top of page

Lebih Dekat dengan Marching Band

Marching band lebih dari sekedar kegiatan ekstrakurikuler sekolah maupun UKM Kampus semata.


Oleh: Dianggi Ananda Putri

Marching Band (MB) Bahana Cendana Katika (BCK) Riau ketika mengikuti GPMB 2014 – Dokumentasi: Tim GPMB

Grand Prix Marching Band (GPMB) merupakan kompetisi paling bergengsi bagi komunitas Marching Band di seluruh Indonesia. Kompetisi ini rutin diadakan setiap tahunnya pada bulan Desember di Istora Senayan, Jakarta. Selain untuk adu kebolehan di atas lantai kuning, momen ini juga dijadikan untuk bersilaturahmi sesama pemain Marching Band Indonesia.

Marching Band (MB) dapat diartikan sebagai kumpulan orang yang menari dan bermain dua jenis alat musik: pukul dan tiup sambil berbaris membentuk formasi tertentu. Bagi masyarakat awam komunitas ini lebih dikenal sebagai Drum Band, padahal keduanya merupakan hal yang berbeda.


Pemain PIT Instrumen MB BCK Riau dalam GPMB 2014 – Dokumentasi: Tim Gpmb

Pemain PIT Instrumen MB BCK Riau dalam GPMB 2014 – Dokumentasi: Tim Gpmb

MB biasanya dibagi menjadi tiga divisi. Pertama, divisi alat musik pukul atau Perkusi. Divisi ini terbagi lagi menjadi dua bagian: Battery, terdiri dari alat musik drum seperti snare drum, bass drum, cymbal, dan quintom. Sama seperti alat musik drum dalam sebuah band, battery bertugas untuk menjaga tempo dalam bermain musik. Selanjutnya ada PIT Instrumen yang bertugas sebagai melodi dari divisi perkusi. Alat musik dalam PIT Instrumen terdiri dari vibraphone, marimba, bells, dan xylophone. Keempat alat musik ini secara teknis mirip dengan sebuah piano. Terdiri dari tuts yang memiliki nada. Hanya saja tuts alat ini terbuat dari kayu atau logam.


Divisi kedua adalah Brass atau alat musik tiup. Sesuai dengan namanya, divisi ini menggunakan alat musik tiup yang terbuat dari bahan logam seperti: Terompet, Mellophone, Baritone, dan Tuba. Sama seperti tugas seorang vokalis dalam sebuah band, divisi ini merupakan melodi utama dan nyawa dalam sebuah Marching Band. Keberadaan divisi ini juga menjadi salah satu pembeda antara Marching Band dan Drum Band. Karena dalam sebuah Drum Band alat musik tiup yang digunakan hanya pianika.


Terakhir ada divisi Color Guard. Divisi ini memiliki peran penting untuk menambah efek dari musik yang dimainkan dua divisi sebelumnya. Jika dilihat dari sejarahnya, istilah Color Guard mengacu pada pasukan atau penjaga bendera kenegaraan dalam upacara formal dan pawai parade angkatan bersenjata. Dalam divisi ini setiap anggota dituntut untuk menguasi tari atau olah tubuh, penguasaan bendera, penguasaan rifle (alat berbentuk senapan yang terbuat dari kayu), serta saber (alat berbentuk pedang yang terbuat dari logam ringan).

Untuk menciptakan harmoni dari tiga divisi tersebut, dibutuhkan seorang pemimpin yang biasa disebut Field Commander atau Drum Major. FC dan DM singkatan dari keduanya, merupakan orang yang telah memiliki pengalaman sebagai pemain Marching Band lebih dari 3 tahun. Dalam sebuah MB biasanya terdapat 3 Field Commander, satu sebagai FC utama yang memimpin dari depan podium dan dua lainnya sebagai FC lapangan yang memimpin dari arah kanan, kiri, hingga belakang lapangan. Tugas Field Commander atau Drum Major ini juga menjadi pembeda antara Marching Band dan Drum Band. Karena, dalam Drum Band FC atau DM dikenal dengan Mayoret atau Gita Pati yang bertugas memimpin pasukan sembari memutar dan melempat tongkat yang dipegangnya.


Field Commander MB BCK Riau – Dokumentasi: Tim GPMB

Komunitas Marching Band di Indonesia secara garis besar dibagi menjadi tiga kelompok. Pertama, MB yang anggotanya merupakan pelajar, mulai dari SD hingga SMA. Biasanya Marching Band seperti ini dikelola oleh sekolah dibantu dengan komite yang berasal dari kumpulan orang tua murid. Seperti Putri Santa Ursula dari Jakarta, Bahana Cendana Kartika dari Riau.


Kelompok selanjutnya, Marching Band dengan anggota berstatus mahasiswa. MB mahasiswa ini terkenal akan kegigihan para anggotanya. Gigih disini tidak hanya dalam berlatih tetapi juga dalam mencari dana untuk mengikuti kompetisi. Marching Band mahasiswa ini harus mengelola dan menghidupi sendiri komunitasnya melalui kerja sama dengan berbagai sponsor serta bantuan dari universitas yang jumlahnya tidak seberapa.

Terakhir, Marching Band dengan keanggotaan yang tidak terbatas, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga mereka yang sudah bekerja. Marching Band seperti ini biasanya dikelola oleh pemerintah provinsi atau perusahaan. Seperti, MB Semen Padang, MB Semen Indonesia, MB Nawala Pos Indonesia, MB Bontang Pupuk Kaltim yang terkenal akan gelar 10 kali memenangkan GPMB secara berturut-turut.

Dalam komunitas Marching Band anggotanya tidak sekadar bermusik dan menari. Melibihi itu, mereka diajarkan arti kekeluargaan, bahwa peran satu orang sangat berpengaruh dalam sebuah tim. Sehingga para anggotanya akan saling menjaga dan membutuhkan. Mereka juga diajarkan untuk mendapatkan sesuatu dengan kerja keras karena tidak ada kata instan dalam kamus Marching Band. Untuk berkompetisi 12 menit di GPMB misalnya. Sebuah Marching Band harus berlatih dari jauh hari. Bukan seminggu atau dua minggu, melainkan satu tahun sebelumnya.

484 views0 comments
bottom of page