, mempelajari, dan mentaati Firman Tuhan (Psalm 119:9, 11; John 15:3; 17:17, 19; 1 Peter 2:2).

Jika, sebaliknya, kita mengabaikan pengejaran akan kekudusan, maka Tuhan akan masuk dan menghajar kita. Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! (Revelation 3:19). Dan saat Dia melakukan itu, kita harus menerima disiplin itu, bukan untuk menyakiti kita tapi mengarahkan kita pada kebaikan. Hajaran Tuhan dibuat agar kita menjadi orang Kristen yang lebih bijak dan baik. Saya meragukan ada orang Kristen yang bisa dewasa rohani tanpa dihajar Tuhan.

Pertimbangan Harapan

Ayat ini mengusulkan 3 cara reaksi kita akan disiplin dari Tuhan.

Kita bisa mengabaikannya. Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan (Hebrews 12:5). Kata mengabaikan (exoutheneo„) artinya mengancam dengan sengaja. Kita jangan menganggap hajaran Tuhan sebagai hal enteng. Semua itu “untuk kebaikan kita” (Hebrews 12:10) jangan dipandang rendah. Saat saya masih jadi pastor di Detroit, orang muda berumur 21 tahun terbunuh dalam kecelakaan motor di John Lodge Expressway. Walau ibunya Kristen, dia menjadi marah dan pahit terhadap Tuhan. Dia tidak menerima ujian dari Tuhan. Saya mencoba menjelaskan agar dia tidak diharapkan mengecilkan masalahnya, tapi juga tidak mengecilkan hajaran Tuhan. Tuhan yang mengatur, dan Dia selalu memiliki tujuan yang baik dan bijak dalam menghajar anakNya. Orang Kristen memang menderita. “melainkan manusia menimbulkan kesusahan bagi dirinya, seperti bunga api berjolak tinggi (Job 5:7). Dalam dunia kamu menderita penganiayaan (John 16:33). Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya (2 Timothy 3:12). Kita pasti didisiplin dalam hidup, tapi jangan memandang rendah hal ini.

Kita bisa putus asa. janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya (Hebrews 12:5). Kata Yunaninya ekluo„ dan itu artinya menjadi letih, putus asa. Orang Kristen adalah pengelana, yang terus bergerak. Dia pergi kesuatu tempat. Tujuannya adalah keserupaan dengan Tuhan Yesus Kristus yang disalib dan dipermalukan. Kristus sendiri adalah teladan –Dia tidak putus asa. Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa (Hebrews 12:3). Ini ayat yang bagus dibaca saat ujian hidup membuat kita menjadi letih. Kita diperintahkan untuk berhenti dan memikirkan penderitaan Kristus. Pelajari bahwa Dia bertahan saat Dia didunia. Saat kita merenungkan Firman Tuhan setiap hari, Roh Kudus bisa mengingatkan akan Kristus dan menjelaskannya pada kita. Ini memampukan kita bertahan dengan sabar. Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah (Galatians 6:9).

Kita bisa menerima itu datangnya dari Bapa yang kasih. Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya (Hebrews 12:11). Disiplin Tuhan tidak pernah tanpa rencana dan tujuan. Itu selalu dipikir baik-baik. Saat Tuhan menghajar kita Dia ingin mencapai sesuatu dalam kita untuk kebaikan kita dan kemuliaanNya. Jadi setiap tindakan hajaran Tuhan ada harapan yang cerah, sesuatu yang kita harapkan. Penulis menyebutnya “pada waktunya” Dan kita yakin kalau disiplin Bapa tidak pernah mengecewakan. Jangan mengabaikan hal ini. Sebagian dari mereka mengandung janji bagi masa depan kita dengan harapan dan penantian.

Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. (Hebrews 12:11, italics added)

Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak. (John 13:7, italics added)

Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan. (Psalm 73:24, italics added)

Kesimpulannya, perhatikan bahwa berkat hajaran datang kepada mereka “yang dilatih olehnya. Kita dilatih melalui ujian dan pencobaan. Kata Yunaninya gumnazo„, artinya melatih tubuh atau pikiran dengan melihat kekudusan dan kebenaran. Saat kita menerima hajaran dan dilatih olehnya, kita belajar itu merupakan berkat kelimpahan dari Tuhan.

