TEMPO.CO, Loire-Atlantique - Prancis sedang menggalakan pembangkit listrik tenaga arus laut. Pertengahan Mei lalu, jurnalis Indonesia diundang Kementerian Luar Negeri Prancis mengunjungi lokasi proyek Sabella di Saint-Nazaire.
Di tengah dinginnya udara di Pelabuhan Brest, bagian barat Prancis, tiba-tiba ada sapaan hangat dalam bahasa Indonesia. "Silakan," kata pria berkulit sawo matang kepada para jurnalis, pertengahan Mei lalu.
Baca: Sampah di Bali akan Dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik
Dia adalah Manunggal Sukendro, 35 tahun, insinyur mekanik yang ikut mengawal proyek pembangkit tenaga arus laut Sabella. Laki-laki kelahiran Purwokerto ini bergabung masuk tim itu dua tahun lalu setelah lulus dari program master energi terbarukan kelautan Universitas Brest, Prancis. Dia berfokus pada bidang keandalan (reliability) dan perawatan turbin arus laut, yang diyakininya sangat cerah pada masa depan.
Pada pertengahan Mei lalu, Tempo bersama sejumlah media di Indonesia diundang Kementerian Luar Negeri Prancis untuk mengunjungi perusahaan yang bergerak di bidang energi terbarukan, yaitu Sabella, Ideol, dan Eren.
Baca: Kurangnya Pasokan Listrik di Papua, Jokowi: Ini Memang Fakta
Saat ini sebanyak 72 persen listrik di Prancis masih bergantung pada energi nuklir. Sisanya berasal dari pembangkit dengan energi terbarukan sebesar 18 persen dan sekitar 10 persen dari pembangkit menggunakan minyak bumi.
Berbagai terobosan dilakukan Prancis untuk mengurangi ketergantungan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir menjadi hingga 50 persen pada 2025. Selain pembangkit tenaga angin dan matahari, negara itu mengembangkan pembangkit tenaga arus laut dan tenaga angin lepas pantai terapung.
Sabella saat ini sedang mengembangkan pembangkit listrik tenaga arus pasang-surut. Generator itu berupa turbin dengan baling-baling raksasa yang dibenamkan di dalam laut. Arus air laut yang disebabkan pasang dan surut akan menggerakkan baling-baling untuk menghasilkan listrik.
"Kelebihan dari pembangkit ini adalah sumber energi bersih yang tak terbatas dan tetap," kata Manunggal.
Baca: Rusia Tawari Pemerintah Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Selanjutnya: Dalam3-5 tahun ke depan...