Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejarah Masuknya Islam di Lembah Baliem, Papua, Ada Andil Presiden Soekarno

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Masyarakat Suku Dani di Lembah Baliem Papua yang beragamaa Islam melaksanakan tradisi bakar batu untuk menyambut Ramadan. Mereka melaksanakan tradisi ini bersama-sama, terlepas apapun keyakinannya. Foto: Hari Suroto
Masyarakat Suku Dani di Lembah Baliem Papua yang beragamaa Islam melaksanakan tradisi bakar batu untuk menyambut Ramadan. Mereka melaksanakan tradisi ini bersama-sama, terlepas apapun keyakinannya. Foto: Hari Suroto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Lembah Baliem di Papua memeluk beragam keyakinan. Mayoritas adalah Kristen Protestan, Katolik, Islam, dan kepercayaan leluhur. Keyakinan awal mereka tentu kepercayaan kepada leluhur, kemudian agama kristen masuk melalui misionaris asal Belanda dan Jerman. Kemudian barulah Islam.

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan, agama Islam mulai berkembang di Lembah Baliem, Papua, berawal dari program Presiden Soekarno yang mengirimkan relawan Pelopor Pembangunan Irian Barat atau PPIB. Relawan yang berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta ini disebar ke seluruh pelosok Papua untuk mempersiapkan Penentuan Pendapat Rakyat atau Papera.

"Semua relawan ini beragama Islam," kata Hari Suroto kepada Tempo, Senin 12 April 2021. Melalui interaksi yang intensif serta dakwah dari para relawan tersebut, sebagian Suku Dani di Lembah Baliem masuk Islam. Bermula dari Kampung Megapura, lalu ke Kampung Hitigima, Welesi, Okilikik, Araboda, dan Air Garam. Berlanjut ke Kampung Kurima, Tulima, Apenas, dan Jagara.

Masyarakat Suku Dani yang memeluk Islam tak serta-merta meninggalkan tradisi. Mereka masih mempertahankan tradisi khas Lembah Baliem, yaitu bakar batu. Tradisi bakar batu dilakukan menyambut Ramadan dan hari besar Islam lainnya.

Suku Dani Papua mengumpulkan ubi jalar ungu dan jagung sebagai bahan makanan yang akan dimasak dengan cara bakar batu. Dok. Balai Arkeologi Papua

Selama ini dalam tradisi bakar batu di Lembah Baliem, bahan makanan yang dimasak adalah daging babi. Komunitas muslim Suku Dani menggantinya dengan ayam kampung atau ayam broiler yang di Papua disebut dengan ayam es. Ada pembagian tugas antara laki-laki dan perempuan saat melaksanakan tradisi bakar batu.

Kaum perempuan menyiapkan berbagai bahan makanan, seperti sayuran, keladi, ubi jalar, singkong, pisang, dan ayam. Mereka bahu-membahu mengumpulkan dan membersihkan bahan makanan tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara para lelaki menyusun batu di atas kayu kering kemudian menutupnya dengan daun dan rumput kering untuk dibakar. Tidak jauh dari lokasi batu dibakar, mereka membuat sebuah kubangan dalam tanah. Batu panas hasil pembakaran tadi kemudian ditata secara merata di dalam lubang.

Selanjutnya, mereka menyusun berbagai jenis bahan pangan, seperti sayuran, keladi, ubi jalar, singkong, pisang, dan ayam di atas permukaan batu panas yang telah tersusun tadi. Bahan pangan ini kemudian ditutup dengan daun ubi jalar atau sayur-sayuran lainnya, dan terakhir ditutup rapat dengan batu panas lagi.

Proses bakar batu yang dilakukan oleh Suku Dani di Papua. Dok. Balai Arkeologi Papua

Bahan makanan yang sedang dimasak itu baru boleh dibuka setelah setelah tiga jam. Para pria membuka setiap lapisan kemudian menyajikannya. Makanan siap disantap. Tradisi bakar batu menyambut Ramadan biasanya berlangsung di halaman masjid atau musala. Dalam pelaksanaanya baisanya mereka bergotong royong, melibatkan Suku Dani yang beragama Nasrani.

"Pelajaran berharga yang dapat diambil dari kehidupan beragama di Lembah Baliem adalah rasa toleransi beragama yang tinggi. Mereka juga masih mempertahankan tradisi warisan leluhur," kata Hari Suroto yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih, Papua, ini. Selain di Lembah Baliem, tradisi bakar batu menggunakan ayam es juga dilakukan oleh komunitas muslim Suku Dani yang merantau ke Kota Jayapura.

Baca juga:
Warga Papua Bisa ke Papua Nugini tanpa Paspor dan Visa, Ini Cara dan Syaratnya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Seruan All Eyes On Papua, Organisasi Sipil Serukan Penghentian Perampasan Tanah Adat

2 jam lalu

Masyarakat Papua menyerukan gerakan All Eyes On Papua untuk melawan perampasan tanah adat di Papua.
Seruan All Eyes On Papua, Organisasi Sipil Serukan Penghentian Perampasan Tanah Adat

Aliansi masyarakat Papua menyerukan penghentian perampasan tanah adat di tanah Papua. Seruan All Eyes On Papua semakin menggema.


