TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu ketakutan terbesar Cina adalah blokade oleh Amerika Serikat dan sekutunya jika terjadi konflik besar. Hal ini diungkapkan baik oleh pejabat militer senior Barat dan Cina.
Ketika Angkatan Laut Cina meluaskan operasinya ke Samudra Hindia, mereka juga membangun pertahanan untuk melindungi jalur laut yang membawa impor minyak dan bahan mentah penting Cina dari Timur Tengah dan Afrika.
Armada kapal perang dan kapal selam Cina, sering dengan dukungan udara, juga secara rutin dikerahkan ke Pasifik Barat pada misi pelatihan untuk pertempuran di laut. Pada 2017, Cina mengirim kapal untuk berlatih bersama angkatan laut Rusia di Laut Baltik. Laporan tentang kekhawatiran Cina ini dilaporkan eksklusif oleh Reuters, yang dikutip Tempo pada 4 Mei 2019.
Pejabat senior Cina menunjukkan insiden di masa lalu ketika Angkatan Laut AS telah mengancam armada dagang Cina.
Baca: Pentagon Soroti Kapal Selam Serbu Cina
Pada tahun 1993, Angkatan Laut AS menghentikan kapal kontainer Cina, Yinhe, atau Bimasakti, di perairan internasional dan menuntut untuk naik dan memeriksa kapal, menduga kapal itu membawa bahan-bahan senjata kimia yang menuju Iran.
Setelah kebuntuan selama tiga minggu, kapal itu berlabuh di sebuah pelabuhan di Arab Saudi, tempat para inspektur Amerika dan Saudi tidak menemukan bahan senjata kimia. Washington menolak untuk meminta maaf dengan alasan bahwa mereka telah bertindak berdasarkan laporan intelijen.
"Kami tidak bisa membiarkan ini terjadi lagi," sumber yang memiliki hubungan dengan kepemimpinan di Beijing mengatakan kepada Reuters.
"Cina membutuhkan angkatan laut yang kuat untuk melindungi kapal dagangnya."
Cina uji kapal induk kedua CV 17 Type 001A Shandong. Kredit: Global Security
Perdagangan dua arah Cina mencapai US$ 4,6 triliun (Rp 65.473) pada tahun 2018, menurut statistik perdagangan resmi Cina.
Sejak 2008, Cina telah mengerahkan kapal pada 32 misi pengawalan ke Teluk Aden sebagai bagian dari operasi anti-pembajakan internasional.
Baca: Presiden Xi Jinping Klaim Modernisasi AL Cina untuk Perdamaian
Pada 2017, Cina membuka pangkalan asing pertamanya di Djibouti, untuk mendukung operasi militernya di wilayah ini. Kapal perang dan kapal selam Cina semakin terlihat berpatroli di Samudra Hindia.
Angkatan laut dengan jangkauan global juga memberi Beijing kemampuan untuk mengerahkan pasukan untuk melindungi investasi lepas pantai dan warganya yang bekerja di luar negeri.
Baca: Cina Tayangkan Manuver Kapal Induk Baru Type 001A
Pada 2015, angkatan laut Cina mengevakuasi hampir 600 warga negara Cina dan lebih dari 200 orang asing dari pelabuhan selatan Yaman di Aden di tengah pertempuran sengit.