Waspadai Gerakan Komunis Gaya Baru di Indonesia

id Diskusi panel, komunisme

Waspadai Gerakan Komunis Gaya Baru di Indonesia

Peserta diskusi panel bertema "Waspada Komunis Bangkit Lagi dan Ancamannya Bagi NKRI" di Universitas Negeri Padang, Padang, Selasa. (ANTARA SUMBAR/Sultan Andre)

Padang, (Antara Sumbar) - Gerakan atau paham ideologi komunis gaya baru di Indonesia saat ini mulai terlihat baik melalui gerakan radikalisme, proxy war atau perang media sosial dan lainnya. Untuk itu, masyarakat bangsa ini diharapkan dapat mengkokohkan kepercayaan kepada bela negara, kata Wakil Dekan Rektor III Universitas Negeri Padang, Hendra Naldi.

"Karena, tanpa adanya semangat nasionalisme dan bela negara, keutuhan NKRI dapat terancam dan terkikis," katanya dalam saat membuka acara Diskusi Panel bertema "Waspada Komunis Bangkit Lagi dan Ancamannya Bagi NKRI", Selasa.

Diskusi itu menghadirkan beberapa narasumber seperti Kolonel Purnawirawan Amir Syarifuddin (Pelaku Sejarah), Dr. Ahmad Kosasih (Tokoh Islam Sumbar) dan Irhas Fansuri Mursal (Tokoh muda Sumbar).

Seorang pelaku sejarah, Kolonel Purnawirawan Amir Syarifuddin mengatakan gaya gerakan komunis baru di Indonesia yang dilakukan baik dari pihak luar negeri maupun dalam negeri saat ini mulai memasuki dalam tantanan legesilati dan yudikatif. Gerakan komunisme juga mulai terlihat mencoba memecah belah keutuhan bangsa, contoh kasus Ahok.

Ia menjelaskan bahwa kasus Ahok adalah contoh gaya komunis baru dengan cara mengadu domba, sehingga memecah belah keutuhan NKRI atau bangsa indonesia.

Untuk itu, pihaknya berharap agar para mahasiswa atau generasi muda dapat lebih meningkatkan nilai-nilai pancasila dan paham bahaya tentang sejarah gaya komunis, karena paham komunis saat ini mulai memasuki dan mengikis keutuhan bangsa indonesia.

Hal senada juga disampaikan Dr. Ahmad Kosasih, Tokoh Islam Sumbar, mengatakan komunisme dalam perspektif Islam sangatlah bertentangan dengan ajaran Islam. Karena paham komunis tersebut tidak mempercayai atau menyakini adanya Tuhan (Allah).

"Mempelajari sejarah sangatlah penting, untuk itu mahasiswa maupun generasi muda dapat meningkatkan ilmu tentang sejarah agar tidak mudah di doktrin tentang paham komunis maupun komunisme. Sebab, paham komunisme di Indonesia saat ini telah terlihat, contohnya penyebaran berita Hoax yang dapat mempengaruhi orang," katanya.

Untuk menyikapi pemberitaan yang hoax di media sosial, mahasiswa maupun masyarakat Indonesia harus melakukan tabayyun atau klarifikasinya agar tidak mudah mempecah belah bangsa.

Selain itu, katanya paham komunisme di Indonesia juga mulai dilakukan dengan cara memutar balikan sejarah tentang pembantaian kelompok PKI dan meminta pemerintah RI agar minta maaf kepada anak-anak PKI, serta adanya perubahan TAP MPR/DPR.

Untuk itu, pihaknya berharap agar mahasiswa maupun generasi muda Indonesia tidak mudah mempercayai berita-berita yang belum tentu kebenarannya dan mewaspadai ideologi paham komunisme, guna memperkuat keutuhan NKRI, pintanya

Sedangkan, seorang tokoh muda Sumbar, Irhas Fansuri Mursal mengatakan komunis atau PKI saat ini mulai timbul di Indonesia dengan gaya gerakan baru yang sering disebut oleh anak muda yaitu gerakan kelompok kiri. Gerakan kelompok kiri merupakan gagasan untuk menghapuskan hak-hak sosial.

Gerakan kiri baru, jelasnya, diprakasai oleh para mahasiswa dan kelompok terpelajar dalam masyarakat modern. Di indonesia, gerakan kiri dilakukan secara tersembunyi atau yang disebut gerakan bawah tanah sehingga sulit diketahui arah gerakannya.

Oleh karena itu, imbuhnya mahasiswa atau generasi muda Indonesia diharapkan dapat mempelajari permasalahan sosial yang berkembang saat ini, guna mengantisipasi gerakan ideologi komunisme gaya baru atau kelompok gerakan kiri yang dilakukan secara sistematis.

Di akhir kegiatan diskusi panel dilakukan deklarasi bersama yang menyatakan "Kami Pemuda Pemudi Minangkabau siap menjadi garda terdepan dalam melawan Komunisme beserta organisasinya yang bertentangan dengan pancasila dan UUD1945 karena mengancam kedaulatan NKRI". (*)