Kamis, 9 Mei 2024

Profil Syekh Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Ternyata Pernah jadi Penjual Telur

- Kamis, 4 Mei 2023 | 13:29 WIB
Syekh Panji Gumilang pimpinan tertinggi Ponpes Al Zaytun Indramayu ternyata pernah jadi penjual telur
Syekh Panji Gumilang pimpinan tertinggi Ponpes Al Zaytun Indramayu ternyata pernah jadi penjual telur

POJOKSATU.id, JAKARTA - Ponpes Al Zaytun kembali ramai jadi perbincangan dan membuat profil Syekh Panji Gumilang banyak dicari netizen.

Syekh Panji Gumilang adalah pimpinan tertinggi sekaligus pendiri ponpes Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat.

Namun bukan kali ini saja ponpes Al Zaytun mendapat sorotan. Sejak berdiri, ponpes tersebut kerap dikait-kaitkan dengan berbagai hal.

Diantaranya kedekatan dengan partai politik tertentu, penganut wahabi sampai gerakan Negara Islam Indonesia atau NII pimpinan Kartosuwiryo.

NII pimpinan Kartosuwiryo itu merupakan gerakan pemberontakan Islam di Jawa Barat pada 1950 silam.

Kecurigaan itu muncul karena memang Al Zaytun berkembang dengan sangat cepat dan cukup ekslusif.

Terdapat aturan sangat ketat yang diterapkan, baik untuk para santri maupun pengunjung, meski itu adalah orang tua atau keluarga santri.

Lalu, siapakah sebenarnya Syekh Panji Gumilang?

 

Profil Syekh Panji Gumilang


Setelah ramai karena salat Idul Fitri dengan saf berjarak kolumnis Dahlan Iskan menyempatkan untuk berbincang langsung dengan Syekh Panji Gumilang melalui sambungan telepon.

Hasil perbincangan Dahlan Iskan dan Syekh Panji Gumilang itu kemudian dituangkan ke dalam 2 tulisan.

Yang pertama berjudul 'Zaytun Simanullang' yang terbit pada Rabu (3/5/2023). Tulisan kedua berjudul 'Memulai Hidup' yang terbit pada Kamis (4/5/2023).

Dari 2 tulisan tersebut, dituliskan sedikit profil Syekh Panji Gumilang yang tidak banyak diketahui khalayak.

BACA JUGA: Jawaban Syekh Panji Gumilang Ditanya Dahlan Iskan Kenapa Baru Tahun Ini Salat di Al Zaytun Berjarak

Syekh Panji Gumilang memiliki nama lengkap Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang, lahir di Desa Sembung Anyar, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik pada 30 Juli 1946 silam.

Dalam pembicaran itu terungkap bahwa Panji Gumilang ternyata adalah orang Madura. Hanya saja ia dilahirkan di Gresik. Sedangkan leluhurnya dari Sampang, Madura.

"Waktu saya lahir, Dukun itu masuk Kabupaten Surabaya. Gresik itu masih kecamatan," kenang Syekh Panji.

Ayah Syekh Panji adalah kepala desa di Dukun. Begitu tamat sekolah rakyat (SD), ayahnya minta Panji melanjutkan sekolah ke Pondok Pesantren Peterongan, Jombang.

Ia pun diajak ke sana. Kebetulan pamannya di pondok Peterongan, sebelah timur Jombang.

"Sama-sama di pondok saya akan pilih di Maskumambang saja. Sama saja. Lebih dekat rumah," katanya mengingat waktu kecil.

BACA JUGA: Syekh Panji Gumilang Pimpinan Al Zaytun Tertawa : Berarti Saya Ini Wahabi yang Rajin Ziarah ke Makam

Lalu Panji diajak pula melihat pondok di Kaliwungu, sebelah barat Semarang. Ada paman yang lain di pondok Kaliwungu.