Sederet Perusahaan yang Terlibat Garap Hutan Boven Digoel, Ada PT Indo Asiana Lestari

5 jam lalu

Perwakilan masyarakat adat Suku Awyu membawa contoh hasil hutan yang berupa kulit pohon sagu, dalam sidang kasus pencabutan izin kawasan hutan diPTUN Jakarta, Selasa, 11 Juli 2023. Gugatan tersebut dilayangkan oleh dua perusahaan perkebunan kelapa sawit di wilayah Boven Digoel, PT. Kartika Cipta Pratama (KCP) dan PT. Megakarya Jaya Raya (MJR).TEMPO-Magang/Andre Lasarus Benny
Sederet Perusahaan yang Terlibat Garap Hutan Boven Digoel, Ada PT Indo Asiana Lestari

Ada sejumlah perusahaan yang diduga akan mengubah hutan Boven Digoel menjadi kebun kelapa sawit


All Eyes on Papua: Apa yang Terjadi di Hutan Boven Digoel?

11 jam lalu

All Eyes on Papua. Foto: Instagram
All Eyes on Papua: Apa yang Terjadi di Hutan Boven Digoel?

Apa yang terjadi di Hutan Boven Digoel? Seruan "All Eyes on Papua" menjadi viral sebagai bentuk dukungan untuk masyarakat Papua.


Seruan All Eyes on Papua Viral di Media Sosial, Apa Artinya?

11 jam lalu

All Eyes on Papua. Foto: Instagram
Seruan All Eyes on Papua Viral di Media Sosial, Apa Artinya?

Tagar All Eyes on Papua menjadi populer sebagai bentuk dukungan terhadap masyarakat Papua yang tengah berjuang menolak pembangunan perkebunan sawit di wilayah mereka.


INFID Soroti Kasus Perampasan Hutan Adat Papua, Sebut Bagian dari Pembunuhan Alam dan Kejahatan HAM

14 jam lalu

Aktivis membentangkan poster saat perwakilan masyarakat suku Awyu Papua dan suku Moi menggelar doa dan ritual adat di depan Gedung Mahkamah Agung, Jakarta Pusat, 27 Mei 2024. Mereka menuntut Mahkamah Agung menjatuhkan putusan hukum dan membatalkan izin perusahaan sawit untuk melindungi hutan adat di Papua. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
INFID Soroti Kasus Perampasan Hutan Adat Papua, Sebut Bagian dari Pembunuhan Alam dan Kejahatan HAM

INFID mengatakan, perampasan hutan adat Papua itu merupakan tindakan pembunuhan alam dan kejahatan hak asasi manusia atau HAM.


Kapolda soal Kekerasan di Papua Berlanjut: Kemarin Longgar Ada Pilpres

18 jam lalu

Kapolda Papua Mathius Derek Fakhiri ditemui di Swiss-Belhotel, Merauke, Papua Selatan, pada Selasa, 4 Juni 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Kapolda soal Kekerasan di Papua Berlanjut: Kemarin Longgar Ada Pilpres

Kapolda Papua mengatakan sempat ada peralihan fokus aparat pada gelaran pemilihan umum, namun kepolisian akan mengambil langkah tegas kasus kekerasan.


Satgas Damai Cartenz Tangkap Penjual Senjata Api ke KKB di Jayapura

18 jam lalu

Kasatgas Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani. Foto: Satgas Damai Cartenz
Satgas Damai Cartenz Tangkap Penjual Senjata Api ke KKB di Jayapura

Penjual senjata kepada KKB itu ditangkap saat hendak melakukan transaksi jual beli senjata di Distrik Depapre, Jayapura, Papua.


Ma'ruf Amin: Gelontoran Anggaran ke Papua Besar, tapi Tak Ada Wujudnya

1 hari lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin (tengah), Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (kiri ketiga) dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (kanan) berbincang dengan jamaah calon haji saat proses Makkah Route di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat 31 Mei 2024. Dalam kunjungan tersebut Wakil Presiden Maruf Amin meninjau langsung proses pelayanan Makkah Route untuk jamaah calon haji. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Ma'ruf Amin: Gelontoran Anggaran ke Papua Besar, tapi Tak Ada Wujudnya

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan pentingnya alokasi anggaran yang transparan dan akuntabel untuk pembangunan di Papua.


All Eyes On Papua, Kapolda Papua Minta Investor Akomodir Kepentingan Masyarakat Adat

1 hari lalu

All Eyes on Papua. Foto: Instagram
All Eyes On Papua, Kapolda Papua Minta Investor Akomodir Kepentingan Masyarakat Adat

"Saya berharap dalam minggu ini bisa kita selesaikan," kata Kapolda Papua, soal masalah masyarakat adat yang jadi sorotan All Eyes on Papua.


All Eyes on Papua: Tiga Kerugian Jika Hutan Adat Tak Dikembalikan ke Suku Awyu dan Moi

1 hari lalu

Perwakilan masyarakat suku Awyu Papua dan suku Moi menggelar doa dan ritual adat di depan Gedung Mahkamah Agung, Jakarta Pusat, 27 Mei 2024. Mereka menuntut Mahkamah Agung menjatuhkan putusan hukum dan membatalkan izin perusahaan sawit untuk melindungi hutan adat di Papua. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
All Eyes on Papua: Tiga Kerugian Jika Hutan Adat Tak Dikembalikan ke Suku Awyu dan Moi

Dua suku di Papua mengguat pemerintah yang memberikan izin kepada dua perusahaan untuk mendirikan kebun sawit di hutan adat