TEMPO.CO, Washington - Pemerintah Cina mengancam akan mengenakan sanksi kepada sejumlah perusahaan pembuat senjata dari Amerika Serikat. Ini terkait rencana penjualan senjata senilai sekitar Rp31 triliun dari AS ke Taiwan, yang menghadapi tekanan Beijing agar mau bersatu.
Baca juga: Kapal Perang Prancis Lewat Selat Taiwan, Cina Protes
Sebelum ini, AS pernah mengenakan sanksi kepada militer Cina karena memesan rudal anti-serangan udara S-400, yang telah dikirim pada Desember 2018 dan telah diuji-cobakan.
Berikut ini tiga perusahaan AS yang terancam terkena sanksi dari Cina:
- Raytheon Missile System
Ini merupakan perusahaan yang memproduksi rudal anti pesawat terbang Stinger FM-92 seperti helikopter dan pesawat pengangkut pasukan.
Perusahaan ini bekerja sama dengan General Dynamics, yang merancang rudal canggih ini.
Baca juga: AS Sebut Taiwan Sebagai Negara, Provokasi Cina?
Rudal Stinger telah beroperasi sejak 1981 dan sekarang telah masuk ke generasi keempat. Rudal ini merupakan penyempurnaan dari rudal Redeye, yang ‘bertugas’ menyasar target udara.
Seperti dilansir situs military-today.com, Ini membuat Stinger memiliki kemampuan canggih seperti jangkauan dan presisi yang jauh lebih akurat. Rudal ini juga dilengkapi dengan sensor inframerah dan dapat beroperasi dari jarak 8 kilometer.
Baca juga: Taiwan Tuding Cina Tingkatkan Upaya Infiltrasi Politik
- General Dynamics
Selain merancang rudal canggih Stinger, perusahaan ini juga memproduksi tank M1 Abrams. Taiwan memesan tank M1A2T, yang merupakan varian baru dengan kemampuan canggih.
Tank ini diproduksi pada 1990 dan mewakili pengembangan teknologi tank dari angkatan darat AS. M1A2 merupakan salah satu tank dengan desain paling moderen di dunia.
Fitur commander weapon stasiun mengalami perubahan dan bagian interiornya mengadopsi sejumlah teknologi baru.
Ada teknologi canggih yaitu IVIS yang memungkinkan antar pengemudi tank saling berkomunikasi saat menyerang musuh. Ini memudahkan untuk mencari lokasi musuh dan menghancurkannya.
Tank ini juga dilengkapi dengan teknologi peta grafis, yang memudahkan pengenalan medan tempur dengan akurat seperti dilansir military.com.
- Lockheed Martin
Perusahaan ini merupakan perancang dan manufaktur dari jet tempur generasi kelima F-35, yang dapat terbang dan mendarat secara vertikal.
Jet tempur ini menjadi favorit dari banyak negara termasuk Korea Selatan dan Jepang, yang memodernisasi militernya dengan teknologi abad 21.
Dengan kemampuan terbang dan mendarat secara vertikal, jet tempur F-35 ini cocok untuk beroperasi di wilayah sempit dan tidak terdapat landasan pesawat terbang seperti negara kepulauan kecil seperti Taiwan. Ini membuatnya memiliki keunggulan jauh di atas jet tempur lainnya.