TEMPO.CO, Jakarta - Rusia berencana untuk melonggarkan lockdown virus corona dalam tiga tahap.
Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin mengatakan wabah telah stabil dalam dua minggu terakhir, dengan pertumbuhan kasus di ibu kota semakin terdata oleh peningkatan tes corona. Namun, dia mengatakan publik harus terus mengamati langkah-langkah isolasi diri bahkan ketika beberapa pembatasan dilonggarkan mulai 12 Mei.
Jumlah total kasus virus corona Rusia naik pada hari Rabu sebanyak lebih dari 10.000 untuk hari keempat berturut-turut menjadi 165.929, sementara jumlah kematian meningkat menjadi 1.537, menurut laporan Reuters, 8 Mei 2020.
Menteri Kebudayaan Olga Lyubimova menjadi pejabat tinggi Rusia dan menteri kabinet ketiga yang didiagnosis dengan Covid-19.
Dalam konferensi video dengan pejabat pemerintah dan kepala daerah, Presiden Vladimir Putin memberikan dukungannya pada rencana tiga tahap pelonggaran lockdown.
Putin mengatakan Rusia tidak boleh terburu-buru, karena setiap langkah tergesa-gesa mencabut lockdown berdampak pada efektivitas upaya pencegahan.
Pekerja medis yang mengenakan alat pelindung diri bekerja di Unit Perawatan Intensif (ICU), Pusat ECMO Rumah Sakit Klinik Kota Nomor 52, di mana pasien yang menderita penyakit virus Corona (COVID-19) dirawat, di Moskow, Rusia 28 April , 2020. [REUTERS / Maxim Shemetov]
Pada fase awal, orang-orang akan diizinkan untuk berjalan-jalan dan berolahraga di jalanan, kata Anna Popova, kepala regulator kesehatan konsumen Rospotrebnadzor, tetapi dia tidak memberikan kerangka waktu tertentu.
Tahap kedua lembaga pendidikan dan beberapa bisnis sektor jasa kembali beroperasi, dengan fasilitas rekreasi termasuk taman dan alun-alun kemudian dibuka kembali di tahap ketiga, katanya.
Terlepas dari keberhasilan Rusia dalam melindungi warganya yang paling rentan dari virus corona, pemerintah telah dikritik karena gagal memberi keluarga dan bisnis dukungan yang cukup di tengah-tengah penutupan ekonomi.
Peringkat persetujuan Putin telah merosot ke level terendah dalam lebih dari dua dekade selama krisis virus corona, bahkan ketika dukungan untuk memperpanjang kekuasaannya selama bertahun-tahun ke depan telah meningkat, menurut sebuah jajak pendapat Levada-Center.
Pihak berwenang sedang mencari cara untuk meredam kontraksi ekonomi yang diperburuk oleh kemerosotan global karena anjloknya harga minyak, ekspor utama Rusia, serta dampak wabah virus corona.
Pada tahun 2020, ekonomi dapat menyusut hingga 6%, menurut perkiraan bank sentral bulan lalu ketika memangkas suku bunganya dan berjanji lebih banyak pemotongan untuk biaya pinjaman akhir tahun ini.
Tunggakan pinjaman dan kredit macet di Rusia diperkirakan akan tumbuh tahun ini. Individu dan perusahaan Rusia yang dianggap paling rentan terhadap krisis virus corona saat ini berutang pada bank sekitar 19 triliun rubel (Rp 3.858 triliun) atau sepertiga dari keseluruhan portofolio kredit bank.