Kita menemukan bahwa terapi fisik bagi hidup saya dalam kelumpuhan Elsie merupakan sangat sulit dan menyakitkan. Itu tidak pernah jadi nyaman jika melalui pengobatan, tapi dia bertahan dengan harapan ada perkembangan.

Betapa lebih lagi kita harus melatih diri kita untuk dilatih melalui hajaran Tuhan. Penulis Ibrani menjelaskan dalam pasal 5. Dia bicara tentang kegagalan orang percaya untuk belajar kedalaman kebenaran Firman Tuhan. Semua masih bayi dan tidak berpengalaman serta tidak ahli dalam menghadapi masalah hidup: Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat (Hebrews 5:14).

Bertumbuh secara rohani tidak hanya masalah waktu. Itu bukan pengalaman yang ada sejalan waktu seperti pertumbuhan fisik. Seorang muda mengundang saya untuk makan malam dirumahnya. Dia ingin saya bertemu istrinya dan anaknya perempuan berumur 6 tahun. Jika gadis kecil ini 6 dan ibunya 30 tahun, saya bisa memperkirakan apa yang dilihat melalui umur mereka.

Tapi tidak begitu dalam pengalaman rohani. Mungkin saja orang yang sudah diselamatkan 6 tahun lebih dewasa dari yang sudah 30 tahun. Dalam hal rohani orang Kristen lamban mendengar (Hebrews 5:11). Mereka mundur dalam mendengar dan melakukan Firman. Maka itu mereka tidak lagi melatihnya dan tidak bertumbuh secara rohani. Kata sifat yang digunakan adalah kata Yunani nothroi berarti kemalasan. Itu suatu kondisi seseorang kehilangan keinginan akan Firman Tuhan.

Sebagian orang Kristen terlatih melalui ujian mereka tapi sebagian lain tidak. Sebagian merasa sakit hati terhadap hajaran itu dan sakit hati pada Tuhan sementara yang lain menerima disiplin Tuhan dan berkembang karenanya. Alkitab tidak mengatakan kalau orang percaya harus menikmati hajaran, tapi kita diharapkan menghargainya dan bertindak dengan tepat. Saat kita mengerti alasan Tuhan menghajar kita, itu akan mendatangkan kebaikan. Penderitaan harus lahir dari roh yang benar jika kita ingin mendapat keuntungan darinya. Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita (Romans 8:18).

Biblical Topics: 
Passage: 
Taxonomy upgrade extras: 

Kesimpulan

Ujian kami belum berakhir. Tapi saat saya mengakhiri buku ini, saya bisa membagikan pelajaran yang sudah saya dan Elsie dapatkan saat Tuhan menghibut kami. Mari kita lihat 2 Corinthians 1:4: yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. Penghiburan Tuhan dalam ujian kami menjadi bagian dari program pelatihanNya bagi kita. Dia menyiapkan kita agar bisa melayani yang lain.

Sejak Elsie stroke pada March 27, 1982, jumlah orang yang kami doakan bertambah 6 kali lipat. Kami memiliki rasa empati dan simpati bagi yang lain, yang belum kami rasakan sebelumnya. Itu diberikan Tuhan agar kami bisa meneruskannya pada orang yang menderita yang hidupnya kami sentuh.

Surat dan telepon dari berbagai bangsa dan Kanada datang pada kami untuk minta didoakan. Begitu banyak orang yang terluka didunia ini! Melalui ruang tunggu Tuhan, satu dimensi telah ditambahkan untuk pelayanan kami –membawa penghiburan bagi yang lain. Ini merupakan hak istimewa dan suatu tanggung jawab. Dan kami belajar bahwa saat kami menghibur orang lain, kami juga dihibur.

Taxonomy upgrade extras: