TEMPO.CO, Jakarta - Inggris akan mengumumkan pengetatan aturan ruang gerak masyarakat dalam bersosialiasai pada Rabu, 9 September. Langkah itu dilakukan sebagai bagian dari upaya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang mencoba mengendalikan lonjakan infeksi Covid-19.
Terhitung mulai 14 September 2020, orang yang melakukan pertemuan tatap muka enam orang atau lebih, tidak diperbolehkan. Perdana Menteri Johnson menekankan siapapun yang melanggar aturan ini bakal kena denda.
“Kita perlu bertindak sekarang untuk menghentikan penyebaran virus. Kami akan menyederhanakan dan memperketat aturan untuk kontak sosial, membuatnya lebih mudah dipahami dan ditegakkan oleh pihak kepolisian,” kata Johnson.
Sebelumnya, batasan jumlah yang bisa bersosialisasi dalam satu pertemuan adalah 30 orang.
Orang-orang berjalan di Jembatan Milenium dengan latar pemandangan Katedral St. Paul di London, Inggris, Sabtu, 1 Agustus 2020. Pemerintah Inggris pada Jumat lalu mengumumkan penundaan pelonggaran beberapa langkah pembatasan menyusul jumlah infeksi coronavirus yang meningkat. (Xinhua/Han Yan)
Jumlah kasus Covid-19 di Inggris meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir. Per Selasa, 8 September 2020, ada 2.460 infeksi baru yang dilaporkan pada Selasa dan 2.948 kasus baru pada Senin. Sedangkan pada Minggu,6 September 2020 ada 2.998 kasus baru. Penularan yang tinggi terjadi pada kalangan anak muda.
Aturan baru ini tidak berlaku di tempat kerja atau sekolah, dan ada pengecualian untuk acara pernikahan, pemakaman, dan acara olahraga yang terorganisir. Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara menetapkan kebijakan pembatasan sosialnya sendiri.
Pengetatan kebijakan ini dinilai sebagai langkah mundur dari pandemi yang sudah merusak banyak hal di Inggris dibandingkan negara-negara Eropa lainnya. Kondisi ini juga memicu kecaman luas terhadap kepemimpinan Boris Johnson. Pengetatan kegiatan bersosialisasi masyarakat juga dinilai akan merugikan upaya meyakinkan publik yang skeptis kalau sekarang sudah aman untuk kembali ke tempat kerja.
FERDINAND ANDRE
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-britain/england-to-set-tough-new-socialising-rules-after-virus-spike-idUSKBN25Z37L