TEMPO.CO, Hong Kong – Ratusan polisi Hong Kong bentrok dengan demonstran pada Senin malam, 21 Oktober 2019.
Ini terjadi saat ratusan demonstran Hong Kong melakukan pawai menuju stasiun MRT Yuen Long, yang menjadi tempat penyerangan sekelompok preman sekitar tiga bulan lalu.
Saat itu sekitar seratus lelaki berpakaian putih dan mengenakan penutup wajah menyerang demonstran, para pengguna kereta api dan jurnalis di dalam stasiun dan di gerbong kereta api. Sekitar lima puluh orang terluka dan dilarikan ke rumah sakit.
“Ketegangan di Distrik Yuen Long ini terjadi setelah sebelumnya terjadi bentrok pada Ahad saat puluhan ribu warga Hong Kong melakukan pawai melewati Distrik Kowloon dan aktivis garis keras melempar bom bensin ke polisi,” begitu dilansir Channel News Asia pada Senin, 21 Oktober 2019.
Polisi mencegat pawai sekitar seratus demonstran yang hendak menuju stasiun Yuen Long untuk memperingati tiga bulan peristiwa serangan itu.
Polisi menilai demonstran ini ilegal karena tidak mendapat izin. Stasiun Yuen Long tutup lima jam lebih awal karena adanya kabar demonstrasi ini.
Polisi meminta demonstran membubarkan diri dan sempat menyerbu ke arah pengunjuk rasa. Terjadi adu pukul antara polisi dan demonstran dengan satu orang ditahan.
Sejumlah warga sekitar yang marah meneriaki polisi sebagai polisi hitam atau polisi jahat.
Juru bicara polisi mengatakan petugas menggunakan gas air mata setelah demonstran melempar benda keras ke arah mereka. Polisi menuding demonstran juga merusak fasilitas perbankan di sekitar lokasi.
Polisi meminta warga tidak keluar rumah, menutup jendela, dan menghindari jalan sekitar lokasi stasiun Yuen Long.
Insiden yang terjadi di Yuen Long tiga bulan lalu membuat warga Hong Kong marah karena polisi dinilai membiarkan para preman menyerang warga dan demonstran di stasiun kereta api saat hendak pulang ke rumah.