Baca di App
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pradhitya Fauzi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Penertiban sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar wilayah wisata religi Makam Sunan Ampel Surabaya pada Kamis (22/2/2018) petang sempat diwarnai aksi protes para pedagang.
Para pedagang sempat menolak ditertibkan oleh sejumlah petugas gabungan dari Satpol PP Kecamatan Semampir dan Kota Surabaya.
Para pedagang beralasan belum memperoleh relokasi tempat yang layak untuk menjajakan barang dagangannya.
Nilai Hanya Calon Gubernur yang Menonjol, Pengamat: Cawagub Harus Bisa Saling Melengkapi
Sejumlah PKL itu juga berbondong-bondong memindahkan toilet umum yang terbuat dari plastik berwarna oranye dan biru muda yang dipasang jajaran Pemkot Surabaya.
Hal itu dilakukan warga karena dianggap sangat mengganggu.
Tak hanya itu, warga juga merasa hal itu tidak layak dipasang di lokasi yang letaknya tepat di samping pintu masuk Makam Suci Sunan Ampel Surabaya.
Sekitar puluhan PKL di sekitaran Makam Sunan Ampel Surabaya yang keberatan dengan hal itu sempat beradu mulut dengan petugas Satpol PP yang berada di sana.
Mengejutkan! Ini Fakta Terbaru Kasus Narkoba Roro Fitria, Tak Hanya Sekedar Pengguna, Ternyata. . .
Koordinator PKL Nyamplungan Surabaya, Zainul mengatakan, sebelumnya telah ada audiensi dengan DPRD Kota Surabaya terkait para PKL yang berdagang di pintu masuk Makam Sunan Ampel yang dianggap melanggar perda.
Sayangnya, sampai sekarang masih belum ada solusi yang tepat tentang relokasi tempat yang dirasa layak untuk digunakan para PKL.
"Nggak ada solusi yang pas buat relokasi tempat," terang Zainul.
Di sisi lain, Kasie Trantib Satpol PP Kecamatan Semampir Surabaya, Burhan menjelaskan, sebenarnya pihak Satpol PP tak ada niatan untuk menertibkan para PKL tersebut.