Akhirnya Panji memilih sekolah di Pondok Modern Gontor, Ponorogo. Yakni pondok yang siswanya harus bisa bahasa Arab dan bahasa Inggris –yang masih langka di zaman itu.

Santri pondok Gontor juga campur antara yang NU dan Muhammadiyah.

Dari Gontor, Panji meneruskan kuliah di IAIN Syarief Hidayatullah, Ciputat, Jakarta. Ia mengambil jurusan sulit: Adab. Yakni sastra Arab dan Islam. IAIN Ciputat saat itu diakui yang paling maju kajian Islamnya. Tokoh-tokoh pemikir Islam lahir dari sana. Termasuk pembaharu pemikiran Islam, Dr Nurcholish Madjid.

Di Ciputat Panji menjadi aktivis mahasiswa. Ia masuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Ia pernah menjadi pengurus cabang Ciputat di saat Nurcholish Madjid menjadi ketua umum PB HMI yang menggelar Muktamar di Malang.

"Saya ikut menyuarakan agar Cak Nur dipilih kembali untuk periode kedua," ujar Panji.

BACA JUGA: Terungkap Sejarah Syekh Panji Gumilang Namakan Ponpes Al-Zaytun, Anda Pasti tak Menduga

Setamat IAIN, Panji menjadi pengajar di Matla'ul Anwar. Yakni pesantren yang dekat dengan Golkar.

Zaman itu ada sayap pendidikan Islam di Golkar. Namanya GUPPI –Gabungan Usaha Pembaharuan Pendidikan Islam.

 

Biasa Berjualan


Sementara dalam tulisan Dahlan Iskan berjudul 'Memulai Hidup', sempat disinggung sedikit tentang masa kecil Syekh Panji Gumilang.

Disebutkan bahwa Syekh Panji memang sudah memiliki bakat berdagang sejak ia kecil.

Bahkan sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, Panji Gumilang kecil sudah biasa bertugas jualan.

Yang dijual Syekh Panji saat kecil itu adalah semua hasil bumi dan ternak milik ayahnya.

BACA JUGA: Dari Mana Ponpes Al-Zaytun Dapat Duit Segitu Banyak sampai Bikin Curiga ?

Sebab meski ayahnya adalah seorang kepala desa, tapi juga merupakan seorang petani.

Syekh Panji Gumilang pun rutin mendatangi pasar di Desa Dukun untuk berjualan hasil pertanian dan ternak.

Salah satu hasil ternak yang sering dijual Syekh Panji Gumilang kecil di pasar adalah telur ayam.

Panji Gumilang mengaku, sebagai anak dari keluarga Madura, kerja seperti itu merupakan hal yang sudah biasa.

"Zaman saya kecil jual belinya masih lebih banyak pakai sistem barter," katanya.

 

Dikaitkan dengan NII


Sosok Syekh Panji Gumilang dan Ponpes Al Zaytun juga tidak lepas dari kecurigaan dan tudingan miring dikaitkan dengan gerakan Darul Islam atau NII (Negara Islam Indonesia) KW9.

Kabar miring itu menyebutkan bahwa gerakan tersebut dipimpin oleh seseorang bernama Abu Toto yang dikabarkan nama alias dari Panji Gumilang.

BACA JUGA: Zaytun Simanullang

Akan tetapi, tudingan miring itu terbantahkan setelah pihak berwenang dan Badan Penelitian Kementerian Agama RI melakukan investitasi.

Hasilnya, disimpulkan tidak ditemukan adanya penyimpangan ajaran Islam yang ditemukan di Pompes AL Zaytun.

Itulah informasi profil Syekh Panji Gumilang pimpinan ponpes Al Zaytun yang ternyata pernah jadi penjual telur di pasar saat masa kecilnya. (guruh/pojoksatu)

Konten berita menarik lainnya dari Pojoksatu.id bisa dibaca melalui Google News

Editor: Guruh

Tags

Terkini

X